• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pengambilan Keputusan pada Seleksi Asisten Praktikum dengan Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Proses Pengambilan Keputusan pada Seleksi Asisten Praktikum dengan Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/ 438 PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SELEKSI ASISTEN PRAKTIKUM

DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Fahmy Habib Hasanudin1), Bangkit Riawan2

Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University, Bandung, Jawa Barat Email: [email protected]

Magister Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University, Bandung, Jawa Barat Email: [email protected]

Informasi Artikel:

Submit: 26-09-2023; Accepted: 07-10-2023; Published: 10-10-2023 Doi : http://dx.doi.org/10.31602/tji.v14i3.12672

Abstrak

Pada laboratorium di Fakultas Rekayasa Industri (FRI), asisten praktikum memiliki masa jabatan yang singkat. Turnover rate yang sangat tinggi ini membutuhkan adanya perencanaan yang tepat dalam penjaringan asisten praktikum baru dalam bentuk rekrutasi dan seleksi asisten. Rekrutasi asisten praktikum dilakukan secara berkala di setiap akhir semester untuk semua laboratorium. Proses seleksi ini menuntut stakeholder di laboratorium untuk membuat keputusan secara cepat, tepat dan berkala. Untuk membantu dalam pengambilan keputusan pada saat proses seleksi, penelitian ini bertujuan membuat model dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil dari AHP menunjukkan bahwa pemahaman materi dari calon asisten atau pendaftar merupakan prioritas utama dalam seleksi asisten praktikum dengan bobot sebesar 0,442. Micro teaching memiliki bobot penilaian 0,225, kemampuan software 0,128, kemampuan khusus lab sebesar 0,115, interview 0,049, serta penilaian untuk psikotes sebesar 0,041.

Keywords: Pengambilan Keputusan, AHP, Asisten Praktikum, Seleksi

PENDAHULUAN

Permasalahan sumber daya manusia (SDM) menjadi permasalahan yang penting dalam setiap aspek organisasi. SDM adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia yang biasanya dimanfaatkan dalam menjalankan suatu organisasi atau usaha agar efisien atau sukses [1].

Laboratorium tentu saja tidak terlepas dari permasalahan pada aspek SDM ini, terlebih saat melakukan tugas dalam bentuk penelitian, inovasi, dan pengajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Mulang [2] pada tahun 2021 menemukan bahwa Human Resource

Management (HRM) berpengaruh kuat terhadap kecenderungan berinovasi. Hal ini juga terjadi di laboratorium.

Laboratorium merupakan salah satu sumber belajar dan media pembelajaran bagi mahasiswa maupun dosen [3]. Struktur organisasi di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri (FRI), diisi oleh kepala laboratorium, Pembina laboratorium, laboran, asisten laboratorium dan asisten praktikum. Jabatan kepala dan Pembina laboratorium diisi oleh dosen, laboran oleh staff laboran, sedangkan asisten praktikum diisi oleh mahasiswa aktif. Asisten praktikum atau asisten

(2)

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/ 439

laboratorium adalah mahasiswa yang diberi tugas

oleh pihak fakultas untuk memabantu dosen dan praktikan selama kegiatan praktikum berlangsung [4].

Permasalah muncul karena banyaknya laboratorium dan praktikum yang ada di FRI. Saat ini tercatat ada 19 laboratorium dan 37 Praktikum yang dilakukan oleh FRI. Sehingga memerlukan resource atau jumlah asisten yang sangat banyak.

Tidak seperti kepala laboratorium, Pembina laboratorium, atau laboran, asisten praktikum memiliki masa jabatan yang singkat. Hal ini dipengaruhi karena masa studi mahasiswa yang menjadi asisten juga terbatas, sehingga pada kasus di laboratorium FRI masa jabatan asisten praktikum maksimal hanya 2 semester. Turnover rate yang sangat tinggi ini membutuhkan adanya perencanaan yang tepat dalam penjaringan asisten praktikum baru dalam bentuk rekrutasi dan seleksi asisten. Asisten adalah faktor yang sangat penting untuk mendukung berjalannya praktikum di laboratorium, sehingga keitka proses rekruitasi atau rekrutmen harus dipilih asisten yang mempunyai kemampuan yang baik dan keterampilan yang bagus [5].

Rekrutmen atau rekruitasi adalah proses menemukan, memilih dan mencari kandidat yang memenuhi syarat terbaik baik dari dalam atau luar organisasi [6] sedangakan seleksi merupakan tahap akhir proses rekrutmen dimana keputusan mengenai siapa kandidat yang berhasil akan diambil [7]. Rekrutasi asisten praktikum dilakukan secara berkala di setiap akhir semester secara terpusat dan serentak untuk semua laboratorium. Dari proses rekrutasi, pendaftar kemudian akan diseleksi untuk mendapatkan asisten praktikum terpilih yang memiliki kemampuan mumpuni sesuai dengan kebutuhan laboratorium. Jumlah kebutuhan asisten praktikum setiap laboratorium tentu saja berbeda sesuai dengan jumlah mahasiswa yang mengikuti praktikum tersebut.

Seleksi secara langsung dan signifikan akan mempengaruhi kualitas karyawan [8], oleh karena itu proses seleksi selalu menjadi topik penting bagi organisasi. Pendekatan modern mengenai seleksi mengungkapkan bahwa seleksi adalah proses kompleks yang melibatkan banyak ketidakjelasan dan subjektivitas [9]. Oleh karena

itu perlu adanya sebuah perancangan proses seleksi yang tepat untuk membantu proses seleksi. Perancangan dari proses dan prosedur seleksi untuk mencapai tujuan rekrutasi akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam seleksi [10]. Sistem seleksi yang inovatif yang bertujuan mengidentifikasi individu dengan kemampuan untuk belajar dan beradaptasi dengan situasi baru dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi [11].

Pengambilan keputusan, sebagaimana dikonseptualisasikan oleh studi manajemen dan organisasi, didasarkan pada logika metode, model, dan tujuan [12]. Maka, salah satu alat yang dapat membantu stakeholder untuk mengambil keputusan terkait dengan seleksi asisten praktikum adalah dengan membuat sebuah model. Model yang dibuat diharapkan dapat mencakup kriteria-kriteria penilaian untuk menilai apakah pendaftar dapat diterima sebagai asisten praktikum pada laboratorium terkait.

Model yang dibuat menggunakan Analytical Hierarchy Process untuk menentukan bobot apa saja yang berpengaruh terhadap kriteria apa saja yang dibutuhkan untuk rekrutmen asisten.

Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu pendekatan matematis untuk memecahkan masalah yang kompleks. Pengambilan keputusan dengan algoritma AHP memungkinkan untuk menyajikan hubungan hierarki antara faktor, atribut, karakteristik atau alternatif dalam pengambilan keputusan [13].

Penelitian ini bertujuan untuk membuat model untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam seleksi asisten praktikum di FRI, sehingga didapatkan asisten yang sesuai dengan kebutuhan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process, untuk langkah- langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini dilakukan pengamatan masalah secara langsung terhadap objek penelitian untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada objek tersebut. Dimulai dari bagaimana cara pendaftaran cara menyebarkan

(3)

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/ 440

informasi seleksi, seleksi asisten, cara penilaian,

dan bagaimana hasil keputusan didapatkan.

2. Pengumpulan Data

Tahap ini melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, interview dan pengumpulan berkas atau file yang akan membantu dalam menganalisis pengambilan keputusan yang dianalisis lebih lanjut, seperti form pendaftaran dan kategori penilaian dalam proses seleksi.

3. Pengolahan Data

Tahap ini melakukan pengolahan berdasarkan kriteria yang telah didapat sebelumnya. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software expert choice, dimana dalam software expert choice digunakan metode AHP untuk pembobotan dari setiap kriterianya.

4. Studi Pustaka

Tahap ini mencari dan mempelajari referensi-referensi terkait baik dari metode, data yang digunakan sehingga dapat untuk membantu menyelesaikan penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang sudah ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penentuan kriteria

Dalam pemilihan asisten ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan, berikut merupakan kriteria yang ditetapkan dalam studi kasus ini didasarkan pada aturan tertulis yang telah disetujui oleh Wakil Dekan Fakultas Teknik Industri, yang ditulis sebagai berikut:

1. Psikotes

2. Pemahaman materi 3. Micro teaching 4. Kemampuan software 5. Kemampuan khusus 6. Interview

Untuk memperoleh hasil penelitian dengan menggunakan metode AHP diperlukan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Menentukan jenis-jenis kriteria yang akan dipertimbangkan. Dalam proses pengambilan keputusan seleksi asisten praktikum di Fakultas Rekayasa Industri, menetapkan kriteria-kriteria yang digunakan sebagai acuan

dalam pengambilan keputusan yaitu Psikotes, Tes pemahaman materi, Micro Teaching, Tes kemampuan software, Management Interview, Tes kemampuan khusus lab, Kemudian kriteria tersebut dibandingkan satu per satu.

2. Setelah diketahui kriteria yang ditetapkan maka, disusun hirarki dimana diawali dengan tujuan dan kriteria pada tingkat bawah. Hirarki tersebut dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Hirarki Keputusan Seleksi Asisten 3. Setelah disusun hirarki, selanjutnya yaitu

melakukan perhitungan konsistensi perbandingan tiap-tiap kriteria berdasarkan tingkat kebutuhan ataupun tingkat kepentingan antara kriteria yang satu dengan kriteria yang lainnya dengan menggunakan metode AHP. Pada tahap ini menggunakan bantuan software expert choice dan didapat hasil sebagai berikut:

Gambar 2 Perbandingan Nilai antar Kriteria Gambar 2 menunjukan hasil perbandingan antara nilai kriteria atau lebih dikenal dengan istilah pairwise comparison dengan inconsistency sebesar 0,06 atau 6%. Inconsistency dapat diterima jika nilainya kurang dari atau sama

(4)

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/ 441

dengan 10% [14]. Dengan begitu hasil

perbandingan yang dilakukan dinyatakan konsisten dan dapat diterima.

4. Setelah dilakukan perbandingan maka didapatkan bobot untuk tiap-tiap kriteria dengan nilai masing-masing sebesar:

Gambar 3 Bobot yang diperoleh tiap Kriteria Gambar 3 menjelaskan hasil pembobotan dengan menggunakan software expert choice dapat dilihat bahwa pemahaman materi merupakan prioritas utama dalam seleksi asisten praktikum dengan bobot sebesar 0,442. Micro teaching memiliki bobot penilaian 0,225, kemampuan software 0,128, kemampuan khusus lab sebesar 0,115, interview 0,049, serta penilaian untuk psikotes sebesar 0,041.

Dengan pembobotan tersebut dapat ditentukan model untuk membantu stakeholder dalam mengambil keputusan pada proses seleksi asisten praktikum, sebagai berikut:

Y = 0,041X1 + 0,442X2 + 0,225X3 + 0,128X4

+ 0,115X5 + 0,049X6

dimana,

Y = Nilai keseluruhan X1 = Nilai Psikotes

X2 = Nilai Pemahaman materi X3 = Nilai Micro teaching X4 = Nilai Kemampuan software X5 = Nilai Kemampuan khusus X6 = Interview

Berdasarkan model diatas dapat disimpulkan bahwa urutan bobot yang berperngaruh adalah sebagai berikut: nilai pemahaman materi, nilai interview, nilai psikotes, micro teaching, nilai

kemampuan software dan nilai kemampuan khusus lab.

KESIMPULAN

Pemahaman materi merupakan prioritas utama dalam seleksi asisten praktikum dengan bobot sebesar 0,442. Micro teaching memiliki bobot penilaian 0,225, kemampuan software 0,128, kemampuan khusus lab sebesar 0,115, interview 0,049, serta penilaian untuk psikotes sebesar 0,041. Dengan perhitungan menggunakan model yang sudah ditentukan, akan diperoleh calon asisten praktikum terbaik berdasarkan pembobotan kriteria yang telah ditentukan. Model ini dapat digunakan oleh Kepala Urusan Laboratorium, Pembina Laboratorium, dan Laboran sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menentukan calon asisten praktikum yang layak diterima. Penelitian ini bisa lebih dikembangkan lagi dengan menggunakan metode lain selain AHP atau dengan pengembangan kriteria melalui studi literature dan benchmarking pada proses seleksi di institusi lain.

REFERENSI

[1] A. Werdhiastutie, F. Suhariadi, and S. G.

Partiwi, “Achievement Motivation as Antecedents of Quality Improvement of Organizational Human Resources,”

Budapest Int. Res. Critics Inst. Humanit.

Soc. Sci., vol. 3, no. 2, pp. 747–752, 2020, doi: 10.33258/birci.v3i2.886.

[2] H. Mulang, “The Effect of Competences, Work Motivation, Learning Environment on Human Resource Performance,”

Golden Ratio Hum. Resour. Manag., vol.

1, no. 2, pp. 84–93, 2021, doi:

10.52970/grhrm.v1i2.52.

[3] K. Muhajarah and M. Sulthon,

“Pengembangan Laboratorium Virtual sebagai Media Pembelajaran: Peluang dan Tantangan,” Justek J. Sains dan Teknol., vol. 3, no. 2, p. 77, 2020, doi:

10.31764/justek.v3i2.3553.

[4] S. Maesyaroh, “Analisis Perbandingan Metode AHP dan TOPSIS Dalam

(5)

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/ 442

Pemilihan Asisten Laboratorium di

FKOM UNIKU,” Nuansa Inform., vol.

14, no. 2, p. 17, 2020, doi:

10.25134/nuansa.v14i2.2913.

[5] S. Rahayu Astari, R. Umar, and A.

Dahlan, “Perbandingan Metode Profile Matching Dengan Metode SMART Untuk Seleksi Asisten Laboratorium,”

Masa Berlaku Mulai, vol. 1, no. 3, pp.

311–318, 2020.

[6] P. Abdalla Hamza et al., “Recruitment and Selection: The Relationship between Recruitment and Selection with

Organizational Performance,” Int. J. Eng.

Bus. Manag., vol. 5, no. 3, pp. 2456–

8678, 2021.

[7] L. T. S. David G. Collings, Geoffrey T.

Wood, Human Resource Management: A Critical Approcah, Second Edi. New York: Routledge, 2019.

[8] O. Balan, H. Moskalyk, K. Peredalo, O.

Hurman, I. Samarchenko, and F. Revin,

“Using the pattern method for the comprehensive organization of

recruitment and selection of personnel,”

Int. J. Adv. Res. Eng. Technol., vol. 11, no. 4, pp. 290–300, 2020, doi:

10.34218/IJARET.11.4.2020.029.

[9] S. Dumitriu and A. Ploscaru, “Evaluating the Effects of Employee Recruitment and Selection Practices on the Organizational Change Process,” vol. XXIII, no. 1, pp.

611–616, 2023.

[10] H. Ramsay and D. Scholarios, “Selective decisions: Challenging orthodox analyses of the hiring process,” Int. J. Manag.

Rev., vol. 1, no. 1, pp. 63–89, 1999, doi:

10.1111/1468-2370.00005.

[11] Anti Aprianti, Yayatillah Rubiati, Muhamad Renaldi Aripin, Cecep Warman, and Dudih Gustian, “Decision Support System For New Employee Recruitment In PT. Prosweal Indomax Using The Simple Additive Weighting,”

Int. J. Eng. Appl. Technol., vol. 3, no. 1, pp. 31–42, 2020, doi:

10.52005/ijeat.v3i1.39.

[12] J. M. Schoenborn, P. Reuss, C. Wenzel, and K. D. Althoff, “Towards a case-

based decision support system for recruiting processes using T-shapes,”

CEUR Workshop Proc., vol. 2542, pp.

165–171, 2020.

[13] G. J. T. Maruanaya, R. F. Maruanaya, and D. Hariyanto, “Web-Based Recruitment Selection Application Development with Analytical Hierarchy Process (AHP) Method,” J. Phys. Conf.

Ser., vol. 2111, no. 1, 2021, doi:

10.1088/1742-6596/2111/1/012045.

[14] N. K. Dewi and A. S. Putra,

“ECONOMIC-Looking at the

Implication and Solutions in the Time of Pandemic through Social, Economic, Educational, Health, and Legal Points of View and Perspectives DECISION SUPPORT SYSTEM FOR HEAD OF WAREHOUSE SELECTION

RECOMMENDATION USING

ANALYTIC HIERAR,” Int. Conf. Univ.

Pekalongan 2021, pp. 43–50, 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Subsistem manajemen data terdiri atas fasilitas basis data, sistem manajemen basis data, query dan direktori. Berikut ini adalah struktur subsistem manajemen data. Basis

Berdasarkan hasil implementasi, pengujian dan analisis sistem yang telah dilakukan pada penelitian ini, sistem pendukung keputusan pembelian tanah yang telah dibuat cukup

Pada penelitian ini telah dibuat sebuah Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Mahasiswa Berprestasi yang bertujuan untuk membantu perguruan tinggi mengambil

Supaya dapat mengatasi kesulitan dalam kegiatan seleksi pada calon pendidik dan untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan yang akan ditentukan, maka PAUD/TK

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa SPK Seleksi Pemain Bola Basket ini dapat membantu pelatih menyeleksi pemain (sebesar 83,33%) dengan menyeragamkan

Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi yang tepat guna untuk membantu konsumen mengambil keputusan untuk pemilihan handphone yang tepat secara efisien dan efektif sangatlah

Setelah Bobot dari masing-masing kriteria dan setiap asisten laboratorium diperoleh selanjutnya untuk melihat mana di antara asisten laboratorium yang memiliki

Diagram berjenjang untuk sistem yang akan dibuat adalah sebagai berikut : 0 Sistem Pendukung Keputusan seleksi penyuluh pertanian teladan metode AHP 1 Data Induk 2 Data