PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(STUDI KASUS DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG PROV. SUL-SEL)
Rinaldi Tawallo1, Harry Yulianto2, HM Ihsan baso3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
ABSTRACT
This research aims to determine the effect of accountability and transparency of performance-based budgets on the performance of the employees of the Department of Public Works and Spatial Planning of South Sulawesi Province. The research method used quantitative. The population was 30 employees of the Department of Public Works and Spatial Planning of Sulawesi Province. The sample used in this study was total sampling. The data obtained by questionnaires. The data analysis technique used quantitative descriptive test, validity test, reliability test and multiple linear regression. The result showed that the accountability and transparency of performance-based budgets do not simultaneously influence the performance of the employees of the Department of Public Works and Spatial Planning of South Sulawesi Province.
Keywords: Accountability, Transparency, and Performance.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan ekonomi disetiap negara menginginkan pemerintahan yang dapat berupaya untuk berpartispasi dalam mewujudkan Good Governance. Salah satu prinsip strategi yang perlu dan harus dikembangkan saat ini adalah prinsip tata kelola yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan berdasarkan pada peraturan perundang-undangan serta standar penyajian keuangan yang berlaku. Prinsip tata kelola keuangan yang baik akan mempengaruhi kinerja pemerintah yang menyajikan atau yang membuat laporan keuangan.
Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid,bertanggungjawab serta sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah dana alokasi, dana investasi, dan pencegahan korupsi baik politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan political framework bagi timbulnya aktivitas usaha (Mustafa, 2013).
Pembuatan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang
merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan pemerintah aktivitas pengelolaan sumber daya publik. Transparansi informasi terutama informasi keuangan harus dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami.
Pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi keaungan yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik oleh pihak-pihak berkepentingan.
Informasi keuangan digunakan untuk membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan, menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi, membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan masalah keuangan dan ketentuan lainnya, serta membantu dalam mengevaluasi efesiensi dan efektivitas.
Dengan adanya akuntabilitas publik dan transparansi pengelolaan keuangan pemerintah mendapat kepercayaan dan dukungan dari berbagai pihak dan pemerintah akan bekerja lebih serius dan disiplin. Good Governance mendasarkan suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu consensus
yanmg dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara (Hardiwinoto,2017).
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah terdapat pengaruh akuntabilitas anggaran berbasis Kinerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov. Sul-sel. 2) Apakah terdapat pengaruh transparansi Apakah terdapat pengaruh transparansi anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov.Sul-Sel. 3) Apakah terdapat pengaruh akuntabilitas dan transparansi anggaran berbasis kinerja secara simultan terhadap kinerja pegawai Dinas pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov. Sul-Sel.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk menguji pengaruh akuntabilitas anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov.
Sul-Sel. 2) Untuk menguji pengaruh transparansi anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov. Sul-Sel. 3) Untuk menguji pengaruh akuntabilitas dan transparansi anggaran berbasis kinerja secara simultan terhadap kinerja pegawai Dinas pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov. Sul- Sel.
TINJAUAN LITERATUR
Akuntabilitas publik adalah kewajiban agen untuk mengelola sumber daya, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitasnya serta kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik kepada pihak pemberi amanah. Akuntabilitas publik yaitu pemberian informasi atas aktivitas dan kinerja pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Mahmudi, 2015)
Menurut Krina dalam Syerly et al (2018) dijelaskan bahwa secara garis besar akuntabilitas disimpulkan sesuatu hal yang berhubungan dengan kewajiban dari institusi pemerintahan maupun para aparat yang bekerja didalamnya untuk membuat kebijakan maupun melakukan aksi yang sesuai dengan nilai yang berlaku maupun kebutuhan masyarakat. Akuntabilitas publik menuntutut adanya pembatasan tugas yang jelas dan efisien dari para aparat birokrasi.
Menurut Assagaf (2016) dalam pelaksanaan akuntabilitras dalam instansi pemerintahan, prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melaksanakan pengelolaan dengan tujuan agar akuntabel. 2) Harus ada suatu system yang dapat menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten dengan peraturan hukum yang berlaku. 3) Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 4) Berorientasi pada pencapaian visi dan misi, serta hasil dan manfaat yang akan diperoleh.
Menurut Bowen (2016), prinsip akuntabilitas memiliki 3 fungsi diantaranya: 1) Alat control tugas, akuntabilitas dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pemimpin dalam masa jabatan tertentu. Dewan pengawas maupun pihak yang berkepentingan dapat melakuikan evaluasi kinerja yang sudah dilakukan. 2) Menekan angka penyalagunaan tugas, Penyalagunaan tugas dan wewenang mengarah pada tindakan korupsi. Adanya cacat sistem dalam sebuah organisasi berpeluang besart terjadinya budaya korupsi.
Hal ini berkaitan pada aktivitas yang bertujuan untuk memperkaya diri sendiri dengan cara instan. 3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja, Sebuah aktivitas dapat dikatakan efisien ketika memberikan keuntungan yang banyak bagi perusahaan.
Adapun dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh lembaga-lembaga publik tersebut antara lain (Mahmudi, 2015): 1) Akuntabilitas Manajerial, yaitu pertanggungjawaban lembaga publik untuk melakukan pengelolaan organisasi secara efisien dan efektif. 2) Akuntabilitas Kebijakan ,terkait dengan pertanggungjawa-ban pemerintah, baik pusat maupun daerah, atas kebijkan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas. 3) Akuntabilitas Program, terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, apakah telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal. 4) Akuntabilitas kejujuran dan hukum adalah akuntabilitas lembaga-lembaga publik untuk berperilaku jujur dalam bekerja dan menaati ketentuan hukum yang berlaku. 5) Akuntabilitas Financial, Akuntabilitas financial adalah pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik untuk menggunkan
uang public secara ekonomi, efisien, dan efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana serta korupsi
Transparansi secara harafiah adalah jelas (obvious), dapat dilihat secara menyeluruh (able to be seen through). Dengan demikian transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan.
Transparansi merupakan salah satu syarat penting untuk menciptakan Good Governance (Tahir, 2015).
Transparansi yang berasal dari kata transparency adalah prinsip untuk membuka diri kepada hak masyarakat untuk memperoleh akses informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif mengenai penyelenggaraan organisasi dengan memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, gongan dan rahasia negara (Pratiwi, 2016).
Dengan demikian transparansi berarti keterbukaan (oppeness) pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi keuangan dan informasi lainnya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi sosial dan politik oleh pihak yang berkepentingan.
Transparansi merujuk pada ketersediaan informasi pada masyarakat umum dan kejelasan tentang pengaturan perundang- undangan keputusan pemerintah dengan acuan sebagai berikut: 1) Akses pada informasi yang akurat dan tepat waktu. 2) Penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur dan biaya. 3) Kemudahan akses informasi. 4) Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika terjadi pelanggaran
Dalam prinsipnya transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi yang berkaitan denganm penyelenggaraan pemerintah, yaitu informasi yang berkaitan dengan kebijakan dan pembuatan dan hasil yang dicapai pemerintah (Dwiyanto,2015).
Menurut Mardiasmo dalam Qodariah (2017) karakteristik transparansi yang harus dipenuhi meliputi sebagai berikut: 1) Informatif (informativeness), Pemberian arus informasi, berita, penjelasan mekanisme, prosedur, data, fakta kepada stakeholders yang membutuhkan informasi secara jelas dan akurat. 2) Keterbukaan (openess), Keterbukaan informasi publik memberikan hak kepada
setiap orang untuk memperoleh informasi dengan mengakses data yang ada dibadan publik, dan menegaskan bahwa setiap informasi publik itu harus bersifat terbuka dan dapat diakses oleh pengguna informasi publik, selain dari informasi yang dikecualikan yang diatur oleh undang-undang. 3) Pengungkapan kepada masyarakat atau publik atas aktivitas dan kinerja finansial.
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur transparansi (Kristianten, 2015) adalah sebagai berikut: 1) Adanya musyawarah yang melibatkan masyarakat. 2) Adanya akses informasi dan keterbukaan yang jelas mengenai perencanaan, dan pelaksanaan.
3) Adanya akses informasi dan keterbukaan yang jelas mengenai pertanggungjawaban.
Menurut King dalam Hamzah dan Nina (2015) kinerja adalah aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Mengacu dari pandangan ini, dapat diinterpretasikan bahwa kinerja seseorang dihubungkan dengan tugas- tugas rutin yang dikerjakannya.
Menurut Byars dalam Bintoro (2017) kinerja merupakan derajat penyusunan tugas yang mengatur pekerjaan seseorang. Jadi, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan kegiatan atau menyempurnakannya sesuai dengan tanggungjawabnya dengan hasil yang sesuai diharapkan.
Menurut Bastian dalam Tama (2017) menyatakan bahwa kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan indikator sebagai berikut: 1) Indikator masukan (inputs), adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. 2) Indikator keluaran (outputs) adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik. 3) Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). 4) Indikator manfaat (benefits) adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. 5) Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif terhadap setiap tingkat indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.
Menurut Rahmat (2017) kinerja merupakan konstruk multidimensional mencakup banyak faktor mempengaruhinya yang bersumber dari internal maupun eksternal individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja secara umum yaitu: 1) Faktor Individu, meliputi pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki setiap individu. 2) Faktor Tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yamng diberikan oleh rekan satu tim, kepercayaan terhadap sesama, kekompakan dan keeratan anggota. 3) Faktor Kepemimpinan, meliputi kualitas seorang pemimpin dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan bagi para karyawannya. 4) Faktor sistem meliputi fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi,proses organisasi dan kultur kerja dalam organisasi. 5) Faktor situasional atau atau konstektual meliputi tekanan dan dinamika lingkungan internal dan eksternal.
Berdasarkan pemahaman tersebut maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1 :Terdapat pengaruh akuntabilitas anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov. Sul-Sel
H2 :Terdapat pengaruh transparansi anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov. Sul-Sel
H3 :Terdapat pengaruh akuntabilitas dan transparansi anggaran berbasis kinerja secara simultan terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov. Sul- Sel.
Gambar 1. Model Penelitian H1
H3
H2
Sumber : Rinaldi (2020) METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu untuk mengetahui Pengaruh
Akuntabilitas dan Transparansi Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov.SulSel. 2) Lokasi penelitian ini dilakukan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov.Sul-Sel yang terletak di Jalan A.P.
Pettarani No 88 Makassar -90222. Dimana waktu penelitian terhitung dari bulan September- Oktober 2020. 3) Penelitian ini menggunakan tipe data primer dengan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik kuesioner dan dokumentasi. 4) Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai kantor yang bekerja pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov. Sul-Sel terkhusus pada bagian PSDA yang berjumlah tiga puluh orang. Karena populasi dalam penelitian memiliki jumlah dibawah seratus orang atau tiga puluh orang maka peneliti menjadikan populasinya sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu teknik pengambilan sampel yang menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel. 5) Teknik analisis data yang digunakan adalah uji deskriptif kuantitatif, uji validitas, uji reliabilitas dan regresi linear berganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Purnamasari (2015) regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua variabel atau lebih, variabel independent (X1,X2) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah masing-masing variabel berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Jadi, analisis regresi linear berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Suatu analisis untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara variabel independen yaitu akuntabilitas (X1) dan transparansi (X2) terhadap variabel dependen yaitu Kinerja (Y). Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Akuntabilitas X1
Transparansi X2
Kinerja Y
Tabel 1. Hasil Uji Regresi linear Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
B Std.
Error 1 (Constant) 54.989 8.766 Akuntabilitas (X1) -.268 .175
Transparansi (X2) .432 .185 a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber: Data primer diolah (2020) Dari hasil regresi yang di peroleh maka dapat dibuat regresi berganda sebagai berikut:
Y= a+ b1X1 + b2X2 + e Y=54,989+(-0,268)+0,432+e
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda maka interpretasi dari koifisien masing-masing variabel sebagai berikut:
bo = 54,989 merupakan nilai constant b1 = -0,268 yang artinya jika akuntabilitas ditingkatkan maka akan meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov.Sul-Sel sebesar -0,268.
b2 = 0,432 yang artinya jika transparansi ditingkatkan maka akan meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov.Sul-Sel sebesar 0,432.
Berdasarkan hasil persamaan regresi linear berganda tersebut menunjukkan variabel bebas akuntabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, sedangkan transparansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas dan transparansi anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov.Sul-Sel.
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung> t-tabel dan nilai sig<0,05. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa diketahui nilai t hitung untuk variabel akuntabilitas (X1) sebesar - 1,527 sedangkan nilai t tabel sebesar 0,05 (5%) serta df=n-k-1=(30-2-1)=27 adalah sebesar 2,052. Hasil uji hipotesis individual untuk variabel akuntabilitas (X1) menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y). Hal ini digambarkan dengan diterimanya Ho dan ditolaknya Ha serta signifikan X1>0,05 yaitu sebesar 0,138.
Jadi, dapat disimpulkan akuntabilitas tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja.
Hasil uji hipotesis kedua untuk variabel bebas transpransi (X2) menunjukkan bahwa diketahui nilai t hitung untuk variabel transparansi (X2) sebesar 2,331 sedangkan nilai t tabel sebesar 0,05 (5%) serta df=n-k- 1=(30-2-1)=27 adalah sebesar 2,052. Hasil uji hipotesis individual untuk variabel akuntabilitas (X1) menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y). hal ini digambarkan dengan ditolaknya Ho dan diterimanya Ha, serta signifikan X1<0,05 yaitu sebesar 0,027. Jadi, dapat disimpulkan akuntabilitas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja.Hasil uji dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis Secara parsial (T)
Coefficientsa
Sumber: Data primer diolah (2020) Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas dan transparansi anggaran bertbasis kinerja terhadap kinerja pegawai Dinas pekerjaan umum dan Tata Ruang Prov. Sul-Sel secara simultan.
Hasil uji hipotesis secara simultan dapat dilihat pada taberl 3 berikut:
Tabel 3.Hasil uji hipotesis secara simultan Model Sum of
Squares
Df Mean Square
F Sig.
1
Regression 70.440 2 35.220 3.109 .061b Residual 305.860 27 11.328
Total 376.300 29 a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
b. Predictors: (Constant), Transparansi (X2), Akuntabilitas (X1)
Sumber: Data primer diolah (2020) Pada tabel 3 hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa diketahui nilai F hitung Model Unstandardize
d Coefficients Standar dized Coeffici ents
T Sig.
B Std.
Error Beta
1
(Constant) 54.989 8.766 6.273 .000 Akuntabilitas
(X1) -.268 .175 -.277 -1.527 .138 Transparansi
(X2) .432 .185 .423 2.331 .027 a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
sebesar 3,109 sedangkan F tabel untuk taraf nyata 0,05 sebesar 5% serta df=n-k-1 atau df=(30-2-1)=27 adalah 3,354 dengan kata lain F hitung (3,109)<F tabel (3,354), sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas anggaran berbasis kinerja (X1) dan transparansi anggaran berbasis kinerja (X2) secara bersama tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata ruang Prov. Sul-Sel. Dari hasil uji F juga diketahui bahwa nilai signifikan yang muncul adalah sebesar (0,061)>a 0,05, hal ini menggambarkan bahwa tidak terdapat pengaruh yg signifikan.
Tabel 4. Koefisien Regresi Model Summary Mod
el
R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .433
a .187 .127 3.36573
a. Predictors: (Constant), Transparansi (X2), Akuntabilitas (X1)
Sumber: Data primer diolah (2020) Pengaruh akuntabilitas anggaran berbasis kinerja (X1), transparansi anggaran berbasis kinerja (X2) ,terhadap kinerja(Y), berdasarkan tabel 4.22 uji hipotesis model Summary diperoleh nilai R square (R2) sebesar 0,187 atau 18,7 %. Hasil ini berarti 18,7%
variabel akuntabilitas anggaran berbasis kinerja berbasis kinerja (X1), transparansi anggaran berbasis kinerja (X2), sedangkan sisanya 81,3% (100%-18,7%), dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam metode ini.
Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis pengaruh akuntabilitas anggaran berbasis kinerja (X1) terhadap kinerja (Y) menunjukkan nilai t hitung<t tabel (- 1,527<2,052) dan nilaI t sig >0,05 (0,138) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa akuntabilitas anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja. Hal ini dikarenakan adanya jawaban responden yang tidak setuju dan netral. Pada indikator akuntabilitas manajerial pernyataan pertama anggran disajikan secara terbuka, cepat dan tepat kepada seluruh masyarakat 1 (3,3%) yang netral dengan pernyataan tersebut.
Dalam indikator kebijakan sebagian responden menyatakan netral dengan pernyataan tersebut. Pada pernyataan keempat arah kebijakan umum anggaran menerapkan
dasar dalam pengelolaan anggaran, diketahui 4 (13,3%) responden netral dengan pernyataan tersebut. Pernyataan kelima kebijakan yang dibuat oleh pemerintah berguna dalam mengevaluasi kinerja , diketahui 2 (6,7%) responden yang netral dengan pernyataan tersebut.
Dalam indikator akuntabilitas program , sebagian rersponden netral dan tidak setuju hal ini terlihat pada pernyataan keenam pelaksanaan program-program penyususunan anggaran benar-benar dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan kinerja, diketahui 6 (20%) responden yang netral. Dan pada pernyataan ketujuh program-program
anggaran dirancang dengan
mempertimbangklan prinsip efisiensi untuk menghasilkan kinerja yang maksimal, diketahui 2 (6,7%) responden netral dan 1 (3,3%) responden tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Dalam indikator akuntabilitas kejujuran dan hukum, sebagian responden netral.
Pernyataan kesembilan akuntabilitas kejujuran digunakan dalam menyusun anggaran untuk mencapai susunan kinerja, diketahui 1 (3,3%) responden yang netral dengan pernyataan tersebut. Dan pada pernyataan kesepuluh anggaran yang dirancang sesuai dengan aturan yang dilandaskan hukum demi memberikan hasil kinerja yang baik, diketahui 2 (6,7%) responden yang netral.
Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis pengaruh transparansi anggaran berbasis kinerja (X2) terhadap kinerja (Y) menunjukkan t hitung> t tabel (2,331>2,052) dan nilai sig < 0,05 (0,027), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa transparansi anggaran berbasis kinerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
Hal ini didukung oleh banyaknya responden yang menyatakan setuju. Hal ini terlihat dalam indikator informatif sebagian besar responden menjawab setuju pada pernyataan pertama tentang informasi yang diberikan kepada publik dapat meningkatkan transparansi anggaran. Dengan demikian publik dapat mengetahui untuk apa saja anggaran tersebut dikeluarkan.
Dalam indikator keterbukaan, sebagian besar responden menjawab sangat setuju dengan pernyataan kelima tentang musrembang dapat meningkatkan kebijakan transparansi anggaran. Dengan demikian dapat
memutuskan prioritas kegitan yang akan dilaksanakan kedepannya.
Dalam indikator pengungkapan, sebagian besar besar responden menjawab setuju hala ini terlihat pada pernyataan kedelapan pengumuman tentang anggaran bias didapat setiap waktu. Dengan demikian, publik dapat mengetahui anggaran yang digunakan.
Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis pengaruh akuntabilitas (X1), Transparansi (X2) secara simultan terhadap kinerja (Y) dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov. Sul-Sel menunjukkan bahwa F hitung (3,109) < F tabel (3,354). Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas (X1) transparansi (X2) secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja (Y).
PENUTUP
Berdasarkan hasil uji statistik dan uji hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai analisis pengaruh akuntabilitas dan transparansi anggaran berbasis kinerja terhadap kinerja Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Prov.
Sul- Sel diketahui bahwa: 1) Akuntabilitas anggaran berbasis kinerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov.Sul-sel. Hal ini dapat dilihat dari t hitung (-1,527)< t tabel (2,052) serta sig X1>0,005 yaitu sebesar 0,138. 2) Transparansi anggaran berbasis kinerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata ruang Prov.Sul-Sel. Hal ini dapat dilihat dari t hitung (2,331) > t tabel (2,052) serta sig<0,05 yaitu sebesar 0,027. 3) akuntabilitas dan transparansi anggaran berbasis kinerja secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov. Sul-Sel.hal ini terlihat dari F hitung (3,109) < F tabel (3,354) serta sig (0,061) > 0,05.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka saran yang diberikan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov.Sul-Sel, diantaranya: 1) Disarankan pemerintah Dinas Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang Prov.Sul-Sel dalam melakukan akuntabilitas harus menyajikan laporan pertanggungjawaban secara lengkap, relevan dan tepat waktu. 2)_Penerapan akuntabilitas dan transparansi harus dilakukan lagi secara maksimal dan menyeluruh agar tercipta bhubungan yang kuat antara variabel tersebut.
Karena akuntabilitas dan transparansi merupakan dua komponen utama terciptanya tata kelolah yang baik.3) Bagi peneliti selanjutnya untuk menambah responden dan juga menambahkan variabel lain selain variabel yang ada dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Assagaf, M.A. (2016). Pengaruh Akuntabilitas dan Tranparansi Pengelolaan Zakat terhadap Minat Muzakki Zakat, Makassar . Makassar. Skripsi Manajemen.Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Bintoro, D. (2017). Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Gava Media.
Bowen. (2016). Pengaruh Perencanaan Anggaran Dan Evaluasi Anggaran Terhadap Kinerja Organisasi Dengan Standar Biaya Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo. Akuntansi Peradaban. 1 (1):465-472. Diakses pada 21 september 2020 melalui website http://journal.uin- alauddin.ac.id/index.php/jiap/article/view/3 015
Dwiyanto, A. (2015). Manajemen Pelayuanan Publik, Iklusif, dan Kolaboratif.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hamzah, & Nina. (2015). Lembaga Administrasi Negara Dan Badan Pengawas Keuangan Dan Pembangunanrl. 2015.
Akuntabilitas Dan Good Governance.
Modul 1-5, Modul sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah(Akip) Lanbpkp Rl Jakarta.
Diakses melalui websit
http://kms.ipb.ac.id/1715/1/Akuntabilitas%
20dan%20Good%20Governance%2C%20 Modul%201%20dari%205%20Modul Hardiwinoto. (2017). Good Goverment
Governance. Yogyakarta: Gava media.
Mahmudi. (2015). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Upp Stim Ykpn.
Mustafa, D. (2015). Birokrasi Pemerintahan.
Bandung: Alfabeta.
Pratiwi, B. A. (2016). Pengaruh Transparansi Laporan Laporan Keuangan, Pengelolaan zakat, dan reputasi Organisasi Terhadap Kepercayaan Donatur di Yayasan dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya . Surabaya:Alfabeta
Purnamasari, P. (2015). Metode Regresi Linier Berganda Kualitas Super Member Supermall Terhadap Peningkatan Jumlah Pengunjung Pada Supermall Karawang.
Bina Instan Ict Journal. 2 (2):101-116.
Diakses pada tanggal 22 September 2020
melalui website
https://www.neliti.com/id/publications/234 333
Rahmat, M.R. (2017). Kinerja Instrtumen Dan Pengukuran. Jalan Transmigrasi No.113 Batulicin Kab. Tanah Bumbu Kalimantan Selatan: Rizky Artha Mulia
Syerly., Harahap, R.H., & Khardinata, E.h.
(2018). Akuntabilitas Publik Bantuan Operasional Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri No. 060958 Belawan. Jurnal Administrasi Publik. 8 (1): 2548-7787.
Diakses pada tanggal 23 September 2020
melalui website
https://ojs.uma.ac.id/index.php/adminpubli k/article/view/1580
Sugiyono. (2015). Metode penelitian Bisnis . Bandung: CV.Alfabeta.
Tahir, A. (2015). Kebijakan Publik Dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Bandung: Alfabeta, CV.
Tama, A. I. (2017). Perspektif Value For Money Dalam Pengukuran Kinerja Perangkat Daerah. Jurnal Riset Akuntansi dan Komputerisasi Akuntansi. 8 (2):221- 235. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2020
melalui website
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.ph p/profita/article/viewFile/9774/94288