Pengaruh butter alpukat ( avocado butter ) terhadap stabilitas krim pelembut avocado
The effect of avocado butter to stability of avocado emollient cream
Teti Indrawati*) dan Herlina Yuanita Sari
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila; Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta Selatan Indonesia 12640 ABSTRAK
Karakteristik krim pelembut butter alpukat sebagai anti penuaan dini dipengaruhi oleh jumlah butter alpukat yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan dan mengembangkan penggunaan butter alpukat dalam bidang kosmetik. Penelitian dilakukan dengan membuat krim A/M menggunakan butter alpukat antara 1–11% menggunakan metode pelelehan dan pencampuran pada suhu 70-75 °C. Krim yang dihasilkan dievaluasi, dan diuji stabilitsanya dengan uji dipercepat menggunakan peningkatan suhu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa butter alpukat antara 1–11% dapat dibuat sediaan krim pelembut tipe A/M. Stabilitas krim dipengaruhi oleh kandungan butter alpukat yang digunakan, peningkatan jumlah butter alpukat yang digunakan stabilitas semakin baik, pada konsentrasi 7% stabilitas mulai turun. Stabilitas krim paling baik ditunjukkan oleh krim yang mengandung butter alpukat 5%.
Kata kunci: butter alpukat, krim tipe A/M, krim pelembut, stabilitas krim Abstrak
The characteristic of emollient cream that contained of avocado butter as anti-aging is influenced by amount of avocado butter used. The research has a purpose to exploit and develop usage of avocado butter in the field of cosmetic.
The research has done by making A/M cream used 1-11% avocado butter with melting and mixing method at temperature of 70-75 °C. Stability of product creams were be evaluated, and tested with accelerated test using elevated temperature. The result showed that concentration of avocado butter between 1-11% can be made become W/O emollient cream. The cream stability was progressively influenced by amount of avocado butter, the increasing of avocado butter would make progressively good stability, the stability go down at 7%
concentration. The best stability creams has shown by cream that contain 5%
avocado butter,
Key words: avocado butter, A/M cream type, emollient cream, stability of cream
Pendahuluan
Butter alpukat mengandung fitosterol 25- 30% yang berfungsi sebagai anti penuaan.
Penggunaan krim pelembut tipe M/A diharapkan dapat meningkatkan efektifitas butter alpukat ( Werman et al., 1991, Lamaud et al., 2007, Bora et al., 2001, Varvaresou et al., 2009, Voegeli , 2007). Krim tipe ini lebih stabil dibandingkan krim tipe m/a (Akhtar dkk., 2010, Gao , 2005, Dureja et al., 2005, Trapp, 2007), walaupun demikian apabila ke dalam sediaan tersebut dimasukkan bahan lain baik ke dalam fasa dalam ataupun fasa luar maka stabilitasnya
akan terganggu (Akhtar et al., 2010, Bouftira et al., 2008, Dureja et al., 2005, Isiuku et al., 2009, Christopher et al., 1993, Juntawong et al., 2010, Karlhelnz and andreas 2005, Oyedeji and Okeke, 2010). Adanya temperatur yang tinggi, tekanan berlebihan atau kekuatan mekanik yang berlebihan bisa mempercepat pecahnya emulsi (Akhtar et al., 2010, Bouftira et al., 2008, Dureja et al., 2005, Isiuku et al., 2009, Christopher et al., 1993, Juntawong et al., 2010, Karlhelnz and Andreas, 2005, Oyedeji and Okeke, 2010). Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan uji stabilitas terhadap sediaan krim pelembut yang
mengandung butter alpukat antara 1-7%
dengan uji dipercepat menggunakan suhu yang dinaikan (tinggi).
Metodologi
Bahan dan alat
Butter alpukat (Crodarom, Prancis), paraffin cair (Crompton), microcystalline wax (Warner Pte Ltd), vaselin kuning (German), gliseril monostearate (Croda, Singapura), propilenglikol (Dow Chemical Company), metil paraben (Ueno, Japan), propil paraben (Ueno, Japan),butil hidroksi toluen (Ueno, Japan), air suling.
Timbangan analitik (Mettler Toledo), visko- meter Brookfield tipe RV, stirer (Eurostar), pH meter (Metrohm tipe 620), mikroskop optik (Olympus), gelas objek dan gelas penutup, mikrometer okuler (model CHS Olympus Optical Co, LTD), alat untuk mengukur kemampuan menyebar krim (Extensometer), sentrifuga (Porta) dan oven (Memmert).
Prosedur penelitian
Pembuatan sediaan krim pelembut
Sediaan krim pelembut butter alpukat dibuat sebanyak 6 formula menggunakan basis krim pelembut dengan variasi konsentrasi butter alpukat antara 1-7% (Tabel I). Krim dibuat dengan metode peleburan dan pencampuran. Fase minyak dilebur dan dimasukkan kedalam fasa air pada suhu 70 °C, kemudiaan diaduk dengan kecepatan 400 rpm selama 20 menit (Juntawong et al., 2010, Karlhelnz and Andreas, 2005,
Mitsui, 1997).
Evaluasi fisik dan pH krim
Pemeriksaan organoleptik krim, tipe krim dengan metode warna, kemampuan menyebar, viskositas dan sifat alir, ukuran partikel, dan pH
(Juntawong et al.,2010,Vasiljevic et al., 2005, Voegeli, 2007)
Evaluasi Stablitas fisik dan pH (Juntawong et al., 2010,Vasiljevic et al., 2005, Voegeli,2007)
• Uji sentrifugasi dengan 2500 rpm selama 15 menit.
• Uji stabilitas dilakukan dengan uji dipercepat pada suhu kamar, suhu 40 °C, dan suhu 50 °C setiap hari selama seminggu, dilanjutkan setiap minggu selama 6 minggu terhadap organoleptik, ukuran partikel dan pH (21). Pemeriksaan terhadap bau dan warna tidak dilanjutkan bila sediaan sudah mengalami ketidakhomogenan.
Hasil dan Pembahasan
Hasil evaluasi keenam sediaan krim yang dibuat dibawah ini (Tabel II dan Gambar 1).
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa semua formula tidak memiliki perbedaan warna, bau, tekstur, tipe krim dan sifat alir. Semua sediaan krim menghasilkan krim yang berwarna putih susu, tidak berbau dan mempunyai tekstur yang lembut. Semua formula yang dihasilkan homogen kecuali formula VI homogen.
Ketidakhomogenan pada formula VI ditandai dengan adanya globul-globul air (fase dalam) yang tidak terdispersi dalam fase minyak (fase luar), hal ini disebabkan karena surfaktan tidak mampu lagi melindungi partikel fase air (Oyedeji and Okeke, 2010, Vasiljevic et al., 2005, Christopher et al., 1993). Sedían pH nya berkisar antara 5,88-6,25, pH tersebut masih masuk dalam kisaran pH normal kulit yaitu 4,5- 6,5, sehingga diharapkan sediaan tersebut tidak mengiritasi kulit (Werman et al., 1991, Trapp, 2007, Akhatar et al., 2010, Bouftira et al., 2008).
Tabel I. Formula krim Butter alpukat
No Formula Jumlah (%)
Bahan Blangko I II III IV V VI
Butter Alpukat - 1 3 5 7 9 11
Parafin cair 30 30 30 30 30 30 30
Microcrystalin wax 2 2 2 2 2 2 2
Vaselin kuning 5 5 5 5 5 5 5
Gliseril monostearat 5 5 5 5 5 5 5
Propilenglikol 3 3 3 3 3 3 3
Metil paraben 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
Propil paraben 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
BHT 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Aquadest ad 100 100 100 100 100 100 100
Sediaan mudah menyebar dengan kemampuan menyebar antara 5150,38-4534,16 mm2 dengan viskositas berkisar antara 64000-71400 cps dan diameter partikel fasa dalam antara 47,77-55,97 um.
Hasil uji stabilitas organoleptik dapat dilihat pada Tabel II, menunjukkan bahwa keempat formula sediaan selama penyimpanan 42 hari pada suhu kamar dan 40 °C tidak
mengalami perubahan warna dan homogenitas, tetapi mengalami perubahan bau menjadi bau tengik pada hari ke-42 dan hari ke 35. Pada formula I, II, III dan IV krim tidak mengalami perubahan warna, dan homogenitas pada suhu kamar, akan tetapi pada suhu 40 °C formula I, II , III dan IV tidak mengalami perubahan warna dan homogenitas, namun mulai mengalami perubahan bau pada hari ke-35.
Tabel II. Hasil evaluasi krim
Organoleptik Tipe Kemampuan Viskositas Diameter Formula
H W B T Krim pH Menyebar (cps) rata-rata Blangko + * x
• A/M 6,25 5150,38 64000
55,97 I + * x
• A/M 6,20 4534,16 81600
54,19 II + * x
• A/M 6,17 3846,50 88800
51,86 III + * x
• A/M 6,10 3215,36 94000
50,92 IV + * x
• A/M 6,04 3017,54 101200
47,77 V + * x
• A/M 5,93 4069,44 70000
53,00 VI ++ * x
• A/M 5,88 4534,16 71400
57,52 Keterangan :
H= homogenitas (+ homogen ,++ =tidak homogen) W= warna (* = putih susu ), B = bau ( x =tidak berbau), • lembut
Diameter rerata satuannya um
Gambar 1. Grafik sifat alir sediaan krim formula I, II, III, IV, V, VI dan blangko.
Pada penyimpanan suhu 50 °C formula I, II, III dan IV tidak mengalami perubahan warna, ketidakhomogenan terjadi pada formula I dan
II mulai hari ke-8, Formula III mulai hari ke-14 dan formula IV mulai hari ke-5.
Perubahan bau menjadi berbau tengik mulai terjadi pada hari ke-4 pada semua formula. Jika dilihat dari sediaan blanko yang masih stabil maka dapat disimpulkan bahwa perubahan bau ini disebabkan karena terjadinya reaksi oksidasi pada butter alpukat, sedang ketidak homogenan terjadi karena terganggunya fungsi emulgator oleh panas yang diberikan selama penyimpanan
yang mengakibatkan pecahnya sistem emulsi krim tersebut (Bouftira et al., 2008, Bora et al., 2001, Dureja et al., 2005, Gao et al., 2005, Isiuku et al., 2007, Oyedeji and Okeke, 2010, Vasiljevic et al., 2005). Ketidakhomogenan sediaan krim dapat terlihat adanya penggabungan partikel fase terdispersi yang mengakibatkan ukuran partikel mengalami pembesaran sehingga ketika dilakukan pemeriksaan, krim tampak tidak homogen lagi.
Hasil evaluasi uji stabilitas ukuran partikel selama penyimpanan 42 hari pada suhu kamar, 40 °C dan 50 °C dapat dilihat pada Tabel III. Hasil uji stabilitas organoleptik
Formula
Blangko I II III IV
Suhu
Penyimpanan (°C)
Waktu (Hari)
W B H W B H W B H W B H W B H 0 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 7 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 14 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 21 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 28 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 35 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ Kamar
42 x * √ x ** √ x ** √ x ** √ x ** √ 0 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 7 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 14 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 21 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 28 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 35 x * √ x ** √ x ** √ x ** √ x ** √ 40
42 x * √ x ** √ x ** √ x ** √ x ** √ 0 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 1 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 2 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 3 x * √ x * √ x * √ x * √ x * √ 4 x * √ x ** √ x ** √ x ** √ - - - 8 x * √ - - - x ** √ - - - 14 x * √ - - - - 21 x * √ - - - - 28 - - - - 35 - - - - 50
42 - - - - Keterangan : W : Warna R : Rasa , x : putih susu, ** : berbau tengik, - : tidak dilanjutkan B : Bau, H : Homogenitas, * : tidak berbau , √ : homogen, •: lembut
Tabel IV, hasil evaluasi ukuran partikel formula blangko, I, II, III, dan IV menunjukkan bahwa diameter ukuran partikel semakin meningkat.
Peningkatan ini disebabkan karena adanya pengaruh gaya gravitasi (Dureja et al., 2005, Juntawong et al., 2010, Oyedeji and Okeke, 2010, Vasiljevic, et al., 2005, Karlhelnz and Andreas, 2005), sehingga terjadi penggabungan partikel yang satu dengan yang lain.
Peningkatan diameter partikel menjadi semakin besar jika sediaan disimpan pada suhu 40 °C dan 50 °C, dengan kata lain kecepatan penggabungan partikel pada penyimpanan 50 °C lebih besar dibandingkan dari 40 °C dan suhu kamar. Adanya kenaikan suhu yang sangat ekstrim pada sediaan emulsi menyebabkan jumlah dan intensitas tumbukan globul fase terdispersi lebih besar (Mitsui, 1997, Vasiljevic
et al., 2005, Bouftira et al., 2008, Juntawong et al., 2010), sehingga dapat menyebabkan stabilitas krim menurun yang lebih terlihat semakin jelas.
Diameter partikel formula IV paling cepat diikuti formula III, II dan I serta blangko, hal ini sesuai dengan konsentrasi butter alpukat yang digunakan.
Hasil evaluasi pH sediaan menunjukan bahwa pH semakin kecil dengan bertambahnya konsentrasi butter alpukat yang digunakan.
Pada penyimpanan suhu kamar, 40 °C dan 50 °C perubahan pH dapat dilihat pada Tabel
V. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penyimpanan pada suhu kamar, dan 40 °C selama 42 hari serta pada 50 °C (21 hari) terjadi penurunan pH pada semua formula yang kemungkinan selain disebabkan oleh kenaikan suhu, dan karena adanya kandungan zat lain Tabel IV. Hasil uji stabilitas diameter ukuran partikel rata-rata (Σnd3/Σnd2)
Diameter Ukuran Partikel Formula
Suhu Penyimpanan (°C)
No. Formula
Hari Ke- Blangko I II III IV 0 55,86 54,49 51,62 50,83 47,76 7 58,39 54,45 54,43 52,93 53,94 14 56,81 55,73 53,21 53,98 56,92 21 59,23 58,40 56,67 55,45 59,55 28 60,38 60,70 62,19 61,16 62,13 35 64,87 62,80 63,03 65,72 63,13 Kamar
42 67,46 65,30 65,64 66,00 66,58 0 64,70 63,81 62,59 61,53 61,34 7 66,62 65,65 65,41 63,68 64,78 14 65,97 66,08 67,82 62,30 66,15 21 69,96 69,34 70,87 70,35 64,48 28 71,15 71,91 73,21 73,43 67,18 35 76,11 75,03 75,71 74,43 74,30 40
42 77,50 76,47 76,59 76,42 76,92 0 71,34 71,44 79,16 79,04 83,28 1 74,49 76,46 83,90 81,29 89,62 2 80,41 83,67 87,71 80,18 91,60 3 78,05 88,13 89,20 82,40 95,43
4 84,03 89,55 90,11 89,36 -
8 85,20 - - 93,07 -
14 87,87 - - - -
21 91,26 - - - -
28 - - - - -
35 - - - - -
50
42 - - - - -
dalam butter alpukat yang ikut bereaksi yang dapat menganggu kestabilan krim (Bouftira et al., 2008, Dureja et al., Oyedeji et al., 2010, Vasiljevic et al., 2005).
Kesimpulan
Butter alpukat dengan konsentrasi antara 1-7% dapat dibuat menjadi krim pelembut yang stabil secara fisik dan kimia, sediaan krim ini berwarna putih susu, berbau khas lemah, viskositas antara 64000 sampai 101200 cps mempunyai sifat alir tiksotropik, kemampuan menyebar 3017,54-5150,38 mm2 , diameter ukuran partikel antara 47,77 µm sampai 55,97
µm dan mempunyai pH antara 6,04 sampai 6,25. Sementara pada konsentrasi 9%
dan 11% memiliki viskositas 70000-71400cps mempunyai sifat alir tiksotropik, kemampuan
menyebar 4069,44-4534,16 mm2, diameter ukuran partikel antara 53,00 µm sampai 57,52 µm dan mempunyai pH antara 5,88 sampai 5,93.
Penggunaan butter alpukat pada konsentrasi 1-7% dapat mempengaruhi sta- bilitas krim. Semakin besar butter alpukat yang digunakan stabilitas semakin turun.
Suhu penyimpanan mempengaruhi karakteristik sediaan krim yang mengandung butter alpukat antara 1-7%. Peningkatan suhu penyimpanan dapat mempengaruhi warna, bau, homogenitas, pH, dan ukuran partikel. Sediaan krim pelembut yang mengandung butter alpukat antara konsentrasi 1-7% stabil selama 6 bulan pada penyimpanan suhu kamar, krim pelembut yang memiliki stabilitas yang optimum adalah yang mengandung butter alpukat 5 %.
Tabel V. Hasil uji stabilitas pH krim
pH Formula Suhu Penyimpanan (°C) Waktu (Hari)
Blangko I II III IV
0 6,25 6,20 6,17 6,10 6,04
7 6,25 6,20 6,19 6,08 6,04
14 6,21 6,24 6,16 6,05 6,02
21 6,24 6,26 6,14 6,07 6,06
28 6,19 6,19 6,13 6,05 6,01
35 6,18 6,14 6,10 6,03 6,03
Kamar
42 6,15 6,12 6,03 6,00 5,97
0 6,17 6,11 6,12 6,03 6,02
7 6,17 6,10 6,10 6,03 6,04
14 6,14 6,08 6,10 6,00 6,01
21 6,14 6,08 6,07 6,05 5,96
28 6,18 6,03 6,02 5,99 5,94
35 6,12 6,00 6,00 5,94 5,90
40
42 6,09 5,95 5,97 5,92 5,93
0 6,10 6,05 6.06 5,97 5,94
1 6,10 6,05 6,06 5,98 5,94
2 6,09 6,02 6,09 6,00 5,90
3 5,99 6,02 6,00 5,93 5,89
4 6,04 5,97 5,98 5,90 -
8 6,01 - - 5,90 -
14 5,97 - - - -
21 5,94 - - - -
28 - - - - -
35 - - - - -
50
42 - - - - -
Daftar Pustaka
Akhtar, N., Waqas, M., Ahmed, M., Saeed, T., Murtaza, G., Rasool, A., Aamir, M.N., Khan, S.A., Bhatti, N.S., and A,li A., 2010, Effect of Cream Formulation of Fenugreek Seed Extract on Some Mechanical Parameters of Human Skin,Trop J Pharm Res,(Online), 9 (4): 329-337.
Bora, S.P., Narain, N., Rocha, R.V.M., and Paulo, M.Q., 2001, Characterization of the Oils from the Pulp and Seeds of Avocado (Cultivar: Fuerte) Fruits, Grasa Y Aceites,(Online), 52.
171 – 174.
Bouftira, I., Abdelly, C., and Sfar, S., 2008, Characterization of cosmetic cream with Mesembryanthemum crystallinum plant extract: influence of formulation composition on physical stability and anti-oxidant activity, Int J Cosmet Sci., 30,443-52.
Christopher, G., Andrew, N.R., Gopa, M., Robert, S.S., Ted A., Hamilton, and John, J.V., 1993, Restoration of Collagen Formation in Photodamaged Human Skin by Tretinoin (Retinoic Acid), N Engl J Med, 329. 530-535,
Crodarom, Herbal Extracts cosmetic ingredients, Avocado oil France: Crodarum S.A., 2004, 1-8, Dureja, H., Kaushik, D., Gupta, M., Kumar, V., Lather, V., Cosmeceuticals: An emerging concept,
Indian J Pharmacol.,(online), 2005,37,155-9,
Gao, T., Pereira, A., and Obukowho, P., 2005, A new multifunctional, shine-enhancing emollient:
PPG-3 benzyl ether myristate, Int J Cosmet Sci., 27, 139
Ikhuoria, E.U., and Malik,i M.,2007,Characterization of avocado pear (Persea americana) and African pear (Dacryodes edulis) extracts. African J Biotech. 6 (7), 950-952.
Isiuku, B.O,, Nwanjo, H.U.,and Asimole, C.N., 2009, A comparative study of the lipid protein and mineral content of African pear (Dacryodes edulis) seed and avocado pear seed, Internet J Nutr Wellness,8 (2).950-952
Juntawong, S., Charoenteeraboon, J., Chansiri, G., Tuntarawongsa, T., Katewongsa, P., and Phaechamud, T., 2010, Cream Prepared from Emulsifying Polymer: Effect of Oil Content, Stirring Intensity & Mixing Temperature. RJPBCS., (Online),1, 360.
Karlhelnz, S., and Andreas, D., 2005, Cosmeticology: Theory and Practice, Kessler Drurk &Medien, Ausburg,.III, 256.
Lamaud, E., Robert, A.M., and Wepierre,J., 2007, Biochemical effects of unsaponifiable lipidic components of avocado and soya bean administered percutaneously on the connective tissue components of hairless rat skin, Int J Cosmet Sci., (Online)1.4. 213- 219.
Lamaud, E., Huc, A., and Wepierre, J., 2007, Effects of avocado and soya bean lipidic non- saponifiables on the components of skin connective tissue after topical application in the hairless rat: biophysical and biomechanical determination, Int J Cosmet Sci., (Online), 4. 143–152.
Mitsui, T., 1997, New Cosmetic science. Amsterdam.Elsivier, 346-50.
Oyedeji, F.O., and Okeke, I.E., 2010, Comparative Analysis of Moisturising Creams from Vegetable Oils and Paraffin Oil, Research J Applied Sci.,(Online) 5 , 157-160
Trapp, M., 2007. Is there room for improvement in the emollients for adjuvant therapy ?. J European Academy of Dermatology and Venereology, (Online),21, 14–18.
Vasiljevic, D., Vuleta, G., and Primorac, M., 2005, The characterization of the semi-solid w/o/w emulsions with low concentrations of the primary polymeric emulsifier, Int J Cosmet Sci.,(Online), 27, 81–87.
Varvaresou, A., Papageorgiou, S., Tsirivas, E., Protopapa, E., Kintziou, H., Kefala, V., and Demetzos, C., 2009, Self-preserving cosmetics, Int J Cosmet Sci.,(Online) ,31, 163–175.
Voegeli, D., 2007, The role of emollient in care patiens with dry skin. Nursing standar, Art & Science Tissue viability supplement, 22,7, 62-68
Wasitaatmadja, S.M., and Menaldi,S.L., 2003, Peremajaan Kulit, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1-7.
Werman, M.J., Mokady, S., Ntmni, M.E., and Neeman, I., 1991, The effect of various avocado oils on skin collagen metabolism, 26, 1-10
*) Korespondensi : Teti Indrawati Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta Selatan Indonesia 12640 Email : [email protected]