i
PENGARUH BAHAN AJAR MATA PELAJARAN IPA SMP KELAS VII DALAM MENINGKATKAN BERPIKIR
KRITIS SISWA SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Oleh Vebbri Putri Yani NIM : 1711260062
JURUSAN PENDIDIKAN SAINS DAN SOSIAL
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU 2021
ii
iii
iv
v
PERSEMBAHAN
Syukur Allahmdullilah ,segala puji bagi Allah SWT ,untuk yang pertama skiripsi ini.
Ku Persembahkan Segala Perjuangan saya hingga titik ini Kepada :
1. Keluargaku tercinta, kedua Orang Tua Bapakku tercinta (Kim Hardani) dan Ibu Tercinta (Nasri Arida) terimakasih kalian telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan serta motivasi secara moral dan material selalu berusaha untuk selalu membuatku bahagia,terima kasih atas jerih payah kalian maafkan aku yang selalu membuat kalian repot dan susah kalian ada orang tua terbaik dan panut untuku. Terima kasih atas semua cinta dan kasih sayang yang telah bapak dan ibu berikan kepada saya.
2. Untuk kakak pertama Vedi fandri dan ayuk Dita dwi saputri terima kasih atas semuanya kasih sayang yang kalian berikan dorongan, dukungan,materi,nasehat yang kalian berikan terimakah.
3. Untuk Kak keduaku Veni Elpionita dan Lin syarial terimakasih atas doa,materi ,nasehat,dorongan dan semangat untuk dikala aku susah.
4. Untuk adek ku tersayang Nabilah khairunnisa terima kasih adek selalu ada untukku yang selalu memberikan support, mendukungku, menyemangatiku.
5. Untuk keponakan tersayang Vadli Putra Pratama, Vaizal syaputra, Jihan Qanita Fandri terimkasih malaikat-malaikat keciku yang selalu membuat ku senyum saat aku lelah ,memberikanku semangat dan menghiburku 6. Seluruh keluarga besarku, dan familiku terimkasih kalian selalu
memberikan semangat untuk ku.
7. Untuk dosen pembimbingku Bapak (Dr.H. Ali Akbar Jono, M.pd. ) dan Ibu ( Nurlia latipah M.Pd.Si ) yang sangat aku banggakan terima kasih waktu, yang selalu meluangkan waktu yang begitu padat untuk membimbingku dalam menyelesaikan skripsi yang selalu memberikan arahan hingga selesai.
vi
8. Untuk Sahabat-sahabatku tercinta Vegita , Donda , Ripi, Elgha, Rita, Desfa, Susan, Seri, Ages terimakasih telah mewarnai indah hari-hariku dan menemani selama perkuliahan ini,semoga kita sukses selalu,amiin.
9. Seluruh rekan seperjuangan TADRIS IPA B dan teruntuk angkatan 2017 terimakasih telah mewarnai perjalanan hidupku didunia perkuliah selama ini.
10. Terimakasih untuk seluruh dosen-dosenku yang telah iklhas memberikan ilmunya untuk selama ini.
11. Dan untuk allamaterku yang selalu ak banggakan terimkasih.jaya selalu….
vii MOTTO
“Man Jadda Wajada “
Barang siapa yang bersungguh –sungguh, maka dia akan berhasil
“ Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikan dengan baik “ (HR. Thabrani )
“Berusahlah kamu dengan sepenuh hati,
karena nikmat dan proses dibelakang yang akan indah menanti”
“Perjuangan yang dilakukan dengan sepenuh hati akan ada rasa indah yang ditemuai”
“ Hidup yang tidak teruji bukanlah kehidupan yang berharga “ Vebbri Putri Yani.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan, rahmat, dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul Pengaruh Bahan Ajar Mata Pelajaran IPA SMP Kelas VII Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa.
Shalawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita, Rasulullah Muhammad saw. beserta keluarganya, sahabatnya dan mudah-mudahan kita sebagai pengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan proposal skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dorongan dan arahan dari orang-orang terdekat, penulis telah banyak menerima bimbingan dan arahan dari berbagai pihak.Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. DR. KH. Zulkarnain Dali,M.Pd. Selaku Plt. rektor IAIN Bengkulu.
2. Dr. Zubaedi,M.Ag,M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris di IAIN Bengkulu
3. Deni Febrini, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sains dan Sosial 4. Abdul Aziz M.,M. Pd Selaku Ketua Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam.
5. Dr . H. Ali Akbar Jono, M.Pd. Selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi terhadap penulisan skripsi ini.
6. Nurliah Latipah M.Pd S.i selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan masukannya terhadap skripsi ini sehingga dapatterselesaikan dengan baik.
7. Kepada pihak Perpustakaan IAIN Bengkulu yang telah membantumemfasilitasi mencari referensi dalam pengerjaan Skripsi ini.
8. Kepada Dosen IAIN Bengkulu yang telah memberikan dan membagikan ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai bekal pengabdian kepada masyarakat,bangsa,dan agama.
ix
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun darisemua pihak sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat dandapat memberikan andil dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Bengkulu, 20 Agustus 2021 Penulis
Vebbri Putri Yani NIM 1711210062
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PENGESAHAN ... ii
NOTA PEMBIMBING ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
PERSEMBAHAN ... v
MOTTO ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAK ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian... 5
F. Manfaat Penelitian... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori ... 6
A. Pengertian Bepikir Kritis Siswa ... 6
B. Pengertian Bahan Ajar ... 12
C. Tujuan Bahan Ajar IPA ... 14
D. Manfaat Bahan Ajar IPA ... 14
E. Bahan Ajar IPA Smp Kelas Viii ... 14
B. Penelitian Yang Relevan ... 17
C. Kerangka Berpikir ... 21
xi
D. Hipotesis penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23
B. Langkah-Langkah Penelitian ... 23
C. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 25
D. Metode Penelitian... 25
E. Variabel ... 25
F. Populasi Dan Sampel ... 26
G. Teknik Sampeling ... 26
H. Teknik Pengumpulan Data ... 26
I. Instrument Penelitian ... 27
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA 1. Sejarah Lembaga ... 28
2. Visi dan Misi Sekolah ... 29
3. Keadaan Guru dan Karyawan... 30
4. Keadaan Peserta Didik ... 31
5. Analisis Data ... 32
6. Hasil Uji Validitas ... 33
7. Hasil Uji Reliabilitas ... 34
8. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 35
9. Hasil Uji Normalitas ... 36
10. Hasil Uji Homogenitas ... 37
11. Hasil Uji Hipotesis ... 38
12. Pembahasan ... 39
13. Keterbatassan Penelitian ... 40
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ... 41
2. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Desain Eksperimen ... 38
Tabel 3.2 : Skema Penelitian ... 39
Tabel 3.3 : Jumlah Siswa ... 42
Tabel 3.4 Skor Penilain Angket (Kuensior) ... 45
Tabel 3.5 Kisi- Kisi Angket ... 45
Tabel 4.1 Lampiran Profil Sekolah ... 49
Tabel 4.2 Nama Kepala Sekolah ... 51
Tabel 4.3 Administrasi Kelas ... 53
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Variable Pengaruh Bahan Ajar IPA... 56
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Variabel Berpikir Kritis Siswa ... 56
Tabel 4.6 Tabel Data Descriptive Statistics ... 62
Tabel 4.7 Hasil Uji One- Sample Kolmogorov – Smirnov Test ... 64
Tabel 4.8 Test of Homogeneity of Variance ... 66
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Varians ... 66
Tabel 4.10 Hasil UJi t (parsial) ... 67
Tabel 4.11 Hasil Uji F (Simultan) ... 69
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penunjukan Pembimbing Lampiran 2 Surat Ganti Judul
Lampiran 3 Kartu Bimbingan Proposal dan Skripsi Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 5 Surat Mengadakan Penelitian
Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian Lampiran 7 Keadaan Guru Dan Karyawan
Lampiran 8 Lembar Observasi Wawancara dengan Guru IPA Lampiran 9 Angket Berpikir Kritis
Lampiran 10 Data Peserta Didik Kelas VII C Lampiran 11 Data Peserta Didik Kelas VII D Lampiran 12 Tabulasi Peserta Didik Kelas VII C Lampiran 13 Tabulasi Peserta Didik Kelas VII D
Lampiran 14 Hasil Perhitungan Validitas Melalui SPPS Variabel X Lampiran 15 Hasil Perhitungan Validitas Melalui SPPS Variabel Y Dokumentasi
xiv ABSTRAK
Vebbri Putri Yani, 1711260062, 2021 , Pengaruh Bahan Ajar Mata Pelajaran IPA SMP Kelas VII Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Tarbiyah dan Tadris. Pembimbing : (1). Dr.H. Ali Akbar Jono, M.Pd. Pembimbing : (2). Nurlia Latipah, S.Pd. Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bahan ajar buku guru pada mata pelajaran IPA kelas VII terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif Metode penelitihan ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Desain penelitian yang digunakan control group pretest and posttest design. Populasi yang digunakan dalam penelitian ada siswa kelas VII SMP 05 Kota Bengkulu dengan Jumlah 40 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang yang terdiri dari 20 kelas control (kelas VII C ) dan 20 kelas eksperimen (kelas VII D).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Kuesioner (angket).
instrument yang digunakan dalam penelitian yaitu angket berjumlah 17 butir pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan ajar mata pelajaran IPA smp kelas VII dalam meningkatkan berpikir kritis siswa SMP 05 Kota Bengkulu. Angket/ koesioner tersebut untuk mengukur valid atau tidaknya.
Penguji ini dilakukan dengan pearson correlation atau dengan membandingkan rhitung dengan rtabel. Validitas data dapat dilihat jika rhitung > rtabel dengan 5%. Jika rtabel < rhitung maka dikatakan valid.
Berdasarkan hasil uji F menunjukan bahwa Fhitung yang diperoleh adalah 208.806 atau lebih besar dari Ftabel ( 208.806 > 4,351) dengan nilai sig 0,000.
Sehingga dapat dikatakan variable independen dengan signifikan memberikan konstibusi yang besar terhadap pengaruh signifikan bahan ajar mata pelajaran IPA kelas VII dalam meningkatkan berpikir siswa.
Kata Kunci : Berpikir Kritis Siswa.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita biasanya karena lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari.1 Pendidikan yang berjalan seharusnya senantiasa dilakukan sebuah inovasi yang berkelanjutan, mulai dari guru, alat pembelajaran, materi belajar, alat pendidikan, dan kurikulum pendidikan. Pembelajaran sebagai bagian pendidikan hendaknya juga selalu memunculkan inovasi.
Pendidikan menjadi ukuran utama suatu bangsa dikatakan sebagai bangsa yang memiliki kesejahteraan tinggi, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat sentral dalam meningkatkan sumber daya manusia
1 Akhmad Sudrajat .Definisi pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 .Hal 3.
1
(SDA). Pendidikan yang memiliki kualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu menghadapi tantangan kehidupan dan berkemampuan secara proaktif untuk penyesuaian diri pada perubahan zaman. merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Tujuan dari pendidikan itu sendiri, secara umum adalah untuk meningkatkan kecerdasan bangsa, melalui peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Tujuan pendidikan nasional tersebut hanya dapat tercapai apabila didukung oleh berbagai faktor pendukung lainnya seperti kualitas guru, metode mengajar guru, disiplin mengajar guru, disiplin belajar siswa, buku ajar, dan penyusunan materi pelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum yang sedang di terapkan pada saat ini. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan pemerintah Indonesia banyak melakukan perubahan baik itu berupa sistem pendidikan, yang menyangkut struktur kurikulum dan pola pembelajaran yang dilaksanakan. Pendidikan menurut Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dalam pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan .2
Penerapan materi pembelajaran IPA secara terpadu dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan siswa, sikap siswa, dan keterampilan literasi siswa. Karena bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Pada hari Rabu, 24 Februari 2021 peneliti mengamati proses belajar siwa, seperti melihat interaksi guru dan siswa dan peneliti juga melihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa itu masih rendah, dilihat dari pertanyaan dan soal-soal yang diajukan guru untuk siswa. Kemudian peneliti juga mengamati pada saat proses pembelajaran berlangsung ketika guru menjelaskan materi dan bertanya kepada siswa, siswa tersebut kurang aktif dan hanya diam saja ketika ditanya oleh guru.3
Maka dari itu, peranan dari bahan ajar dalam berpikir kritis siswa sangatlah penting dan tidak hanya dibatasi untuk pengetahuan siswa saja, tetapi melalui bahan ajar diciptakan usaha peningkatan nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran pendidikan. Bahan ajar memiliki fungsi dalam kegiatan pembelajaran baik untuk guru maupun siswa. Berpikir kritis dengan hasil belajar siswa memiliki hubungan yang signifikan
2“Purnomo H.insih.w. 2016 .Pengembangan bahan ajar dan instumen penelian I
ipa.
3 Mengamati kegiatan proses belajar siswa, Di SMPN 5 kota Bengkulu, Rabu , 24 Februari 2021
dilihat dari indikator proses keberhasilan pembelajaran siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa, yang mana bahwa berpikir kritis mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Semakin tinggi cara berpikir kritis sisiwa maka akan semakin tinggi hasil belajar siswa.
Fungsi bahan ajar bagi guru yaitu untuk menghemat waktu, menciptakan pembelajaran yang efektif dan interaktif, serta sebagai alat evaluasi pembelajaran. Disisi lain, fungsi bahan ajar bagi siswa adalah sebagai pedoman pencapaian kompetensi. Pembelajaran IPA terpadu pada dasarnya memerlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensif.
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah seharusnya juga sejalan dengan penggunaan buku ajar. Buku ajar juga merupakan sarana penunjang kegiatan belajar mengajar yang berisi materi dengan bidang studi atau mata pelajaran tertentu, yang disusun secara sistematis dan ber orientasi kepada siswa.
Pada hari jumat, 26 Februari 2021 peneliti mewawancarai salah satu guru mata pelajaran IPA dan meminta izin untuk melihat hasil ulangan harian dan Hasil Raport siswa dan ternyata ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM. Kemudian Variasi metode pembelajaran yang digunakan guru masih kurang, karena yang peneliti lihat bahwasannya guru hanya menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab dan tidak menggunakan metode lainnya yang bisa membuat siswa lebih paham dengan materi yang disampaikan.4
`4 observasi wawancara di SMP 05 Kota Bengkulu , Jumat 26 Febuari 2021.
Jadi salah satu faktor yang berhubungan dengan pembelajaran yang mempengaruhi rendahnya kemampuan peserta didik adalah keberadaan bahan ajar yang disediakan guru untuk peserta didik maka diperlukan upaya yang inovatif untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran IPA melalui perbaikan proses pembelajaran dengan menggali informasi kemampuan berpikir kritis siswa terlebih dahulu.
Beberapa definisi tentang berpikir kritis tidak hanya memandang kemampuan ini dari sisi kognitif, tetapi juga dari sisi sikap dan kebiasaan (disposisi), seperti bersikap terbuka, tertarik dengan hal-hal baru, penasaran dengan selalu bertanya kenapa dan mencari alasan yang tepat, selalu mecari informasi, fleksibel, menghargai terhadap sudut pendang berbeda, dan lainya. Berkaitan dengan hasil peneliti yang menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis IPA siswa dipengaruhi oleh kepercayaan diri siswa, dikarenakan siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi dapat membentuk keyakinan pada dirinya tentang kemampuan untuk pantang menyerah dalam menghadapi masalah juga pengaruh oleh faktor pembelajaran yang menuntut siswa menjadi aktif dalam berpikir kritis dan berinteraksi, sehingga dapat meningkatakan kemampuan IPA yang menjadi harapan tujuan pembelajaran pada umunya .
Kemampuan berpikir kritis harus dimiliki oleh siswa agar dapat menghadapi berbagai macam permasalahan personal maupun sosial dalam kehidupannya. Selain itu, berpikir kritis akan memberikan arah yang lebih tepat dalam berpikir, berkerja, dan membantu lebih akurat dalam
menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya. Kemampuan berpikir siswa dapat dilihat bagaimana siswa berpikir refelektif dan beralasan mengambil sebuah keputusan dan dalam pemecahan masalah atau pencarian solusi.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 01 Maret 2021 di SMPN 5 Kota Bengkulu, yaitu mencari data jumlah siswa, jumlah kelas VII dan diperoleh data bahwasanya SMPN 5 Kota Bengkulu ini memiliki jumlah siswa sebanyak 930 orang, 11 kelas untuk VII, 10 kelas untuk kelas VIII, dan 10 kelas untuk IX dimana satu kelasnya berjumlah 30 orang siswa dan guru berjumlah 54 orang untuk guru IPA sendiri berjumlah 9 orang.
Setelah mencari data peneliti mengamati guru yang sedang mengajar peserta didik, dan ternyata guru hanya menggunakan bahan ajar buku cetak, dan tidak menggunakan bahan ajar Lembar Kerja Siswa.5
SMPN 5 Kota Bengkulu memiliki bahan ajar Ilmu Pengetahuan Alam yang sudah cukup memadai, Bahan ajar yang digunakan berupa Buku paket dan Buku Lembar Kerja Siswa. Namun dalam pembelajaran guru masih kurang melibatkan siswa, guru masih mendominasi dalam pembelajaran serta media bahan ajar yang digunakan sebagian belum menuju untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk kelas VII sendiri memiliki 11 kelas dimana 1 kelasnya berjumlah 30 orang siswa, jumlah keseluruhan untuk kelas VII adalah 330 siswa.
5 Observasi kegiatan belajar siswa Di SMP 5 Kota Bengkulu, 1 Maret 2021
Namun kenyataan menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis Ilmu Pengetahuan Alam siswa di Sekolah Menengah Pertama 05 Kota Bengkulu masih belum memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan proses belajar siswa dan nilai hasil ulangan siswa. Melihat kenyataan yang ada, maka perlu dilakukan usaha untuk mengungkap permasalahan yang terjadi pada siswa dengan melakukan berbagai inovasi pembelajaran untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dan nilai hasil ulangan siswa terkhusus pada proses belajar Ilmu Pengetahuan Alam dikelas dengan terlebih dahulu menggali kemampuan berpikir kritis siswa.Untuk itu penelitihan ini dilakukan mengetahui adakah pengaruh bahan ajar buku guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama kelas VII dalam meningkatkan berpikir kritis siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Kota Bengkulu.6 Karena itu saya tertarik untuk mengetahui sejauh mana siswa berpikir krtis menggunakan bahan ajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Bahan Ajar Mata Pelajaran IPA SMP N Kelas VII Dalam Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dapat diindetifikasi sejumlah permasalahan sebagai berikut :
1. Hasil pembelajaran IPA SMP belum mencapai KKM.
6 Pujiarti, Guru IPA, Disekolah SMPN 5 Kota Bengkulu, Wawancara 24 Februari 2021
2. Masih rendahnya kemampuan berpikir kritis IPA siswa
3. Metode yang digunakan pendidik masih menoton dan kurang bervariasi 4. Materi pembelajaran yang disampaikan belum sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan indetifikasi masalah diatas penelitian ini dibatasi pada pengaruh bahan ajar buku guru mata pelajaran IPA smp kelas VII dalam meningkatakan berpikir kritis siswa.
1. Bahan ajar yang dimaksud dalam penelitihan ini berupa buku ajar IPA berupa buku cetak dan lks yang digunakan untuk meningkatkan berpikir kritis siswa.
2. Bahan ajar yang digunakan buku ajar guru pada siswa smp kelas VII mata pelajaran IPA.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari indentitas rumusan masalah yang diuraikan, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah berikut :
1. Ada pengaruh bahan ajar pada mata pelajaran IPA di SMP kelas VII terhadap kemampuan berpikir kritis siswa ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat dirumuskan bahwa tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan ajar buku guru pada mata pelajaran IPA kelas VII terhadap kemampuan berpikir kritis sisa.
F. Manfaat
Dari penelitian ini diharapkan dapa memberikan manfaat bagi pihak yang bersangkutan, diantaranya:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan khusunya dibidang pendidikan ilmu pengetahuan alam yaitu dapat menggunakan bahan ajar sebagai penunjang proses pembelajaran.
2. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan informasi untuk guru mengenai bahan ajar untuk proses meningkatkan berpikir kritis siswa
3. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan arahan kepada sekolah dalam hal untuk mengambil landasan dan langkah untuk meningkatkan berpikir kritis siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Berpikir kritis siswa 1. Berpikir kritis
Menurut Facione mengungkap bahwa berpikir kritis merupakan suatu pengaturan diri dalam memutuskan sesuatu yang menghasilkan interprestasi analisis, evaluasi dan inferensi maupun pemaparan menggunakan suatu bukti, konsep, metodologi, kriteria atau pertimbangan kontekstual yang menjadi dasar dibuatnya suatu keputusan.7
Berpikir kritis ini telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan guna untuk memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran bentuk bepikir kritiss yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah merumuskan kesimpulan mengumpulkan berbagi kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunkan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat.
Seseorang yang berpikir kritis mampu menganalisis segala fenomena yang terjadi dan mengambil keputusan yang baik dalam
7 Lilis Nuryanti Dkk, Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP, Universitas Negeri Malang, Jurnal Pendidikan Teori Penelitian Dan Pengembangan Vol.3 No. 2 (Februari 2018), hal. 155
10
setiap persoalan yang dihadapi.8 Adapun tujuan dari penilaian berpikir kritis pada siswa yaitu: (1) Mendiagnosa tingkat kemampuan berpikir kritis siswa (diagnosing the levels of students critical thinking), (2) Memberikan umpan balik terkait kemampuan siswa dalam berpikir kritis (giving student feedback about their critical thinking prowess), (3) Memotivasi siswa untuk menjadi lebih baik dalam berpikir kritis serta masih banyak yang lainnya.
Pengetahuan awal guru akan kemampuan berpikir kritis para siswa akan memberikan arahan dan petunjuk bagi guru tersebut dalam upaya menyiapakan strategi pembelajaran lebih efektif dan efisien diterima siswa. Pembelajaran disekolah harus diupayakan membentuk pola pikir kritis bagi siswa. Dengan begitu, siswa akan mampu tampil percaya diri dan selalu berupaya memberikan solusi terbaik bagi setiap permasalahan yang muncul.
Proses bepikir yang menemukan gubungan, menghubungkan sebab akibat, mentransformasikan, dan memberi kualifikasi, kemampuan klarifikasi dasar, dasar pengambilan keputusan, menyimpulkan memberikan penjelasan lebih lanjut. Seorang pemikir kritis mampu menganalisis dan mengevaluasi setiap informasi yang diterimanya. Butuh kesungguhan dan ketekunan serta berhati-hati dalam berpikir kritis kemampuan berpikir kritis akan membantu (memaksa) siswa untuk terhubung dengan pengetahuan dan
8Zulhemi.Dkk. Pengaruh media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis. Jurnal pendidikan sains Indonesia.Vol : 05
pengalaman yang mereka miliki dari berbagai sumber yang berbeda memperluas perspektif dan memperdalam pemaham siswa.9
Dalam proses belajar penting bagi seorang guru memberikan teknik pembelajaran pada siswa yang titik pokusnya adalah meningkatkan berpikir kritis siwa siswa dengan begitu akan ada keutungan yang bias didapatakan yaitu: Membantu untuk meningkatakan semangat belajar siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan membiasakan siswa berpikir secara kritis maka nantinya apapun yang dipelajari akan menempel lebih lama dalam pikiran siswa, sehingga mencapai tujuan pembelajaran optimal.
Siswa akan terlatih untuk memiki kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang diawali pada saat belajar disekolah kemudain terbiasa dengan tantangan untuk melakukanya dengan berbgai tantangan hidup diluar lingkungan sekolah.
Sikap ilmiah akan dimiliki siswa yang mau berusaha untuk mencari sesuatu hal dengan begitu informasi yang didapatkan akan lebih mendalam serta pengetahuan yang baik bagi para siswa. Berbagai keuntungan tersebut didapatkan Guru dan Siswa untuk memaksimalkan bagaimana cara agar siswa mampu berpikir secara kritis.
Dalam pembelajaran IPA dengan pemecahan masalah siswa dituntut untuk menggali dan menunjukan kemampuan berpikir
9 Lilis N, Siti Z & Markus D, Kemampuan berpikir kritis siswa SMP, (Jurnal pendidikan teori penelitian dan pengembangan, Vol. 3, No. 2), 2018, h. 155.
kritisnya mulai dari memahami masalah, merencankan pemecahan, melaksankan rencana pemecahan, dan melibatkan kembali pemecahan masalah yang telah dilaksanakan.
Ennis menjelaskan bahwa tujuan dari berpikir kritis pada siswa yaitu: Mendiagnosa tingkat kemampuan berpikir kritis siswa memberikan umpan balik terkait kemampuan siswa dalam berpikir kritis, memotivasi siswa untuk menjadi lebih baik dalam berpikir kritis, informasi bagi guru tentang keberhasilan siswa mengajar siswa untuk berpikir kritis, melakukan penelitihan tentang berpikir kritis untuk menjawab pertanyaan dan masalah yang ada.
Memberikan bantuan dalam pengambilan keputusan apakah seorang siswa bisa dimasukan kedalam program pendidikan tertentu (providing help in deciding whether a student enter an educational program). Memberikan informasi bagi kepala sekolah kemampuan siswanya dalam berpikir kritis.10 Rendahnya kemampuan interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, explanasi, dan self regulation menanadakan kemampuan berpikir kritis siswa tergolong rendah.
Selanjutnya beberapa keterampilan berpikir yang berkaitan dengan berpikir kritis seperti membandikan, membedahkan, memperkirakan, menarik kesimpulan, mempengaruhi, generalisasi, spesialisasi, mengklasifikasi, megelompokkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mampu membuat pola.
10 Beni A S, metode penelitian (Bandung, 2018)
Karakteristik, ciri, dan standar berpikir kritis. Menurut Emily RLai menyebutkan beberapa karakteristik yang harus dimiliki dalam kemampuan berpikir kritis yaitu dianatara; menganalis argument, klaim, atau bukti, membuat kesimpulan dengan menggunakan alasan induktif atau deduktif, menilai, dan mengevaluasi, membuat keputusan dan memecahkan masa.
Berpikir kritis merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan antara karateristik yang satu dengan yang lainya. Setiap argument, klaim atau bukti harus dianalis yang kesimpulan apakaah dengan alasan induktif atau deduktif. Dari kesimpulan tersebut bisa dinalai dievaluasi sehingga akan menghasilkan suatu keputusan pemecahan masalah.
Ciri–ciri berpikir kritis Menurut, Cece wijaya yang menyebutkan berpikir kritis ,yaitu sebagai berikut : mengenal secara rinci bagian-bagian dari keputusan, pandai mendeteksi permasalahan, mampu membedahkan ide yang relevan dengan ide yang tidak relevan, mampu membedahkan fakta dan fiksi atau pendapat, dapat membedahkan anatara kritik yang membangun dan merusak, mampu mendaftarkan segala akibat yang mungkin terjadi atau alternative terhadap pemecahan masalah, ide, dan situasi, mampu
mengindetifikasi atrinut – atribut manusia, tempat, dan benda, seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain-lain. 11
Merumusakan standar intelektual berpikir kritis yang paling signifikan yaitu, antara lain:
1. Kejelasan :
a. Dapatkah anda menguraikan dalam pendapat itu?
b. Dapatkan anda menjelaskan pendapat itu dalam hal lain?
c. Dapatkah anda memberikan saya ilustrasi?
d. Dapatkah anda memberika saya permisalan?
2. Akurasi
a. Benarkah itu benar?
b. Bagaimana kami dapat memastikan itu?
3. Presisi :
a. Dapatkah anda memberikan lebih detail?
b. Dapatkah anda lebih spesifik?
4. Relevansi
a. Bagaimana itu berhubungan dengan pertanyaan?
b. Bagaimana itu menanggung masalah?
5. Kedalaman
a. Bagaimana jawaban anada mengatasi kompleksiritas dalam pertanyaan?
11 Zakaria , 2020. Mengintergrasikan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sd/M. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI),Tanggerang.
b. Bagaimana anda memperhitungkan masalah dalam pertanyaan?
c. Apakah itu berurusan dengan faktor yang paling signifikan?12 Secara umum, dapat dikatakaan ada 2 tujuan penting dalam pembelajaran atau pendidik yaitu menajarkan siswa ajar mengetahui apa yang dpikirkan (Ilmu pengetahuan), dan bagaimana cara berpikir (mengevaluasi, analisi, dan sintesis). Dengan penelitihan pengaruh bahan ajar IPA terhadap meningkatkan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran didalam kelas memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan dan sikap berpikir siswa, diantarnya dalam kegiatan pembelajaran yang mampu meningktkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah membangun pengetahuan awal siswa yaitu menanykan soal-soal yang cukup sulit.
Berdasarkan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, berpikir kritis siswa adalah suatu kemampuan dan usaha peserta didik untuk berpikir secara jernih dan rasional tentang apa yang harus dipercaya atau apa yang harus lakukan peserta didik dalam suatu penilaian yang masuk akal, logis dan sudah dipikirkan secara matang.
Ada pun Indikator dari berpikir kritis siswa yaitu, 1. Menganalisis argumen ( bertanya dan menjawab ).
2. Klaim ( pengakuan atas suatu ).
3. Fakta ( menyatakan kebenaran ).
4. Menilai ( Kegiatan mengambil keputusan ).
12 Zakaria, Mengintegrasikan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia, Program Studi PGMI, STAIN Binama Tangerang, Vol. 3, No. 2 (Agustus 2020), Hal. 107
5. Mengevaluasi ( kegiatan mengukur dan menilai sesuatu ).
B. Bahan Ajar IPA 1. Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan satu perangkat penting dalam pembelajaran yang mengacu pada kerangka kurikulum pendidikan yang digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Bahan ajar yang baik membuat proses belajar mengjar dikelas lebih sitematis, efektif, dan efisen. Menurut suneetha, Rao. & Rao, menyatakan bahwa “in the analysis with great majority the text-book is a potent determinant of what and how they will teach
“. Pengaruh bahan ajar atau buku cukup besar terhadap proses pembelajaran dan guru, sehingga bisa dikatakan ,” as the text-book, so the teaching and learning”13.
Bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada kerangka kurikulum pendidikan yang digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Bahan ajar bisa didefinisikan sebagai seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Prinsip penyusunan bahan ajar meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip yang harus diperhatikan dalam penentuan cakupan
13 Yandri Soeyono, Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dengan Pendekatan Open- ended untuk Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreaktif, Jurnal Pendidikan Matematika ,Volume 9- Nomor 2,Desember 2014,hal 3
bahan ajar adalah prinsip keluasan dan kedalaman materi, dan prinsip kecukupan (adequacy). Sumber bahan ajar yang dapat digunakan sebagai sumber pendukung perolehan bahan ajar adalah buku teks, laporan hasil penelitian, jurnal hasil penelitian, pakar bidang studi, penerbitan berkala, internet, dan lingkungan yang sesuai dengan materi dan kompetensi yang akan dicapai14
Bahan ajar yang lebih fokus pada materi dan latihan soal mengakibatkan pembelajaran lebih bersifat teacher – centered, bahan ajar juga lebih menggunakan soal-soal tertutup yang menekan pada hasil akhir dari proses bagaimana siswa bisa menentukan jawaban.
Bahan ajar bisa didefinisikan pula bahwa bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanan dan penelahan implementasi pembelajaran sebagai seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Prinsip penyusunan bahan ajar meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip yang harus diperhatikan dalam penentuan cakupan bahan ajar adalah prinsip keluasan dan kedalaman materi, dan prinsip kecukupan (adequacy). Sumber bahan ajar yang dapat digunakan sebagai sumber pendukung perolehan bahan ajar adalah buku teks, laporan hasil penelitian, jurnal hasil penelitian, pakar
14 Fauzih,U. 2015.Desaian Penelitian Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Tema cahaya Dan Warna Untuk Pembelajaran IPA SMP . Jurnal:Nasional Onovasi Dan Pembelajaran Sains, Bandung ,Indonesia, (574)
bidang studi, penerbitan berkala, internet, dan lingkungan yang sesuai dengan materi dan kompetensi yang akan dicapai.
Bahan ajar adalah segala sesuatu bentuk atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan unutk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Bahan aja disebut juga teaching-material.15
Menurut Sanjaya, bahan ajar adalah segala sesuatu menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa dengan kompetensi dasar pendidikan tertentu dan bahwa bahan ajar adalah segala sesuatu bentuk bahan ajar yang digunakan untuk membentu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas bahan ajar yang dimaksud biasa berupa buku cetak.
Bahan ajar merupakan segala bahan baik informasi, alat , maupun teks yang disusun dari kompetensi yang akan dikuasi peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan, impelemtasi pembelajaran.
Misal buku pelajaran, buku cetak, lks dari beberapa definisi bahan ajar dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala sesuatu bentuk yang harus dikuasi oleh siswa sesuai dengan standar
15 Anshori M, Sri I, Buku ajar metodologi penelitian kualitatif (Surabaya: Airlangga University Pres) 2007
15 Hayati, S, “Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Kehidupan dan Alam Pekerjaan”, Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2001.
kompetensi yang ingin dicapai dan membantu guru dalam proses pembelajaran.16
Sebuah bahan ajar buku guru mencakup antara lain : a. Petunjuk belajar (Guru/siswa).
b. Kompetensi yang akan dicapai.
c. Lonten atau isi materi pembelajaran.
d. Informasi pendukung.
e. Latihan-latihan.
f. Evaluasi.17
2. Tujuan Bahan Ajar IPA
Adapun tujuan Bahan Ajar IPA sebagai berikut :
a. Menyediakan Bahan ajar yang sesuai dengan tuntunan kurikulum dengan mempertimbakan kebutuhan peserta didik.
b. Membantu peserta didik memperoleh alternstif bahan ajar di samping buku-buku yang kadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksankan pembelajaran.
3. Manfaat Bahan Ajar Buku Guru
Adapun Manfaat Bahan Ajar IPA bagi guru :
a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntunan kurikulum dengan kebutuhan belajar peserta didik.
16 Ina Magdalena dkk. Analisis Bahan Ajar, Universitas Muhammadiyah Tengerang , Nusantra : Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial,Vol 2, No 2,Juli 2020,hal 314
17 Erma Indriana, Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa, (Skripsi S1, Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung, 2017), Hal. 16
b. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan sebagai referensi.
c. Membangun Komunikasi yang baik dan efektif antara guru dan murid.
Bahan ajar buku guru yang digunakan pada mata pembelajaran ipa sangat lah banyak manfaatnya bagi peserta didik,maafnya seperti dibawah ini:
a. Kegiatan belajar menjadi lebih menarik dan efektif.
b. Kesempatan belajar secara mandiri dan mengurai ketergantungan terhadap kehadiran guru.
c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari kompetensi yang harus dikuasinya.18.
4. Bahan Ajar IPA SMP Kelas VII
Memanfaatkan bahan ajar yang telah dirancang sesuai kebutuhan pembelajaran, siswa diarahkan untuk menjadi pembelajar yang aktif karena mereka dapat membaca atau mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan demikian, pada saat pembahasan materi di kelas, siswa sudah siap dengan bekal informasi dan pengetahuan yang cukup sehingga waktu belajar yang tersedia tidak lagi digunakan guru untuk menjelaskan materi
18 Belawati T, Materi pokok pengembangan bahan ajar edisi ke satu (Jakarta : Universitas Terbuka) 2003
secara panjang lebar, tetapi lebih banyak digunakan untuk diskusi dan membahas materi-materi tertentu yang belum dipahami siswa.Buku panduan guru memuat tentang penejelasan materi dari buku kegiatan siswa, panduan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar IPA smp kelas VII merupakan buku guru yang dipersiapakn dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku ajar guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak dibawah koordinasi kementrian pedindikan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini adalah disediakannya Buku Pegangan Guru dan Buku Pegangan Siswa secara nasional dan terpusat oleh pemerintah pusat. Adanya Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Pegangan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah tidak terlepas dari berbagai masalah yang muncul terkait bahan ajar dan buku teks pelajaran.19
Beberapa kasus yang termuat dalam media massa seperti adanya unsur pornografi dalam buku teks pelajaran dan khusus untuk pelajaran matematika, masih banyak buku teks yang bersifat mekanistis (ring-kasan materi dan latihan soal). Contoh tersebut merupakan sebagian kecil masalah pada bahan ajar yang ada. Bahan ajar yang lebih fokus pada materi dan latihan soal mengakibatkan pembelajaran lebih bersifat teacher centered
Wahono Widodo DKK.Buku guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/Mts kelas VII , Jilid 1. Cetakan 2013.
jika guru tidak melakukan improvisasi dan pengembangan dalam proses pembelajaran, maka bahan ajar atau buku teks pelajaran akan lebih dominan dalam pembelajaran tersebut.
Dampaknya adalah pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa akan lebih pasif untuk menerima dan mengikuti alur dan aturan daripada melakukan eksperimen dan menemukan jawaban atau solusinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman. Bahan ajar yang ada juga lebih banyak menggunakan soal soal tertutup yang menekankan pada hasil akhir daripada proses bagaimana siswa bisa menemukan jawaban.
Buku ajar guru IPA kelas VII Smp/Mts buku disusun mengacu pada pembelajaran ipa secara terpadu dan utuh sehingga pengetahuan yang diajarakan oleh guru membuat peserta didik mampu berpikir kritis dan siswa terampil dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasinya secara konkert dan abstrak pemanfaatkan yang bertanggu jawab untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA penggunaan buku ajar berbasis buku cetak adalah buku ajar guru.Buku ajar juga merupakan saranan penunjang kegiatan belajar mengajar yang berisi materi yang disusun secara sistematis dan berorentasi kepada siswa. Bahan ajar dapat disajikan dalam bentuk:
1. bahan cetak, seperti, handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart
2. audio, seperti: radio, kaset, cd audio, ph 3. audio visual, seperti: video/film, vcd 4. visual, seperti: foto, gambar, model/make.
5. Prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar
Adapun Prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar meliputi:
a. prinsip relevansi artinya meteri pembeljaran hendaknya memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompeteni dan kompetensi dasar.
b. konsitensi artinya adanya ketegasan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
c. kecukupan artinya materi yang dijarkan cukup dan memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.20
Berdasarkan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahan ajar IPA adalah segala sesuatu bentuk bahan ajar IPA yang membantu guru dalam menjelaskan pelajaran dalam melaksankan kegiatan belajar mengajar dikelas dan memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran. Adapun indikator dari bahan ajar tersebut yaitu :
20 Erma Indriana, Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Leaflet Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa…, hal, 16
1. Aspek kualitas materi
a. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
b. Materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
c. Materi pembealajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat fakta dan real.
2. Aspek tampilan bahan ajar IPA
a. Kualitas tampilan visual berisi (konsistensi, format , daya tarik, ukuran huruf dan penggunaan ruang.
b. Bahan ajar seharusnya berdiri sendiri memiliki daya adaptik dan bersahabat dengan penggunaanya.
C. Penelitiaan yang Relevan
Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pengaruh bahan bahan ajar buku guru adalah sebagai berikut :
1. Sri Wahyuni. Pengembangan bahan ajar IPA untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP.21 penelitian dilakukan untuk mengetahui bahan ajar IPA yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran di SMP dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Persamaan penelitian Sri Wahyuni dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-sama
21 Sri Wahyuni, pengembangan bahan ajar IPA untuk meningkatkan berpikir kritis siswa SMP, Universitas Jember, Jurnal materi dan pembelajaran fisika, vol. 5, 2015, hal. 77
melakukan penelitian pada bahan ajar siswa SMP mata pelajaran IPA. Perbedaannya yaitu pada penelitian Sri Wahyuni penelitiannya mengembangkan bahan ajar sedangkan pada penelitian saya lakukan penelitian kuantitatif.
2. Yandri Soeyono dengan Judul penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Matematika dengan Pendekatan Openended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMA.22 penelitahan ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar matematika kelas x dengan menggunakan pendekatan open-ended yang baik (valid,praktis dan efektif) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dan membandingkan dengan buku guru dan buku siswa. Persamaan penelitian Yandri Soeyono dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-sama melakukan penelitian pada bahan ajar. Perbedaannya yaitu pada penelitian Yandri Soeyono dilakukan pada mata pelajaran matematika dengan pendekatan Openended serta untuk meningkatkan kreatif siswa. Sedangkan penelitian yang saya lakukan pada materi IPA SMP untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Khusnul K, Dewa P & Feriansyah S. pengaruh kemampuan berpikir kritis dan respon bahan ajar multirepresentasi terhadap
22 Yandri Soeyono, Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dengan Pendekatan Openended Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa SMA, Jurnal, Vol.
9 2014, Hal. 56
hasil belajar.23 Hasil penelitihan memperlihatkan adanya antara variable kemampuan berpikir kritis dan respon terhadap hasil belajar siswa. Artinya kondisi lingkungan pembelajaran fisik kemampuan berpikir kritis dengan respon yang dimiliki siswa sehingga hasil belajar siswa ranah kognitif meningkat yang tercipta akibat penggunan modul pembelajran berbasis mutirepresentasi akan berakibat positif terhadap. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh positif dan signifikan kemampuan berpikir siswa terhadap hasil belajar yang merupakan koefisien determinasi semakin tingginya kemampuan berpikir siswa maka akan semakin tinggi hasil belajarnya terdapat pengaruh respon bahan ajar terhadap hasil belajar yang merupakan koefisien determinasi terhadap pengaruh positif dan signifikan dan respon siswa terhadap hasil belajar.
Metode penelitihan ini merupakan penelitihan eksperimen yang dilakukan, populasi penelitihan ini digunakan yaitu siswa jelas x teknik pengambilan sampel ini menggunkan teknik simple random sampling yaitu dimana penelitihan mecampurkan subjek didalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama dan setiap subjek tersebut memperoleh kesempatan dipilihan menjadi sampel.
Prosedur atau langkah yang dilakukan yaitu dalam pengambilan sampel yaitu dengan mengudi daftar nama kelas
23 khusnul khotimah dkk, pengaruh kemampuan berpikir kritis dan respon bahan ajar multirepresentasi terhadap hasil belajar,fkip unversitas lampung,brojonegoro, no 1,hal 12.
untuk dipilih sebagai sampel penelitihan setelah dilakukan pengudian maaka didapatkan kelas X sebagai sampel peelitihan.
Penelitihan ini menggunakan satu kelas esperimen dan satu kelas yang diberikan perlakukan modul berbasis multirepresntasi.
persamaan penelitian Khusnul K, Dewa P & Feriansyah S dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-sama melakukan penelitian pada bahan ajar dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
perbedaannya yaitu pada penelitian Khusnul K, Dewa P &
Feriansyah S penelitiannya untuk meneliti hasil belajar sedangkan penelitian saya hanya untuk meneliti berpikir kritis.
4. Skripsi Oleh : Lilis Kurniawati. Pengaruh penerapan metode pembelajaran praktikum terhadap keterampilan berpikir kritis matematika siswa kelas VIII SMPN 3 Sumber Kabupaten Cirebon24. Penelitihan ini merupakan jenis quasy experiment desin dengan pola posttest olny control desian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dikelas VIII SMP 3 Sumber Kabupaten Cirebon tahun pelajaran hasil test keterampilan berpikir kritis siswa setelah diberikan treatment dengan menggunakan metode pembelajran praktikum. Menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mampu menjawab soal instrument teks keterampilan berpikir kritis.
Persamaan penelitian Lilis Kurniawati dengan penelitian yang saya
24 Lilis Kurniawati, Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Praktikum Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 3 Sumber Kabupaten Cirebon, hal. 39
lakukan adalah sama-sama melakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Perbedaannya yaitu pada penelitian Lilis Kurniawati dilakukan pada mata pelajaran matematika dengan metode praktikum sedangkan pada penelitian saya lakukan pada bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
5. Zulhelmi Dkk. Pengaruh media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis25. Penelitihan ini untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran interaktif pada konsep termokimia terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dapat disimpulkan bahwa pengaruh media pembelajaran interaktif pada materi termokimia dapat meningkatkan KBK siswa.
Persamaan penelitian Zul H, Adlim & Mahidin yaitu sama-sama untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Perbedaanya yaitu pada penelitian Zul H, Adlim & Mahidin dilakukan menggunakan media interaktif sedangkan penelitian saya menggunakan bahan ajar.
6. Lilis Kurniawati, penerapan metode pembelajaran praktikum terhadap berpikir kritis matematika siswa26. Berdasarkan penelitihan yang telah dilakukan menggunakan instrument penelitihan berupa angket dengan bentuk skla likert untuk
25 Zulhemi.Dkk. Pengaruh media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis. Jurnal pendidikan sains Indonesia.Vol : 05, hal. 45
26 Lilis Kurniawati, Penerapan metode pembelajaran praktikum terhadap berpikir kritis matematika siswa,(Skripsi S1, Fakultas tarbiyah dan keguruan, IAIN Cirebon, 2015), hal.68
mengetahui respon siswa terhadap penerapan metode pembelajaran pratikum dan instrument tes soal uraian untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.
Persamaan penelitihan ini sama2 membahas dan meneliti dengan kemampuan berpikir kritis siswa. Sedangkan perbedaan nya penelitihan lilis kurniawati menenliti tentang metode pembelajaran praktikum terhadap berpikir kritis matematika siswa, sedangkan peneliti tentang pengaruh bahan ajar IPA terhadap berpikir kritis siswa.
7. Yusnia nurrohmi dkk, pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa.berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovey learning berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
Persamaan sama-samameneliti tentang berpikir kritis.
Perbedaannya Yusnia Nurrohmi dkk meneliti tentang pengaruh bahan ajar sedangkan peneliti meneliti tentang metode model pembelajaran.27
27Yusnia Nurrohmi Dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa, Jurnal Pendidikan Teori Penelitian Dan Pengembangan, Universitas Negeri Malang, Vol 2,No 10 Tahun 2017, hal. 137
D. Kerangka Pikir
Berfikir merupakan sintesis tentang hubungan variable yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripisikan. Berdasarkan teori- teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesis tentang hubungan variable tersebut, selanjutnya digunakan unutk merumuskan hipotesis.
Dalam pembelajaran bahan ajar juga diharapkan agar siswa memiliki kemampuan berpikir kritis pemilihan bahan ajar yang tepat membantu proses berhasilnya pembelajaran dikelas. Salah satunya dengan buku ajar IPA yang digunakan guru untuk lebih mempermudah proses dalam pembelajaran sehingga akan meningkatkan berpikir kritis siswa melalui buku ajar guru.
Kerangka Berpikir Bahan Ajar IPA
kelas VII
Kemampuan berpikir kritis siswa
Siswa Guru
Kemampuan berpikir kritis Self regulation Memberikan penjelasan
sederhana
Menyadari pemikirannya sendiri
Membangun keterampilan dasar Merencankan dengan efektif
Menyimpulkan Mengenal dan menggunakan
sumber yang dperlukan
Membuat penjelasan lebih lanjut Menanggapi umpan balik dengan tepat
Mengatur strategi dan taktik Mengevaluasi keefektifan tindakannya sendiri
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitihan adalah dugaan atau kesimpulan sementara yang masih perlu adanya pembuktian. Hipotesis bertujuan mengarahkan kesimpulan yang diambil dalam pelaksanaan penelitihan. Hipotesis yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu Hipotesis – Nol (Ho), maksudnya adalah hipotesis yang mengarah pada kesimpulan yang sebanding antara variable yang digunakan dan hipotesis alternative (Ha) yang mengarah pada kesimpulan yang berbanding berbalik antara variable yang digunakan.
Dalam penelitihan ini hipotesisnya sebagai berikut :
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan pengggunaan bahan ajar buku guru mata pelajaran IPA dalam meningkatkan berpikir kritis siswa.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan penggunaan bahan ajar buku guru mata pelajaran ipa dalam meningkatkan berpikir kritis siswa.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif.
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitihan ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka.28 Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka- angka tersebut. Penelitian Kuantitatif memiliki 3 varian yaitu :
1. Penelitian survei, yaitu tipe penelitihan dengan menggunakan kuesioner atau angka sebagai sumber data utama.
2. Analisi isi (content analysis) merupakan tipe penelitihan yang memanfaatkan informasi atau isi yang tertulis sebagi symbol-simbol material.
3. Analisi data sekunder (existing statistic), hamper sama dengan analisis isi, namun analisis data sekunder memanfaatkan data yang sudah tersedia dilembaga pemerintahan atau yang lain. Analisi data sekunder juga dapat memanfaatkan data hasil survei misalnya adalah data hasil penilaian siswa.29
28Sugiyono S , metode penelitian, (Bandung : Alfabeta , 2010).
29 Sugiyono S , metode penelitian…, hal.205
34
B. Langkah- Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :
1. Menganalisi standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dalam kurikulum K13 yang mendukung penelitihan.
2. Mengkaji mengenai bahan ajar IPA dalam proses pembelajaran.
3. Menyusun instrument penelitihan berupa angket respon siswa.
4. Menggunakan bahan ajar IPA untuk proses pembelajaran.
5. Penggunaan bahan ajar IPA yang digunakan dalam penelitihan.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melakukan deduksi teori dalam penelitihan kuantitatif. Langkah tersebut digambarkan sebagai berikut :
Penelitian menguji atau memverifikasi teori
Penelitian menguji hipotesis atau pertanyaan penelitian dari teori.
Penelitian mendefiniskan dan melakukan oerasionalisasi variable berdasarkan teori.
Penelitian melakukan pengukuran atau mengobservasi variable menggunakan
instrument.
Tabel 3.1 Tahap Pasca Pelaksanaan
No Metode Instrument Sumber Data 1. Interview/
Wawancara
Pedoman Wawancara
Responden (Guru) 2. Kuesioner/
Angket
Kuesioner /Angket
Responden (Siswa) Tahap Pasca Pelaksaan.
a. Mengelola data yang didapat selama proses pembelajaran pada tahapan pelaksanan penelitihan.
b. Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data penelitihan yang diperoleh.
c. Menyimpulkan hasil data.
d. Menyusun laporan hasil penelitihan.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian/rancangan penelitian adalah proses pengumpulan data analisis data penelitian. Ini berarti bahwa penelitian ini meliputi perencanan dan melakukan penelitian. Untuk rancangan diawali dengan
observasi dan evaluasi penelitian yang dilakukan dan dikenal, sampai pembentukan kerangka diperlukan bukti yang lebih lanjut.
Desain penelitian yang digunakan control group pretest and posttest. Penelitian dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang homogen, terdiri atas dua kelompok. Kelompok pertama diberi perlakuan X dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberikan perlakuan disebut kelompok esksperimen yaitu kelas VII C dan kelompok yang tidak diberikan perlakuan disebut kelas control yaitu VII D.
Tabel 3.1 Desain Eksperimen
Kelas Pre Test Perlakuan Post Test
Kelas Eksperrimen (R) O1 X O2
Kelas Kontrol (R) O1 Y O2
Keterangan :
X : kelas eskperimen yang diberi perlakuan menggunakan bahan ajar IPA
O1 : skor pretest untuk kelas control dan eskperimen O2 : skor protes untuk kelas control dan eskperimen
Tabel 3.2 Skema Penelitian Kelompok
Berpikir kritis siswa
A1
Pembelajaran menggunakan bahan ajar
IPA.
B1 Pembelajaran
Kovensional A2
Tinggi
A2A1 B 1 A 2
B2 Rendah
A1B2 B 2 B 1
D. Tempat Penelitian dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 05 Kota Bengkulu Kelas VII yang berjumlah 40 orang siswa.
2. Waktu penelitian
Adapun waktu penelitian ini dilakukan tanggal 5 juni s/d 17 juli 2021.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian ini yang digunakan adalah kuantitatif sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Metode penelitihan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme ,digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumentpenelitihan, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Berdasarkan jenis penelitian tersebut diatas maka penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi dimana teknik ini sering disebut dengan penelitian sebab akibat, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antar variable bebas dan variable terikat.
F. Variabel dan indikator
Variabel adalah sesuatu yang diteliti peneliti, baik itu manusia, benda, sistem yang lainnya. Variabel dalam penelitihan ini terdiri dari dua variabel yaitu :
1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi varibael lain atau menghasilkan akibat pada varibel yang lain. Keberadaan variable ini dalam penelitihan kuantitaitif yang menjelaskan terjadi fokus atau topik penelitihan. Variabel ini biasanya disimbolkan dengan variable “x”, yaitu bahan ajar IPA.
2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variable yang akibatnya atau pengaruhi oleh variable bebas. Keberadaan variable ini dalam kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam focus atau topic penelitihan. Variable ini biasanya disimbolkan dengan variable, “y”, variabel terikatnya adalah berpikir kritis siswa kelas.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan ketika menentukan kedudukan variable ini, yaitu :30
a) Perhatikan tata urutan waktu, dengan melihat variable mana yang terjadi daulu dari pada variable yang lain.
b) Perhatikan dampak akibat dari adanya varibael yang lain.
c) Perhatikan teori. Formulasi hubungan antara variable sangat tergantung pada hasil kajian teoritis dalam penelitihan.
30 Nanang martono. Metode penelitihan Kuantitatif,( Jakarta: Pt rajagrafindo persada), hal. 55
G. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilaya generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kalitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnya.
Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel. Jadi populasi ini adalah kelas VII C dan kelas VII D SMPN 05 Kota Bengkulu yang berjumlah 40 orang.
Tabel 3.3
Jumlah siswa di SMP 05 Kota Bengkulu
No Nama siswa Jumlah siswa
1. Kelas VII C 20
2. Kelas VII D 20
Jumlah 40
b. Sampel Kouta
Sampel merupakan bagian dari karakteristik dan jumlah yang dimiliki oleh populasi. Penelitian yang akan dilakukan untuk menentukan sampel dengan menggunakan teknik penelitian penelitian populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang yang terdiri dari 20 kelas control (kelas VII C ) dan 20 kelas eksperimen (kelas VII D).
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini , menggunakan teknik sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah metode atau cara yang digunakan untuk menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara lasung. Metode observasi bertujuan untuk mengamati pencacatan yang sistematis terhadap suatu fenomena yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung terhadap permasalahan yang ada kemudian dilakukan penelitian.
a. Angket
Untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitihan ini menggunakan angket/kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan atau pertanyaan tertulis responden untuk dijawab. Kuensioner merupakan teknik pengumpulan data efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable