Tepung inti sawit (PKM) merupakan salah satu limbah pabrik kelapa sawit yang sangat baik digunakan sebagai media produksi maggot black soldier fly (BSF), karena mengandung 12,9% protein kasar, 9,4% lemak kasar dan 12,9% serat kasar, 16,9% dan abu 5,6%. Penelitian selama 1 tahun menunjukkan bahwa teknik produksi maggot BSF dapat dilakukan secara tertutup maupun terbuka dengan rata-rata jumlah produksi maggot segar sebanyak 890 kg untuk setiap 3 kg PKM. Produk ekstraksi maggot kering yang disebut BSF maggot cake mengandung protein kasar 48,40% dengan kandungan lemak kasar relatif rendah yaitu 22,82%, sehingga cocok digunakan sebagai bahan pakan pengganti tepung ikan.
Penerapan penggunaan bungkil maggot 0-12,5% pada ransum itik menghasilkan pertambahan berat badan, asupan ransum dan konversi ransum yang relatif sama.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Tujuan Khusus
Kajian pemanfaatan tepung BSF sebagai bahan pakan sumber protein alternatif untuk campuran pakan itik alabio. Evaluasi tingkat penggantian tepung ikan dengan bungkil BSF dalam komposisi pakan ikan Papua.
Urgensi
Hasil survey tahun pertama menunjukkan bahwa jumlah produksi cacing BSF dengan metode tertutup dan terbuka relatif sama, dan respon masyarakat kebanyakan menggunakan metode terbuka karena lebih mudah dalam pengolahannya (Gunawan, et al 2015). Oleh karena itu, hasil produksi cacing masyarakat berupa kue cacing harus segera diaplikasikan pada pakan ternak dan ikan melalui penelitian yang intensif dan bertanggung jawab. Beberapa penelitian telah dilakukan tentang pemanfaatan cacing BSF untuk pakan berbagai jenis ikan dan ternak (Agunbiade, et al.
Penelitian pemanfaatan bungkil maggot BSF untuk pakan campuran itik Alabio dan ikan Papua belum banyak ditemukan.
Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan
STUDI PUSTAKA 2.1. Bungkil Inti Sawit
Maggot
Kemampuan larva BSF (H. illucens) untuk memperpanjang siklus hidupnya dalam kondisi stres merupakan alasan yang sangat penting mengapa larva BSF dipilih untuk proses pengolahan limbah (Olivier, 2000). Pada penelitian sebelumnya Tomberlin et al. 2002) mencatat bahwa bobot prapupa berkisar dari g, dengan bobot terbesar diperoleh pada lingkungan pakan ayam petelur. Gambar yang diberi air bisa hidup lebih lama daripada yang tidak diberi air sama sekali.
Umur imago betina yang diberi air adalah 7,9 – 8,5 hari, sedangkan imago betina yang tidak diberi air lebih pendek yaitu 6,1–6,4 hari (Tomberlin et al., 2002). Olivier (2000) menggunakan limbah restoran, sedangkan Hem et al. 2008) menggunakan bungkil inti sawit sebagai media pemeliharaan. Lalat prajurit hitam dewasa (Hermetia illucens) tidak menyukai lingkungan rumah, tidak memiliki mulut fungsional, tidak memakan kotoran, tidak mengunyah makanan manusia dan tidak terkait dengan penyebaran penyakit serta tidak menggigit dan mengganggu manusia (ESR, 2009 ).
Lalat BSF dewasa tidak makan, kecuali minum, dan memperoleh nutrisi (protein dan lemak) yang cukup untuk bereproduksi selama tahap larva (Tomberlin et al., 2002).
Manfaat Maggot Hermetia illucens
Kehadiran larva BSF mencegah lalat rumah bertelur sehingga dapat mengontrol jumlah lalat rumah di dalam kandang. Maggot merupakan bahan pakan yang berkualitas tinggi dan mudah diproduksi. 2009) melaporkan bahwa lalat prajurit hitam prapupa mengandung 44% bahan kering dan mudah dikeringkan untuk penyimpanan jangka panjang. Adeniji (2007) menyatakan bahwa maggot merupakan protein hewani yang dapat diproduksi dalam jumlah banyak dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, maggot dapat dipanen dan diolah menjadi tepung tanpa mengeluarkan biaya yang besar.
Penggunaan maggot dalam ransum unggas dapat memberikan manfaat dalam hal daur ulang (recycle) limbah unggas dan dapat mendukung pengelolaan limbah unggas yang ramah lingkungan (Akpodiete et al., 1998). Larva Hermetia illucens dapat digunakan dalam pengelolaan pupuk kandang yang bermanfaat untuk mengendalikan populasi lalat rumah (Musca domestica) dan mengurangi volume kotoran (Sheppard et al., 1994; Newton et al., 2009). Larva BSF juga dapat menurunkan konsentrasi unsur hara pada pupuk segar dari 40% menjadi 55% (Newton et al. menyatakan bahwa larva BSF sangat rakus untuk memakan bahan organik, sehingga dapat digunakan dengan teknik sederhana untuk mengurangi sampah organik, seperti dapat membawa pendapatan rendah hingga sedang untuk suatu negara.
Selain itu, larva BSF memiliki kemampuan potensial untuk mengubah limbah organik dalam jumlah besar menjadi biomassa yang kaya protein untuk menggantikan tepung ikan dan berpotensi berkontribusi pada akuakultur.
PETA JALAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan pedoman pemanfaatan bungkil bsf sebagai bahan pangan lokal, sumber protein campuran pakan ternak atau ikan. Potensi produksi dan kualitas nutrisi cacing BSF dan lalat hijau di lingkungan kotoran ternak (Gunawan, Erlina dan Jaelani.
METODE PENELITIAN
- Materi dan Metode (Tahun II) 1. Alat dan Bahan
- Prosedur Kerja
- Pembuatan Pakan
- Petak percobaan
- Persiapan ikan uji
- Pemberian Pakan
- Pengambilan Sampel
- Rancangan Percobaan
- Bagan Alir
Bahan yang digunakan adalah bungkil cacing, bekatul, tepung jagung, tepung tapioka dan campuran vitamin-mineral. Semua bahan dicampur lalu dibentuk menggunakan food printer lalu dikeringkan menggunakan sinar matahari langsung atau di oven dengan suhu 45-50oC. Sarana pemeliharaan ikan yang digunakan adalah 24 kolam berukuran 1,5 x 2 m, sedangkan 24 petak keramba berukuran 1,5 x 1,5 m digunakan untuk memelihara 240 ekor itik Alabio.
Ikan yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Cindai Alusa Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan dan merupakan ikan sehat, bebas penyakit dan telah diaklimatisasi selama 1 minggu. Pengambilan sampel dilakukan setiap minggu yang meliputi jumlah ikan dan penimbangan biomassa ikan, pengambilan sampel air untuk mengukur kualitas air dan penimbangan itik. Penelitian Tahun II menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.
R0 = ransum tanpa menggunakan tepung maggot BSF (0%), R1 = ransum dengan 2,5% maggot BSF, R2 = ransum dengan 5% maggot BSF, R3 = ransum dengan 7,5% maggot BSF, R4 = ransum dengan 10 % kue maggot bsf, r5 = ransum dengan 12,5% kue maggot bsf. Data yang diperoleh ditabulasikan untuk selanjutnya dilakukan analisis varians dan jika hasilnya signifikan maka untuk mengetahui perbedaan rata-rata antar perlakuan dilakukan dengan uji jarak berganda Duncan (Steel dan Torrie, 1982). Formulasi Pakan Enam formulasi pakan menurut tingkat perlakuan menggunakan bungkil maggot BSF dalam ransum.
Enam jenis ransum perlakuan isoprotein dan iso-energi direalisasikan, masing-masing 80 kg Bioassay pada itik dan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum
Nilai konversi ransum pada penelitian ini relatif tinggi yaitu sekitar 5. Hal ini mudah dipahami karena perilaku makan itik selalu dibarengi dengan minum, sehingga banyak pakan yang tertinggal atau terbuang di bak minum sehingga mengakibatkan banyak makanan yang dibuang.
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA (untuk laporan tahunan)
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir
- Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
Semua informasi yang saya isi dan berikan dalam biodata ini adalah benar dan sah menurut hukum. Jadi biodata ini sebenarnya saya buat untuk memenuhi salah satu syarat dalam pengajuan hibah MP3EI Penprinas 2011-2025. Pemanfaatan kandungan semen sapi dari limbah RPH untuk pakan individu ikan nila (Oreochromis niloticus).
Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
Penggunaan pakan tambahan berbasis probiotik untuk menekan mortalitas dan meningkatkan pertumbuhan larva ikan Betok (Anabas Testudineus Bloch).
Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
- Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau Institusi lainnya)
Riwayat Pendidikan
Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
6 2015 Metode pencampuran pakan itik di Kelompok Tani Pulau Indah Desa Beringin Jaya Kecamatan Banjang Kabupaten Hulu Sungai Utara (Ketua). 7 2015 Penyuluhan dan pengenalan bahan pakan/demonstrasi pengolahan pakan itik di Desa Ulin Barat Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru (Anggota). Nilai energi metabolisme maggot dan retensi nitrogen berasal dari berbagai jenis kotoran burung puyuh.
Waktu penyimpanan yang berbeda terhadap kualitas protein kasar dan serat kasar silase limbah tanaman jagung lengkap (Zea mays). Kecernaan in vitro dan serat kasar rumput Mulato dan Kalopo di bawah tingkat naungan dan sistem tanam yang berbeda.
Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
Identitas Diri
Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal, 5 Tahun Terakhir
Burhanuddin adalah Ketua Kelompok Mekar Tani yang berkedudukan di Desa Tambak Sirang Baru Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA disebut bersama sebagai PIHAK dalam Nota Kesepahaman. Sedangkan pada tanggal 11 September 2013, PARA PIHAK mengadakan pertemuan di kantor BPP Kabupaten Gambut untuk membahas kemungkinan kerjasama yang dapat dilakukan antar PARA PIHAK.
Bahwa PARA PIHAK dari hasil pertemuan tersebut di atas sepakat untuk menuangkan rencana kerjasama PARA PIHAK dalam suatu Perjanjian Kerjasama yang akan ditandatangani oleh PARA PIHAK. Mendukung tercapainya tujuan kegiatan PIHAK KEDUA yaitu pelaksanaan penelitian prioritas nasional percepatan dan perluasan masterplan pembangunan ekonomi Indonesia (Penprinas MP3EI) dengan pokok bahasan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Untuk Produksi Maggot Black Soldier Fly. Pengembangan informasi dan teknologi sehubungan dengan kerjasama ini d. Kolaborasi lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan di masa mendatang.
JANGKA WAKTU
Biaya penyelenggaraan kegiatan kerjasama penelitian ini berasal dari Anggaran Riset Prioritas Nasional Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia/Penprinas MP3EI ditambah sumber lain yang tidak mengikat.
KERAHASIAAN
Pengaruh umur itik Alabio terhadap nilai energi metabolik dan retensi nitrogen tepung maggot black soldier fly. Kualitas kandungan protein dan energi metabolik bungkil maggot belum diketahui, padahal penting untuk formulasi pakan unggas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai nitrogen-corrected pseudometabolic energy (AMEn) dan retensi nitrogen kue maggot yang diujikan pada berbagai umur itik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur itik mempengaruhi nilai energi metabolik dan retensi nitrogen kue maggot. Kandungan energi metabolik dan retensi nitrogen bungkil maggot pada itik umur 8–24 minggu relatif sama, sedangkan kandungan energi metabolik dan retensi nitrogen pada itik umur 4 minggu lebih rendah dibandingkan itik umur 8–24 minggu. Kendala penggunaan bungkil maggot BSF sebagai bahan pakan unggas adalah belum diketahuinya kandungan energi terutama energi metabolik yang berguna untuk penyiapan ransum unggas dan bagaimana kualitas protein yang ditunjukkan dengan nilai retensi nitrogen.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa kandungan energi metabolisme kue maggot pada itik yang berbeda umur dan berapa nilai retensi nitrogennya. Konsumsi tepung lambung (kg), konsumsi tepung maggot untuk setiap umur itik ditimbang dan dipaksakan. Energi bruto kue perut (kcal/kg), diperoleh dari hasil analisis laboratorium dengan menggunakan bomb calorimeter.
Rata-rata kandungan energi metabolis tepung maggot pada berbagai umur itik Alabio disajikan pada Tabel 1. Hal ini membuktikan bahwa itik yang berbeda umur memiliki kemampuan yang berbeda dalam mencerna tepung maggot. Jika dibandingkan tepung maggot, bungkil maggot memberikan nilai retensi nitrogen yang lebih baik dibandingkan tepung maggot yang memiliki nilai retensi nitrogen. Gunawan et al. 2012).
Kandungan energi metabolik (AMEn) kue maggot dan jumlah nitrogen yang tertahan dipengaruhi oleh umur itik. Kandungan energi metabolik dan retensi nitrogen pada bungkil maggot itik umur 8-24 minggu lebih tinggi dibandingkan itik umur 4 minggu.