• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengambilan Contoh Benih Metode Paruhan

N/A
N/A
robert

Academic year: 2024

Membagikan "Pengambilan Contoh Benih Metode Paruhan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH

PENGAMBILAN CONTOH BENIH (METODE PARUHAN)

OLEH

NAMA : ROBERTUS TEKE NIM : 2123812076

KELAS : A / IV

PRODI : PENGELOLAAN HUTAN

JURUSAN KEHUTANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG 2023

(2)
(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam melakukan pengujian benih setelah serangkaian kegiatan pengunduhan sampai pada penanganan benih. Hal pertama yang harus dilakukan sebelum kegiatan pengujian benih adalah dengan melakukan pengambilan contoh benih.

Tahap ini merupakan tahap yang teramat penting karena menggunakan beberapa sampel atau contoh kerja, yang mewakili sejumlah besar benih atau kelompok benih tersebut.

Kelompok benih merupakan benih dengan kondisi seragam yang dihasilkan dari sumber benih sama, waktu pengumpulan dan cara penanganan yang sama yang dinyatakan dengan dokumen dan bukti-bukti lainnya. Keseragaman kelompok benih juga diperoleh dengan metode pencampuran, pengadukan, dan pemrosesan yang tetap. Pengambilan contoh dilakukan dengan cara mengambil sebagian kecil benih secara acak dari kelompok benih/lot benih (seedlot), kemudian mencampurkannya.

Tujuan pengambilan contoh adalah untuk mendapatkan contoh yang mewakili kelompok benih dengan ukuran yang sesuai untuk pengujian, dan peluang keberadaan setiap komponen dalam contoh tersebut sama dengan tingkat keberadaannya di dalam kelompok benih (lot benih). Keterwakilan contoh kerja (sampel uji) merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kondisi keseluruhan benih. Kesalahan dan kekurangtelitian dalam mengambil contoh benih akan berdampak pada informasi yang diperoleh menjadi kurang valid (Anonim. 2006).

Dengan demikian benih Flamboyan yang telah mendapat penanganan benih setelah diunduh diharuskan untuk dilakukan pengambilan contoh benih. Sehingga, akan dapat dilakukan pengujian benih.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat melakukan kegiatan pengambilan contoh benih (Metode Paruhan) dengan baik dan benar.

(4)

BAB II DASAR TEORI

Tujuan pengambilan contoh adalah untuk mendapatkan contoh yang mewakili kelompok benih dengan ukuran yang sesuai untuk pengujian, dan peluang keberadaan setiap komponen dalam contoh tersebut sama dengan tingkat keberadaannya di dalam kelompok benih (lot benih). Beberapa istilah dari pengambilan contoh benih, antara lain :

1. Kelompok benih (lot benih) adalah sejumlah tertentu dari benih yang dapat diidentifikasi secara fisik dan dianggap homogen. Lot benih dikumpulkan pada waktu dan lokasi tertentu (sama) dengan proses penanganan yang sama.

2. Contoh primer adalah sebagian benih yang diperoleh dari lot benih dalam satu kali pengambilan.

3. Contoh komposit dibuat dengan menggabungkan dan mencampur semua contoh primer yang diambil dari lot benih.

4. Subcontoh adalah bagian dari contoh yang diperoleh dengan cara pengurangan contoh benih.

5. Contoh kirim adalah contoh yang dikirim ke laboratorium pengujian benih dan dapat terdiri dari seluruh contoh komposit atau bagian dari subcontoh.

Contoh kirim dapat dibagi menjadi beberapa subcontoh yang dikemas dengan bahan yang berbeda kondisinya untuk keperluan pengujian yang spesifik (seperti untuk penetapan kadar air atau kesehatan benih).

6. Contoh duplikat adalah contoh benih lain yang diperoleh dari contoh komposit yang sama yang ditandai dengan “contoh duplikat” yang selanjutnya disimpan oleh pemohon/pemilik benih.

7. Contoh kerja adalah seluruh contoh kirim atau sebagian contoh benih untuk pengujian mutu berdasarkan ketentuan dengan berat minimal sesuai dengan ketentuan untuk pengujian terkait (Sudrajat, Nurhasybi, dan Bramasto.

2017 ).

Pengambilan contoh benih dari lot benih dapat dilakukan melalui salah satu cara sebagai berikut (ISTA, 2011, dalam Sudrajat, dkk. 2017) :

(5)

1) Pengambilan contoh secara otomatis dari aliran benih (seed stream). Benih dapat diambil contohnya dengan alat pengambil contoh otomatis, alat tersebut secara seragam mengambil contoh antar bagian dari aliran benih, dan bahan yang masuk ke dalam alat tersebut tidak keluar lagi. Alat ini dapat dioperasikan secara manual atau dengan kontrol otomatis. Interval antar pengambilan contoh primer harus konstan tetapi dapat juga bervariasi secara acak.

2) Pengambil contoh dari aliran benih secara manual Aliran benih dapat juga diambil contohnya dengan alat manual jika memenuhi persyaratan pada butir.

3) Pengambil contoh benih menggunakan batang (misal stick trier, sleeve type trier, spiral trier) Alat pengambil contoh benih stick terdiri dari tabung bagian dalam yang berukuran sesuai dengan tabung bagian luar sehingga benih atau kontaminan tidak terselip diantaranya.

4) Nobbe trier Pengambil contoh nobbe adalah suatu tabung dengan ujung yang meruncing dan mempunyai lubang oval dekat pada ujungnya. Benih melewati tabung dan ditampung dalam wadah.

5) Pengambil contoh kargo (pengambil contoh curah) Alat ini terdiri dari suatu chamber (ruang) khusus yang terpasang pada tangkai. Bagian bawah dari chamber berbentuk kerucut dengan ujung runcing. Untuk menjangkau posisi yang lebih dalam, tangkai trier dapat diperpanjang dengan sistem ulir sampai panjang yang dikehendaki.

6) Pengambilan contoh dengan tangan juga merupakan metode yang paling sesuai untuk benih yang dapat rusak dengan penggunaan trier, misalnya untuk benih legum berukuran besar, benih dengan sayap atau benih yang mempunyai kadar air rendah. Pengambilan contoh dengan tangan pada benih dalam wadah, semua posisi benih di dalam wadah harus dapat diraih. Wadah dengan lapisan (penutup) yang tidak dapat dibuka, maka harus dipotong kemudian diambil contohnya dan dikemas kembali.

7) Metode pengambilan contoh dengan sendok, direkomendasikan untuk pengujian kesehatan benih dan pengujian yang lain khususnya untuk benih-benih berukuran halus seperti Anthocephalus sp. dan Eucalyptus spp.

(6)

Peralatan yang dibutuhkan antara lain nampan, spatula dan sendok yang bersisi lurus.

8) Metode pengambilan paruhan dengan tangan (hand halving) Metode ini terbatas untuk genera dari chaffy seeds dan genera tanaman hutan seperti Castanea, Tectona, dan Quercus. Benih berukuran kecil hingga besar lainnya seperti Falcataria moluccana, Enterolobium cyclocarpum, Swietenia macrophylla, gmelina arborea, Tectona grandis, Melia azedarach dan lainnya dapat menggunakan metode ini. Metode ini hanya dapat digunakan untuk memperoleh contoh kerja pengujian kesehatan benih.

Pengambilan contoh merupakan langkah pertama yang penting dalam pengujian benih. Pengambilan contoh dilakukan dengan mengambil bagian kecil benih dari kelompok benih secara acak agar mewakili kelompok benih. Contoh komposit diperoleh dari lot benih dengan mengambil contoh primer dari berbagai posisi wadah benih dari kelompok benih, kemudian digabungkan. Dari contoh komposit ini, subcontoh didapatkan dengan menggunakan prosedur pengurangan contoh secara bertahap untuk menghasilkan contoh kirim dan akhirnya contoh kerja untuk pengujian (Sudrajat, Nurhasybi, dan Bramasto. 2015).

(7)

BAB III

METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pengambilan contoh benih dilakukan pada senin, 13 Maret 2023, dan bertempat di Laboratium PFF, Jurusan Kehutanan, Politeknik Pertanian Negeri Kupang.

3.2 Alat dan Bahan Alat :

1. Botol berukuran 250 ml 2. Timbangan digital 3. Nampan

4. Kertas Label Bahan :

1. Kelompok benih Flamboyan 3.3 Prosedur Kerja

1. Menimbang benih murni (Flamboyan) sebanyak 400 gram.

2. Benih ditabur pada permukaan meja, kemudian dibagi menjadi 2 bagian dan 4 bagian, lalu dibagi lagi menjadi 8 bagian.

3. Masing-masing bagian diberi label A,B,C,D,E,F,G,H.

4. Ambil secara selang-seling bagian A,C,E,G, menjadi 200 gram untuk bagian posisi digunakan dan B,D,F,H, untuk possi yang tidak digunakan.

5. Kemudian untuk posisi yang digunakan dilakukan pembagian serupa menjadi 8 bagian, dan diberi label A’, B’, C’, D’, E’, F’, G’, H’.

6. Mengambil secar berselang benih yang digunakan yaitu, A’, C’, E’, G’, untuk mendapatkan 100 gram contoh benih dan masukan ke dalam botol.

7. Beri label untuk benih yang digunakan (A’, C’, E’, G’), dan benih yang tidak digunakan (B’,D’,F’,H’).

8. Lakukan hal yang sama untuk benih yang tidak digunakan yaitu, B,D,F,H.

(8)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Contoh Komposit

Pengambilan contoh komposit dari lot benih menggunakan paruhan dengan berat 400 gram. Kemudian benih tersebut disebar merata pada permukaan meja membentuk persegi. Selanjutnya pembagian benih menjadi 4 bagian dan delapan bagian.

Gambar 2. Pembagian benih menjadi 4 bagian.

Pembagian benih menjadi empat bagian, dilakukan merata pada contoh benih.

Selanjutnya benih dibagi lagi menjadi 8 bagian. Benih - benih yang telah terbagi diberi tanda dengan label A, B,C, D, E, F, G, H. Setelah itu benih diambil secara

(9)

Gambar 3. Benih dibagi menjadi 8 bagian.

Benih yang telah dipisahkan secara berseling, dilakkukan lagi pembagian 4 dan 8 bagian lagi untuk mendapatkan posisi benih yang digunakan. Pada bagian ini benih diberi label A’, B’, C’, D’, E’, F’, G’, H’. benih diambil secara berseling lagi untuk mendapatkan posisi benih yang digunakan sebanyak 100 gram (contoh kirim).

Gambar 4. Benih (A’, B’, C’, D’, E’, F’, G’, H’.)

Dari pembagian benih A aksen sampai H aksen, dilakukan pengambilan berseling untuk benih A’, C’, E’, G’. sehingga akan mendapatkan benih posisi yang digunakan (contoh kirim). Bagian - bagian contoh benih yang tidak digunakan dibagi menjadi masing - masing 100 gram sebanyak tiga bagian.

Kemudian benih posisi yang digunakan dimasukan ke dalam botol dan diberi label benih yang digunakan (A’, C’, E’, G’), dan ketiga bagian yang lain dimasukan ke

(10)

dalam botol berbeda dengan label Benih yang tidak digunakan (B, D, F, H); Benih yang tidak digunakan (B’, D’, F’, H’); dan benih yang tidak digunakan (A, C, E, G).

Gambar 5 : 1). Posisi benih yang digunakan (digunakan) A’, C’, E’, G ; 2). Posisi Benih yang digunakan (tidak digunakan) E’, D’, F’, H’ ; 3). Posisi benih yang tidak digunakan (tidak digunakan) B, D, F, H ; 4). Posisi Benih yang tidak digunakan (digunakan) A, C, E, G.

(11)

BAB V KESIMPULAN

Pengambilan contoh benih dapat dilakukan dengan beberapa metode pengambilan salah satuny adalah dengan metode paruhan atau pengambilan contoh benih dengan tangan. Metode ini dilakukan untuk mengambil contoh komposit dai kelompok benih dan dibagi secara berseling menjadi 100 gram untuk mendapatkan posisi benih yang digunakan.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2006). Manual Pengujian Benih Tanaman Hutan. Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura : Sumedang.

Nurhasybi., Sudrajat, D. J., Suita, E. (2019). KRITERIA BIBIT TANAMAN HUTAN SIAP TANAM: Untuk Pembangunan Hutan dan Rehabilitasi Lahan. IPB Press : Bogor.

Sudrajat. D. J., Nurhasybi., Bramasto, Y. (2017). STANDAR PENGUJIAN DAN MUTU BENIH TANAMAN HUTAN. IPB Press : Bogor.

Sudrajat. D. J., Nurhasybi., Bramasto, Y. (2015). STANDAR PENGUJIAN DAN MUTU BENIH TANAMAN HUTAN. FORDA PRESS : Bogor.

Sudrajat, D. J., Yuniarti. N., Nurhasybi., Syamsuwida, D., Danu., Pramono, A. A., Putri, K. P. (2017). Bunga Rampai KARAKTERISTIK DAN PRINSIP PENANGANAN BENIH TANAMAN HUTAN BERWATAK INTERMEDIET DAN REKALSITRAN. IPB Press : Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Contoh laporan hasil uji mutu benih dan laporan lengkap hasil pengujian mutu benih seperti yang dilakukan di Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan

22 Pengambilan contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi dapat dilakukan pada air tanah dengan penjelasan sebagai berikut :.. air permukaan secara langsung (lihat gambar 18);

Penarikan sampel dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama dilakukan metode pengambilan contoh kelompok distratifikasi (Stratified Cluster Sampling), tahap kedua yaitu

penyelenggara sertifikasi setelah laporan lengkap hasil pengujian/sertifikat benih suatu kelompok benih diterima, Pengisian data label berdasarkan sertifikat benih, Pada wadah

Standar pengujian mutu benih harus ditetapkan dengan seksama karena beberapa alasan. Pertama, metode pengujian yang baku diharapkan akan memastikan hasil yang

Setelah itu dilakukan pengambilan sampel pada kelompok yang berikutnya untuk satuan sampel yang berada segaris (memiliki jarak yang sama) dengan sampel nomor 3

2 Istilah dan definisi 2.1 probe sampel masuk contoh uji dari alat pengambilan contoh uji 2.2 roadside daerah/lokasi jalan yang akan dipantau 2.3 stasiunroad side hotspot stasiun

Definisi Acak sederhana “Analisis dilakukan dengan menggunakan proses SAS- Gugus Tabel 1.—Contoh Pengambilan Sampel dalam Penelitian Sakit Kepala Sistematis Berstrata Pengambilan