PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK DAN BIAYA KONTRAK BERDASARKAN PSAK NO. 34 PADA PT. MAKASSAR
INDAH GRAHA SARANA
Arwindah Arifuddin1, Arsyad Paweroi2, Syarifuddin3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
ABSTRACT
The resaarch aimed at finding out wheter the implementation of revenue recognition of construction contrats follows the PSAK No. 34. The data collected in this research was a general description of the company and the data related to revenue recognation. The technique of collecting data was observation and interview. The data used was qualitativeve and quantitative data. Data resource was from primary and secondary data. The tehnique of data analysis was descriptive quantitative. The result showed that PT. Makassar Indah Graha sarana in establishing the recording method of revenue recognation following PSAK No. 34, where the company used the percentage method of completion based on physical research in the field on a project and als in the expense recognition in accorandanced with PSAK No. 34 in making the project budget valued fairly.
Keywords: revenue and expanses recognation.
PENDAHULUAN
Di zaman saat ini pertumbuhan ekonomi semakin tak menentu membuat kalangan usaha semakin banyak yang menyebabkan salah satu perusahaan yang tertimpa dampak paling besar adalah perusahaan yang bergerak pada bagian konstruksi, lantaran semakin banyak perusahaan serupa yang menawarkan produk yang sejenis dengan persaingan harga dan kualitas yang berbeda. Standar akuntansi keuangan secara khusus mengelola tentang pengakuan pendapatan dan biaya kontrak serta menerbitkan sebuah pernyataan PSAK No. 34 tentang akuntansi kontrak konstruksi.
Manajemen perusahaan memiliki tanggung jawab utama terhadap penyajian dan penyusunan laporan keuangan perusahaan karena laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dalam pengambilan keputusan, laporan keuangan yang diterbitkan berdasarkan informasi yang digunakan manajemen tentang letak posis keuangan.
PSAK No. 34 mengatur tentang akuntansi untuk kontrak konstuksi jangka panjang, yakni kontrak konstruksi tanggal saat
rentang waktu akuntansi yang berbeda. Oleh karena kontrak konstruksi membutuhkan waktu penyelesaian semasa beberapa tahun, permasalahan dalam kontrak konstruksi adalah pendapatan dan biaya yang muncul dari kontrak tersebut mesti diakui. PSAK No. 34 mensyaratkan menggunakan metode persentase penyelesaian. Tujuan utama dari pengakuan pendapatan dan beban adalah untuk menentukan kapan suatu penghasilan diakui sebagai pendapatan biaya diakui sebagai beban. Apabila cash basis accounting yang digunakan maka pendapatan diakui pada saat kas terima dan beban dilaporkan pada saat kas dibayarkan. Apabila accrual basis yang digunakan maka pendapatan diakui pada saat pendapatan itu dihasilkan walaupun secara fisik kas belum diterima dan beban diakui saat terjadi tanpa memperhatikan arus kas keluar dalam usaha menghasilkan pendapatan. PT.
Makassar Indah Graha Sarana merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi dalam perusahaan melakukan kontrak terlebih dulu dengan yang memberikan kerja sama dengan pesanan yang dikerjakan oleh PT. Makassar Indah Graha Sarana mempunyai jangka waktu yang
ACCOUNTING. Vol. 01, No.03, September 2020, pp 138-146 139 menggunakan metode yang benar sehingga
keuntunggan yang laporkan secara wajar sesuai dengan nilai sesungguhnya. Untuk itu agar tidak menyesatkan para pemakai laporan keuangan, maka laporan keuangan tersebut harus disusun sesuai dengan standar akuntansi keungan khususnya ketepatan pengakuan pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang diatur dalam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK No. 34). Perhitungan yang dilakukan pada PT. Makassar Indah Graha Sarana pada pencatatan pendapatan kontrak dan biaya kontrak.
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini, apakah pengakuan pendapatan kontrak dan biaya kontrak sesuai dengan PSAK No. 34 pada PT.
Makassar Indah Graha Sarana
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui sesuai metode pengakuan pendapatan kontrak dan biaya kontrak pada PT. Makassar Indah Graha Sarana dengan PSAK No. 34
TINJAUAN LITERATUR
Menurut Anastasia D dan Lilis S (2017), pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama satu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan diukur sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima, jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi penjualan biasanya merupakan kesepakatan antara perusahaan dengan pembeli atau pengguna aset. Menurut Kuswadi (2005), penghasilan merupakan aliran masuk bruto dari keuntungan perdagangan yang timbul akibat kegiatan umum perusahaan selama satu waktu. Aliran masuk ini tidak bermula dari partisipasi investasi ekuitas, tetapi dapat memicu peningkatan ekuitas. Arus masuk bruto adalah besaran penghasilan yang diperoleh dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Pendapatan perusahaan jasa kontraktor, bersumber dari penerimaan uang muka dan jaminan yang diberikan oleh pembuatan kerja. Jumlah dan syaratnya ditetapkan dalam kontrak perjanjian kerja.
Pada laporan laba rugi perusahaan diketahui bahwa pendapatan dari perusahaan terdiri dari dua kelompok yaitu pendapatan operasional adalah pendapatan non operasional
(pendapatan lain-lain), yaitu pendapatan yang diperoleh perusahaan diluar kegiatan normal perusahaan, pendapatan non operasional (pendapatan lain-lain), yaitu pendapatan yang diperoleh perusahaan di luar kegiatan normal perusahaan. Standar akuntansi keuangan secara khusus mengatur tentang pengakuan pendapatan dan biaya kontrak dengan menerbitkan sebuah pernyataan PSAK No. 34 tentang akuntansi kontrak konstruksi. Tujuan PSAK No. 34 adalah untuk mengambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi.
Oleh karena sifat dari aktivitas yang dilakukan pada kontrak konstruksi, tanggal saat pada kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan.
Pendapat kontrak mencakup (paragraf 10) nilai kontrak dan penyimpangan (variation) dalam kesibukan kontrak, permintaan, dan penyetoran insentif sejauh hal ini membolehkan untuk mendatangkan pendapatan dan dapat diukur secara andal
Menurut Ng Eng J dan Ersa T. W.
(2012), klaim merupakan besaran yang diminta oleh pemborong terhadap pemberi kerja atau aspek lain sebagai penggati untuk biaya yang termasuk dalam nilai perjanjian (paragraf 13). Penerimaan yang timbul dari klaim biasanya mempunyai tingkat tidak pasti yang tinggi dan sering bergantung akan keputusan negosiasi. PSAK No. 34 mengatur bahwa klaim dimasukkan ke dalam pendapatan kontrak hanya jika (paragraf 13):
besar kemungkinan pemberi kerja akan menerima klaim tersebut dan nilai klaim dapat diukur secara andal.
Istilah biaya umumnya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis untuk memperoleh jasa yang tidak kapitalisasi nilainya. Beban merupakan biaya yang tidak dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang, atau identik dengan biaya atau harga perolehan yang sudah habis masa manfaatnya.
Biaya gaji dan upah dikeluarkan sebagai bentuk kewajiban perusahaan terhadap pegawainya atas diterimanya tenaga, waktu, dan pikiran yang telah diberikan. Perbedaan antara gaji dan upah adalah bahwa gaji merupakan kewajiban perusahaan terhadap pegawainya yang bekerja secara konstan, sedangkan upah diberikan berdasarkan jam kerja, unit produksi, atau pengukuran lainnya.
Menurut Samryn (2012), selain biaya untuk mengumpulkan harga pokok, informasi biaya juga dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan. Sehubungan dengan ini kemudian dikenal biaya relevan yang memiliki kriteria: (1) akan terjadi pada masa yang akan datang, dan (2) biaya tersebut berbeda di antara alternatif keputusan yang dipertimbangkan. Sebaliknya yang tidak memenuhi kriteria tersebut dikelompokan sebagai biaya tidak relevan. Termasuk biaya tidak relevan, yang termasuk biaya tidak relevan adalah biaya masa lalu dan tidak memenuhi keputusan ke depan seperti halnya biaya tenggelam.
Menurut Ika Ari Pratiwi et al (2016), biaya ini dapat dikurangi dengan keuntungan yang bersifat insidental yaitu keuntungan yang tidak termasuk dalam pendapatan kontrak, misalnya keuntungan dari penjualan kelebihan bahan dan pelepasan sarana peralatan pada akhir kontrak. Sedangkan biaya yang tidak dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak atau tidak dapat dialokasikan pada suatu kontrak dikeluarkan dari biaya kontrak konstruksi.
Biaya-biaya tersebut termasuk biaya administrasi umum yang penggatiannya tidak ditentukan dalam kontrak, biaya pemasaran umum, biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak, penyusutan sarana dan peralatan menganggur yang tidak digunakan pada kontrak tertentu.
Kontrak biaya plus adalah kontrak konstruksi yang mana kontraktor mendapatkan penggantian untuk biaya yang telah diizinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya atau imbalanan tetap.
Biaya langsung adalah biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu. Biaya langsung mencakup biaya pekerja yang terlibat langsung dalam konstruksi, biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi, penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan, dan seluruh biaya lain yang perlu dialokasikan untuk dan berhubungan langsung dengan isi kontrak, termasuk biaya konstruksi seperti biaya rancangan dan biaya paska konstruksi seperti biaya jaminan yang diharapkan
Biaya atribusi adalah biaya yang dapat
menggunakan cara sistematik dan rasional serta harus diterapkan secara stabil pada seluruh biaya dengan karekteristik yang serupa.
Penerapkan penyatuan dan segmentasi pada komponen suatu kontrak tunggal yang dapat diidentifikasi secara terpisah atau pada suatu kelompok kontrak secara bersama agar mencerminkan hakikat suatu kontrak atau kelompok kontrak. Bila suatu kontrak mencakup sejumlah aset, PSAK No. 34 mengatur bahwa konstruksi dari suatu aset harus diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika (paragraf 7):
1. Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset
2. Setiap aset telah disepakati secara terpisah dan
3. Biaya dan pendapatan masing-masing aset dapat didefinisikan.
Pengertian industry konstruksi secara umum adalah segala kegiatan atau usaha yang berkaitan dengan penyiapan lahan dan proses konstruksi, perubahan, perbaikan terhadap bangunan, struktur, dan fasilitas terkait lainnya. Menurut Seng Hansen (2017) yang termasuk dalam sektor industri konstruksi mencakup tapi tidak terbatas pada:
1. Segala kegiatan persiapan lahan pekerjaan konstruksi (termasuk pemasangan) untuk mendirikan struktur konstruksi
2. Segala kegiatan perubahan, pemeliharaan, perbaikan, atau pembongkaran bangunan maupun struktur apa pun
3. Segala kegiatan pemasangan pipa-pipa dan material fabrikasi lainnya di dalam tanah dan pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan tanah
4. Segala kegiatan pembangunan, pemancaran, pemasangan, perluasan, perubahan, atau pembongkaran dari sebuah saluran transmisi atau distribusi, atau pabrik, fasilitas dan peralatan pabrik yang menggunakan pasokan listrik.
5. Segala kegiata pembangunan, pemasangan, perlusan, perubahan, pelayanan, pergantian dari bagian atau pembongkaran sebuah lift atau mesin
6. Segala kegiatan kerja logam yang berkaitan dengan proyek-proyek keteknikan lainnya.
7. Segala kegiatan kerja logam yang berkaitan dengan proyek-proyek keteknikan lainnya.
ACCOUNTING. Vol. 01, No.03, September 2020, pp 138-146 141 besar dan banyaknya pihak yang terlibat.
Risiko tersebut antara lain mencakup risiko terhadap waktu (terjadi keterlambatan pekerjaan), biaya (perubahan pekerjaan sehingga nilai konstruksi membengkak), dan performa pekerjaan (metode dan pemakaian materi yang tidak sesuai dengan spesifik karena beberapa faktor). Keterlibatan para pihak yang banyak juga menjadi salah satu risiko dari sektor ini. Dibutuhkan koordinasi dan kerja sama yang baik di antara berbagai pihak agar perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Sejarah konstruksi Indonesia telah dimulai bahkan sebelum kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk memahami perana kontrak konstruksi dalam perancangan, pengendalian, serta pengembangan pekerjaan konstruksi, terlebih dahulu perlu dipahami siklus hidup proyek konstruksi (construction project life cycle).
Secara sederhana, terdapat 3 (tiga) kriteria penting yang menjadi fokus proyek-proyek konstruksi yaitu: biaya, mutu/kualitas, dan waktu. Ketiga kriteria ini akan terus menjadi pertimbangan sepanjang tahapan siklus proyek konstruksi berlansung.
Hukum kontrak didasari oleh prinsip yang tercermin dalam sebuah ungkapan latin yaitu pacta sunt servanda yang artinya:
perjanjian haruslah ditepati. Sebuah kontrak selalu diawali dengan adanya penawaran (offer) dan penerimaan (acceptance). Tampah adanya penawaran dan penerimaan sebagai landasan terjadinya sebuah kontrak, maka tidak ada hal yang perjanjikan. Dan dengan demikian, pacta sunt servanda menjadi tidak berlaku.
Peranan kontrak konstruksi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proyek konstruksi, terlebih dahulu perlu dipahami siklus hidup proyek konstruksi (construction project life cycle). Secara sederhana terdapat 3 kriteria penting yang menjadi fokus proyek konstruksi yaitu: biaya, mutu/kualitas, dan waktu. Ketiga kriteria ini akan terus menjadi pertimbangan sepanjang tahapan siklus proyek konstruksi berlangsung.
Tipe siklus proyek konstruksi selalu mulai dengan tahap permulaan (inception) di mana ide awal proyek diutarakan, kemudian penujukan konsultan dan studi pasar dilakukan. Menurut Anastasia D dan Lilis S (2017), kontrak konstruksi adalah kesepakatan
antara klien (pembeli) dengan kontraktor (sebagai penjualan) untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset. Kontrak konstruksi menimbulkan masalah dalam pengakuan pendapatan karena biasanya kontrak konstruksi membutuhkan waktu penyelesaian yang lama (lebih dari satu tahun).
Terkait dengan harga kontrak, konstruksi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: 1) Kontrak harga tetap, kontrak harga tetap adalah kontak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah menyetujui nilai kontrak tetap atau tarif tetap yang ditetap yang ditentukan per unit output; 2) Kontrak biaya plus, merupakan kontrak konstruksi di mana kontraktor mendapat pengantian untuk pengeluaran yang telah diizinkan atau sudah ditentukan tambah kompensasi. Imbalan dihitung bedasarkan persentase tertentu dari beban atau biaya juga berupah pemberian tetap.
Menurut metode persentase penyelesaian, pendapatan konstruksi diakui secara periodik seiring dilakukannya aktivitas kontrak. Biaya yang timbul dicocokkan dengan pemasukan yang diakui. Kelebihan atau kekurangan yang muncul. Kelebihan atau yang kekurangan yang muncul dengan pendapatan yang diakui. Kelebihan atau kekurangan yang muncul mencerminkan jumlah laba atau rugi yang dapat diatribusikan ke pekerjaan yang diselesaikan untuk masing- masing periode akuntansi. Dalam PSAK No.
34, total pendapatan waktu yang diakui menurut mekanisme persentase penyelesaian bergantung pada apakah hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal: 1) Apabila hasil persetujuan konstruksi dapat diestimasi secara andal, PSAK No.34 mengklasifikasikan maka perolehan kontrak perlu disesuaikan lewat tahap penyelesaian kegiatan perjanjian pada tanggal pelaporan (paragraf 21), dan 2) Apabila hasil perjanjian konstruksi dapat diestimasi selaku andal, PSAK No. 34 mengklasifikasikan maka penerimaan kontrak diakui hanya sebagai beban kontrak yang tampak sehingga memungkinkan untuk dipublikasikan (paragraf 31)
Menurut Seng Hansen (2017) menyatakan bahwa dilihat dari orientasinya, kontrak konstruksi sebenarnya lebih dekat dengan kontrak teknikan (engineering contract) dibandingkan dengan kontrak umum (general contract). Hal ini mengingat kontrak konstruksi merupakan perwujudan dari
karakteristik pelaksanaan proyek konstruksi yang sarat dengan aspek teknik yang mencakup lingkup biaya, mutu, dan waktu.
Aspek-aspek inilah yang menjadi fokus perbincangan manajemen proyek dan kontrak konstruksi, sedangkan kontrak umum adalah kontrak yang menitikberatkan pada aspek terkait distribusi hak dan kewajiban serta risiko para pihak yang berkontrak. Meskipun demikian, pengetahuan aspek legal kontrak tetap menjadi poin yang perlu diperhatikan agar kontrak konstruksi memiliki kekuatan hukum. Kontrak konstruksi tidak dipengaruhi oleh tebal-tipinya kontrak tersebut. Yang paling penting adalah apakah semua aspek teknis maupun nonteknis dalam pelaksanaan proyek konstruksi telah dinegosiasikan dengan sebaik-baiknya dan tertuang dalam kontrak tersebut. Dalam membuat dan menyusun kontrak konstruksi, semua kesepakatan yang telah dibicarakan harus tertulis sehingga meminimalkan potensi terjadinya sengketa.
Prinsip utama dalam pembuatan dan penyusunan kontrak konstruksi haruslah berpijak pada kesetaraan dan kejelasan. Setara di sini berarti bahwa para pihak yang berkontrak memiliki status dan kepentingan yang sama. Tidak ada pihak yang lebih unggul maupun yang dirugikan. Apabila hal ini terjadi, maka potensi timbulnya sengketa selama pelaksanaan konstruksi menjadi lebih besar dan membuat tujuan utama para pihak berkontrak tidak tercapai.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini penulis melakukan proses analisis terhadap pendalaman akuntansi yang kemudian mencocokan perlakuan seharusnya menurut PSAK No. 34. Apabilah perbedaan penulis melakukan analisis sebab- sebab timbulnya perbedaan tersebut. Proses analisis dilakukan dengan observasi dan wawancara dengan pengawai akuntansi perusahaan. Pendapatan dan biaya kontrak menurut PSAK No. 34, terdiri atas jumlah pendapatan semula yang disesuaikan dalam kontrak dan penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif oleh PT. Makassar Indah Graha Sarana.
Mengenai yang menjadi objek observasi penulis ialah di PT. Makassar Indah Graha
Makassar, Sulawesi Selatan. Sedangkan waktu penelitian yang digunakan dalam penelitian kurang lebih 2 (dua) bulan.
Jenis data dalam penelitian ini adalah:
1) Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat dihitung atau bentuk angka yang diperoleh dalam dokumen dan laporan yang berhubungan dengan objek; 2) Data kualitatif adalah jenis data yang diperoleh dalam bentuk uraian atau penjelasan dan uraian tugas masing-masing bagian dalam perusahaan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah: 1) Data primer merupakan masukan yang diperoleh peneliti selaku langsung (dari tangan pertama); 2) Data sekunder adalah informasi yang diperoleh penelitian dari sumber yang sudah ada.
Untuk memperoleh data yang akurat dan dapat di pertanggung jawabkan maka diperlukan data yang sesuai dengan masalah yang teliti. Dalam penelitian ini cara yang digunakan adalah: 1) Metode observasi adalah akumulasi informasi dengan mengamati secara langsung di lapangan. Suatu metode yang digunakan oleh penelitian dengan cara pengamatan perusahaan; 2) Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si peneliti dengan objek penelitia. Pada metode wawancara ini, peneliti menggali dan mengumpulkan data penelitian dengan mengajukan pertanyaan semi-terstruktur secara lisan. Yang menjadi subjek dan responden dalam penelitian ini adalah manajer keuangan; 3) Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan buku-buku, jurnal, dan lineratur lain yang berhubungan dengan penelitian ini; 4) Dokumentasi digunakan untuk mengambil data akuntansi yang berkaitan dengan transaksi bisnis atas aset tetap.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sistem analisis deskriptif kuantitatif adalah kegiatan analisis informasi yang dinyatakan dalam sistem angka-angka dengan cara mengklarifikasikan, melakukan rincian dan perbandingan informasi tersebut untuk disimpulkan, sehingga dapat memberikan gambaran yang sebenarnya tentang pengakuan pendapatan kontrak dan biaya kontrak jasa konstruksi. Dengan
ACCOUNTING. Vol. 01, No.03, September 2020, pp 138-146 143 tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa
masalah dan rumusan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT. Makassar Indah Graha Sarana mengakui metode presentase penyelesaian.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Ikatan Akuntasi Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 34 yang menyatakan bahwa suatu metode pengakuan pemasukan dan biaya secara proporsional berdasarkan tahapan penyelesaiannya yang disebut dengan desain presentase penyelesaian. Pendapatan serta biaya harus diakui secara wajar dan dipastikan sesuai dengan pengakuan pendapatan dan biaya pada dasar akuntansi keuangan. Taksiran pendapatan didasarkan pada presentase pengerjaan proyek yang dituangkan dalam arsip. PT. Makassar Indah Graha Sarana telah memenangkan kontrak pengaspalan jalan paket x di Luwu Utara pada tanggal kontrak tanggal 20 Agustus 2017 serta jumlah kontrak sebesar Rp. 4.585.000.000 dengan ketentuan pembayaran dengan lima termin berdasarkan prestase pekerjaan yang telah dicapai. Adapun perhitungan dan pencatatan atas transaksi yang terjadi terhadap proyek
PT. Makassar Indah Graha Sarana mengakui metode presentase penyelesaian.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Ikatan Akuntasi Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 34 yang menyatakan bahwa suatu metode pengakuan pemasukan dan biaya secara proporsional berdasarkan tahapan penyelesaiannya yang disebut dengan desain presentase penyelesaian. Pendapatan serta biaya harus diakui secara wajar dan dipastikan sesuai dengan pengakuan pendapatan dan biaya pada dasar akuntansi keuangan. Taksiran pendapatan didasarkan pada presentase pengerjaan proyek yang dituangkan dalam arsip. PT. Makassar Indah Graha Sarana telah memenangkan kontrak pengaspalan jalan paket x di Luwu Utara pada tanggal kontrak tanggal 20 Agustus 2017 serta jumlah kontrak sebesar Rp. 4.585.000.000 dengan ketentuan pembayaran dengan lima termin berdasarkan prestase pekerjaan yang telah dicapai. Adapun perhitungan dan pencatatan atas transaksi yang terjadi terhadap proyek.
Tabel 1. Persentase Penyelesaian Proyek
Periode
Persentase Dari Kontrak (Termin)
Rincian
Pendapatan Biaya Proyek Laba (Rugi) (Nilai Kontrak
X %)
Pendapatan – Biaya 1 25% 1.146.250.000 708.267.000 437.983.000 2 30% 1.375.500.000 695.884.628 679.615.372 3 20% 917.000.000 575.482.479 341.517.521 4 20% 917.000.000 326.766.257 590.233.743
5 5% 229.250.000 - 229.250.000
Total 100% 4.585.000.000 2.306.400.364 2.278.599.636
Sumber: Data diolah (2019)
1. Perusahaan dalam mengakui pendapatan menggunakan metode persentase penyelesaian adalah berdasarkan kemajuan suatu fisik yang telah dicapai di lapangan atas pelaksanaan suatu proyekPengakuan Pendapatan
2. Kebijakan pengakuan pendapatan dan biaya, PT. Makassar Indah Graha Sarana mengacu pada metode presentase penyelesaian. Perusahaan mengacu pada PSAK No.34 tentang akuntansi jasa konstruksi dan secara umum PT. Makassar Indah Graha Sarana berkaitan dengan penyelesaian proyek yang dilakukan, dengan kata lain pendapatan dapat diakui berdasarkan penyelesaian pekerjaan pada proyek-proyek yang dikerjakan. PT.
Makassar Indah Graha Sarana telah memenangkan kontrak pengaspalan jalan paket x di Luwu Utara pada tanggal kontrak yang ditandatangani tanggal 20 Agustus 2017 dengan jumlah kontrak sebesar Rp. 4.585.000.000
Dari hasil penelitian diatas maka dapat diuraikan pembahasan penelitian sebagai berikut:
a. Perhitungan termin 1 pada tanggal 20 Agustus 2017 dengan menerima termin 25% dari nilai kontrak sebesar Rp.
4.585.000.000 dengan retensi 5% dan ppn 10%, maka perusahaan menerima tagihan termin Rp. 1.203.562.500
Tabel 2. Perhitungan Termin 1
25% x Rp. 4.585.000.000 Retensi (5% x Rp. 1.146.250.000) Ppn (10% x Rp. 1.146.250.000) Total
Rp. 1.146.250.000 Rp. (57.312.500) Rp. 1.088.937.500 Rp. 114.625.000 Rp. 1.203.562.500
Sumber: Data diolah (2019)
b. Perhitungan termin 2 pada tanggal 14 September 2017 perusahaan menerima tagihan termin dengan pembayaran 30%
dari nilai kontrak Rp 4.585.000.000 dengan retensi 5% dan ppn 10%, maka PT.
Makassar Indah Graha Sarana menerima tagihan termin Rp. 1.444.275.000
Tabel 3. Perhitungan Termin 2
30% x Rp. 4.585.000.000 Retensi (5% x Rp. 1.375.500.000) Ppn (10% x Rp. 1.375.500.000) Total
Rp. 1.375.500.000 Rp. (68.775.000) Rp. 1.306.725.000 Rp. 137.550.000 Rp. 1.444.275.000
Sumber: Data diolah (2019)
c. Perhitungan termin 3 pada tanggal 20 Oktober 2017 perusahaan menerima pembayaran termin 20% dari jumlah kontrak sebanyak Rp 4.585.000.000 dengan retensi 5% dan ppn 10%, maka perusahaan menerima tagihan termin sebesar Rp.
962.850.000
Tabel 4. Perhitungan Termin 3
20% x Rp. 4.585.000.000 Retensi (5% x Rp. 917.000.000) Ppn (10% x Rp. 917.000.000) Total
Rp. 917.000.000 Rp. (45.850.000) Rp. 871.150.000 Rp. 91.700.000 Rp. 962.850.000
Sumber: Data diolah (2019)
d. Perhitungan dari termin 4 pada tanggal 18 November 2017 perusahaan menerima potongan 20% dari jumlah kontrak sebesar Rp. 4.505.000.000 dengan retensi 5% dan ppn 10% sehingga PT. Makassar Indah Graha Sarana menerima pembayaran termin sebesar Rp. 962.850.000
Tabel 5. Perhitungan Termin 4
20% x Rp. 4.585.000.000 Retensi (5% x Rp. 917.000.000) Ppn (10% x Rp. 917.000.000) Total
Rp. 917.000.000 Rp. (45.850.000) Rp. 871.150.000 Rp. 91.700.000 Rp. 962.850.000
Sumber: Data diolah (2019)
e. Tanggal 7 Desember 2017 perusahaan menerima pembayaran termin 5 dengan penyelesaian pekerjaan mencapai 100%
sebesar Rp. 240.712.500 dengan termin 5%
dari nilai kontrak 4.585.000.000 dengan retensi 5% dan ppn 10%.
Tabel 6. Perhitungan Termin 5
5% x Rp. 4.585.000.000 Retensi (5% x Rp. 229.250.000) Ppn (10% x Rp. 229.250.000) Total
Rp. 229.250.000 Rp. (11.462.500) Rp. 217.787.500 Rp. 22.925.000 Rp. 240.712.500
Sumber: Data diolah (2019)
pengaspalan jalan paket x di Luwu Utara berdasarkan nilai kontrak adalah sebesar Rp.
4.585.000.000 dengan anggaran yang dikeluarkan perusahaan senilai Rp 2.306.400.364 pada tahun 2017 adalah:
a. Jurnal pengakuan biaya tahap 1 pada tanggal 20 Agustus 2017 dengan pengeluaran sebesar Rp. 708.267.000 dari nilai anggaran sebesar Rp. 2.306.400.364 dan diakui sebagai biaya tahap 1 sebesar Rp. 634.260.100,1 (25% x Rp.
2.306.400.364) dan ditambahkan ppn sebesar 10%.
Tabel 7. Jurnal Pengakuan Biaya Tahap 1
Keterangan Ref Debit Kredit
beban kontrak Ppn masuk
Hutang usaha
Rp 576.600.091 Rp 57.660.009,1
-
- - Rp 634.260.100,1
Sumber: Data diolah (2019)
b. Jurnal tahap 2 pengeluaran sebesar 74.006.899,9 dari periode bulan Agustus 2017 dan sebesar Rp. 695.884.628 periode bulan September 2017 sehingga total menjadi Rp. 769.891.527,9 diakui sebagai biaya tahap 2 sebesar Rp. 761.112.120,1 (30% x Rp.2.306.400.364) dan ditambahkan PPN 10% .
Tabel 8. Jurnal Pengakuan Biaya Tahap 2
Keterangan Ref Debit Kredit
Beban kontrak Ppn masuk
Hutang usaha
Rp 691.920.109,2 Rp 69.192.010,9
-
- - Rp 761.112.120,1
Sumber: Data diolah (2019)
c. Jurnal pada tahap 3 sisa pengeluaran bulan September 2017 sebesar Rp. 8.779.407.8 dan sebesar Rp. 575.482.479 periode bulan Oktober sehingga menjadi Rp.
584.261.886,8 dan yang diakui biaya tahap 3 sebesar Rp. 507.408.080 (20% x 2.306.400.364) dan tambahan ppn 10%.
Tabel 9. Jurnal Pengakuan Biaya Tahap 3
Keterangan Ref Debit Kredit
Beban kontrak Ppn masuk
Hutang usaha
Rp. 461.280.072,8 Rp. 46.128.007,2
-
- - Rp. 507.408.080
Sumber: Data diolah (2019)
d. Jurnal tahap 4 pengeluaran sebesar Rp.
76.853.806,8 periode bulan Oktober dan sebesar Rp. 326.766.257 periode bulan
ACCOUNTING. Vol. 01, No.03, September 2020, pp 138-146 145 sebesar Rp.507.408.080 (20% x Rp.
2.306.400.364) ditambah ppn 10%
Tabel 10. Jurnal Pengakuan Biaya Tahap 4
Keterangan Ref Debit Kredit
Beban kontrak Ppn masuk
Hutang usaha
Rp 461.280.072,8 Rp 46.128.007,2
-
- - Rp 507.408.080
Sumber: Data diolah (2019)
e. Jurnal tahap 5 pada tanggal 7 Desember 2017 PT. Makassar Indah Graha Sarana mengeluarkan biaya untuk menyelesaikan pengerjaan proyek yang telah mencapai 100% sebesar Rp. 126.852.020. (5% x 2.306.400.364) dan ppn 10%.
Tabel 10. Jurnal Pengakuan Biaya Tahap 5
Keterangan Ref Debit Kredit
Beban kontrak Ppn masuk
Hutang usaha
Rp 115.320.018,2 Rp 11.532.001,8
-
- - Rp 126.852.020
Sumber: Data diolah (2019)
Kesesuaian pengakuan penerimaan kontrak dan beban kontrak pada PT. Makassar Indah Graha Sarana dengan PSAK No. 34 adalah sebagai berikut: 1) Menurut PSAK No.
34 mengakui pendapatan kontrak sebagai pendapatan sesuai dengan presentase penyelesaian; 2) Menurut PT. Makassar Indah Graha Sarana mengikuti metode presentase penyelesaian untuk mengetahui aktivitas yang telah dilakukan guna pelunasan hasil pekerjaan dituangkan dalam laporan perkembangan proyek.
PENUTUP
Berdasarkan uraian teoritis antara pembahasan bab sebelumnya maka dalam bab ini penulisan akan mencoba memberikan beberapa simpulan dan saran yang berkaitan dengan pendapatan kontrak dan biaya kontrak pada PT. Makassar Indah Graha Sarana. Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1) PT. Makassar Indah Graha Sarana bergerak di bidang jasa konstruksi. Perusahaan menerapkan metode persentase penyelesaian dalam pengakuan pendapatan dan biaya.
Sumber pendapatan utama perusahaan yaitu pendapatan jasa konstruksi berupa pengembangan jalan dan pengaspalan jalan.
Pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh
PT. Makassar Indah Graha Sarana telah sesuai dengan PSAK No. 34 ialah mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak setiap periode berdasarkan persentase penyelesaian yang dicapai; 2) Dalam pengakuan biaya proyek terjadi perbedaan antara nilai besaran dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Biaya proyek diakui sebagai biaya dengan mengacu pada persentase pengakuan pendapatan.
Adapun saran-saran dari hasil penelitian ini, yaitu: Perusahaan diharapkan lebih meningkatkan proses perhitung setiap akhir bulan agar perusahaan mengetahui berapa besar persentase pekerjaan secara fisik yang diselesaikan sehingga hasilnya tidak harus bulat tetapi sesuai bentul dengan rincian pekerjaan yang diselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony A., Atkinson E. M. M. (2009).
Akuntansi Manajemen Edisi 5 Jilid 1.
Jakarta: PT Indeks.
Anatastasia D., Lilis S. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: CV.
Andik Offset.
Dwi Martani, Sylvia Veronica N.P.S., Ratna Wardhani, Aria Farahmita., Edward Tanujaya, Taufik Hidayat. (2015) Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Elmira Febri Darmayanti. (2015) Analisis Pengakuan Pendapatan Pada Perusahaan Konstruksi (27 Juni 2019/12.49 PM).
Harnanto Akuntan. (2017). Akuntansi Biaya.
Bulaksumur: CV. Andi Offset.
Herry. (2017). Teori Akuntansi. Jakarta: PT.
Grasindo.
Ika Ari Pratiwi, Willy Sri Yuliandari, Muhamad Muslih. (2016). Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Kontrak Jangka Panjang Terhadap Laporan Laba Rugi Perusahaan Konstruksi (Studi Kasus Pada PT Langgeng Prima Trireka) (4 Juli 2019 /8.09 AM).
Kuswadi. (2005). Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
M.A. Andaki., J. J. Sondakh. S. Pinatik.
(2015). Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan Dan Pembebanan Biaya Menurut Standar Akuntansi Keuangan Dan Undang-Undang Perpajakan Pada Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Pada
PT. Anugrah Adyatama, Jakarta) (2 November 2019/4.29 PM)
Mulyanto Nugroho. (2017). Akuntansi Biaya Aplikasi Perusahaan Maufaktur. Surabaya:
Indonesia Pustaka.
Ng Eng J., Ersa Tri. W. (2012). Panduan Praktik Standar Akuntansi Keuangan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Rahayu, Kardinal. (2012). Analisis Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi Pada CV.
Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan PSAK No.34 (4 Juli 2019/8.10 AM).
Samryn. (2012). Akuntansi Manajemen.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Seng Hansen. (2017). Manajemen Kontrak Konstruksi Edisi revisi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Setianto B. (2016). Prospek Investasi Saham Astra Internasional perlaporan keuangan Q1. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
STIE YPUP. (2019). Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.