• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bahan Humat Lignite dan Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Serapan Unsur Hara Kakao Belum

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Bahan Humat Lignite dan Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Serapan Unsur Hara Kakao Belum "

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Judul Penelitian: Pengaruh bahan humat dan kompos lignit terhadap pertumbuhan dan serapan hara kakao mentah di Oxisol. Bahan organik yang biasa digunakan membutuhkan waktu lebih lama untuk bereaksi di dalam tanah, maka pada penelitian ini akan digunakan bahan humat yang bereaksi cepat di dalam tanah. Bahan humat yang digunakan adalah bahan humat yang diekstrak dari lignit, kandungan bahan humat relatif tinggi yaitu 46.

Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa bahan humat yang dapat larut dari lignit sebanyak 46% dan mempengaruhi pertumbuhan bibit kakao dengan dosis C-organik 4% yang dikombinasikan dengan 50% pupuk anjuran. Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa bahan humat yang dapat larut dari lignit sebanyak 46% dan mempengaruhi pertumbuhan bibit kakao dengan dosis C-organik 4% yang dikombinasikan dengan 50% pupuk anjuran. Oleh karena itu perlu dilakukan uji lebih lanjut reaktivitas bahan lignit-humus dalam tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan serapan hara tanaman kakao yang belum dihasilkan pada Oxisol.

Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa bahan humat yang dapat dilarutkan oleh lignit mencapai 46% (Rezki, 2016), dan berpengaruh baik terhadap pertumbuhan bibit kakao pada kadar C organik 4% dikombinasikan dengan 50 % pupuk buatan sesuai rekomendasi. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan hasil pengolahan kompos dengan bahan humat dari batubara (Lignite).

Gambar 1.  Tahapan penelitian
Gambar 1. Tahapan penelitian

Kegunaan Penelitian

Rencana Target dan Capaian Luaran Tabel 1. Rencana Target Capaian Luaran

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oxisol dan Permasalahannya

  • Peranan bahan organik dan pupuk buatan terhadap kesuburan tanah Secara garis besar Sutanto (2006), mengemukakan bahwa keuntungan
  • Bahan Humat dan Peranannya
  • Pembentukan Batubara
  • Batubara sebagai Sumber Bahan Humat
  • Pentingnya Komoditi Kakao

Bahan humat merupakan komponen organik yang dapat terdisosiasi menjadi ion aktif yang bersifat koloid dan relatif stabil. Bahan humat berperan besar dalam meningkatkan kesuburan tanah, baik secara kimia, fisik maupun biologi. Bahan humus dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas menahan air tanah dan meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah serta dapat mengurangi kelarutan unsur toksik seperti Fe dan Al.

Bahan humat memiliki muatan negatif pada gugus fungsinya (karboksil dan hidroksil), memungkinkan kation logam seperti Fe untuk berikatan, membentuk senyawa khelat atau kompleks organo-logam sehingga aktivitas logam dalam tanah dapat dikurangi (Stevenson, 1994 dan Tan, 2003). Stevenson (1986 dalam Tan 2003) berpendapat bahwa bahan humat juga terdapat dalam banyak endapan geologis seperti lignit, batubara, serpih minyak dan bahan bakar fosil. Hatcher (1985 dalam Tan 2003) juga berpendapat bahwa endapan geologi kaya akan bahan humat yang terbentuk dari rawa dan gambut.

Stevenson (1986 dalam Tan 2003) menyatakan bahwa bahan humat yang dapat diekstraksi dari lignit kualitas tinggi dapat mencapai 80-90. Perkebunan kakao dapat tumbuh dengan baik dan sebaiknya ditanam pada tanah yang mengandung bahan organik, yang umumnya terdiri dari tanah, sekam padi. dan pupuk kandang.

BAHAN DAN METODA 3.1 Waktu dan Tempat

  • Bahan dan Alat
  • Rancangan Percobaan
  • Pelaksanaan Penelitian .1 Persiapan lahan, bahan humat dan kompos
    • Pemberian perlakuan dan penanaman
    • Pemberian pupuk
    • Pemeliharaan
  • Pengamatan .1 Analisis tanah
    • Tanaman kakao a. Pertambahan tinggi tanaman
  • BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 4.1. Anggaran Biaya
    • Jadwal Penelitian
  • IDENTITAS PRIBADI
  • Riwayat Pendidikan
  • PENGALAMAN PENELITIAN (5 TAHUN TERAKHIR)

Anak petak berupa dosis C-organik (B) dari sumber pupuk organik: B1 = Tanpa penambahan C-organik tanah (C-organik tanah Oxisol 1,5%/basa) B2 = 3% C-organik tanah (penambahan C-organik tanah organik ) sebanyak 1,5%) B3 = 4% C-organik tanah (penambahan C-organik tanah sebanyak 2,5%) Anak petak adalah dosis pemupukan (C). Penggunaan pupuk buatan berdasarkan anjuran dosis umum pupuk buatan (Urea, SP-36, KCl) untuk bibit kakao sampai umur enam bulan yaitu 46 kg Urea/ha, 30 kg TSP/ha, 16 kg KCl/ha . Dosis kompos sebagai pupuk organik didasarkan pada dosis pupuk yang diberikan pada tanaman kakao sebesar 20-30 ton/ha (Kristanti, 2011).

Bahan humat yang akan digunakan berasal dari ekstraksi bahan humat dari batubara Liginte (cara ekstraksi dapat dilihat pada lampiran 6). Sumber pupuk organik Dosis C-organik Jumlah pupuk organik (g/tanaman) Bahan humat (AB1) 1,5 % Tanpa tambahan pemupukan. Tanah disiram setiap hari agar air tanah berada pada kapasitas lapang dan dapat digunakan oleh tanaman.

Pupuk diberikan berdasarkan rekomendasi pupuk umum (Urea, SP-36, KCl) untuk kakao yang belum berproduksi yaitu Urea 46 kg/ha, TSP 30 kg/ha, KCl 16 kg/ha. Perhitungan jumlah pupuk per tanaman berdasarkan populasi tanaman dengan jarak tanam 3 m x 3 m, sehingga jumlah populasi untuk 1 hektar adalah 1.100 tanaman/ha (Kristanto, 2011). Pupuk diberikan 1 minggu setelah pemberian pupuk organik yaitu setiap tanaman mendapat pupuk N (Urea), P (SP-36) dan K (KCl) sesuai perlakuan.

Penyiraman dilakukan setiap pagi dengan cara menyiramkan air secara merata pada setiap tanaman sampai tanah diperkirakan mencapai kapasitas lapang. Upaya pengendalian keracunan besi (Fe) dengan bahan humat dan pengelolaan air untuk meningkatkan produktivitas Ultisols yang baru dibudidayakan. Pengaruh kompos, bahan humat dari batu bara (lignit) dan pupuk buatan pada biji kakao (Theobroma cacao) di Oxisols.

Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas No. Ilmu Tanah 14 jam a) Penelitian di lokasi penelitian b) Persiapan pelaksanaan penelitian dan pemberian izin c) Pengambilan sampel d) Aplikasi bahan humus e) Aplikasi kompos f) Pengamatan g) Analisis data 2.

Tabel 2.  Kombinasi perlakuan
Tabel 2. Kombinasi perlakuan

BOPTN 12.500.000

BOPTN 20.000.000

  • PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (5 TAHUN TERAKHIR)
  • Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
  • Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No Nama Temu ilmiah /
  • Identitas Diri
  • Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

Presenter seminar ilmiah (presentasi lisan) dalam 5 tahun terakhir Tidak ada nama pertemuan ilmiah / Tidak ada nama pertemuan ilmiah. Pemberdayaan masyarakat dengan mengoptimalkan pemanfaatan Trichoderma sp sebagai pengurai limbah serasah karet dan perannya dalam pengendalian penyakit jamur akar putih. Semua data yang saya masukkan dan nyatakan dalam data pribadi ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

Demikian biodata ini saya buat sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengajukan hibah penelitian pengajaran awal. 3 Dinamika Populasi, Frekuensi Kunjungan dan Efektivitas Elaeidobius Kamerunicus Faust (Coleoptera: Cucurlionidae) pada Tanaman Kelapa Sawit Aksesi Kamerun dan Angola Tahun 2016. 4 2017 Kajian potensi Elaeidobius Kamerunikus Faust dan Trips Hawaiiensis Morgan sebagai agen penyerbuk pada tanaman kelapa sawit.

PNPB 12.500.000

Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Kepada

3 Kompilasi Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi Pada Ekosistem Padi Berbasis Pendekatan Ekologis di Desa Petapahan Kecamatan Gunung Toar Tahun 2015.

PNBP 12.000.000

DRPM 70.000.000

Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

Sentrifuge pada > 4000 rpm selama 15 - 30 menit (hingga endapan terpisah dari larutan), tuangkan alikuot ke dalam labu ukur 100 ml melalui corong yang dilapisi kertas saring. Keringkan tabung endapan + centrifuge dalam oven pada suhu 40o – 50o C selama 24 jam atau lebih, keluarkan dari oven, masukkan ke dalam desikator selama 15 menit dan timbang. Penentuan pH tanah dengan metode elektrometri Bahan : Aquadest, KCl 1 N, standar pH 4 dan pH 7 Cara kerja.

Kemudian, 10 g sampel tanah yang sama ditempatkan dalam tabung film dan ditambahkan 10 ml KCl 1 N, dikocok selama 15 menit. Setelah itu diukur pH menggunakan pH meter yang telah dibakukan dengan larutan buffer pH 4 dan pH 7. Cara kerja : Masukkan 2,5 g sampel tanah ke dalam tabung film, kemudian tambahkan 25 ml NH4Oac, kocok . untuk 15 menit.

Pindahkan semua tanah ke kertas saring dan cuci dengan alkohol hingga volume filtrat mencapai 50 ml. Setelah kering, masukkan tanah dan kertas saring ke dalam labu Kjedhal 100 ml, lalu tambahkan 50 ml air suling dan 20 ml NaOH, lalu suling. Untuk penentuan K, Ca, Mg dan Na-dd, dilakukan pengenceran ekstrak sebanyak 10 kali dengan AAS yang telah dibakukan sesuai dengan jenis analisisnya.

5 g contoh tanah yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam Erlemeyer 250 ml dan ditambahkan 50 ml KCl dan dikocok selama 15 menit. Timbang 0,2 g sampel tanah dan masukkan ke dalam Erlemeyer 250 ml, tambahkan 10 ml kalium kromat 1 N dan 20 ml asam sulfat pekat dan kocok hingga tercampur, diamkan selama 30 menit, tambahkan 100 ml 0,5% Tambahkan BaCl2 hingga tercampur. mengendap di BaSO4. Dalam labu Erlemeyer 50 ml ditambahkan 1,5 g tanah kering udara dan ditambahkan 15 ml larutan Bray II dan 1 g karbon aktif, kemudian dikocok dengan shaker selama 15 menit kemudian disaring, disaring sebanyak 5 ml. hasil. dipipet dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Kemudian ditambahkan juga 5 tetes larutan P-C dan dikocok kembali selama 15 menit, setelah itu kadar P diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 µm. Ekstrak diencerkan menjadi 100 ml dengan air suling dan digunakan untuk penentuan Fe dengan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Pemusnahan dilakukan dalam ruang asam, selama 15 menit ditambahkan 3 tetes H2O2 30% dengan selang waktu 10 menit sampai larutan jernih.

Gambar

Gambar 1.  Tahapan penelitian
Tabel 2.  Kombinasi perlakuan
Tabel 4. Pemberian perlakuan untuk pupuk buatan
Tabel 6. Jadwal Kegiatan Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bahan organik memiliki peran penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah sebagai berikut: tanah dengan sifat fisik yang baik mampu menjamin pertumbuhan akar