• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2017

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2017 "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2017

Eka Ria Fauziyah1, Noviansyah Rizal2, Moch. Hudi Setyobakti3 STIE Widya Gama Lumajang

Email: riaeka513@gmail,com1

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kualitas audit dan komite audit terhadap tax avoidance. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur terutama sektor industri barang dan konsumsi pada tahun 2015-2017. Penelitian ini menggunakan laporan tahunan perusahaan manufaktur. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis linier berganda dengan menggunakan teknik purposive sampling untuk mendapatkan sampel.

Sampel yang terpilih sesuai dengan kriteria sebanyak 28 perusahaan. Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas serta uji analisis linier berganda. Berdasarkan hasil uji hipotesis uji t menghasilkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap tax avoidance dengan menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,044. Dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance yang menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,953, kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance dengan menghasilkan nilai signifikansi 0,555 dan komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance yang menghasilkan nilai 0,515.

Kata Kunci: Kepemilikan institusional, Dewan Komisaris Independen, Kualitas Audit, Komite Audit dan Tax Avoidance.

Abstract

The purpose of this study was to examine the effect of corporate governance consisting of institutional ownership, independent board of commissioners, audit quality and audit committee on tax avoidance. This research was conducted on manufacturing companies, especially the goods and consumption industry sector in 2015-2017. This research uses annual reports of manufacturing companies. The data analysis technique used is multiple linear analysis using purposive sampling technique to get samples. The selected sample matches the criteria of 28 companies. This study uses the classic assumption test, namely normality test, multicollinearity test, autocorrelation test and heterocedasticity test and multiple linear analysis test. Based on the results of the hypothesis test t test results that institutional ownership affects tax avoidance by producing a significance value of 0.044.

Independent board does not affect tax avoidance which produces a significance value of 0.953, audit quality does not affect tax avoidance by producing a significance value of 0.555 and the audit committee does not affect tax avoidance which results in a value of 0.515.

Keyword: Institutional Ownership, Independent Board Of Commissioners, Audit Quality And Audit Committee On Tax Avoidance

(2)

PENDAHULUAN

Kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan rakyat biasa disebut dengan pembangunan nasional. Pembangunan nasional biasanya memerlukan pembiayaan yang cukup besar. Dalam pembiayaan yang cukup besar biasanya suatu negara menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri yang berupa pajak. Pajak merupakan penghasilan negara yang sangat besar, pajak mwngalami perkembangan yang sangat drastis setiap tahunnya. Menurut Kementerian Keuangan Republik Indonesia menyatakan bahwa sampai akhir Februari Tahun 2018 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)1 2018 mengalami kenaikan yang cukup drastis hingga 17,1 persen. Kenaikan tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 2017 yang hanya mencapai kisaran 9,4 persen (Kementerian Keuangan Republik Indonesia).

Namun demikian, mayoritas masyarakat masih tetap asing dengan pajak. Banyak masyarakat yang masih kurang pengetahuan tentang pajak. Terkadang, ada juga masyarakat yang menganggap bahwa adanya pajak menjadikan beban karena mengurangi laba atau pendapatannya. Dari penyebab tersebut dapat mengakibatkan tax avoidance. Sulit untuk memprediksi keberadaan penghindaran pajak karena menyangkut pribadi suatu perusahaan.

Memenuhi kewajiban pajak dalam suatu perusahaan biasanya juga dipengaruhi oleh tata kelola perusahaan atau yang biasa dikenal dengan nama corporate governance. Corporate governance terdiri dari pertama kepemilikan institusional, dengan adanya kepemilikan institusional maka pihak perusahaan akan lebih optimal dalam setiap pengambilan keputusan yang akan diambilnya (Sartono, 2010:487). Kedua menurut Bursa Efek Indonesia dewan komisaris independen merupakan anggota komisaris yang tidak mempunyai hubungan apapun dengan para direksi atau dewan komisaris yang lain di perusahaan tersebut. Ketiga kualitas audit kualitas audit, dengan adanya kualitas audit ini maka perusahaan akan melakukan sebuah transparansi dalam penyajian laporan keuangan. Keempat komite audit dalam struktur corporate governance komite audit ini menjadi salah satu komponen yang umum pada perusahaan publik. Umumnya komite audit memiliki fungsi sebagai pengawas pada proses pembuatan laporan keuangan dan pengawasan internal (Annisa & Kurniasih, 2012).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disusun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kualitas audit dan komite audit dapat berpengaruh terhadap tax avoidance. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kualitas audit dan komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance.

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Halim, (2017:8) tax avoidance adalah perencanaan pajak yang dilakukan secara ilegal dengan cara mengecilkan objek pajak yang menjadi dasar pengenaan pajak yang masih sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Biasanya penyebab adanya tax avoidance pada perusahaan yaitu seperti tarif yang terlalu tinggi, undang-undang yang tidak tepat, hukum yang tidak memberikan efek jera dan ketidakadilan yang nyata.

Apabila hal tersebut terjadi, maka cenderung tax avoidance akan semakin meningkat.

Rianto (2017:294) berpendapat corporate governance adalah suatu tata kelola perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparancy), akuntanbilitas (accountanbility), pertanggungjawaban (responbility), profesional (professional), dan kewajaran (fairness).

Kepemilikan Institusional ialah kepemilikan saham oleh sebuah lembaga yang memiliki kepentingan besar terhadap investasi yang dilakukannya (Rianto 2016:78). Menurut Samsul

(3)

(2006:72) dewan komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan anggota komisaris lainnya, anggota dewan direksi, dan pemegang saham pengendali. Dewan komisaris merupakan faktor sentral dalam good corporate governance karena hukum perseroan menempatkan tanggung jawab legal atas urusan suatu perusahaan kepada dewan komisaris. Dewan komisaris secara legal bertanggung jawab untuk menetapkan sasaran korporat.

Kualitas audit adalah seberapa besar kemungkinan dari seorang auditor menemukan adanya unntentional/intentional error dari laporan keuangan erusahaan, serta seberapa besar kemungkinan temuan tersebut kemudian dilaporkan dan dicantumkan dalam opini auditnya.

Kualitas audit tergantung kemampuan teknikal auditor yang terpresebtasi dalam pengalaman dan pendidikan profesi (Junaidi & Nurdiono, 2016:9).

Komite audit menurut Kep. 29/PM/2004 merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melaksanakan kewajibannya melakukan pengawasan dan pengelolaan perusahaan. Komite audit yang dibentuk oleh suatu perusahaan memiliki peran dalam memberikan suatu pandangan mengenai problematika yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Adanya, komite audit juga dapat membantu dewan komisaris untuk melakukan pengawasan kepada pihak manajemen dalam penyusuanan laporan (Welvin& Arleen 2004).

KERANGKA PENELITIAN

Hipotesis yang diajukan adalah:

H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance H2 : Dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance H3 : Kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance

H4 : Komite audit berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance Kepemelikan Institusional terhadap Tax Avoidance

Puspitasari (2014) melakukan penelitian yang menghasilkan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap tax avoidance. Kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting untuk memantau sebuah perusahan karena dengan adanya kepemilikan institusional maka pengawasan terhadap sebuah perusahaan akan lebih efisien dan efektif. Sehingga, para manajer perusahaan tidak memiliki kesempatan untuk melakukan sebuah peluang yang merugikan perusahaan seperti peluang penghindaran pajak.

Dewan Komisaris Indepemden terhadap Tax Avoidance

Winata & Wibowo (2016) melakukan penelitian dengan hasil dewan komisaris independen berpengaruh terhadap tax avoidance. Adanya dewan komisaris independen dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan suatu pengawasan yang tinggi kepada manajemen perusahaan

Kepemilikan Institusional

Dewan Komisaris Independen

Kualitas Audit

Komite Audit

Tax Avoidance

(4)

karena dewan komisaris independen merupakan seorang yang tidak memiliki hubungan afiliasi atau hubungan terikat dalam segala hal yang ada di perusahaan.

Kualitas Audit terhadap Tax avoidance

Wibawa & Wilopo (2016) melakukan penelitian terkait pengaruh kualitas audit terhadap tax avoidance. Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan terhadp tax avoidance. Pengukuran kualitas audit dapat menggunakan pengukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Laporan keuangan yang diaudit oleh KAP The Big Four akan minim untuk melakukan sebuah kecuragan dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan.

Komite Audit terhadap Tax Avoidance

Wibawa & Wilopo (2016) melakukan penelitian terkait pengaruh komite audit terhadap tax avoidance. Hasilnya komite audit berpengarui=h signifikan terhadap tax avoidance. Dewan komisaris membentuk sebuah komite yang ada pada didalam perusahaan. Komite yang dimaksud ialah komite audit yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris. Komite audit memiliki peran untuk membantu dalam melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan perusahaan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan menggunakan data sekunder yang berupa laporan tahunan (annual report) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2015-2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui pihak lain dan secara tidak langsung.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur terutama pada sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017 dengan sebanyak 42 perusahaan.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan menggunakan beberapa kriteria yang ditentukan .

Adapun kriteria-kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI Tahun 2015-2017.

b. Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan tahunan pada tahun pengamatan 2015- 2017.

c. Perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan komite audit.

d. Perusahaan dengan nilai CETR < 1

Berdasarkan kriteria yang digunakan diatas, maka akan melalui tahap eliminasi data dengan memperoleh sebanyak 28x3 sampel = 84 sampel perusahaan yang terpilih.

Teknik Analisi Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi HASIL DAN PEMBAHASAN

Model regresi dikatakan baik jika sudah terbebas dari masalah penyimpangan asumsi klasik.

Berikut adalah pengujian asumsi klasik dalam model regresi:

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Syarat sebuah data residual terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji pendekatan normal P-Plot atau uji kolmogorov Smirnov. Uji P-Plot digunakan dengan melihat

(5)

sebaran titik-titik yang ada dalam gambar. Apabila sebaran titik-titik mendekati garis horizontal, maka data terdistrubusi normal. Uji kolmogorov smirnov dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas 0,05 maka data terdistribusi normal.

Gambar Uji normalitas P-Plot Tabel Kolmogorov Smirnov

Unstandardized Residual N

Normal Parametersa,b Most Extreme Differences

Kolmogorov Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation Absolute Positive Negative

84 0,0000000 0,08677343 0,1446 0,146 -0,081 1,338 0,056 Sumber: Output SPSS 21, 2019

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji normalitas menggunakan grafik Probability Plot menunjukkan sebaran titik-titik mendekati garis horizontal, artinya bahwa data terdistribusi normal. Tabel kolmogorv smirnov menghasilkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,056 diatas dari nilai signifkansi 0,05 artinya data terdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Ada atau tidaknya multikolinearitas dalam sebuah data dapat dilihat melalui nilai VIF dan TOL. Jika nilai VIF dibawah 10 dan nilai TOL diatas 0,1 maka dapat dipastikan tidak terjadi multikolinearitas. Berikut tabel uji multikolinearitas:

Tabel Uji Multikolinearitas

Variabel TOL VIF Keterangan

Kepemilikan Institusional 0,982 1,019 Tidak terjadi multikolinearitas Dewan Komisaris Independen 0,872 1,147 Tidak terjadi

multikolinearitas Kualitas Audit 0,884 1,132 Tidak terjadi

multikolinearitas Komite Audit 0,960 1,042 Tidak terjadi

multikolinearitas Sumber: Output SPSS 21, 2019

Berdasarkan uji multikolinearitas dari masing-masing variabel diperoleh nilai TOL diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier berganda ada korelasi atau tidak. Uji autokorelasi menggunakan uji durbin watson, apabila memenuhi nilai du<dw<4-du maka tidak terjadi autokorelasi. Berikut tabel uji autokorelasi.

Tabel Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 ,246a ,060 ,013 ,08894 2,018

(6)

Sumber: Output SPSS 21, 2019

Berdasarkan tabel output spss diatas, nilai uji durbin-watson sebesar 2,018 nilai du dilihat dari tabel durbin watson sebesar 1,7462, nilai 4-du sebesar 2,2538. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan atau untuk melihat penyebaran data. Uji heteroskedastisitas dilakukan menggunakan scatter plot. Apabila sebaran titik tidak membentuk suatu pola atau alur terntentu maka dipastikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berikut hasil uji heteroskedastisitas dalam scatter plot.

Gambar Uji Heteroskedastisitas Sumber: Output SPSS 21, 2019

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan titik-titik menyebar tidak teratur, tidak membentuk suatu pola atau alur tertentu, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Regresi Linier Berganda

Hasil analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel Uji Regresi Linier Berganda Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coeficients

T Sig.

B Std.Error Beta

(Constant) ,136 ,099 1,372 ,174

KI ,100 ,049 ,226 2,049 ,044

KUA -,013 ,021 -,069 -,594 ,555

LN_X2 -,002 ,042 -,007 -,059 ,953

LN_X4 -,045 ,068 -,073 -,654 ,515

Sumber: Output SPSS 21, 2019

Berdasarkan hasil tabel uji regresi linier berganda diatas maka dapat disimpulkan dalam persamaan :

TA = 0,136 +0,100KI - 0,002DKI – 0,013KUA - 0,045KMA + Uji Statistik t

Pengujian terhadap statistik t dengan standar signifikansi α=0,05 adalah 1. Hipotesis Kesatu (H1)

Pengujian hipotesis kesatu menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap tax avoidance. Berdasarkan tabel uji koefisien regresi linier berganda diatas menjelaskan bahwa variabel kepemilikan institusional menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,044.

Artinya, nilai tersebut dibawah dari nilai signifikansi 0,05.

(7)

2. Hipotesis Kedua (H2)

Hipotesis kedua menunjukkan dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Tabel uji koefisien regresi linier berganda menghasilkan nilai signifiknasi sebesar 0,555. Disimpulkan bahwa nilai tersebut diatas nilai signifikansi 0,05.

3. Hipotesis Ketiga (H3)

Kualitas audit dalam hipotesis ketiga ini tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Nilai signifikansi dalam tabel uji koefisien regresi linier berganda menghasilkan sebesar 0,953.

Artinya, nilai tersebut jauh diatas nilai signifikansi 0,05.

4. Hipotesis Keempat (H4)

Hipotesis keempat menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Berdasarkan tabel uji koefisien regresi linier berganda menghasilkan nilai 0,515. Dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut diatas dari nilai signifikansi 0,05.

Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi sebesar 0,060. Angka tersebut menunjukkan besarnya pengaruh variabel X yaitu corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kualitas audit dan komite audit terhadap tax avoidance yang dapat dijelaskan dalam model regresi ini adalah 6% sisanya 94% dipengaruh oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN

Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance

Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap tax avoidance. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis kesatu (H1). Hal ini bertentangan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nuralifmida & Lulus (2012), Fenny Winata (2014) dengan hasil secara parsial variabel pengaruh kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance. Hasil t hitung sebesar 2,049 dengan nilai signifikansi 0,044. Kepemilikan institusional dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan kegiatan tax avoidance (penghindaran pajak) oleh manajemen perusahaan, karena dengan adanya kepemilikan institusional manajemen perusahaan akan melakukan kebijakan untuk pengoptimalan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan semakin meningkat. Ketika perusahaan ingin mengurangi suatu masalah dalam perusahaannya dan ingin mencapai keuntungan yang lebih tinggi serta investasinya terus berjalan, maka beban pajak dalam perusahaannya harus diminimalisir melalui perencanaan pajak yang didorong oleh pemilik institusional.

Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Tax Avoidance

Hasil t hitung sebesar -0,594 dengan nilai signifikansi 0,555. Artinya, dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini sejalan dengan hasil peneltian terdahulu yang dilakukan oleh Nuralifmida & Lulus (2012), Irwan Prasetyo (2018) yang menghasilkan dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Dewan komisaris independen=diartikan sebagai seorang yang tidak memiliki hubungan afiliasi atau hubungan yang terikat dalam segala hal yang ada di perusahaan.

Dewan komisaris independen adalah bagian yang berasal dari eksternal manajemen, sehingga dewan komisaris independen tidak akan berpengaruh terhadap tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, dewan komisaris independen tidak memiliki fungsi pengawasan yang cukup baik terhadap manajemen perusahaan. Jika fungsi pengawasannya tidak baik maka akan berimbas dalam penyajian laporan keuangan perusahaan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan akan bisa dimanipulasi. Hal ini para manajer perusahaan akan mendapat kesempatan memanipulasi yang dapat menguntungkan perusahaannya dalam

(8)

tindakan perpajakan. Dewan komisaris independen akan lebih berpengaruh terhadap manajemen untuk mendorong manajemen mengungkapkan informasi lain yang lebih luas ke para pemegang saham.

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance

Hasil penelitian ini menunjukkan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Hasil t hitung sebesar -0,059 dengan nilai signifikansi sebesar 0,953. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fenny Winata (2014), Agung Wibowo (2016) yang menghasilkan kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Kualitas audit digunakan untuk melihat seberapa besar kemungkinan dari seorang auditor menemukan adanya unntentional/intentional error dari laporan keuangan perusahaan, serta seberapa besar kemungkinan temuan tersebut kemudian dilaporkan dan dicantumkan dalam opini auditnya.

Penelitian ini menyimpulkan bukan hanya KAP the big four yang dipercaya memberikan hasil baik dan berkualitas tinggi, tetapi seluruh KAP juga dapat melakukan hasil yang baik dan berkualitas tinggi. Karena, seluruh KAP melakukan audit sudah sesuai dengan peraturan dan pedoman yang berlaku di KAP dan yang sudah ditetapkan sesuai dengan standar operasional.

Pengaruh Komite Audit terhadap Tax Avoidance

Hasil t hitung sebesar -0,654 dengan nilai signifikansi sebesar 0,515, maka dapat disimpulkan komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ary Eksandy (2017) yang menghasilkan komite audit tidak berpengeruh signifikan terhadap tax avoidance. Komite audit merupakan komite=yang=dibentuk=oleh dewan komisaris perusahaan, yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris, memiliki tugas=untuk=membantu=melakukan pemeriksaan atau penelitian0yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan perusahaan. Dalam hal ini komite audit berperan membantu dan melakukan pengawasan kepada dewan komisaris independen dalam menghasilkan sebuah informasi yang berkualitas yang di sebarluaskan ke para pemegang saham institusional. Jadi, pengawasan kepada para manajer perusahaan tidak bisa dilakukan oleh komite audit.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil uji t yaitu kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. dewan komisaris independen, kualitas audit dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Hasil uji simultan f menghasilkan bahwa corporate governance tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, N., & Kurniasih, L. (2012). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing, 8(2), 95-189.

Halim, A., & Dara, A. (2017). Perpajakan. Jakarta: Salemba.

https://www.idx.co.id

https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-pers/keterangan-pers-penerimaan-perpajakan- hingga-akhir-februari-2018-tumbuh-semakin-baik/

Junaidi & Nurdiono. (2016). Kualitas Audit Perspektif Opini Going Concern. Yogyakarta:

CV Andi Offset.

Puspitasari, N., & C. (2014). Pengaruh Laverage, Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012, XVIII(3), 408-421.

Rianto, B. (2017). Manajemen Risiko Prinsip, Penerapan dan Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

(9)

Samsul, M. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Welvin, I. G., & Arleen H. (2010). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba, 12(1).

Indrianasari, N. T. (2018). Implementasi Perpajakan Dalam Penggunaan Dana Desa Tahun 2016. ASSETS: Jurnal Ilmiah Ilmu Akuntansi, Keuangan dan Pajak, 2(2), 21-28.

Wibawa, A., & Wilopo, A. Y. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Perpajakan (JEJAK), 11(1), 1-18.

Winata, F. (2014). Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013, 4(1).

Referensi

Dokumen terkait

“PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, KEPEMILIKN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN