• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DESAIN PRODUK DAN INOVASI PRODUK TERHADAP MINAT BELI OBAT-OBATAN HERBAL ATAU JAMU TRADISIONAL (Studi Kasus Pada Generasi Milenial)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH DESAIN PRODUK DAN INOVASI PRODUK TERHADAP MINAT BELI OBAT-OBATAN HERBAL ATAU JAMU TRADISIONAL (Studi Kasus Pada Generasi Milenial)"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

DAMPAK DESAIN PRODUK DAN INOVASI PRODUK TERHADAP MINAT PEMBELIAN OBAT HERBAL ATAU JAMU TRADISIONAL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desain produk dan inovasi produk terhadap minat beli jamu atau jamu tradisional.

  • Latar Belakang Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan Persaingan antar perusahaan untuk memperebutkan pangsa pasar yang sama semakin ketat. Inovasi produk merupakan adaptasi produk yang akan diluncurkan atau produk yang sudah ada di pasaran dengan pengalaman yang diinginkan oleh konsumen.

  • Desain Produk
  • Inovasi Produk
  • Minat Beli Konsumen
  • Kerangka Konseptual Pemikiran

Ogy Irvanto dan Sujana (2020) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Desain Produk, Pengetahuan Produk dan Kesadaran Merek terhadap Minat Beli, Ketertarikan Identitas Budaya dengan Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen Batik Malang)”, yang bertujuan untuk mengkaji dampak dari integrasi desain produk, ikon produk dan identitas budaya terhadap minat beli konsumen dengan menggunakan metode Purpose Sampling atau Random Sampling.

26

Desain Penelitian

Populasi dan Sampel

Besar sampel dalam penelitian multivariat (termasuk analisis linier berganda) harus 10x lebih besar dari jumlah indikator/variabel dalam penelitian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel/responden yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 230 sampel.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Berdasarkan penjelasan teori di atas, maka penelitian ini termasuk dalam penelitian multivariat (analisis regresi linier berganda) dimana jumlah sampel harus 10x lebih besar dari jumlah indikator/variabel yang terdapat dalam penelitian. Desain produk adalah keseluruhan fungsi yang mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsionalitas suatu produk sesuai kebutuhan pelanggan (Kötler, 2011 dalam Ogy Irvanto dan Sujana, 2020). a) Bentuk produk yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.

Jenis dan Sumber Data

Minat konsumen dalam kepemilikan dan pembelian dipengaruhi oleh insentif konsumen untuk memiliki dan membeli produk. Dorongan ini dipengaruhi oleh rangsangan produk dan emosi positif konsumen ketika ingin membeli produk tersebut (Susanto dan Kotler, 2000 dalam Yogi Sugiarto Maulana dan Alisha, 2020). Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung atau dari sumber primer (Muri Yusuf, 2013).

Data sekunder adalah data yang diperoleh ketika peneliti mengumpulkan data dari orang lain, bukan dari sumber utama (Muri Yusuf, 2013).

Teknik Pengumpulan Data

Data primer dalam penelitian ini meliputi data generasi milenial yang mengonsumsi jamu dan obat tradisional dan diperoleh langsung melalui kuesioner online. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya yaitu dari jurnal yang sesuai dengan masalah yang diteliti, buku sebagai teori, berita dan akses internet. Kuesioner tersebut merupakan kuesioner survei dan terdiri dari dua bentuk yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup.

Kuesioner terbuka memungkinkan penjelasan yang panjang dan rinci, sedangkan kuesioner tertutup menurut Syahrum dan Salim (2012) merespon unit analisis yang terbatas untuk memudahkan berbagai perhitungan.

Uji Instrumen Penelitian

  • Uji Validitas
  • Uji Reliabilitas

Berikut hasil analisis validitas masing-masing variabel: Tabel 3.2 Hasil uji validitas variabel desain produk. Berdasarkan tabel 3.2 di atas, hasil uji validitas variabel desain produk dinyatakan valid, karena r jumlah 7 soal benar-benar lebih besar dari r tabel (0,344). Berdasarkan tabel 3.3 di atas, hasil uji validitas variabel inovasi produk dinyatakan valid karena r sejumlah 11 soal benar-benar lebih besar dari r tabel (0,344).

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, hasil uji validitas variabel minat beli konsumen dinyatakan valid karena r-score dari 5 item pertanyaan benar-benar lebih besar dari r-tabel (0,344).

Metode Analisis Data

  • Statistik Deskriptif
  • Analisis Regresi
  • Pencilan atau Outlier

Ada dua jenis statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial (Sugiyono. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk menarik kesimpulan secara umum. atau generalisasi (Sugiyono. Statistik deskriptif bertujuan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul sebagaimana adanya, tanpa ingin menarik kesimpulan umum atau generalisasi.

Statistik deskriptif meliputi penyajian data menggunakan tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus, nilai median dan rata-rata (ukuran tendensi sentral).

Pengujian Persyaratan Analisis

  • Uji Normalitas
  • Uji Multikolinearitas
  • Uji Heteroskedastisitas
  • Uji Autokorelasi

Pedoman model regresi tanpa multikolinearitas adalah memiliki nilai VIF sekitar 1 dan tidak lebih dari 10 dan toleransi mendekati 1. Pedoman model regresi tanpa multikolinearitas adalah koefisien korelasi antar variabel independen harus kecil dan lemah. . Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan lainnya.

Dengan uji autokorelasi kita dapat mengetahui apakah terdapat penyimpangan dari asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi antara residual satu pengamatan dengan pengamatan lainnya dalam model regresi.

Teknik Pengujian Hipotesis

  • Uji Koefisien Determinasi (R 2 )
  • Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)

Berbeda dengan R2, nilai adjusted R2 dapat bertambah atau berkurang jika satu variabel bebas ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2006:87) Adjusted R2 digunakan dalam penelitian ini karena nilai terukur dari variabel bebas terdiri dari desain produk dan inovasi produk. Untuk mengukur besarnya proporsi dan persentase variasi total variabel dependen atau untuk mengukur kontribusi variabel dependen terhadap variabel independen. Dengan melihat nilai koefisien regresi dapat menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada generasi milenial yang menggunakan jamu atau jamu tradisional.

Deskripsi Responden

  • Responden Menurut Jenis Kelamin
  • Responden Menurut Usia
  • Responden Menurut Pekerjaan
  • Responden Menurut Tingkat Konsumsi

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi karakteristik responden yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa dari 230 responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, mayoritas berusia 25 tahun dengan jumlah 64 responden dengan persentase sebesar 28%. , responden berusia 24 tahun dengan jumlah 53 responden dengan prosentase 23%. , responden berusia 20 dengan jumlah 39 responden dengan persentase 17%, berusia 21 dengan jumlah 30. Berdasarkan data responden menurut pekerjaan yang disajikan pada Tabel 4.3 di atas, dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak berpartisipasi memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa sebanyak 91 responden dengan persentase 40%, responden dengan pekerjaan sebagai pegawai tetap sebanyak 79 responden dengan persentase 34%, responden dengan pekerjaan sebagai wiraswasta dan lainnya memiliki persentase yang sama, yaitu 9%, namun jumlah responden yang berprofesi sebagai wiraswasta sebanyak 21 responden dan dengan pekerjaan lain sebanyak 20 responden, terakhir dengan responden yang berprofesi sebagai pekerja lepas sebanyak 19 responden dengan prosentase 8%. Berdasarkan data responden menurut tingkat konsumsi yang ditunjukkan pada Tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa responden dengan jumlah 120 jarang mengkonsumsi jamu atau obat herbal dengan persentase 52%, maka 60 responden sering mengkonsumsi jamu atau jamu. jamu dengan persentase 26%, sebanyak 45 responden mengaku sangat jarang mengkonsumsi jamu atau jamu dengan persentase 20%, sebanyak 5 responden mengaku sangat sering mengkonsumsi jamu atau jamu dengan persentase persentase 2%.

Responden dengan tingkat konsumsi jamu jarang atau jarang mendapat persentase tertinggi karena jamu yang mereka konsumsi rata-rata terasa pahit dan tidak enak dikonsumsi, sehingga generasi milenial jarang mengkonsumsi jamu atau obat herbal.

Analisis Deskriptif Variabel

  • Analisis Variabel Desain Produk
  • Analisis Variabel Inovasi Produk
  • Analisis Variabel Minat Beli Konsumen

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai maksimum variabel ini adalah 4,09 untuk indikator kelima yaitu Saya membeli jamu/obat yang berasal dari tumbuhan karena khasiatnya. Sedangkan skor terendah adalah 3,22 untuk indikator pertama, jadi saya membeli jamu/herbal karena kemasannya sesuai dengan yang saya inginkan. Sedangkan skor terendah adalah 3,40 untuk indikator kedua yaitu saya membeli jamu/obat herbal karena dapat digabungkan dengan produk lain.

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai tertinggi untuk variabel ini adalah 4,00 pada indikator kelima yaitu saya membeli jamu/obat herbal karena sesuai dengan kepentingan kesehatan saya.

Uji Asumsi K lasik

  • Uji Normalitas Data
  • Uji Multikolinearitas
  • Uji Heteroskedastisitas
  • Uji Autokorelasi

Berdasarkan output hasil normalitas Kolmogorov-Smirnov terlihat pada Gambar 4.9 di atas bahwa nilai uji metode Asymp signifikan. Untuk mendapatkan hasil uji Kolmogorov Smirnov dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, perlu dilakukan uji outlier dengan menggunakan residual yang telah dibakukan. Berdasarkan output hasil normalitas Kolmogorov-Smirnov terlihat pada Gambar 4.10 diatas bahwa nilai uji metode Asymp signifikan.

Jika hasil pengujian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama maka disebut homoskedastisitas dan jika hasil pengujian dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut heteroskedastisitas.

Uji Hipotesis

  • Uji Koefisien Determinasi (R 2 )
  • Uji Signifikan Parameter Individual

Nilai signifikan (p-value) sebesar 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa desain produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Nilai signifikan (p-value) sebesar 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa inovasi produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif desain produk dan inovasi produk terhadap minat beli konsumen.

Koefisien regresi positif menunjukkan bahwa desain produk dan inovasi produk secara simultan berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen.

Pembahasan

  • Pengaruh Inovasi Produk terhadap Minat Beli Konsumen
  • Pengaruh Desain Produk dan Inovasi Produk terhadap Minat Beli

Sehingga dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian desain produk dan inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen, sehingga hipotesis ketiga menerima Ha dan menolak Ho. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ogy Irvanto dan Sujana (2020), Alfin MF Mufreni (2016), Aris Susanto (2019) dan penelitian yang dilakukan oleh Putri E. 2020) menunjukkan bahwa desain produk memiliki berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Nilowardono S (2019) dan penelitian yang dilakukan oleh Edi Setiawan (2016) menunjukkan bahwa inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. 2021), Fajar (2018) dan penelitian yang dilakukan oleh Wismar (2019) yang menunjukkan bahwa desain produk dan inovasi produk secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.

Kesimpulan

Saran

Karena skor tertinggi dari hasil analisis deskriptif pada variabel desain produk adalah 4,09 pada indikator kelima yaitu Saya membeli jamu/obat herbal karena khasiatnya, maka penjual atau produsen harus menjaga dan meningkatkan nilai tambah khasiat yang dikandungnya. dalam kemasan jamu. Sedangkan nilai terendah untuk variabel Village in Product pada Tingkat Pembelian sebesar 3,22 pada indikator pertama yaitu saya membeli jamu/jamu karena kemasan sudah sesuai dengan yang saya inginkan, sehingga produsen harus mengedepankan aspek kemasan atau memperbaiki kemasan yang enak dipandang dan mengandung informasi efektivitas. Sedangkan skor terendah adalah 3,40 untuk indikator kedua, saya membeli jamu/obat herbal karena bisa digabungkan dengan produk lain, sehingga produsen harus fokus mengembangkan satu produk yaitu.

Karena skor tertinggi dari hasil analisis deskriptif pada variabel minat beli konsumen adalah 4,00 pada indikator kelima yaitu Saya membeli jamu/obat herbal karena sesuai dengan minat kesehatan maka sebaiknya produsen menjaga citra baik jamu sebagai alternatif kesehatan lainnya dan meningkatkan karakteristik kesehatan atau keefektifan produk yang dihasilkan. 4 Saya membeli jamu/obat herbal karena produknya paling baik dibandingkan pesaing 5 Saya membeli jamu/obat herbal karena. 7 Saya membeli jamu/obat herbal karena produknya lebih baik dari sebelumnya 8 Saya membeli jamu/obat herbal karena.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Minat Beli Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Merek Le Minerale Pada Masyarakat Muslim di Kabupaten Kudus ... Pengaruh Brand

Dalam tabel 4.14 terdapat nilai mean terendah dari variabel harga (X1), yaitu pada indikator nomor 3 sebesar 3,98 dengan pernyataan “Mengkonsumsi Teh Botol Sosro