• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh corporate governance terhadap kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh corporate governance terhadap kinerja"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

Organisasi-organisasi tersebut antara lain Institut Tata Kelola Perusahaan Indonesia (IICG), Forum on Corporate Governance Indonesia (FCGI), Asosiasi Komite Audit. Selain itu, dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, perusahaan dapat memperoleh banyak manfaat, termasuk peningkatan kinerja. Namun ada juga penelitian yang menemukan bahwa hubungan antara tata kelola perusahaan dengan kinerja tidak terbukti (Darmawati, 2005; Sayidah, 2007).

Sedangkan Sayidah (2007) menemukan bahwa hubungan antara tata kelola perusahaan dengan kinerja yang diukur dengan margin keuntungan, ROA, ROE dan ROI belum terbukti. Berdasarkan perbedaan tersebut, penelitian ini akan membahas dampak tata kelola perusahaan terhadap kinerja perusahaan publik di Indonesia, khususnya perusahaan publik yang masuk dalam peringkat indeks persepsi tata kelola perusahaan. Hasil survei tersebut berupa hasil pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI), dan kinerja diukur dengan Return on Equity (ROE) dan Tobin’s Q.

Diharapkan melalui penelitian ini perusahaan memperoleh lebih banyak informasi yang dapat meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan di perusahaan.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................................

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Pembahasan

LANDASAN TEORI

Tinjauan Pustaka

  • Pengertian Corporate Governance
  • Tujuan dan Manfaat Corporate Governance
  • Prinsip Dasar Good Corporate Governance
  • Asas-Asas GCG
  • Agency Theory dan Corporate Governance
  • Corporate Governance Perception Index (CGPI)
  • Kinerja Perusahaan
  • Tinjauan Penelitian Terdahulu

Apalagi secara umum konsep tata kelola perusahaan adalah konsep yang menitikberatkan pada tanggung jawab yang dijalankan suatu perusahaan kepada sejumlah pemangku kepentingan selain pemilik atau pemegang saham. Konsep tata kelola perusahaan ini dikenal dengan model tata kelola pemangku kepentingan (IICG; Syakhroza, 2005 hal.12). Baik adalah tingkat pencapaian suatu upaya yang memenuhi persyaratan, menunjukkan kepatuhan dan keteraturan aktivitas perusahaan sesuai dengan konsep tata kelola perusahaan.

CGPI merupakan indeks penerapan tata kelola perusahaan yang diterbitkan oleh IICG bekerja sama dengan majalah SWA Sembada. Penelitian hubungan tata kelola perusahaan dengan kinerja perusahaan dengan menggunakan CGPI dilakukan oleh Darmawati, Khomsiyah dan Rika (2004). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara tata kelola perusahaan yang diterapkan pada suatu perusahaan dengan kinerja perusahaan tersebut.

ROE dan Tobin's Q merupakan variabel dependen dalam penelitian ini, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah CGPI sebagai proksi penerapan tata kelola perusahaan. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ pada tahun 2001 dan 2002 dan termasuk dalam pemeringkatan penerapan tata kelola perusahaan yang dilakukan oleh IICG pada tahun 2001 dan 2002. Hasil analisis regresi dengan Tobin's Q sebagai variabel terikat menunjukkan bahwa kinerja tata kelola perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. variabel secara statistik tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja pasar (Tobin's Q).

Pertama, mekanisme tata kelola perusahaan (kepemilikan manajerial, dewan dan komite audit) berpengaruh terhadap kualitas laba. Black (2002) membuktikan bahwa tata kelola perusahaan merupakan faktor penting dalam menjelaskan nilai pasar perusahaan publik di Korea. Variabel Corporate Governance diukur dengan Korea Corporate Governance Index (KCGI), sedangkan kapitalisasi pasar diukur dengan Tobin’s Q.

Klapper dan Love (2002) menguji hubungan antara tata kelola perusahaan dan kinerja yang diukur dengan ROA dan Tobin's Q. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tata kelola perusahaan berhubungan positif dengan peringkat pasar (Tobin's Q) dan kinerja operasi perusahaan (ROA).

Kerangka Pemikiran

Darmawati (2004) menemukan bahwa penerapan tata kelola perusahaan mempengaruhi ROE sebagai ukuran kinerja operasional perusahaan. Black (2005) membuktikan dalam penelitiannya bahwa tata kelola perusahaan yang diukur dengan Korea Corporate Governance Index (KCGI) merupakan faktor penting dalam menjelaskan nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin's Q. Hasil tersebut tetap sama ketika diuji dengan OLS, 2SLS dan 3SLS.

Hipotesis

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data

  • Data yang Dihimpun
  • Metode Pengambilan Sampel
  • Teknik Pengiumpulan Data

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel, terdapat 51 emiten yang mengikuti survei dan mendapat skor dari IICG, namun sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 34 karena terdapat 15 perusahaan keuangan dan dua perusahaan yang tidak masuk dalam pemeringkatan tahun ini. Data diperoleh dari sumber tertentu, dengan kata lain data tersebut merupakan data sekunder, yaitu data yang berupa referensi, literatur dan artikel yang diperoleh dari berbagai perpustakaan, media cetak dan media elektronik.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

  • Variabel Dependen
  • Variabel Independen
  • Variabel Kontrol

Sedangkan ukuran kinerja lainnya yaitu ROE sebagai ukuran kinerja operasional adalah tingkat pengembalian modal yang ditanamkan pada perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan GCG yang diukur dengan indeks persepsi tata kelola perusahaan (CGPI). CGPI merupakan indeks penerapan tata kelola perusahaan yang baik yang dikeluarkan oleh Institut Tata Kelola Perusahaan Indonesia (IICG).

Evaluasi penerapan GCG yang dilakukan IICG dibentuk melalui empat tahap evaluasi, yaitu pengisian kuesioner self-assessment, pengisian dokumen, penyusunan makalah dan observasi (IICG, 2007). Dimensi penilaian GCG yang dijadikan acuan penilaian CGPI adalah komitmen terhadap tata kelola perusahaan (GCG), hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan utama, perlakuan setara terhadap seluruh pemegang saham. Dalam penelitian ini indeks persepsi yang digunakan adalah indeks perusahaan-perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan CGPI dan terdaftar di BEI pada tahun pemeringkatan yaitu pada tahun 2005 hingga 2007.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menggunakan leverage dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol (Black, 2002; Siallgan dan Machfoedz, 2006). Oleh karena itu, variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini sejalan dengan variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian Siallgan dan Machfoedza (2006) yaitu ukuran perusahaan dan leverage keuangan.

Metode Analisis Data

  • Tehknik Pengolahan Data

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Obyek Penelitian

  • Statistik Deskriptif

Penelitian dan pemeringkatan ini bertujuan untuk memotivasi dunia usaha dalam menerapkan konsep GCG dan mendorong partisipasi masyarakat luas dalam pengembangan aktif GCG. Tahapan penelitian dan pemeringkatan CGPI terdiri dari empat tahap, yaitu penilaian diri, penyelesaian dokumen, penyusunan makalah, dan observasi. Hasil penelitian ini berupa indeks persepsi penerapan GCG pada perusahaan publik dan non-publik di Indonesia.

Pada tahun 2005, terdapat 26 perusahaan yang diikutsertakan dalam survei, yang terdiri dari 22 perusahaan publik dan 4 perusahaan non-publik. Pada tahun 2007, terdiri dari 28 perusahaan, 17 diantaranya publik dan 11 non-publik. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan publik non-keuangan yang masuk dalam pemeringkatan CGPI tahun 2007.

Proses pemilihan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada kriteria yang telah ditentukan yaitu termasuk dalam tahun pemeringkatan, merupakan perusahaan non keuangan dan data yang diperlukan dapat diperoleh secara lengkap. Jumlah perusahaan yang terdaftar di sektor keuangan adalah 15, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 34 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dalam penelitian ini rata-rata memiliki nilai pasar bisnis yang lebih tinggi dibandingkan nilai bukunya.

Nilai penerapan GCG yang diukur dengan CGPI mempunyai nilai rata-rata sebesar 76,2518, nilai terendah sebesar 56,38 dan tertinggi sebesar 87,40 dengan standar deviasi sebesar 7,12963. Untuk variabel kontrol rata-rata perusahaan mempunyai leverage sebesar 0.461915, nilai minimum sebesar 0.2337, dan maksimum sebesar 0.8741 dengan standar deviasi sebesar 0.1583261.

Tabel 4.4 Pemilihan sampel penelitian
Tabel 4.4 Pemilihan sampel penelitian

Uji Asumsi Klasik

  • Uji Normalitas
  • Uji Multikolinearitas
  • Uji Autokorelasi
  • Uji Heteroskedastisitas

Pada pengujian model kedua dengan variabel dependen Tobin’s Q terlihat signifikansi masing-masing variabel diatas 0,05. Dari tabel diatas terlihat nilai VIF masing-masing variabel tidak lebih dari 10. Pada uji regresi kedua diperoleh nilai VIF GCG sebesar 1,666, leverage sebesar 1,157, dan ukuran perusahaan sebesar 1,519.

Terlihat nilai VIF masing-masing variabel tidak lebih besar dari 10 yang menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi ini. Untuk melihat ada tidaknya korelasi dapat dilakukan uji Durbin-Watson (DW), dimana hasil pengujian ini melihat nilai DW. Jika nilai DW berada di antara batas atas (du) dan (4 – du), maka koefisien autokorelasinya sama.

Nilai du sampel 34 dengan 3 variabel bebas adalah 1,65, nilai dl 1,27 sedangkan 4-du 2,35. Oleh karena itu, untuk tidak melihat autokorelasi maka nilai DW harus antara 1,67 dan 2,33. Nilai DW pada uji ROE sebesar 1,992 yang berarti DW berada diantara du dan (4-du). Sedangkan nilai DW pada uji Tobin's Q sebesar 1,371, nilai tersebut berada di antara 1,27 (dl) hingga 1,65 (du).

Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah terdapat perbedaan varians antara residu observasi yang satu dengan observasi yang lain dalam model regresi. Model regresi pertama dengan variabel dependen ROE menunjukkan nilai signifikansi GCG sebesar 0,725, leverage sebesar 0,608 dan ukuran perusahaan sebesar 0,279. Nilai tersebut lebih besar dari ketentuan yang ada, sehingga dari hasil tersebut diketahui bahwa model regresi pertama tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas pada model kedua menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,054 untuk ggg, 0,208 untuk leverage, dan 0,111 untuk ukuran perusahaan. Nilai tersebut juga diatas 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa pada model regresi kedua dengan variabel terikat Tobin’s Q tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil Pengujian Regresi

  • Koefisien Determinasi
  • Pengujian Parsial (Uji t)

Variabel independen mempunyai pengaruh jika signifikansinya dibawah 0,05. Dalam pengujian model ini, hanya variabel penerapan tata kelola perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap ROE. Konstanta pada model ini sebesar -0,339 yang menyatakan jika variabel tata kelola perusahaan, leverage dan ukuran perusahaan dianggap tidak ada, maka nilai rata-rata ROE sebesar -0,339. Koefisien regresi GCG sebesar 0,008 yang berarti setiap penambahan skor GCG akan meningkatkan ROE sebesar 0,008 satuan jika variabel independen lainnya dianggap konstan.

Ukuran perusahaan memiliki koefisien sebesar 0,003 yang berarti setiap persen kenaikan total aset menghasilkan peningkatan ROE sebesar 0,003 satuan jika variabel independen lainnya konstan. Pengujian model kedua ini menunjukkan bahwa variabel penerapan tata kelola perusahaan dan leverage mempunyai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti kedua variabel tersebut mempunyai pengaruh terhadap Tobin's Q. Konstanta model ini sebesar -0,568 yang menunjukkan bahwa jika variabel perusahaan tata kelola, leverage dan ukuran perusahaan dianggap tidak ada kemudian rata-rata. Nilai rata-rata Tobin’s Q sebesar -0,568 satuan.

Koefisien regresi GCG sebesar 0,77 yang menyatakan bahwa setiap peningkatan GCG akan memberikan peningkatan Tobin's Q sebesar 0,077 satuan, jika variabel independen lainnya dianggap konstan. Koefisien regresi leverage sebesar -4,076 yang menyatakan bahwa setiap kenaikan leverage akan mengakibatkan penurunan nilai Tobin's Q sebesar -4,076 satuan jika variabel independen lainnya dianggap konstan. Koefisien ukuran perusahaan sebesar 0,091 menyatakan bahwa setiap penambahan satu persen dari total aset memberikan peningkatan Tobin's Q sebesar 0,091 satuan jika variabel independen lainnya konstan.

Uji parsial yang dilakukan dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang diukur dengan CGPI mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,028, nilai tersebut dibawah 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara CGPI dengan ROE. Dilihat dari nilai koefisien GCG sebesar 0,021 dan nilai koefisien unstandardized sebesar 0,077 maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara penerapan GCG dengan Tobin’s Q adalah positif dan signifikan menandakan H02. Pengaruh kualitas keterbukaan informasi terhadap hubungan penerapan tata kelola perusahaan dengan kinerja perusahaan di BEJ.

Pembahasan Pengujian Regresi

  • Variabel Kontrol
  • Pembahasan Hipotesis Pertama
  • Pembahasan Hipotesis Kedua

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa penerapan GCG berpengaruh positif signifikan terhadap ROE sebagai alat ukur kinerja perusahaan. Dampak tersebut dapat disebabkan oleh prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran yang diterapkan untuk meningkatkan operasional perusahaan. Pengujian parsial model regresi kedua menunjukkan bahwa penerapan GCG mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Tobin's Q sebagai ukuran kinerja pasar perusahaan.

Saran

Sebaiknya investor menjadikan penerapan GCG perusahaan sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi, karena terbukti dengan semakin baik penerapan GCG maka kinerja perusahaan pun semakin baik. Kualitas laba: Studi pengaruh mekanisme tata kelola perusahaan dan dampak manajemen laba menggunakan analisis jalur. Tata Kelola Perusahaan: Sejarah dan Perkembangan, Teori, Model dan Sistem Manajemen serta Penerapannya pada Perusahaan Badan Usaha Milik Negara.

Hakikat Good Corporate Governance: Konsep dan Implementasi pada Perusahaan Publik dan Korporasi di Indonesia (2002).

Referensi

Dokumen terkait