PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan KKN-T
Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) adalah program pengabdian kepada masyarakat yang menjadi salah satu bagian dari program Merdeka Belajar–Kampus Merdeka. Program ini dirancang oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk memberikan pengalaman belajar langsung kepada mahasiswa di tengah-tengah masyarakat. Program KKNT bertujuan untuk mendekatkan mahasiswa dengan realitas sosial, sehingga mereka dapat berkontribusi dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat secara nyata. Mahasiswa yang mengikuti program ini akan terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mendukung pengembangan potensi desa, termasuk dalam bidang ekonomi, lingkungan, dan sosial. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari di perkuliahan ke dalam konteks kehidupan nyata. Dalam pelaksanaan program KKNT, mahasiswa tidak hanya diharapkan mampu menjalankan kegiatan berbasis pengabdian tetapi juga mengembangkan soft skills, seperti kerja tim, komunikasi, dan kepemimpinan, yang sangat penting untuk masa depan mereka.
Dengan demikian, program KKNT tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa sebagai sarana pembelajaran langsung tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat desa. Masyarakat dapat memperoleh solusi atas masalah yang mereka hadapi sekaligus meningkatkan kesejahteraan melalui pengelolaan sumber daya yang lebih baik. Di sisi lain, mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung yang memperkaya wawasan dan membentuk karakter mereka untuk menjadi individu yang peduli, tanggap, dan berakhlak mulia.
1.2 Rumusan Masalah
Desa Sungai Pinang, Kecamatan Rambutan, memiliki potensi besar di sektor pertanian, terutama dalam produksi padi dan sayuran. Namun, limbah pertanian seperti sekam padi dan limbah sayuran belum dimanfaatkan secara optimal. Sekam padi sering dibakar, sementara limbah sayuran dibuang begitu saja, menyebabkan pencemaran lingkungan dan bau tidak sedap. Padahal, sekam padi dapat diolah
1
menjadi briket bahan bakar alternatif, dan limbah sayuran dapat diubah menjadi ecoenzym yang bisa dijadikan berupa pupuk organik cair (POC) untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
Kendala utama dalam pemanfaatan limbah ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat, minimnya keterampilan, dan terbatasnya teknologi pengolahan.
Ditambah lagi, rendahnya minat pendidikan di daerah ini turut memperburuk masalah, karena masyarakat kurang memiliki pengetahuan untuk mengolah limbah secara inovatif. Dalam mencoba memecahkan masalah pendidikan ini, diperlukan pendekatan edukatif yang melibatkan pelatihan dan sosialisasi tentang pengelolaan limbah berbasis teknologi sederhana. Oleh karena itu, solusi untuk mengolah limbah sekam padi dan limbah sayuran ini diharapkan tidak hanya meningkatkan ekonomi masyarakat tetapi juga membangun kesadaran dan kapasitas pendidikan yang berkelanjutan.
1.3 Tujuan
Tujuan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) yaitu:
1. Mengolah limbah sayuran ecoenzym yang dapat dimanfatkan menjadi pupuk organik cair untuk mendukung pertanian berkelanjutan di desa.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan limbah melalui pelatihan dan edukasi yang berbasis teknologi sederhana.
3. Mengembangkan potensi masyarakat desa dengan menanamkan pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
4. Mendorong keterlibatan mahasiswa dalam realitas sosial melalui penerapan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari untuk menyelesaikan masalah nyata di masyarakat.
1.4 Manfaat
Manfaat dari dilakukannya Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) yaitu:
1. Mendapatkan kesempatan untuk mempraktikan ilmu yang sudah didapatkan di lingkungan kampus.
2. Memacu masyarakat dalam memanfaatkan limbah menjadi barang yang bernilai dan tepat guna.
3. Memberi wawasan kepada mahasiswa tentang pemberdayaan masyarakat.
1.5 Output Yang Diharapkan
Kuliah kerja nyata tematik (KKNT) Mahasiswa, mempunyai beberapa sasaran yaitu, Mahasiswa, Masyarakat, dan Lembaga Pemerintahan Desa. Program pemberdayaan terhadap masyarakat ini dilaksanakan dengan menerapkan ilmu yang telah dipelajari dibangku perkuliahan, serta memanfaatkan keahlian untuk membantu permasalahan yang ada lingkungan dimasyarakat. Pemberdayaan ini diterapkan melalui kuliah kerja nyata, adapaun sasaran nya antara lain:
1. Masyarakat
a. Memberikan bantuan atau solusi untuk permasalah yang sedang dihadapi.
b. Memberikan kesadaran penting nya pemanfaatan limbah disekitarnya.
2. Mahasiswa
a. Memberikan pengalaman untuk terjun langsung melayani masyarakat.
b. Menjalin kerjasama yang baik dengan pihak yang bersangkutan.
3. Lembaga Kampus Politeknik Negeri Sriwijaya
a. Memanfaatkan program KKNT sebagai sarana belajar praktis yang efektif dan efisien.
b. Menjadikan program KKNT sebagai sarana memperkenalkan kampus kepada Masyarakat Desa.
GAMBARAN UMUM DESA SUNGAI PINANG
2.1 Kelembagaan
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain, dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa secara eksplisit memberikan tugas pada pemerintah desa yaitu penyelenggara pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat yang berdasarkan Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika (Sugiman et al., 2018).
2.1.1 Pemerintahan Desa Sungai Pinang
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Sungai Pinang Sumber : Data Umum Kantor Desa Sungai Pinang (diakses pada 31 desember 2024)
4
2.2 Kondisi Geografis
Kondisi Geografis Desa yang terdiri dari kawasan perairan dan berbatasan langsung dengan sungai-sungai., Desa Sungai Pinang secara geografis terletak pada koordinat 3° 1′ 26.4″ Lintang Selatan dan 104° 49′ 44.4″ Bujur Timur, atau pada posisi 3.024° LS dan 104.829° BT, dengan luas wilayah mencapai 1.534,81 km².
Desa ini berada di Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, dan dikelilingi oleh berbagai desa yang memiliki karakteristik unik sebagai berikut :
Batas Utara : Sungai Kedukan
Batas Timur : Sungai Dua
Batas Selatan : Sungai Komering
Batas Barat : Babatan Saudagar
Gambar 2.2 Peta Desa Sungai Pinang Sumber: Google Maps
2.3 Kondisi Demografis
Secara demografis, Desa Sungai Pinang merupakan daerah dengan penduduk yang cukup padat dengan latar belakang yang beragam. Penduduk Desa Sungai Pinang sampai dengan tahun 2024 berjumlah 9368 jiwa terdiri dari 4848 orang jiwa laki-laki dan 4520 jiwa perempuan.
2.3.1 Data Kependudukan Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Berikut merupakan data kependudukan Desa Sungai Pinang yang diperoleh berdasarkan Data Umum Desa Sungai Pinang tahun 2024.
Tabel 2.1 Data Kependudukan Desa Sungai Pinang JUMLAH
Jumlah Laki-laki 4848 orang
Jumlah Perempuan 4520 orang
Jumlah Total 9368 orang
Jumlah Kepala Keluarga 2969 KK
Kepadatan Penduduk 577,20 per KM
Sumber : Data Umum PKK Desa Sungai Pinang Tahun 2024
Tabel 2.2 Data Kependudukan Desa Sungai Pinang Berdasarkan Usia USIA
Usia
(Tahun) Laki-laki
Perempua
n Usia (Th) Laki-laki
Perempua n 0-12
bulan 38 orang 41 orang 39 Tahun 93 orang 71 orang 1 tahun 38 orang 46 orang 40 103 orang 101 orang
2 59 orang 71 orang 41 109 orang 107 orang
3 77 orang 87 orang 42 103 orang 99 orang
4 81 orang 69 orang 43 87 orang 97 orang
5 111 orang 118 orang 44 89 orang 102 orang
6 87 orang 103 orang 45 101 orang 111 orang
7 105 orang 112 orang 46 96 orang 87 orang
8 101 orang 99 orang 47 87 orang 103 orang
9 83 orang 14 orang 48 99 orang 97 orang
10 143 orang 137 orang 49 103 orang 97 orang
11 121 orang 119 orang 50 133 orang 111 orang Sumber : Data Umum PKK Desa Sungai Pinang Tahun 2024
Usia
(Tahun) Laki-laki Perempuan Usia (Th) Laki-laki Perempuan
12 133 orang 121 orang 51 141 orang 127 orang
13 102 orang 97 orang 52 105 orang 87 orang
14 97 orang 102 orang 53 99 orang 68 orang
15 135 orang 139 orang 54 54 orang 60 orang
16 102 orang 104 orang 55 149 orang 125 orang
17 127 orang 121 orang 56 134 orang 112 orang
18 147 orang 139 orang 57 112 orang 131 orang
19 100 orang 96 orang 58 141 orang 102 orang
20 101 orang 95 orang 59 98 orang 86 orang
21 97 orang 89 orang 60 47 orang 41 orang
22 88 orang 93 orang 61 32 orang 36 orang
23 93 orang 88 orang 62 27 orang 29 orang
24 99 orang 103 orang 63 43 orang 31 orang
25 169 orang 153 orang 64 17 orang 19 orang
26 105 orang 119 orang 65 46 orang 43 orang
27 132 orang 123 orang 66 27 orang 31 orang
28 144 orang 115 orang 67 17 orang 10 orang
29 132 orang 97 orang 68 14 orang 12 orang
30 131 orang 122 orang 69 16 orang 15 orang
31 120 orang 115 orang 70 23 orang 19 orang
32 114 orang 101 orang 71 18 orang 20 orang
33 109 orang 104 orang 72 17 orang 22 orang
34 99 orang 97 orang 73 16 orang 15 orang
35 109 orang 99 orang 74 11 orang 11 orang
36 98 orang 101 orang 75 47 orang 55 orang
37 87 orang 92 orang >75 3 orang 2 orang
Sumber : Data Umum PKK Desa Sungai Pinang Tahun 2024
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Dan Jenis Kelamin
No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah %
1 0-5 304 432 736 5,58
2 06-12 752 705 1.457 11,05
3 13-18 710 702 1.412 10,71
4 19-35 1.924 1.809 3.733 28,33
5 36-54 1.878 1.798 3.676 27,90
6 >55 1.194 967 2.161 16,40
Total 6.762 6.431 13.175 100
Sumber : Data Kepemilikan Desa Sungai Pinang
Berdasarkan tabel yang ada di atas, terlihat masyarakat yang berusia 19-35 tahun memiliki jumlah paling banyak di Desa Sungai Pinang dengan jumlah sebanyak 3.733 orang dengan persentase 28,33%
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Tingkat
Laki-laki Perempuan
Pendidikan
1 TK 59 83
2 SD 199 190
3 SMP 2199 1981
4 SMA 2038 2053
5 Perguruan Tinggi 475 354
Jumlah 9551
Sumber : Data Kepemilikan Desa Sungai Pinang
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan
1 Buruh Tani 304 228
2 TNI 13 0
3 POLRI 35 0
4 Belum Bekerja 687 488
5 Ibu Rumah Tangga 0 2321
6 Buruh Harian 1932 201
7 Anggota Legislatif 1 0
Jumlah 6210
Sumber : Data Kepemilikan Desa Sungai Pinang
Berdasarkan tabel yang di atas, terlihat mayoritas pekerjaan masyarakat Desa Sungai Pinang adalah sebagai Buruh Harian Lepas dan Ibu Rumah Tangga.
2.3.2 Data Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Sumber : Data Kepemilikan Desa Sungai Pinang
Berdasarkan data yang diperoleh dari Data Kepemilikan Desa Sungai Pinang, masyarakat di Desa Sungai Pinang mayoritas beragama Islam. Dengan total jumlah penduduk muslim sebesar 8736 orang.
2.4 Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi Desa Sungai Pinang, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, memiliki potensi ekonomi yang cukup beragam. Lebih banyak bergantung pada sektor informal seperti buruh harian dan industri kecil. Pertanian masih menjadi tulang punggung ekonomi. Meskipun belum optimal, infrastruktur perdagangan dan jasa masih dalam pengembangan. Potensi pengembangan ada pada pengolahan hasil lokal serta peningkatan akses ke pasar lebih luas. Berikut adalah penjelasan kondisi ekonomi desa :
2.4.1 Sumber Daya Alam
Pemukiman dengan luas wilayah : 951 Ha
Persawahan dengan luas wilayah : 439,88 Ha
Tanah rawa dengan luas wilayah : 158 Ha
Tanah gambut dengan luas wilayah : 52 Ha 2.4.2 Sumber Daya Manusia
Mayoritas penduduk berkerja sebagai buruh harian lepas (2.133 orang), buruh tani (532 orang), dan ibu rumah tangga (2.321 perempuan)
Agama Laki-laki Perempuan
Islam 4408 4328
Kristen 37 29
Katholik 12 17
Budha 2 3
Jumlah 4459 4377
Petani aktif hanya 2 orang, dengan sebagaian besar penduduk berkerja sebagai buruh tani.
Dari 4.571 angkatan kerja usia 18-56 tahun, terdapat 323 orang berkerja tidak tetap dan 12 orang tidak berkerja akibat cacat.
Industri kecil mendominasi, terutama dalam subsektor makanan dengan nilai produksi tahunan Rp 4.350.000.
Industri rumah tangga lainnya termasuk bahan bangunan dan alat pertanian.
2.4.3 Pendapatan Perkapita
Tabel 2.7 Pendapatan Perkapita
No PERTANIAN
1 Jumlah Rumah Tangga 2487 Orang
2 Jumlah Total Anggota Rumah Tangga 1596 Orang 3 Jumlah Rumah Tangga Buruh Tani 1986 Orang 4 Jumlah Anggota Rumah Tangga Buruh 1686 orang 5 Jumlah Pendapatan Perkapita dari Sektor 14.000.000,00
Tersebut Untuk Setiap Rumah Tangga Sumber : Data Perkembangan Penduduk Desa Sungai Pinang, 2024
Tabel 2.8 Pendapatan Rill Keluarga
No Pendapatan Rill Keluarga
1 Jumlah Kepala Keluarga 2696 KK
2 Jumlah Anggota Keluarga 9368 Orang
3 Jumlah Pendapatan Anggota Keluarga Rp. 2.500.000 4 Jumlah Pendapatan Anggota Keluarga Rp. 2.000.000
Yang Bekerja
Sumber : Data Perkembangan Penduduk Desa Sungai Pinang, 2024
Pendapatan perkapita rata-rata per keluarga dari sektor pertanian adalah sebesar Rp 14.000.000/tahun. Pendapatan perkeluarga keseluruhan rata-rata Rp2.000.000.
Pendapatan perdagangan eceran bisa menghasilkan nilai transaksi Rp 5.000.000.
pada sektor jasa belum berkembang pesat dengan minimnya jenis usaha.
Industri kecil sebanyak 63 unit Industri kecil, Termasuk pengolahan makanan dan bahan bangunan, menjadi sektor produktif utama dengan nilai produksi mencapai Rp 4.350.000.
Kondisi ekonomi Desa Sungai Pinang pada tahun 2024 menunjukkan bahwa meskipun memiliki potensi sumber daya alam dan manusia yang cukup besar, desa ini masih menghadapi kendala dalam pengembangan sektor produktif.
2.5 Kondisi Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya pada masyarakat Desa Sungai Pinang samgat kental, yang dipengaruhi oleh banyaknya populasi masyarakat yang beragama Islam. Masyarakat Desa Sungai Pinang dengan mayoritas beragama Islam ini tetap menjaga tradisi dan melestarikan budayanya yang sudah ada sejak zaman leluhur. Adat dan budaya yang berbasis kearifan lokal ini tetap dijaga dan di lestarikan oleh masyarakat Desa. Seperti contohnya sholat berjama’ah, mengadakan pengajian, dan lainnya baik yang menyangkut keagamaan maupun seremonial. Selain itu, sering dilakukan kegiatan gotong royong dengan sesama penduduk Desa serta kegiatan sosial seperti pemeriksaan kesehatan setiap minggunya.
2.6 Kondisi Infrastruktur Desa
Infrastruktur Desa merupakan salah satu faktor utama yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur desa yang berkualitas akan membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah perdesaan, demi mewujudkan sebuah infrastruktur desa yang berkualitas pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur desa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat pedesaan.
Beberapa jenis infrastruktur desa yang perlu dibangun antara lain adalah lapangan bermain, lapangan olahraga, taman rekreasi, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, dan lainnya. Pembangunan jalan merupakan hal yang sangat penting, karena dapat mempercepat waktu tempuh antar desa dan mempermudah pengangkutan barang ke pasar. Pembangunan jaringan listrik juga akan meningkatkan produktivitas masyarakat dalam bekerja khususnya dalam sektor pertanian dan industri kecil selain
itu pembangunan jaringan telekomunikasi seperti internet dan telepon seluler juga sangat penting karena dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat pedesaan.
Pada pembahasan kali ini tentang infrastruktur yang ada pada Desa Sungai pinang itu sendiri dapat dikatakan bahwa infrastruktur yang ada sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat desa namun beberapa infrastruktur Desa perlu diadakannya sebuah perawatan dan tegasnya aparat dalam menjaga kualitas dari infrastruktur itu sendiri, seperti salah satu fasilitasnya berupa jembatan yang ada di sekitar desa itu sendiri, dan jalan penghubung yang mempercepat akses masyarakat menuju tempat tertentu yang perlu ditata sehingga mempercepat akses bagi masyarakat.
2.7 Masalah dan Potensi
Setiap daerah memiliki masalah dan potensi yang unik, termasuk Desa Sungai Pinang, Kecamatan Rambutan. Masalah utama yang dihadapi masyarakat di desa ini berkaitan dengan pengelolaan limbah dan pemanfaatan sumber daya lokal yang belum optimal. Limbah sekam padi dan limbah sayuran sering kali hanya dibuang atau dibakar, yang menyebabkan pencemaran lingkungan dan hilangnya peluang untuk memanfaatkan sumber daya tersebut.
Pola pikir masyarakat yang belum sepenuhnya memahami pentingnya daur ulang dan pemanfaatan limbah menjadi tantangan lain dalam mewujudkan kehidupan yang lebih berkelanjutan. Namun, di balik permasalahan tersebut, terdapat potensi besar yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Desa Sungai Pinang memiliki sumber daya lokal yang melimpah, seperti hasil pertanian berupa padi dan sayuran, yang menghasilkan limbah organik dalam jumlah besar. Dengan pendekatan dan teknologi yang tepat limbah sayuran dapat diolah menjadi Ecoenzym yang berguna untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Selain itu, potensi sumber daya manusia di Desa Sungai Pinang juga cukup besar. Masyarakat memiliki semangat gotong-royong yang kuat, yang dapat menjadi modal utama dalam mengembangkan program pengelolaan limbah berbasis komunitas. Dengan memberikan pelatihan dan pendampingan, masyarakat dapat diberdayakan untuk mengelola limbah menjadi produk bernilai tambah, yang
tidak hanya bermanfaat untuk kebutuhan lokal tetapi juga memiliki potensi pasar yang lebih luas.
Keberadaan lahan pertanian yang cukup luas juga menjadi potensi lain yang dapat mendukung pemanfaatan limbah. Penerapan Ecoenzym pada lahan pertanian di desa ini dapat membantu meningkatkan hasil panen sekaligus memperbaiki kesuburan tanah dalam jangka panjang. Dengan demikian, pengelolaan limbah tidak hanya memberikan solusi atas masalah pencemaran tetapi juga mendukung keberlanjutan sektor pertanian di desa ini.
Melalui identifikasi masalah dan potensi ini, dapat disusun program-program yang tepat sasaran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah dan memaksimalkan potensi sumber daya lokal. Dengan upaya yang terintegrasi, Desa Sungai Pinang memiliki peluang besar untuk menjadi contoh daerah yang sukses dalam mengelola limbah menjadi sumber daya yang bermanfaat, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
KAJIAN TEORITIS
3.1 Ecoenzym
3.1.1 Pengertian Ecoenzym
Ecoenzym adalah cairan multifungsi yang dihasilkan melalui fermentasi anaerob dari bahan-bahan alami seperti limbah sayuran, buah-buahan, air, gula merah. Proses ini menghasilkan cairan yang kaya enzim dan mikroorganisme bermanfaat (Thirumurugan & Mathivanan, 2018). Menurut Dr. Rosukon Poompanvong seorang peneliti asal Thailand yang mempopulerkan konsep ecoenzym, manfaat dari ecoenzym adalah untuk menyeimbangkan mikroorganisme dalam ekosistem, mengurangi zat kimia berbahaya dalam tanah dan air, dan digunakan sebagai pupuk organik dan pembersih serbaguna.
Ecoenzym adalah salah satu metode untuk mendaur ulang limbah dapur organik menjadi produk yang bermanfaat. Cairan Ecoenzym ini berwarna coklat gelap dan memiliki aroma yang asam/segar yang kuat (M. Hemalatha, 2020). Eco-enzym membantu mengurangi sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), sehingga menekan emisi gas metana yang dihasilkan dari pembusukan sampah organik (Zero Waste Indonesia, 2018). Ecoenzym sering kali disebut dalam artikel ilmiah sebagai “produk fermentasi organik multifungsi.” Penelitian menunjukkan bahwa ecoenzym memiliki potensi besar dalam bioremidasi, yaitu memperbaiki kualitas tanah dan air dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme dalam mengurangi polutan.
3.1.2 Manfaat Ecoenzym
Ecoenzym merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik. Ecoenzym berfungsi yaitu pembersih lantai, pembersih sayuran dan pembersih buah- buahan, penangkal serangga serta penyubur tanaman (Larasati Destyana, 2020). Sifat eco-Enzyme ini adalah alami dan bersifat menyuburkan tumbuhan, oleh karena itu, sebagian besar petani yang sekarang menggunakan pupuk cair yang terbuat dari limbah buah dan sayuran mengalami penyuburan pada
14
tanaman. Selain itu, melalui fermentasi, ecoenzyme menghasilkan Nitrat (NO3
) dan Karbon Trioksida (CO3) yang diperlukan sebagai nutrisi (Siska, 2021).
Nutrisi AB Mix marupakan nutrisi yang dapat digunakan untuk bertanam pada media hidroponik. Nutrisi AB Mix dibuat dalam dua kemasan yang berbeda yaitu Mix A dan Mix B, kandungan dalam Mix A yaitu unsur Ca, sedangkan kandungan dalam Mix B Sulfat serta fosfat. Nutrisi AB Mix menjadi pupuk pada media tanam (Khomsah, 2021). Nutrisi AB Mix memiliki kandungan yaitu sebagai berikut :
1) Nitrogen
Nitrogen (N) memiliki keunggulan sebagai makronutrien yang diperlukan untuk pembentukan sel besar pada daun yang lebar dan lebat. Mensintesis asam amino (amino acid) dalam membentuk protein, zat klorofil dan enzim.
Perkembangan jaringan seluler dan batang pada daun memastikan tanaman tumbuh dengan sangat cepat dan terasa renyah saat dimakan. Tanaman yang kekurangan nitrogen memiliki ciri seperti daun yang ditandai, awalnya berwarna hijau tua, kemudian menjadi terang, kemudian menjadi kuning, dan kemudian rontok. Tumbuhan kerdil, daunnya berwarna hijau pucat atau kekuningan kemudian mengering. kelebihan nitrogen ditandai warna daun hijau tua, menghasilkan warna abu-abu dengan jumlah kepala yang tidak terlalu banyak dan akar yang kurang berkembang (Budiana, 2016).
2) Fosfor (P)
Fosfor (P) memiliki keunggulan sebagai makronutrien yang berperan dalam pembentukan akar. Pembibitan adalah tentang membangun akar yang baik sehingga penyerapan nutrisi meningkat dan tanaman tumbuh dengan cepat.
Tanaman yang kekurangan fosfor yaitu ditandai dengan daun hijau yang berubah menjadi warna hijau gelap atau abu-abu, perkembangan pada akar yang buruk, dan urat daun yang berwarna hijau tua. Warna daun tua, tepi daun, dahan dan batang berwarna ungu, yang berangsur-angsur berubah menjadi kuning. Kelebihan fosfor pada tanaman yaitu tidak ada gejala yang nyata (Budiana, 2016).
3) Kalium (K)
Kalium (K) memiliki keunggulan sebagai makronutrien yang memiliki peran sebagai aktivator dalam memproses fotosintesis tanaman. Seiring bertambahnya usia, kebutuhannya berubah dari rendah menjadi tinggi.
Mengatur mineral yang dibutuhkan tanaman. Tanaman yang kekurangan kalium menunjukka ciri-ciri seperti daun bagian bawah tampak kering atau ada bagian yang terbakar. Daun mengerut atau keriting, terutama daun tua, kemudian mati. Kelebihan kalium pada tanaman yaitu tidak ada gejala nyata pada tanaman (Budiana, 2016).
3.1.3 Ecoenzym Limbah Kulit Buah-buahan
Ecoenzym merupakan larutan hasil fermentasi senyawa organik kompleks yang berasal dari limbah organik seperti sayur dan buah dengan campuran gula dan air (Hemalatha, 2020). Limbah rumah tangga (domestik) yang dapat didaur ulang atau dimanfaatkan seperti limbah buah-buahan yang dihasilkan dari sisa konsumsi. Buah-buahan yang sering dijumpai yaitu buah naga, buah pisang dan buah mangga. Dari ketiga buah tersebut limbahnya (kulit) buah-buahan bisa dijadikan bahan pembuatan eco enzim. Kulit buah naga memiliki khasiat yang luar biasa nilai gizi dalam hal antioksidan, serat, vitamin C, mineral, terutama kalsium dan fosfor, kulit buahnya berpotensi sebagai agen antibakteri, antioksidan dan sumber pektin (Jalgaonkar et al., 2022). Kulit buah pisang memiliki senyawa organik yang mempunyai unsur kimia seperti fosfor (P), belerang (S) magnesium (Mg), dan sodium. Kandungan unsur hara tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman (Dwi Nopandra Sitepu, 2022). Kulit buah mangga memiliki kandungan yaitu polifenol, pektin, vitamin, flavonoid, serat dan enzim (Vishal B. Thakare, 2023).
3.1.4 Proses pembuatan Ecoenzym
Ecoenzym ada di mana-mana, termasuk di dalam tubuh kita. Sumber pembentukan enzyme adalah tanaman seperti sayuran dan buah-buahan, termasuk akar, daun serta bunga. Namun, yang kita lakukan adalah mengurangi sampah yang ada di dapur yang sebagian besar adalah sampah dari sayuran dan kulit buah segar. Untuk mengolah limbah sampah organik, Dr Rosukan sudah
menciptakan sebuah teori khusus untuk pembuatan Eco-Enzym (EE). Ada banyak formula Ecoenzym, namun formula dari Dr Rosukan sudah terbukti tidak menimbulkan efek samping. Temuan beliau ini dipersembahkan untuk kebaikan seluruh manusia. Formula yang diciptakan tersebut sangat bermanfaat untuk sektor pertanian dan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi dapat melepaskan ozone. Ozone yang keluar ke udara akan bercampur dengan gas lain di udara dan dapat menetralkan suhu ruangan. Sementara itu, jika enzym dituangkan di laut atau sungai maka akan membantu mengurangi masalah yang ada.
Ecoenzym adalah produk yang ramah lingkungan serta memiliki banyak fungsinya. Pembuatan ecoenzym membutuhkan bahan yaitu air, gula dan limbah organik, dengan perbandingan 10:1:3. Gula yang digunakan adalah gula merah yang belum diolah dalam proses pemutihan, seperti gula pasir. Memanfaatkan sampah organik untuk produksi ecoenzym sangat cocok untuk mengurangi sampah domestik, karena sampah domestik organik merupakan bagian terbesar dari total jumlah sampah. Untuk melakukannya diperlukan wadah berupa wadah plastik, penggunaan kaca tentunya dihindari, karena wadah dapat pecah diakibatkan fermentasi mikroba. Tambahkan 10 bagian air ke wadah (isi 60%
wadah). Tambahkan satu bagian gula (10% air) dan tiga bagian sayur atau buah, hingga memenuhi 80% wadah. Tutup wadah selama tiga bulan dan buka setiap hari untuk mengeluarkan gas selama bulan pertama (Tioner Purba, 2022).
3.1.5 Standar Mutu Ecoenzym Yang Baik
Standar ecoenzym yang baik adalah larutan eco enzim yang berwarna coklat, berbau asam-manis, dan memiliki pH sekitar 3. Rendahnya pH disebabkan tingginya konsentrasi asam organik. Larutan eco enzim yang dibuat dari bahan organik berupa limbah buah biasanya memiliki pH rendah, sehingga parameter kimianya yang bersifat asam. Hal ini dikarenakan pada limbah buah mengandung mikroorganisme yang secara alami dapat memetabolisme asam organik dan alkohol (Winarsih, 2023).
Ciri-ciri Ecoenzym kita berhasil baik adalah :Warna nya cerah sesuai dengan bahan yang kita gunakan. Namun warna ini akan sangat berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Tergantung dengan bahan yang kita gunakan. Bahkan jika bahan yang digunakan sudah sama namun micro organisme yang berbeda akan menyebabkan warna yang berbeda. Aroma nya sesuai dengan bahan (tidak berbau busuk)dan terdapat jamur putih. Kalau jamurnya berwarna hitam berarti gagal, dan kita harus segera memulihkannya dengan cara menambahkan gula kedalam wadah sesuai takaran semula.
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 261/KPTS/SR.310/
M/4/2019, tentang persyaratan teknis minimal pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah. Ruang lingkup persyaratan teknis minimal Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pembenah Tanah meliputi definisi dan syarat mutu. Di bawah ini adalah tabel kualitas mutu yang baik untuk pupuk organik cair.
Tabel 3.1 Kualitas Mutu Yang Baik Pupuk Organik Cair
Su
m be
r :
KEPMEN PERTANIAN
No Parameter Satuan Standar Mutu
1 C-Organik % (w/v) minimum 10
2 Hara makro: % (w/v) 2,0 - 6,0
N + P2O3 + K2O
3 N-organik % (w/v) minimum 0,5
4 Hara mikro")
Fe total ppm 90-900
Mn total ppm 25-500
Cu total ppm 25-500
Zn total ppm 25-500
B total ppm 12-250
Mo total ppm 2,0-10,0
5 pH - 4,0-9,0
6 B.coli MPN/ml < 1 x 102
Salmonella sp MPN/ml < 1 x 102 7 Logam berat
Ag ppm maksimum 5,0
Hg ppm maksimum 0,2
Pb ppm maksimum 5,0
Cd ppm maksimum 1,0
Cr ppm maksimum 40
Ni ppm maksimum 10
8 Unsur/senyawa lain")
Na ppm maksimum 2000
Cl ppm maksimum 2000
3.2 Pendidikan Karakter
3.2.1 Pengertian Pengertian Pendidikan Berkarakter
Secara Etimologis, kata karakter berasal dari Yunani yaitu Charassein yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur dan perilaku jelek dikatakan orang yang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak. Karakter adalaah Pendidikan yang mendukung perkembangan sosial, emosional dan etis siswa. Sementara secara sederhan Pendidikan berkarakter dapat di maknai sebagai hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya.
Seperti contoh proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga dapat dibedakan dengan orang lain, ibarat sebuah huruf alfabeta yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain, demikianlah orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang lain. Pendidikan karakter dapat disebut juga sebagi Pendidikan moral, dan Pendidikan akhlak.
3.2.2 Tujuan Pendidikan Berkarakter
Pendidikan berkarakter di Sekolah Dasar Negeri 03 memiliki tujuan yang positif tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi guru, orang tua, dan masyarakat sekitar. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari Mengembangkan Karakter Positif: Membentuk pribadi yang berintegritas, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan menghargai orang lain. Membangun Kesadaran Moral:
Menanamkan nilai-nilai moral sehingga individu mampu membedakan antara perilaku yang benar dan salah. Mengembangkan Kecerdasan Sosial dan Emosional: Membantu peserta didik dalam mengelola emosi, bekerja sama, dan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Meningkatkan Kesadaran Nasional dan Budaya: Membentuk rasa cinta tanah air, menghargai keragaman budaya, dan menjaga persatuan. Mempersiapkan Generasi yang Beretika dalam Kehidupan Bermasyarakat: Membantu individu menjadi warga negara yang bertanggung jawab, peduli sosial, dan mampu memberikan
kontribusi positif dalam masyarakat. Mendorong Kemandirian dan Kreativitas:
Membangun karakter yang mampu berpikir kritis, mandiri, dan kreatif dalam menghadapi tantangan kehidupan. Pendidikan berkarakter bertujuan agar nilai- nilai ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Secara keseluruhan, pendidikan berkarakter di Sekolah Dasar Negeri 03 memiliki dampak positif yang luas, tidak hanya dalam pembentukan pribadi siswa, tetapi juga dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kehidupan sosial di masyarakat. Dengan penerapan yang konsisten, pendidikan berkarakter dapat menciptakan generasi muda yang lebih berkualitas, bertanggung jawab, dan peduli terhadap sesame.
3.2.3 Metode Penerapan Pendidikan berkarakter
Penerapan Pendidikan berkarakter dengan melakukan penyuluhan di Sekolah Dasar Negeri 03 Rambutan kepada siswa mengenai pentingnya Pendidikan berkarakter melalui berbagai topik, seperti kedisiplinan, Tanggung jawab, Kerjasama dan Kejujura. Penyuluhan dilakukan dengan cara interaktif dan menyenangkan agar siswa mudah memahami dan mengaplikasikan nilai- nilai tersebut. Berikut adalah peran penerapan Pendidikan berkarakter di Sekolah Dasar Negeri 03 Rambutan.
1. Pembinaan watak (jujur, cerdas, peduli, Tangguh)
2. Mengubah kebiasan buruk tahap demi tahap yang pada akhirnya menjadi baik.
3. Karakter merupakan sifat tertanam di dallam jiwa dan dengan sifat itu seorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan dan perbuatan.
4. Karakter adalah sifat yang terwujud dalam kemampuan daya dorong dari dalam untuk menampilkan perilaku terpuji dan mengandung kebajikan
3.2.4 Pendidikan Karakter di Era Digital
Zaman serba teknologi ini menjadikan anak telihat sangat pasif dan jarang untuk bersosialisasi di keluarga maupun masyarakat. Kebanyakan anak zaman sekarang lebih fokus untuk memperhatikan layar di depan matanya ibandingkan bermain dengan teman sebayanya. Sehingga tak jarang anak kehilangan waktu berharganya bermain bersama keluarga, belajar, mengembangkan bakat atau bermain bersama teman-temannya karena fokusnya sudah diambil alih oleh layar ponsel ataupun teknologi yang ada.
Disini peran orangtua sangat penting dalam membimbing, memantau, serta mengatur waktu anak dari alat digital yang dipakai. Adapun yang harus dilakukan orang tua terhadap anak dalam pengasuhan digital. Sebagai seorang pendidik dan seorang orang tua, harus menjadi panutan dan rolemodel yang baik untuk anak demi membentuk kepribadian dan karakter yang baik.
Apalagi di era digital ini sangat mudah untuk menggali dan mendapatkan informasi di internet.Sebagai pendidik ataupun orang tua sudah seharusnya menjadi pengawas dan pembimbing yang baik untuk anak-anak dalam mendapatkan infromasi. Apalagi usia anak-anak sekolah dasar yang masih belum mampu membedakan dengan baik mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. Dikahawatirkan, dengan teknologi yang ada, anak-anak justru terkena dampak negative dari teknologi itu sendiri karena kurangnya pantauan pendidik maupun orangtu, dampak postif dan negative Pendidikan berkarakter di era digital, sebagai berikut:
1. Dampak Positif
Sarana penyampaian informasi, informasi suatu kejadian secara cepat, tepat dan akurat, Mempermudah akses terhadap informasi baru, memperoleh informasi kapanpun dan dimanapun. Media sosial, mempertemukan individu dengan orang yang baru, mempertemukan individu dengan teman lama yang jarang sekali bertemu. Membantu dalam mencari informasi bahan pelajaran bagi peserta didik.
2. Dampak Negatif
Anak bersifat Individual, berkurangnya tingkat pertemuan langsung atau interksi antar sesama manusia. Temperamen, kebiasaan bersosialisasi dengan media sosial, maka anak akan beranggapan bahwa dunia luar adalah ancaman.
Berita tanpa tanggung jawab, berita Hoax, Bulying. Rentannya kesehatan mata, terutama mengalami rabun jauh atau rabun dekat.
3.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
3.3.1 Edukasi Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan upaya untuk membantu masyarakat agar dapat menerapkan cara-cara pola hidup yang bersih dan sehat dalam rangka menjaga, memelihara, maupun meningkatkan kesehatan yang dapat mensejahterahkan hidup di dalam anggota masyarakat (Anik, 2013).
Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu untuk menciptakan suatu kondisi di dalam masyarakat dengan memberikan komunikasi, informasi dan edukasi agar masyarakat dapat meningkatkan sikap atau perilaku hidup bersih dan sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus dilakukan dan dipraktikkan secara terus menerus agar menjadi suatu pola kebiasaan yang mendukung untuk terbentukya pola perilaku yang bersih dan sehat serta meningkatkan produktifitas, kualitas hidup dan ketahan dari serangan berbagai macam penyakit. Selain itu, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat juga harus dilakukan oleh masyarakat, anggota keluarga, individu maupun kelompok agar dapat mendorong lingkungan yang berkualitas, karena dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat memiliki manfaat yang sangat banyak, mulai dari kefokusan hingga kesejahteraan hidup di dalam aggota keluarga. Dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebenranya sangatlah mudah bila dibandingkan harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk pengobatan jika mengalami gangguan kesehatan (UNS T. F., 2013).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus dilakukan oleh diri sendiri agar seluruh anggota mampu menolong diri sendiri pada kesehatan dan memiliki peran yang aktif ketika menjalankan aktivitas di dalam masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011). Namun,
di dalam masyarakat ada beberapa orang yang belum memahami tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta apa saja manfaatya, hal ini dibuktikan dengan adanya masyarakat yang sering melakukan berbagai aktivitas tanpa menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sehingga untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan informasi dan sosialisasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepada masyarakat agar dapat tumbuh suatu kesadaran akan pentingnya mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di dalam masyarakat demi kesehatan serta kesejahteraan anggota masyarakat (Fatina, 2020).
3.3.2 Manfaat Hidup Bersih dan Sehat
Hidup sehat bisa dimulai dari diri sendiri dengan mengurangi kebiasaan yang tidak baik untuk kesehatan. Mulai sekarang sudah saatnya kita untuk memulai hidup sehat tanpa diabetes, hidup sehat tanpa merokok, hidup sehat tanpa obat dan hidup sehat bebas kanker. ayo mulai hidup sehat sejak remaja sehingga bisa hidup sehat hingga lansia. Berikut adalah manfaat dari menjalankan hidup sehat salahsatunya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, mencegah penyakit kronis (diabetes, hipertensi, jantung), meningkatkan produktivitas dan energi, meningkatkan keseimbangan mental dan mengurangi stress, membantu mengontrol berat badan, dan meningkatkan kemampuan kosentrasi dan memori.
3.3.3 Cara dan Faktor Yang Mempengaruhi Hidup Sehat
Cara untuk menerapkan hidup sehat adalah dengan makan makanan yang seimbang, berolahraga minimal 30menit, tidur 7-8 jam sehari, minum air minimal 8 gelas dalam sehari, mengelola stres dengan meditasi, menghindari konsumsi alkohol dan rokok, melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, mengembangkan hubunga sosial yang positif.
Adapun faktor yang mempengaruhi hidup sehat yaitu karena pola makan yang seimbang, olahraga teratur, istirahat yang cukup, manajemen stres, lingkungan yang sehat, perawatan diri dan hubungan sosial yang baik.
3.4 Penyuluhan Tentang Energi Terbarukan 3.4.1 Pengertian Energi Terbarukan
Energi terbarukan adalah sumber energi yang tersedia oleh alam dan bisa dimanfaatkan secara terus-menerus. Hal ini senada dengan keterangan International Energy Agency (IEA) yang juga menyatakan bahwa energi terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alam yang diisi ulang terus menerus. Istilah energi terbarukan lahir sebagai solusi atas potensi keterbatasan sumber energi tak terbarukan yang banyak terpakai saat ini. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwasanya pemanfaatan energi tak terbarukan atau dikenal juga dengan sebutan energi fosil secara berkepanjangan memiliki dampak negatif. Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan terpacu oleh produksi gas-gas berbahaya dari sisa oksidasi, seperti CO2, SO2 dan NO2. Gas CO2 yang dihasilkan merupakan salah satu golongan gas rumah kaca yang memicu pemanasan global. Sedangkan SO2 dan NO2 adalah senyawa yang menjadi sumber deposisi asam yang akan kembali ke permukaan bumi bersama hujan asam ataupun sebagai partikel bebas. Dampak dari deposisi asam antara lain mengganggu keseimbangan nutrisi tanah, merusak kualitas air, punahnya beberapa jenis makhluk hidup yang tidak bisa beradaptasi dengan kondisi asam, menimbulkan masalah kesehatan pada manusia, dan masih banyak lagi.
3.4.2 Pengertian Energi Terbarukan 1. Energi surya
Energi surya adalah energi yang bersumber dari sinar matahari.
Selain membantu tumbuhan dalam melakukan fotosintesis, ternyata sinar matahari juga memiliki fungsi yang tak kalah besar bagi kehidupan manusia yaitu sebagai salah satu alternatif pembangkit listrik. Peran energi surya sebagai pembangkit listrik sudah dikembangkan secara massive oleh berbagai negara seperti Jerman, Amerika Serikat, India, dan Jepang. Untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik dibutuhkan panel surya yang berfungsi sebagai
perantara yang menyerap sinar matahari, kemudian dikonversi menjadi energi listrik. Selanjutnya, listrik tersebut mengalir ke inverter yang berperan mengubah arus DC menjadi arus AC sebelum kemudian bisa dimanfaatkan untuk menghidupkan berbagai peralatan yang memanfaatkan Listrik sebagai sumber energi.
2. Energi air
Pemanfaatan air sebagai sumber energi sudah cukup lama dikenal.
Jumlahnya yang melimpah tentunya akan sangat disayangkan jika hanya digunakan untuk mengairi lahan pertanian, area rekreasi, dan untuk dikonsumsi. Proses mengkonversi energi air pun terbilang cukup mudah, yakni dengan membuat kincir air yang kemudian ditempatkan pada daerah aliran air yang memiliki arus kencang.
Tujuannya agar semakin besar pula energi yang dihasilkan. Putaran kincir air menghasilkan energi kinetik yang kemudian digunakan untuk memutar generator. Nah, dari sanalah energi listrik dihasilkan.
3. Energi angin
Angin adalah udara yang bergerak dari wilayah yang memiliki tekanan udara tinggi ke wilayah dengan tekanan udara rendah.
Dengan sifatnya tersebut, sangat memungkinkan bila angin juga dimanfaatkan sebagai sumber energi. Prinsip pemanfaatannya sama dengan energi air, yakni dengan membuat kincir angin. Lalu, putaran kincir angin diteruskan untuk memutar generator yang menghasilkan energi listrik.
4. Energi panas bumi
Panas bumi merupakan energi panas yang berasal dari dalam bumi.
Umumnya wilayah-wilayah yang memiliki potensi panas bumi ini adalah wilayah yang berada pada kawasan yang dilalui cincin api pasifik, seperti Filipina, Indonesia, dan New Zealand. Untuk memanfaatkan energi panas bumi tersebut, biasanya dilakukan
dengan membuat galian hingga kedalaman tertentu yang mencapai titik panas bumi.
5. Bio energi
Bio energi merupakan sumber energi yang berasal dari makhluk hidup maupun material organik, seperti kayu, rumput, kotoran hewan, limbah pertanian, dan limbah rumah tangga atau yang dikenal dengan istilah biomassa.
3.4.3 Contoh Energi Terbarukan
Berikut adalah beberapa manfaat energi terbarukan bagi kehidupan manusia salah satunya adalah dengan menggunakan energi terbarukan tentunya lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi pencemaran udara dan kerusakan lingkungan akibat eksplorasi, pengeluaran yang dikeluarkan untuk menghasilkan energi cenderung lebih murah karena sumber energinya tersedia secara gratis. Selain itu, biaya pemeliharaan atau perawatan yang dibutuhkan juga lebih murah karena peralatan yang digunakan bisa dikatakan cukup sederhana. Mengoptimalisasi penggunaan energi terbarukan mendorong masyarakat yang mandiri energi, sebab tidak perlu lagi tergantung pada persediaan atau stok pasokan energi tak terbarukan yang dominan masih impor.
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Program Kerja Utama Ecoenzym 4.1.1 Ecoenzym
Kegiatan pembuatan ecoenzym dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2024, bertempat di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Rambutan. Lokasi kegiatan dipusatkan di balai desa, yang merupakan fasilitas umum strategis dan mudah diakses oleh masyarakat setempat. Pemilihan waktu dan tempat ini mempertimbangkan kesiapan masyarakat untuk berpartisipasi.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa sesi, meliputi penyuluhan tentang manfaat dan proses pembuatan ecoenzym, praktik langsung bersama warga, serta diskusi mengenai pengelolaan hasil produksi. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif di lokasi yang familiar bagi mereka, diharapkan tujuan kegiatan dapat tercapai secara efektif, baik dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengolahan limbah organik yang dapat dimanfaatkan menjadi produk ecoenzym sebagai bahan alternatif untuk pupuk organik cair (POC).
Metode yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah metode : sosialisasi, pelatihan pembuatan ecoenzym, tanya jawab, hasil produk, dan evauasi.
Adapun kegiatan pelatihan ini dimulai dengan sosialisasi program untuk menggugah minat masyarakat dalam mengolah limbah” organik yang dapat dimanfaatkan menjadi produk ecoenzym sebagai inovasi berkelanjutan untuk pengelolaan limbah organik di Desa Sungai Pinang. Kegiatan selanjutnya adalah pelatihan dan praktik pembuatan produk. Alur Pelaksanaan kegiatan diberikan seperti pada diagram dibawah ini:
27
Penyatuan Jadwal dengan instansi dan
Kegiatan inti/Edukasi Peberdayaan Masy Desa dalam Pembuatan Ecoen
Gambar 4.1. Diagram Alir kegiatan 4.1.2 Tahap Pembuatan Ecoenzym
Tahap pembuatan ecoenzym ini yaitu dimulai dari tahap persiapan, melakukan koordinasi bersama Kepala Desa, Ibu-ibu PKK dan Badan Pengurus Desa untuk mempermudah akses tim dalam menjangkau masyarakat.
Tahap Sosialisasi, tahap persiapan materi sosialisasi ecoenzym disajikan menggunakan modul terdiri dari cara pembuatan, pemakaian dan manfaat.
Tahap Pelatihan pembuatan ecoenzym, dilakukan persiapan alat dan bahan untuk pembuatan ecoenzym. Setelah selesai kegiatan, masing – masing partisipan dibekali modul agar dapat dipraktekan di rumah setelah kegiatan pelatihan selesai dilakukan. Tahap terakhir yaitu Evaluasi di akhir kegiatan dilakukan evaluasi untuk dapat menyimpulkan dan menilai keberhasilan rencana kegiatan.
Penyatuan Jadwal dengan instansi dan masyarakat yang ada di Desa Sungai
Pinang
Kegiatan inti/Edukasi Peberdayaan Masyarakat Desa dalam Pembuatan Ecoenzym sebagai inovasi berkelanjutan
untuk pengelolaan limbah organik
Hasil pemberdayaan meningkatkan kreativitas masyarakat dalam mengolah limbah organik menjadi
ecoenzym yang digunakan sebagai pupuk organik cair, dan lain-lain.
Observasi ke wilayah-wilayah dusun yang ada di Desa Sungai Pinang
1. Persiapan Bahan Baku
Persiapan bahan baku, proses pertama dimulai dengan mengumpulkan bahan baku yang terdiri dari : gula merah cair, limbah sayuran, air, gelas ukur, timbangan digital, botol plastik ukuran 500 mL, dan wadah/galon kosong yang bersih. Perbandingan sampah organik, gula, dan air adalah 3:1:10. Misalnya, 300 gram limbah organik, 100 gram gula, dan 1 kilogram atau 1 liter air.
Ketimbang gula putih, lebih baik menggunakan gula merah atau gula kelapa karena lebih bebas bahan kimia tambahan.
Bahan
Limbah Sayuran/Buahan Gula Merah Cair Air Jenis bahan yang kita gunakan dalam proses pembuatan ecoenzym sebaiknya
bervariasi, dan jangan hanya menggunakan satu jenis saja. Menggunakan jenis bahan yang bervariasi, akan memberikan variasi nutrient yang berfungsi untuk membuat micro-organisme menjadi aktif bekerja melakukan fermentasi.
Namun, juga ditentukan dari kegunaannya, kalau untuk tujuan khusus seperti membasmi serangga, hama, maka kita bisa campur ecoenzym dengan chillim jahe, dan rempah-rempah (Santi Wayan, 2020).
Setelah menyiapkan limbah organik sebagai bahan baku untuk pembuatan ecoenzym, tahap selanjutnya adalah menyiapkan gula merah yang telah dicairkan/molase. Gula adalah makanan untuk micro-organisme, sebaiknya jangan menggunakan gula yang sudah mengalami proses kimia seperti gula putih atau gula batu, gula untuk membuat kue juga tidak disarankan dalam pembuatan ecoenzym ini.
Selanjutnya kita perlu menyiapkan botol plastik bekas/galon plastik bekas dalam proses penyimpanan ecoenzym. Bahan dari logam tidak disarankan
karena akan mengakibatkan karatan. Bahan dari kaca juga tidak disarankan karena ada kemungkinan pecah ketika terjadi proses fermentasi yang menghasilkan banyak gas. Kalau menggunakan bahan plastik, maka plastik dapat mengembang (Santi Wayan, 2020).
2. Proses Produksi
Proses produksi, dimulai dengan memasukkan limbah organik (sayur &
buahan) seberat 300 gram yang telah dipotong kecil-kecil ke dalam wadah tertutup / galon plastik, isi dengan 1000 ml air bersih di dalam wadah, setelah itu memasukkan 100 ml cairan gula merah/molase. Lalu dihomogenkan sehingga larutan molase, air, dan limbah organik tercampur dengan rata.
Setelah itu tutup dengan rapat dan diamkan selama 90 hari untuk memulai fermentasi. Selama proses fermentasi tutup botol harus sesekali di buka untuk mengeluarkan gas yang ada di dalam botol. Kemudian pada hari 90 akan dilakukan pemanenan ecoenzym dengan cara memisahkan ampas limbah sayuran dari larutan, setelah itu cairan ecoenzyme yang telah jadi disaring dan di masukkan kedalam botol. Pengemasan, cairan ecoenzym yang telah siap pakai kemudian dikemas dalam botol dengan ukuran yaitu 500 ml yang akan digunakan sebagai pupuk organik cair.
Gambar 4.2 Alur Produksi Proses Pembuatan Ecoenzym
Bahan baku yang digunakan berupa limbah sayuran dan limbah kulit buah- buahan yang dihasilkan dari sampah rumah tangga dan sampah” organik yang terbuang begitu saja terutama dibagian pinggir jalan desa, sehingga mengakibatkan visibilitas di desa buruk dan menimbulkan bau yang kurang sedap. Limbah tersebut kami kumpulkan dan dimanfaatkan untuk diolah menjadi ecoenzym.
Penggunaan limbah organik dari dapur hanya tumbuh-tumbuhan dan buah - buahan mentah. Sayur yang sudah masak tidak boleh digunakan karena kandungan zat di dalamnya sudah hilang. Nutrient dalam Ecoenzym yang kita buat akan sangat tergantung dari bahan yang kita gunakan (Santi Wayan, 2020).
Gambar 4.3 Persiapan Bahan Baku Ecoenzym
Limbah organik (sayuran & buah-buahan) telah dikumpulkan dipotong kecil- kecil seperti yang telah ditunjukkan pada Gambar 4.3. Tahap selanjutnya adalah proses pencampuran air bersih. Air bersih yang kami gunakan sebanyak 1000 ml.
Gambar 4.4 Proses Pencampuran Air pada Ecoenzym
Proses Fermentasi pada ecoenzym menggunakan bantuan gula merah/molase.
Tujuan dari fermentasi ecoenzym ini adalah untuk menghasilkan enzim yang efektif dalam menguraikan limbah organik, sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem. Dilakukan proses fermentasi selama 90 hari. Namun, Selama proses fermentasi tutup botol harus sesekali di buka untuk mengeluarkan gas yang ada di dalam botol.
Gambar 4.5 Pencampuran Molase pada Proses Fermentasi Ecoenzym Apabila proses fermentasi telah mencapai batas waktu 90 hari, kemudian akan dilakukan pemanenan ecoenzym dengan cara memisahkan ampas limbah sayuran dari larutan, setelah itu cairan ecoenzym yang telah disaring dimasukkan ke dalam botol.
Gambar 4.6 Proses Fermentasi Ecoenzym
Ecoenzym yang telah disaring, produk dikemas dalam botol plastik yang ditutup rapat. Untuk alasan praktis dan keamanan, ecoenzym harus dikemas dalam botol kecil. Ecoenzym yang baik memiliki pH di bawah 4,0 dan bau fermentasi yang segar juga memiliki warna cokelat tua(Amalia Yunia Rahmawati, 2020).
Gambar 4.7 Produk Ecoenzym 4.1.3 Metode Penelitian
Pendekatan yang dilakukan pada kegiatan penelitian untuk melakukan pengelolaan limbah organik yang dapat dimanfaatkan sebagai produk ecoenzym kepada masyarakat desa yaitu secara kualitatif dengan pendekatan partisipatif.
Penelitian ini diawali dengan observasi langsung, yang dilakukan untuk memahami kondisi lingkungan desa, ketersediaan limbah organik, serta pola pengelolaan limbah yang telah berlangsung. Observasi ini menjadi dasar untuk mengidentifikasi potensi pemanfaatan limbah organik sebagai produk jadi bermanfaat berupa ecoenzym.
Untuk memperoleh data dan juga informasi yang diperlukan, dilakukan melalui observasi dan juga wawancara. Informasi didapatkan dari observasi secara langsung, wawancara, dan juga dokumentasi berupa foto-foto kegiatan.
Informasi tersebut kemudian dibentuk menjadi dokumen dan juga catatan yang kemudian diolah menjadi data. Selain itu, dilakukan studi literatur untuk memperoleh informasi teknis mengenai proses pembuatan ecoenzym, standar mutu pupuk organik cair, dan pengalaman serupa di wilayah lain. Penelitian ini
juga melibatkan pelatihan dan praktik langsung bersama masyarakat. Dalam kegiatan ini, masyarakat dilibatkan secara aktif dalam setiap tahapan produksi, mulai dari pengumpulan bahan baku hingga proses pengemasan ecoenzym.
Pendekatan ini dirancang untuk memastikan transfer pengetahuan yang efektif sekaligus meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengolah limbah organik. Setiap tahap kegiatan dicatat secara rinci melalui dokumentasi naratif, seperti catatan lapangan dan laporan harian. Dokumentasi ini digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan program serta memastikan bahwa semua kegiatan berjalan sesuai rencana.
4.1.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam program pembuatan ecoenzym di Desa Sungai Pinang dirancang secara komprehensif untuk mendapatkan informasi yang relevan, akurat, dan mendalam. Data yang dikumpulkan meliputi berbagai aspek, seperti potensi sumber daya lokal hingga efektivitas pelaksanaan program. Data ini menjadi dasar utama dalam setiap tahap kegiatan, mulai dari perencanaan hingga evaluasi dan tindak lanjut.
4.1.5 Cara Pengumpulan Data 1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan lewat pengamatan langsung. Peneliti melakukan observasi dengan cara survei langsung pada lokasi yang banyak menghasilkan limbah sampah organik di Desa Sungai Pinang. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap fenomena yang ada di lapangan.
Pada penelitian ini, observasi bertujuan untuk memperoleh data mengenai potensi sumber daya lokal, kondisi sosial ekonomi masyarakat, serta efektivitas penerapan program pembuatan ecoenzym. Beberapa aspek yang diamati meliputi:
a. Potensi sumber daya alam
• Menilai ketersediaan limbah organik rumah tangga/hasil pertanian sebagai bahan baku pembuatan ecoenzym.
• Memantau pengelolaan dan pemanfaatan limbah organik di desa.
b. Keterlibatan masyarakat dalam program
• Mengamati partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembuatan dan distribusi ecoenzym.
• Menilai tingkat pengetahuan masyarakat terkait manfaat dan cara pembuatan ecoenzym.
Tabel 4.1 Data Lapangan Limbah Desa Sungai Pinang No Tanggal Jumlah Limbah Jumlah
Limbah
Sayuran Sekam Padi
1 21-Oct-24 15 kg 5,79 ton
2 21-Nov-24 20 kg 4,12 ton
3 21-Des-24 24 kg 5,71 ton
Sumber : Data lapangan dan observasi langsung 4.1.6 Cara Pengambilan Data
Data dikumpulkan menggunakan metode observasi langsung dan pencatatan rinci selama pelaksanaan program. Observasi dilakukan untuk mengamati ketersediaan sekam padi, proses pengelolaan limbah sebelumnya, dan kondisi masyarakat yang menjadi sasaran program. Seluruh aktivitas dicatat dalam jurnal harian, termasuk jumlah bahan baku yang digunakan, waktu yang dibutuhkan dalam setiap tahap produksi, serta hasil akhir briket.
Selain itu, data kuantitatif, seperti volume sekam padi yang diolah dan jumlah briket yang dihasilkan, juga didokumentasikan secara sistematis.
Tabel 4.2 Data Percobaan Pembuatan Ecoenzym N
o
Jenis Limbah Berat
Bahan Takaran Waktu Hasil
Organik Baku (gr) Molases
(ml) Fermentasi Ketahana n Produk
1 Sayuran 200 100 30 hari 2 Minggu
2 Buahan 500 170 45 hari 1 bulan
3 Sayuran +
Buahan 300 100 90 hari > 2-3
bulan Sumber : Data lapangan percobaan pembuatan ecoenzym
Dapat disimpulkan bahwa ecoenzym yang berjenis bahan baku dari limbah sayuran + buahan juga dalam waktu fermentasi selama 90 hari menghasilkan ketahanan produk yang lebih lama. Akan tetapi, ketahanan produk dari ecoenzym ini juga dipengaruhi oleh keadaan fisik limbah organik yang kita gunakan bukan termasuk limbah yang busuk. Sehingga, kualitas ecoenzym yang kita dapatkan bagus.
4.1.7 Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Analisis ini berfokus pada penyajian data dalam bentuk narasi yang menggambarkan setiap tahapan kegiatan, tantangan yang dihadapi, dan solusi yang diterapkan. Hasil analisis juga digunakan untuk mengevaluasi dampak program terhadap masyarakat, seperti peningkatan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah, kemampuan teknis dalam memproduksi ecoenzym, serta potensi manfaat ekonomi dari kegiatan ini. Analisis dilakukan secara mendalam untuk memastikan program dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan.
Wawancara dilakukan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai pandangan dan pengalaman masyarakat terkait pelaksanaan program pembuatan ecoenzym. Wawancara yang dilakukan bersifat semi-terstruktur, dengan pedoman wawancara yang sudah ditentukan sebelumnya. Beberapa fokus wawancara meliputi :
a. Pendapat Masyarakat tentang Program Ecoenzym
Apa saja manfaat yang dirasakan oleh masyarakat setelah adanya program pembuatan ecoenzym?
Apakah masyarakat merasa program ini meningkatkan pendapatan mereka?
b. Peran pemerintah dan pihak terkait dalam program
Bagaimana peran pemerintah dalam mendukung pelaksanaan program ini?
Apakah ada bantuan teknis atau pelatihan yang diberikan kepada masyarakat?
c. Tantangan yang dihadapi dalam program
Apa saja kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam pelaksanaan pembuatan ecoenzym?
Bagaimana cara masyarakat mengatasi tantangan yang muncul terkait dengan teknologi dan pasar?
d. Upaya pengembangan program
Apa saja saran dari masyarakat untuk pengembangan program di masa mendatang?
Apa saja saran dari masyarakat untuk pengembangan program di masa mendatang?
Gambar 4.8 Wawancara Langsung Kepada Warga Desa Sungai Pinang 4.1.8 Bentuk Partisipasi Masyarakat
Pelaksanaan KKN-T (Sosialisasi) ini dilakukan di Balai Kantor Kepala Desa Sungai Pinang. Hal ini dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pihak desa dan masyarakat desa setempat. Persiapan kegiatan dilakukan 3 hari sebelumnya dengan koordinasi masyarakat setempat untuk menyiapkan bahan dan alat. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Sekretaris Desa dan Ketua PKK yang menyampaikan tujuan, dan manfaat kegiatan sosialisasi ini berlangsung. Peserta kemudian diberikan kuis untuk mengukur pemahaman awal mereka terhadap materi kegiatan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan menghasilkan ecoenzym.
Partisipasi masyarakat Desa Sungai Pinang dalam program pembuatan ecoenzym terwujud dalam berbagai bentuk yang mencerminkan antusiasme dan kesediaan mereka untuk berkontribusi. Salah satu bentuk partisipasi utama adalah keikutsertaan aktif dalam sesi pelatihan dan praktik pembuatan
ecoenzym. Warga hadir secara sukarela untuk mendengarkan penjelasan, berdiskusi, dan langsungmempraktikkan teknik pengolahan limbah organik menjadi ecoenzym menggunakan alat dan bahan yang telah disediakan.
Warga menunjukkan komitmen untuk mendukung keberlanjutan program dengan membentuk kelompok kerja kecil yang bertugas melanjutkan produksi ecoenzym setelah kegiatan utama selesai. Kelompok ini menjadi langkah awal menuju pengembangan usaha kecil berbasis limbah organik yang diolah menjadi ecoenzym, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan mereka sekaligus mengurangi limbah organik yang tidak termanfaatkan. Partisipasi masyarakat yang aktif ini menjadi faktor penting dalam memastikan bahwa program tidak hanya bersifat sementara, tetapi dapat memberikan manfaat jangka panjang.
Acara kegiatan tentang pelatihan ecoenzym dimulai dengan antusias para warga, dapat dilihat pada Gambar 4.9 dan 4.10 berikut ini:
Gambar 4.9 Penerimaan Tamu Pelatihan Ecoenzym
Gambar 4.10 Acara Kegiatan Pelatihan Ecoenzym 4.1.9 Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada akhir program untuk menilai keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan. Evaluasi mencakup penilaian terhadap jumlah produk yang dihasilkan, efektivitas pelatihan yang diberikan, serta tingkat partisipasi dan kepuasan masyarakat. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap kendala yang muncul selama pelaksanaan program, seperti keterbatasan atau kurangnya pemahaman awal masyarakat terhadap teknologi pengolahan limbah. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki program di masa depan dan memberikan rekomendasi strategis untuk pengembangan lebih lanjut.
Gambar 4.11 Evaluasi Bersama Mengenai Program Kerja
4.1.10 Tahap Tindak Lanjut
Tindak lanjut menjadi tahap penting untuk memastikan keberlanjutan manfaat dari program ini. Setelah pelaksanaan program, masyarakat didorong untuk membentuk kelompok kerja yang bertugas melanjutkan produksi ecoenzym secara mandiri. Pendampingan teknis diberikan untuk memastikan bahwa mereka mampu mengelola produksi secara berkelanjutan. Dengan adanya tindak lanjut, diharapkan program ini tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi keberlanjutan potensi di Desa Sungai Pinang.
Gambar 4.12 Diskusi Tentang Program Kerja bersama Pihak Desa 4.2 Program Kerja Utama Pendidikan Berkarakter
4.2.1 Pendidikan Berkarakter
Kegiatan penyuluhan pendidikan berkarakter di laksanakan pada tanggal 19 November 2024, bertempatn di sekolah Dasar Negeri 03 Rambutan, yang merupakan sekolaah yang cukup bagus untuk penyuluhan pendidikan berkarakter. Lokasi kegiatan dipusatkan di ruang kelas 5 A dan 5 B karena mempertimbangkan kesiapan pada siswa sekolah dasar.
Kegiatan ini dilaksanakan secara langsung dengan siswa SD N 03 Rambutan berupa penjelasan penting nilai-nilai moral, dan perilaku. Dalam upaya penyuluhan dengan pendekatan terhadap siswa seperti menjaga lingkungan sekolah, mentaati aturan yang berlaku dan mendidik agar menambah jiwa kepemimpin, tujuannya agar menumbuhkan rasa pendidikan berkarakter sejak dini.
Metode yang dilaksanakan dalam penyuluhan ini adalah Metodes : evaluasi pengembangan pendidikan berkarakter dengan menghormatin guru dan teman-teman, berkerja sama untuk menimbulkan rasa peduli dan memberi pertanyaan mengenai pendidikan berkarakter terhadap guru dan orang tua.
Gambar 4.13 Pengenalan Pendidikan Berkarakter
4.2.2 Pihak-Pihak yang Terlibat
Pelaksanaan program Penyuluhan Pendidikan Berkarakter di SD N 03 RAMBUTAN melibatkan berbagai pihak yang saling mendukung untuk keberhasilan dalam mengembangkan pendidikan berkarakter lebih maju kedepan nya. Mahasiswa KKN-T Politeeknik Negeri Sriwijaya berperaan sangat penting dalam memberikan penyuluhan pendidikan berkarakter dan mendampingin guru, orang tua dan termasuk kepala sekolah terhadap pengembangan pendidikan berkarakter siswa kedepannya lebih baik untuk orang tua dan bangsa.
Siswa SDN 03 RAMBUTAN yang khususnya kelas 5 yang menjadi peserta dalam kegiatn ini diberi contoh dalam melakukan pendidikan
berkarakter dengn tanggug jawab, disiplin, metaatin aturan sekolah dan sopan santun.
Gambar 4.14 Suasana Kelas dalam Penyuluhan Pendidikan Berkarakter 4.2.3 Bentuk Partisipasi Siswa
Siswa SDN 03 RAMBUTAN berpastisipasi dalam melakukan program penyuluhan pendidikan berkarakter, siswa sangat antusiasme dalam keikut sertaan aktif dalaam menjawab dan menjelaskan ulang yang sudah di sampaikan dan sangat kompak satu sama lain dalam bentuk kerjasama tim.
Menerapkan pendidikan berkarakter sejak dini akan membuat siswa terbiasa melakukan perilaku yang baik di lingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat, tidak hanya kebiasaan yang baik, dengan memberikan pendidikan karakter siswa memiliki jiwa kepemimpinan penting bagi siswa, ketika dewasa nanti, mereka bisa menjadi pribadi yang Tangguh, tidak mudah terpengaruh dengan hal yang negatif. Generasi yang berkarakter dapat bermanfaat untuk bangsa dan negara serta untuk diri sendiri, sesama dan lingkungan bermasyarakat.
Gambar 4.15 Penerapan Pendidikan Berkarakter Bersama siswa 4.2.4 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dalam program pendidikan berkarakter di SD NEGERI 03 RAMBUTAN adalah dengan proses pendekatan Bersama siswa supya memahami pentingnya pendidikan berkarakter. Diskusi Bersama pihak sekolah mengenai pendidikan berkarakter.
4.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data dalam program pendidikan berkarakter Mengamati perilaku siswa dan proses pembelajaran di kelas yang menanamkan nilai-nilai karakter. Mendapatkan pandangan langsung dari pihak-pihak yang terlibat seperti guru, kepala sekolah, siswa, dan orang tua tentang pelaksanaan dan dampak pendidikan karakter.
4.2.6 Cara Pengumpulan Data
Data dikumpulkan menggunakan metode observasi langsung dan pencatatan rinci selama pelaksanaan program. Observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan pendidikan berkarkter, dan kondisi siswa yang menjadi sasaran program. Seluruh aktivitas dicatat dalam jurnal harian, termasuk kegiatan lingkungan sekolah, waktu yang dibutuhkan dalam setiap
tahap produksi, serta hasil perkembangan pendidikan berkarakter. Selain itu, juga didokumentasikan secara sistematis.
Siswa Baik Nilai Karakter Siswa Kurang Nilai Karakter Siswa
Laki-Laki 7 Siswa 21 Siswa
Perempuan 11 Siswa 13 Siswa
Total 18 Siswa 34 siswa
Mengamati langsung perilaku siswa dalam lingkungan sekolah terkait pelaksanaan nilai-nilai karakter. Kedisiplinan siswa. Pada pengumpulana data siswa masih banyak kurangnya dalam kedisiplinan, masih siswa yang tidak patuh dalam kedisiplinan seperti mengusil teman, mengobrol saat mahasiswa sedang menjelaskan, dan malas dalam mengumpulkan tugas yang diberikan guru.
4.3 Program Kerja Utama Penyuluhan Hidup 4.3.1 Hidup Bersih dan Sehat
Waktu yang digunakan untuk sosialisasi pentingnya hidup bersih dan sehat ini dilaksanakan pada tanggal 26 November 2024, sejak dikeluarkannya izin untuk melakukan program kerja di SD Negeri 03 Rambutan dalam kurun waktu kurang lebih 1 (satu) bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Lingkungan SD Negeri 03 Rambutan tepat di Desa Sungai Pinang Kecamatan Rambutan Banyuasin.
Adapun kegiatan sosialisasi ini sendiri di lakukan secara langsung dan tatap muka sehingga banyak pihak-pihak yang terlibat, kelompok mahasiswa kuliah kerja nyata tematik bertanggung jawab penuh sebagai pemateri dan berkerja sama dengan pihak sekolah untuk kelancaran acara.
Sosialisasi Pentingnya hidup bersih dan sehat ini dilakukan di lingkungan Sekolah Dasar Negeri 03 Rambutan maka dari itu ada beberapa pihak yang terlibat dalam sosialisasi ini, yaitu pihak sekolah baik dari Guru maupun staf, Siswa/siswi yang terlibat, dan kelompok Mahasiswa kuliah kerja nyata tematik Desa Sungai Pinang itu sendiri sebagai pemateri.