• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN LOAN GROWTH TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN LOAN GROWTH TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

Kualitas portofolio kredit: Portofolio kredit yang seimbang dan terdiversifikasi dapat membantu mengurangi risiko kredit bermasalah (NPL). Peminjam dengan catatan pembayaran utang masa lalu yang baik memiliki kualitas kredit yang lebih tinggi. Peminjam dengan rasio utang terhadap pendapatan yang sehat cenderung memiliki kualitas kredit yang lebih baik.

Manajemen risiko yang efektif: Manajemen risiko yang baik merupakan faktor penting dalam memastikan kualitas kredit yang baik. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan persamaan yang mengukur perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan jumlah uang yang berasal dari masyarakat dan investasi mandiri yang digunakan oleh bank (Kasmir, 2014). Dengan kata lain Loan to Deposit Ratio (LDR) menggambarkan sejauh mana bank menggunakan kredit yang diberikan sebagai sumber pembiayaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran kepada nasabah yang melakukan simpanan.

Cukup untuk mendukung pertumbuhan kredit dan operasional: Rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) yang sehat harus mampu mendukung pertumbuhan kredit yang berkelanjutan dan kebutuhan operasional lembaga keuangan. Pertumbuhan kredit positif: Hal ini terjadi ketika jumlah kredit yang diberikan perbankan meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Menstimulasi pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan kredit yang memadai dan berkesinambungan dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Lembaga keuangan yang memberikan pinjaman harus memastikan bahwa kredit yang diberikan mengandung risiko yang dapat dikelola dengan baik. Pertumbuhan kredit yang berlebihan atau tidak terkendali dapat menyebabkan ketidakseimbangan perekonomian dan risiko keuangan yang tinggi. Pertumbuhan kredit yang sehat harus dibarengi dengan pengelolaan risiko yang tepat, pengawasan yang efektif, dan kebijakan yang bijaksana.

Peningkatan pertumbuhan kredit yang terjadi tanpa pengelolaan risiko yang baik dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat kredit bermasalah (NPL). Risiko Likuiditas: Pertumbuhan kredit yang signifikan tanpa peningkatan dana simpanan dapat menimbulkan risiko likuiditas. Kualitas peminjam: Pertumbuhan kredit yang tinggi dapat menyebabkan pemberian kredit kepada peminjam dengan kualitas keuangan yang lebih rendah.

Risiko Likuiditas: Pertumbuhan kredit yang besar tanpa disertai pertumbuhan aset simpanan dapat menimbulkan risiko likuiditas. Manajemen risiko: Pertumbuhan kredit yang tidak diimbangi dengan manajemen risiko yang baik dapat menyebabkan kredit bermasalah (NPL) menjadi lebih tinggi. Efek siklus ekonomi: Pertumbuhan kredit yang tinggi pada periode perekonomian yang baik belum tentu secara langsung menyebabkan peningkatan kredit bermasalah (NPL).

Keputusan manajemen: Pertumbuhan kredit yang tinggi mungkin mencerminkan kebijakan pinjaman agresif manajemen.

Dampak Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Non Performing Loan (NPL)

Dampak suku bunga: Jika suku bunga naik karena pertumbuhan kredit yang signifikan, peminjam dengan pinjaman dengan suku bunga variabel mungkin mengalami kesulitan dalam membayar angsuran mereka, yang dapat menyebabkan kredit bermasalah (NPL) yang lebih tinggi. Keputusan-keputusan ini dapat mempengaruhi tingkat risiko yang diambil oleh lembaga keuangan dan, akibatnya, tingkat kredit bermasalah (NPL). Risiko ini mungkin timbul karena debitur tidak dapat memenuhi kewajiban pembayarannya sesuai dengan perjanjian kredit (Nurani, 2021).

Tinggi rendahnya LDR (Loan to Deposit Ratio) dapat berdampak pada risiko kredit dan potensi non-performing loan (NPL). Loan to Deposit Ratio (LDR) yang tinggi dapat menunjukkan ketergantungan bank terhadap sumber daya eksternal, sehingga dapat meningkatkan risiko kredit jika terjadi ketidakstabilan likuiditas atau kondisi perekonomian yang buruk. Rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) yang tinggi dapat memberikan peringatan tentang tingginya risiko yang terkait dengan ketergantungan pada dana pihak ketiga.

Bank dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) yang tinggi mungkin lebih sensitif terhadap ketidakstabilan likuiditas dan kondisi perekonomian yang buruk. Di sisi lain, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) yang rendah dapat mengindikasikan stabilitas keuangan bank dan kemampuan bank dalam mengelola risiko dengan menggunakan sumber daya internal, sehingga potensi kredit bermasalah (NPL) juga dapat meningkat. Di sisi lain, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) yang rendah mungkin mencerminkan kemampuan bank dalam menggunakan sumber daya internal, seperti simpanan nasabah, untuk membiayai kredit.

Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang tinggi, yang mengindikasikan ketergantungan yang besar pada dana pinjaman dibandingkan deposito, dapat mengurangi likuiditas suatu lembaga keuangan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kredit bermasalah (NPL) karena peminjam mungkin kesulitan membayar kembali pinjamannya. Lembaga keuangan dengan LDR tinggi mungkin merasa terdorong untuk memberikan pinjaman lebih banyak untuk meningkatkan pendapatan bunga pinjaman.

Namun jika kebijakan alokasi kredit tidak bijaksana atau tidak mempertimbangkan risiko secara memadai, hal ini dapat menyebabkan peningkatan kredit bermasalah (NPL). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Laksono & Setyawan, 2019) yang menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Non Performing Loan (NPL).

Dampak Loan Growth terhadap Non Performing Loan (NPL)

Pertumbuhan kredit yang tinggi dapat meningkatkan risiko kredit dan potensi terjadinya kredit bermasalah (NPL). Pertumbuhan kredit yang pesat seringkali dikaitkan dengan peningkatan risiko, terutama jika bank tidak menerapkan manajemen risiko yang baik. Dalam situasi pertumbuhan kredit yang agresif, bank harus memastikan kualitas dan kelayakan kredit peminjam guna mengurangi kemungkinan terjadinya non-performing loan (NPL).

Pertumbuhan kredit yang tidak terkendali atau kualitas kredit yang buruk dapat menyebabkan peningkatan kredit bermasalah (NPL). Konsentrasi yang lebih tinggi mendorong stabilitas keuangan dengan mengurangi profil risiko bank secara keseluruhan dan kemudahan pemantauan profil risiko (Calice et al., 2021). Penelitian (Peric & Konjusak, 2017; Saputro et al., 2019) menjelaskan bahwa pertumbuhan pinjaman berpengaruh positif terhadap non-performing loan (NPL).

Penelitian Pendukung

Menunjukkan seluruh variabel internal, BOPO berpengaruh positif dan signifikan, LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPL, namun CAR tidak berpengaruh terhadap NPL. Analisis pengaruh pertumbuhan kredit, CAR, NFC dan size bank terhadap NPL pada masa pandemi Covid-19. Menunjukkan bahwa secara parsial variabel Pertumbuhan Kredit, Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Bank Size (SIZE) berpengaruh negatif terhadap NPL.

Hal ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Non Performing Loan (NPL). Analisis pengaruh pertumbuhan kredit, jenis kredit, suku bunga kredit bank dan inflasi terhadap kredit bermasalah. 6.

Analysis The effect of fundamental financial ratio of CAR, LDR, LAR, bank size, OPE and NIM on non-performing loans (NPL) of banking listed on the Indonesian stock exchange. Hasil uji simultaneously shows that CAR, LDR, LAR, Bank Size, OPE, then NIM have a significant effect on Non Performing Loan (NPL). The effect of macroeconomics on non-performing loans with credit growth as an intervening variable at PT Bank SUMUT.

Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit bermasalah, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan kredit maka semakin rendah kredit bermasalah (NPL). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kredit faktor domestik berpengaruh signifikan terhadap NPL Total, NPL Ritel, dan NPL Menengah.

Tabel 2. 3 Penelitian Pendukung  NO  Penelitian dan
Tabel 2. 3 Penelitian Pendukung NO Penelitian dan

Kerangka Pikir

Gambar

Tabel 2. 3 Penelitian Pendukung  NO  Penelitian dan
Gambar 2. 1 Kerangka Pikir  H.  Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Loan Pengaruh Loan To Deposit Ratio LDR, Capital Adequacy Ratio CAR, Dan Non Performing Loan NPL Terhadap Return on Assets R0A Studi Kasus Pada Bank Pembangunan Daerah Yang

Hasil penilitian bahwa Capital Adequacy Ratio CAR, Non Perfoming Loan NPL, Loan to Deposit Ratio Loan to Deposit Ratio LDR, Growth, Reputasi auditor dan Audit tenure sebagai variabel