Nama : Rafly Agustio Firmansyah NIM : 2010311029
Prodi : Teknik Mesin – A
Mata Kuliah : Pengantar Filsafat Ilmu dan Logika Tugas Ilmu Filsafat Resume tentang kedua video https://www.youtube.com/watch?v=JBTnhWEWf38 https://www.youtube.com/watch?v=iQcL33QcyJs
Filsafat menurut dari bahasa Yunani yaitu Philos dan Sophein. Philos berarti mencintai, mencari, pencarian akan, sedangkan Sophein berarti cinta, kebijaksanaan, kebenaran. Sehingga filsuf adalah orang yang sedang mencari kebijaksaan atau kebenaran.
Jika ada orang yang mengaku filsuf dan orang tersebut mengaku telah menemukan kebenaran atau kebijaksanaan, sebenarnya orang itu belum menjadi seorang filsuf. Sebab filsuf adalah orang yang sedang mencari jawaban atau kebenaran yang sedang dipikirkan oleh orang tersebut.
Filsuf pertama di dunia yaitu Thales (625 SM – 545 SM), ia memiliki pemikiran bahwa
“Dunia ini berasal dari air.” Thales mengatakan ini sebab ia tinggal di pesisir pantai yang setiap harinya melihat air. Thales ini juga memiliki murid yang bernama Anaximandes (610 SM – 540 SM) yang juga mengatakan “Kehidupan ini berasal dari air.” Jadi, teori yang dikemukakan oleh Charles R. Darwin (12 Februari 1809 – 19 April 1882) tentang teori evolusi “Semua makhluk hidup di muka bumi ini memiliki satu nenek moyang yang sama”, bukanlah hal yang baru.
Melainkan sudah dikemukakan oleh Anaximandes. Tetapi karena tidak didukungnya oleh riset, dan data yang valid serta empiris, maka teori ini masih sangat lemah untuk dibuktikan kebenarannya.
Filsuf selanjutnya ada Heraclitus (530 SM – 470 SM) yang mengatakan “Dunia ini berasal dari api.” Ia mengatakan seperti itu karena ia tinggal dekat dengan gunung berapi yang aktif dan melihat banyaknya percikan api.
Filsuf selanjutnya yaitu Parmenides (540 SM – 475 SM) yang mengatakan “Dunia ini berasal dari satuan terkecil yang ada.” Yang dimaksud adalah dunia ini terbentuk dari zat-zat terkecil yang menyatu.
Lalu ada Democritus (460 SM – 370 SM) yang mengatakan “Dunia berasal dari satuan terkecil yang tidak dapat terbagi (ATOM)” pemikirannya sama seperti Parmenides, namun ia menambahkan istilah ATOM. “A” = tidak, “Thome” = terbagi. Jadi ATOM adalah satuan yang tidak dapat terbagi.
Jadi, ilmu pengetahuan modern berawal dari pemikiran-pemikiran yang dasar seperti diatas. Yang secara rasio, empiris tidak bisa dibuktikan kebenarannya yang baru paparan opini seseorang saja.
Filsuf-filsuf diatas merupakan filsuf pertama di dunia, dan juga dapat disebut filsuf alam (Philosophia Naturalis). Karena perhatian atau pemikirannya dipusatkan pada alam, dan bagaimana terciptanya alam semesta.
Filsafat bisa disebut Mode of Thinking atau cara berpikir. Kita bisa menggunakan filsafat ini untuk menyerang agama atau memperkuat doktrin agama itu sendiri. Contohnya Santo Agustinus (354 – 430) berupaya membuktikan surga dan neraka dengan meminjam pemikiran Plato mengenai konsep Forma. Dan St. Thomas Aquinas (1225 – 1274) meminjam pemikiran Aristoteles tentang Causa Sui atau Causa Prima untuk membuktikan keberadaan Tuhan.
Inilah kenapa seorang tokoh yang bernama Bertrand Russel (18 Mei 1872 – 2 Februari 1970) mengatakan bahwa “Filsafat adalah lahan kosong yang diperebutkan ilmu pengetahuan dan Agama.
Refleksi filosofi menurut Gabriel Marcel sangat pribadi dan tertanam erat pada kehidupan sehari-hari. Refleksi filosofi yang pertama dan terpenting adalah tindakan memberikan waktu untuk berpikir tentang arti dan tujuan hidup.
Ada dua jenis refleksi filosofi menurut Gabriel Marcel yaitu refleksi primer dan refleksi sekunder.
Refleksi Primer
Refleksi primer merupakan pemikiran yang menghitung, menganalisis atau menceritakan peristiwa masa lalu. Dengan cara ini, refleksi primer terbagi dalam pemikiran yang beruang-ruang.
Untuk itu, refleksi primer tidak bisa menjadi pemikiran yang tulus, karena gagal memahami seluruh misteri kehidupan. Dengan kata lain, refleksi primer merupakan pemikiran egois, karena pemikiran instrumental. Seperti yang kita mengetahui, berpikir instrumental adalah sarana dan jenis pemikiran serta terapan bagi hubungan manusia.
Refleksi Sekunder
Kebutuhan refleksi sekunder dan sisi lain dicirikan oleh tindakan merebut kembali kesatuan dari pengalaman asli dengan mengumpulkan kembali bersama apa yang telah dipisahkan oleh refleksi primer. Refleksi sekunder memungkinkan kita berpikir secara keseluruhan. Dengan cara ini, refleksi sekunder memungkinkan kita untuk mengintegrasikan kita yang terbagi dan pengalaman yang beruang-ruang menjadi satu kesatuan yang berhubungan.
Refleksi sekunder ini yaitu pemikiran yang tulus dan diterapkan pada hubungan manusia.
Yang tidak memikirkan apa yang dilakukannya. Refleksi sekunder juga menjalin hubungan dengan orang-orang untuk membangun hubungan sosial.
Untuk melakukan filosofi, kita harus belajar bagaimana membangun argumen yang dapat diungkapkan dan juga pemikiran kita yang jelas dan logis.