Dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu yang telah memberikan pengalaman dan pengajaran yang baik kepada peneliti. Kontra, selaku PA Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam Jurusan Dakwah Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.
Latar Belakang
Lebih lanjut Al-Mighwar menyatakan, “Penerimaan merupakan faktor penting dalam kebahagiaan, baik penerimaan diri maupun penerimaan sosial.” Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa untuk mencapai kebahagiaan, individu harus memiliki penerimaan diri.2.
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai penerimaan diri perempuan poligami di Desa Tanjung Iman Kecamatan Kaur Tengah Kabupaten Kaur.
Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa
Penelitian Terdahulu
Penelitian ketiga dilakukan oleh Lita Fatimah dengan judul : Persepsi perempuan poligami terhadap poligami.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang membentuk perbedaan persepsi perempuan poligami terhadap poligami.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan, dan sifatnya. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif.Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Bedanya dengan penelitian kedua yang dilakukan oleh Martiani adalah berkaitan dengan penelitian yaitu mengenai kesejahteraan psikologis perempuan yang menjadi istri kedua dalam pernikahan poligami.Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Lita Fatimah juga berbeda dengan penelitian ini pada mengenai persepsi perempuan yang berpoligami terhadap poligami, sedangkan peneliti mengkaji tentang penerimaan diri perempuan yang berpoligami. .
Sistematika Penulisan
Kajian Teori ; berisi tentang kajian teori yang menjelaskan pengertian penerimaan diri, pengertian istri, pengertian poligami
Penerimaan Diri
- Pengertian Penerimaan Diri
2Ani Marni. 2015. Hubungan dukungan sosial dengan penerimaan diri pada lansia di Panti Jompo Budhi Dharma Yogyakarta. 9Ani Marni.2015. Hubungan dukungan sosial dengan penerimaan diri pada lansia di panti jompo Budhi Dharma Yogyakarta.
Istri
- Pengertian Istri
- Hak dan kewajiban suami istri
- Peran Istri
- Poligami
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dalam beberapa dekade terakhir, tuntutan sosial ekonomi dalam keluarga semakin besar, sehingga seringkali mendorong perempuan sebagai istri untuk turut serta memenuhi kebutuhan rumah tangga melalui pekerjaan.23. Menurut Nugroho, menurut Nyoman Riana Dewi, tanggung jawab utama seorang istri yakni mengurus rumah tangga seringkali menjadi dilema bagi istri karena harus melakukan pekerjaan tersebut secara bersamaan. Hak dan kedudukan istri seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan kehidupan sosial bersama dalam masyarakat.
Setiap orang mempunyai perannya masing-masing, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan berkeluarga, salah satunya adalah peran antara suami dan istri. Yaitu kedudukan laki-laki sebagai kepala rumah tangga dan perempuan sebagai ibu rumah tangga. Hak laki-laki adalah hak perempuan. kewajibannya, dan hak-hak wanita merupakan kewajiban terhadap suaminya.29. Jadi seseorang memegang suatu posisi dalam masyarakat dan menjalankan suatu peran. Wanita adalah wanita yang sudah menikah, atau sekelompok wanita yang sudah menikah. Dengan demikian, peran perempuan merupakan kewajiban perempuan terhadap suami atau keluarganya dalam menjalankan rumah tangga. 30.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Deskriptif Analisis
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu diperjelas dan dipahami berbagai konsep yang terkandung dalam judul penelitian ini. Penerimaan diri merupakan kemampuan individu untuk menerima keberadaan dirinya. Dengan penerimaan diri, individu merasa kualitas-kualitas tertentu yang dimilikinya merupakan bagian yang tidak terpisahkan, yang kemudian mereka alami sebagai anugerah.
Poligami adalah suatu struktur keluarga berdasarkan perkawinan yang melibatkan seorang laki-laki dan dua perempuan atau lebih.4. Berdasarkan pemaparan ketiga istilah teknis yang terdapat di atas, penulis dapat menyatakan bahwa penerimaan diri perempuan poligami terhadap poligami di Desa Tanjung Iman Kecamatan Kaur Tengah Kabupaten Kaur mengkaji tentang kondisi dan kemampuan penerimaan diri perempuan poligami terhadap poligami. oleh suami mereka.
Lokasi dan Tempat Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Informan Penelitian
Teknik purposive sampling dalam penelitian ini digunakan karena informan ditentukan dengan tujuan dan pertimbangan tertentu berdasarkan kriteria sebagai berikut; Sumber data primer adalah data yang berasal dari sumber pertama atau asli Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan, baik dari observasi maupun wawancara. 7 Dalam hal ini data berupa tindakan dan perkataan pihak-pihak yang terlibat dalam permasalahan. penelitian berhubungan langsung dengan penerimaan diri istri terhadap poligami di Desa Tanjung Iman Kecamatan Kaur Tengah Kabupaten Kaur. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengolahan data berupa studi dokumentasi (analisis sumber.
48. Dokumen). Studi dokumenter tentang dokumen pribadi, resmi, institusi, referensi, dll. Data sekunder merupakan data tidak langsung yang diperoleh peneliti dari subjek penelitian. .
Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui kontak tatap muka antara pihak yang bertanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau menjawab (interviewer). Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam yaitu tanya jawab terbuka dan mendalam untuk memperoleh data tentang maksud partisipan, cara mendeskripsikannya dan cara mereka menjelaskan atau mengungkapkan perasaannya terhadap peristiwa penting dalam hidupnya 11 .Dokumentasi adalah suatu data teknik pengumpulan yang berperan dalam penelitian kualitatif naturalistik Dokumen merupakan catatan peristiwa pada masa lalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, riwayat hidup, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. -lainnya.
Teknik Keabsahan Data
Teknik Analisis Data
- Letak Geografis dan Wilayah Kabupaten Kaur
- Letak Geografis Kecamatan Tanjung Iman
- Keadaan Penduduk
- keagamaan
- Sarana dan Prasarana
Penyajian data merupakan langkah selanjutnya setelah mereduksi data agar data terorganisasi, tersusun dalam pola relasional. Data yang diperoleh di lapangan diuraikan dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga memudahkan dalam menarik kesimpulan. Kecamatan Tanjung Iman berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia dengan garis pantai sepanjang 5 km, wilayah Kecamatan Kaur Tengah bagian barat dan utara sebagian merupakan daerah perbukitan tinggi, sedangkan bagian selatan merupakan dataran rendah.17. Berdasarkan data kependudukan data kecamatan Tanjung Iman tahun 2022, terlihat jelas bahwa jumlah penduduk kecamatan ini dihuni lebih dari 1000 jiwa.18.
Hingga tahun 2022, di Desa Tanjung Iman, Kecamatan Kaur Tengah, mayoritas penduduknya beragama Islam, hanya 15 orang yang menganut agama selain Islam. Berdasarkan data yang diperoleh dari desa Tanjung Iman kecamatan Kaur Tengah, sarana dan prasarana yang ada di wilayah desa ini yaitu pendidikan, kesehatan, ibadah. 20 sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel berikut;
Deskripsi Hasil Penelitian 1. Profil Informan
- Hasil Penelitian
Karena rumah tangganya sudah lama terbangun, pria tersebut meminta izin untuk menikah lagi. Suami menikah lagi karena adanya rasa ketidakharmonisan dalam rumah tangga karena istri terlalu sibuk dengan usahanya yaitu berdagang, sedangkan suami selalu mencukupi kebutuhan rumah tangga. Pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai pedagang yang berjualan dari minggu ke minggu. Saat mereka membangun rumah tangga, pria tersebut mengatakan kepada RI bahwa dia ingin menikah lagi.
Pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga dan pramuniaga pakaian keliling, berjualan sayur mayur dari pasar ke pasar. Dalam kehidupan rumah tangga JA dan suaminya yang telah berjalan dengan baik sejak lama, terjadi permasalahan besar ketika suami JA menginginkan wanita lain dalam hidupnya, sang suami ingin menikah lagi dengan alasan JA sangat sibuk. berdagang. sehingga waktu bersama mereka semakin berkurang. Suami ingin mempunyai anak lagi yaitu laki-laki padahal JA sampai saat ini belum dikaruniai anak laki-laki.
Faktor-faktor yang melatarbelakangi suami melakukan poligami
Suami saya berpoligami karena saya sudah punya tiga anak perempuan, tapi sekarang suami saya sangat menginginkan anak laki-laki. Namun ibu saya tidak bisa mempunyai keturunan laki-laki, mungkin ini adalah faktor keturunan dalam keluarga ibu saya, karena keluarga ibu saya cukup sulit mempunyai anak laki-laki. Suami saya melakukan poligami, menurut ibu saya ada ketertarikan pada wanita yang tidak saya miliki dan saya menerima poligami karena saya masih butuh nafkah, saya masih butuh kasih sayang seperti sebelum poligami, saya sadar akan kekurangan yang belum saya bayar. cukup perhatian kepada suamiku, dan aku menyadarinya: “Karena aku sibuk berdagang sehingga tidak punya cukup waktu untuk suami dan anak-anakku, maka ibuku menerima poligami berdasarkan pemahaman agamaku.” Sebaliknya karena saya sibuk bekerja atau berdagang di pasar, apalagi anak saya satu-satunya sudah menikah, maka waktu saya bersama suami menjadi berkurang”23.
Suami saya menganggap saya tidak bisa memenuhi kewajiban saya sebagai istri dan ibu, karena saya sibuk berdagang dari minggu ke minggu untuk mencari uang. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan YI, GS, KI, RI, JA dapat disimpulkan bahwa alasan laki-laki melakukan poligami karena menginginkan keturunan dan menginginkan anak laki-laki dianggap tidak mampu untuk melaksanakan. kewajibannya dengan baik dan juga laki-laki melakukan poligami karena terlalu sibuk berdagang sehingga tidak mempunyai cukup waktu bersama suami dan anak, namun di sisi lain informan yang berpoligami menerima kekurangan tersebut dengan diiringi rasa sabar. . keikhlasan, rasa syukur dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Gambaran kondisi psikologis istri yang dipoligami 1. Aspek kognitif
- Aspek afektif
- Aspek psikomotorik
- Tahap-tahap penerimaan diri istri yang dipoligami
- Informan YI a. Tahap Resisting
- Informan GS a. Tahap Resisting
- Informan KI a. Tahap Resisting
- Informan RI a. Tahap Resisting
- Informan JA a. Tahap Resisting
Pembahasan Hasil Penelitian
Aspek kognitif Bloom merupakan aspek yang berkaitan dengan penalaran atau proses berpikir, yaitu kemampuan dan aktivitas otak untuk mengembangkan kemampuan rasional. Sederhananya, aspek kognitif mencakup ruang lingkup aktivitas otak. Aspek kognitif terdiri dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan penilaian evaluasi. Aspek afektif merupakan komponen yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Aspek afektif meliputi sifat-sifat perilaku seperti perasaan, minat, sikap, perasaan.. Aspek afektif terdiri dari penerimaan, penghayatan, sedangkan aspek psikomotor keterampilan yang menyangkut fungsi sistem syaraf dan otot mempunyai fungsi psikologis yaitu terdiri dari kesiapan dan adaptasi. Hal inilah yang membuat penerimaan diri berbeda-beda karena hasil penelitian terkait penerimaan diri terdapat lima informan, termasuk dua informan yang mampu memenuhi tahapan tersebut, padahal ada tiga.
Berdasarkan analisis hasil penelitian wawancara dan dokumentasi yang dilakukan terhadap perempuan poligami, maka perlu diberikan layanan konseling yang tepat yaitu layanan konseling keluarga. Sebab proses konseling keluarga dapat membantu memandu pemahaman, kesadaran akan makna keluarga, dinamika keluarga dan memperoleh solusi yang bersumber dari pendapat masing-masing keluarga.
Saran
Penerimaan Diri Remaja Memiliki Ayah dan Ibu Tiri di Desa Sawah Lebar Kota Bengkulu. "IAIN Bengkulu: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah. Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa Kelas VIII Melalui Konseling Realitas." Universitas Negeri Semarang: Ilmu Pendidikan. “Hak dan Kewajiban Suami Istri Akibat Perkawinan Campuran Dalam Perspektif Hukum Positif Indonesia,” Jurnal Lex Privatum, (Januari-Maret 2013), hal.
Kesejahteraan psikologis – menjadi perempuan yang menjadi istri kedua dalam pernikahan poligami.” Surakarta: Skripsi, Universitas Muhammadiah Surakarta. Penerimaan diri bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) melalui Kelompok Persahabatan ODHA Yayasan Pelita Ilmu Jakarta.”