• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCE DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERLISTING DI INDEKS IDX MES BUMN PERIODE 2019-2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCE DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERLISTING DI INDEKS IDX MES BUMN PERIODE 2019-2022"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

73

PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCE DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERLISTING DI INDEKS IDX MES

BUMN PERIODE 2019-2022

Nadwa Rahma Ardillah1, Iwan Setiawan2, Mia Lasmi Wardiyah3

Prodi Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. UIN Sunan Gunung Djati Bandung1,2,3 [email protected]1, [email protected],2, [email protected]3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Book tax differences terhadap persistensi laba, dan pengaruh arus kas operasi terhadap persistensi laba baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan sumber data sekunder menggunakan laporan keuangan, dan metode analisis regresi data panel menggunakan alat perangkat lunak E-views 12. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Book tax differences secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan hasil uji t 0.4925. (2) Arus kas operasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, dengan hasil uji t sebesar 0.0222. (3) Book tax differences dan Arus kas operasi secara simultan beperngaruh terhadap persistensi laba dengan hasil uji F sebesar 0.000010.

Kata Kunci: Arus kas Operasi, Book Tax Differences, dan persistensi laba ABSTRACT

This study aims to examine differences in book tax on earnings persistence, and the effect of operating cash flow on earnings persistence either partially or simultaneously. This study used quantitative methods with secondary data sources using financial reports, and panel data regression analysis methods using E-views 12 software. The sampling technique used purposive sampling method. The results of this study indicate that: (1) Ordering tax differences partially does not have a significant effect on earnings persistence, with the result of the t-test 0.4925. (2) operating cash flow partially has a significant effect on earnings persistence, with the t-test result of 0.0222. (3) Book tax difference and operating cash flow simultaneously affect earnings persistence with the F test result of 0.000010.

Keyword: Book Tax Difference, Cash Flow, Earning Persistence.

PENDAHULUAN

Para investor sering kali menganalisis laporan keuangan dalam rangka mengetahui kondisi suatu perusahaan itu sehat atau tidak nya. Laporan keuangan terdapat komponen penting yang digunakan sebagai sumber informasi dalam pengambilan keputusan yaitu laba. Laba merupakan sumber utama perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Perusahaan perlu membuat laporan keuangan agar bisa mengambil keputusan di masa depan dan melihat seberapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu (Wardiyah, 2017).

Perusahaan yang baik diperlukan usaha-usaha dalam pengendalian nya baik dari setiap berbagai pihak. Perusahaan perlu sebuah informasi yang baik dari segi keuangan maupun non keuangan. Pengelolaan usaha yang baik dapat diwujudkan dengan tersedianya informasi yang dibutuhkan, baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan bagi pihak – pihak yang berkepentingan dan para pengambil keputusan. Informasi keuangan terbagi menjadi dua yaitu informasi akuntansi dan informasi non akuntansi (Putra, 2017).

Perusahaan yang baik dapat dilihat dari besar laba yang di hasil kan, sehingga dapat menjadi aspek perhatian yang utama oleh para pemakai laporan keuangan. Angka laba diharapkan dapat menunjukan suatu perusahaan yang menunjukan efektifitas, dan efisien suatu organisasi untuk mencapai tujuan akhir nya.

(2)

74

Persistensi laba menjadi bahan penting bagi para pengguna laporan keuangan, khususnya bagi mereka yang berinvestasi atau sering kali disebut investor. Persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa depan (Expected future earning) yang di implikasi oleh laba akuntansi pada tahun berjalan (Septavia., 2016). Laba yang berkualitas adalah laba yang merefleksikan keberlangsungan laba di masa depan dan telah teruji kebenarannya serta dapat dipercaya. Laba yang persisten akan mencerminkan kualitas laba dan laba keberlanjutan di masa yang akan datang (Septavia., 2016).

Laba persisten atau tidak persisten disebabkan oleh beberapa faktor dari arus kas aktivitas operasi dan juga book tax differences. Persistensi laba berkaitan erat dengan kinerja perusahaan yang diwujudkan dalam laba perusahaan yang diperoleh dalam tahun berjalan (Schipper, 2004). Laba yang persisten adalah jika laba tahun berjalan dapat menjadi indicator yang baik untuk laba perusahaan di masa yang akan datang. Book tax differences merupakan perbedaan jumlah laba yang dihitung berdasarkan standar keuangan akuntansi ( PSAK 46 ) dengan laba yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan. PSAK 46 menggunakan metode pencatatan accrual basis, pencatatan dilakukan setelah transaksi terjadi, sementara pada Perpajakan cash basis, pencatatan dilakukan setelah uang diterima. Laba fiskal adalah laba yang dihitung sesuai dengan perundang-undangan perpajakan yang akan di jadikan pendapatan kena pajak dan di hitung sesuai aturan yang berlaku. Sedangkan laba akuntansi adalah laba komersial yang ada berada dalam laporan keuangan yang sudah diatu sesuai dengan PSAK 46.

Alasan book tax differences dijadikan sebagai suatu indikator persistensi laba karena book tax differences mencerminkan kualitas laba perusahaan. Kesenjangan yang meningkat antara pendapatan perusahaan yang dilaporkan dan pendapatan kena pajaknya merupakan “bendera merah” yang potensial (Healy & Palepu, 1996). Revsine, menyarankan rasio pendapatan Pre-tax book terhadap pendapatan kena pajak dapat digunakan sebagai ukuran konservatisme atau agresivitas akuntansi (Revsine, Collins, & Johnson, 2011). Book Tax Differences membuktikan adanya praktik pengelolaan laba dengan menggunakan biaya dan manfaat pajak tangguhan, menunjukkan sejauh mana laba yang dilaporkan menyimpang dari tingkat konsistensi perusahaan serta menangkap perbedaan antara Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan perpajakan yang mempunyai implikasi untuk laba di masa yang akan datang, bahkan tanpa adanya manajemen laba.

Salah satu kegunaan informasi arus kas menurut PSAK No. 2 paragraf 03 adalah meningkatkan daya banding kinerja operasiberbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksidan peristiwa yang sama (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012). Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi dapat menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang dapat memelihara kemampuan operasi perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi penetapan laba atau rugi perusahaan, sehingga semakin tinggi komponen aliran kas akan meningkatkan persistensi laba.

KAJIAN PUSTAKA Teori Agency

Teori keagenan atau teori agency adalah sebuah kontrak manajer (Agent) dengan pemilik (Principal). Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan lancer, pemilik akan mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada manajer. (Jensen, 1976). Perusahaan yang baik diperlukan usaha-usaha dalam pengendalian nya baik dari setiap berbagai pihak.

Perusahaan perlu sebuah informasi yang baik dari segi keuangan mau pun no keuangan.

Teori keagenan (agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan

(3)

75

kerja antara pihak yang memberi wewenang (principals) yaitu investor engan pihak yang menerima wewenang (agents) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut

“nexus of contract.” (Putra, 2017).

Akuntansi Pajak

Menurut undang-undang No 16 Tahun 2009 yang merupakan amandemen yang ke empat terdapat ketentuan dan tata cara perpajakan pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalasan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat sebesar-besarnya. Prinsip akuntansi pajak sebenarnya secara umum sama dengan akuntansi umum. Namun yang menjadi pembeda nya adalah cenderung didasarkan dengan perundang-undangan yang hingga kini selalu ada perubahan atau amandemen (Uswatun Hasanah, 2022).

Book Tax Difference

Book tax differences adalah perbedaan antara laba akuntansi yang dihitung berdasarkan akuntansi dengan laba yang di hitung berdasarkan perhitungan undang-undang perpajakan (Lestari, 2022). Dikarenakan ada nya peraturan yang berbeda antara PSAK dengan peraturan undang-undang pajak menghasilkan book tax differences. berdasarkan peraturan undang-undang pajak, laba yang terdapat dalam laporan laba rugi adalah laba akuntansi yang belum sesuai dengan aturan undang-undang pajak, sehingga ada 2 jenis laba dalam perusahaan yaitu laba akuntansi dan laba fiskal.

Arus Kas Operasi

Berdasarkan PSAK 02 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012) Arus kas adalah arus masuk dan keluar nya kas dan setara kas. Laporan Arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan data penerimaan kas dan pengeluaran kas yang berasal dari hasil aktivitas operasi, pendanaan dan investasi dalam suatu periode akuntansi. Dalam penelitian ini menggunakan arus kas operasi yang merupakan aktivitas suatu entitas perusahaan terkait penciptaan laba. Arus kas operasi di peroleh dari aktivitas penghasil utama dalam pendapatan perusahaan, sehingga semakin tinggi arus kas operasi maka semakin tinggi pula kualitas laba yang di hasilkan.

Persistesi Laba

Persistensi Laba merupakan indikator laba prediktif waktu yang akan mendatang yang akan di hasilkan suatu perusahaan secara berulang-ulang berdasarkan yang tercermin dari laba tahun berjalan. Persistensi laba adalah revisi laba yang diharapkan di masa depan (Expected future earning) yang diimplikasikan pada laba tahun berjalan yang dihubungkan dengan perubahan harga saham (Scoot, 2009). Persistensi laba yang menunjukan laba berkualitasitu karna entitas perusahaan dapat mempertahankan laba yang konsiten tanpa fluktuatif yang tajam.

Persisten laba meruapakan informasi yang sangat penting dan berguna bagi investor dalam menentukan keputusan investasi.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian Kuantitatif adalah penelitian berdasarkan kumpulan angka-angka hasil observasi atau pengukuran dengann menggunakan metode statistik.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2006). Pada penelitian ini terdapat 17 perusahaan populasi dan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan untuk pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan, karakteristik, ciri, atau kriteria tertentu tergantung pada karakteristik populasinya (Gunawan, 2015;Harsojuwono & Arnata, 2020). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 9 perusahaan.

(4)

76

Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah Objek Penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2006).

Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel Dependen pada penelitian ini adalah Persistensi Laba dapat dihitung sebagai berikut :

𝐏𝐞𝐫𝐬𝐢𝐬𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐋𝐚𝐛𝐚 =𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐭−𝟏− 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤𝐭 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭

Keterangan :

Laba sebelum pajak t = Laba sebelum pajak berjalan Laba Sebelum pajak t-1 = Laba sebelum pajak sebelumnya Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Book Tax Difference dan Arus kas operasi yang dapat dihitung sebagai berikut:

𝑩𝒐𝒐𝒌 𝑻𝒂𝒙 𝑫𝒊𝒇𝒇𝒆𝒓𝒆𝒏𝒄𝒆𝒔 =𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐀𝐤𝐮𝐧𝐭𝐚𝐧𝐬𝐢 − 𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐅𝐢𝐬𝐤𝐚𝐥 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭

𝐀𝐫𝐮𝐬 𝐊𝐚𝐬 𝐎𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢 =𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐀𝐫𝐮𝐬 𝐤𝐚𝐬 𝐎𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭

Teknik Analisis Data

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan E-views, dengan pengujian sebagai berikut:

Uji Asumsi Klasik:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual/error dari regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Salah satu uji normalitas yang dapat digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi/hubungan yang kuat antar variabel independent (multikolinearitas). Asumsi yang harus dipenuhi pada model regresi adalah tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah nilai varian dari residual/error berbeda pada semua pengamatan. Asumsi yang harus dipenuhi pada model regresi data panel adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu uji heteroskedastisitas yang dapat dilakukan adalah uji Glesjer

dipenuhi pada model regresi data panel adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu uji heteroskedastisitas yang dapat dilakukan adalah uji Glesjer.

d. Uji Autokorelasi

Metode yang digunakan dalam pengujian autokorelasi adalah uji Durbin-Watson. Asumsi yang harus dipenuhi pada model regresi data panel adalah tidak terjadi autokorelasi. Langkah-langkah yang dilakukan untuk meguji autokorelasi menggunakan metode Durbin-Watson.

Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.

Statistik deskriptif dalam bentuk tabel dapat juga disajikan dengan teknik tabulasi silang yang menjelaskan hubungan antara dua aspek demografi responden. Tendensi sentral merupakan ukuran dalam statistic deskriptif yang menunjukkan nilai sentral dari distribusi data penelitian.

Tendensi sentral dapat dinyatakan dengan tiga macam ukuran, yaitu: rata-rata (mean), median, dan modus yang masing-masing mengukur nilai sentral dalam pengertian yang berbeda (Agung

(5)

77

W kurniawan, 2016).

Analisis Regresi Data Panel

Data Panel merupakan jenis data gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (Cross section).

Gambar 1. Skema Model Regresi Data Panel

Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan Common Effect, Fixed Effect, dan Random Effect dengan menggunakan Uji Chow, dan Uji Hausman (Agus Tri Basuki, 2019).

Korelasi Pearson

Uji Korelasi adalah istilah statistic ang menyatakan hubungan linear (searah bukan timbal balik) antara dua variable atau lebih. Terdapat beberapa macam teknik korelasi, namun yang penulis gunakan adalah Uji korelasi Pearson Product Moment, dimana data yang digunakan keduanya berjenis ratio. Kegunaan korelasi ini untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dan Y dan menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang lainnya dinyatakan dalam persen. (R.D.Lind, 1996).

Uji Hipotesis

a. Uji t (Parsial)

Uji t disebut juga dengan uji signifikansi parameter individual yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan dalam variabel yang di hipotesiskan dan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat secara parsial atau tidak.

b. Uji F

Uji F merupakan untuk menguji signifikan pengaruh beberapa variabel beban terhadap variabel terikat atau pun dikenal sebagai uji simultan.

Koefisien Determinasi

R Square (R2) atau kuadrat dari R, yaitu menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah ke bentuk persen, yang artinya prosentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. sedangkan sisanya sebesar dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini (Purnomo, 2016).

Interpretasi Koefisien

Determinasi Uji T Uji F Persamaan Regresi

Pengujian Asumsi dan Kesesuaian Model

Normalitas Multikolinearitas Heteroskadisitas Autokorelasi Pengujian Model Estimasi

Uji Chow Lagrange Multipiler Uji Hausman

Penetuan Model Estimasi

Common Effect Model Fix Effect Model Random Effect Model

(6)

78

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dengan Jarque-Bera test setelah pendeteksian data outlier secara otomatis lewat E-views, yang ditunjukan oleh gambar 4.1 di atas menunjukan bahwa nilai probabilitas nya 0.2665575 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan nilai data berdistribusi secara normal.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi/hubungan yang kuat antar variabel independent (multikolinearitas).

Tabel 1 Uji Multikolinearitas

Sumber: data diolah peneliti e-views (2023)

Hasil uji multikolineritas antara variabel-variabel bebas tidak terjadi, hal ini dapat terlihat dari nilai 1.048195 yang tidak lebih dari 10 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi

multikolinearitas dalam data penelitian ini.

Uji Heteroskedastisitas

Pengujian data ini menggunakan metode uji Glesjer, dimana Uji Glesjer meregresikan nilai absolute dari nilai residual/resid terhadap variabel yang mempunyai hubungan erat dengan hasil varian yang dihasilkan dimana penulis sudah mengeluarkan data outlier melalui E-views 12 secara otomatis.

0 2 4 6 8 10 12

-0.01 0.00 0.01 0.02

Seri es : Res i dua l s Sa mpl e 1 36 Obs erva ti ons 36 Mea n -4.63e-18 Medi a n 0.000000 Ma xi mum 0.024879 Mi ni mum -0.012548 Std. Dev. 0.008740 Skewnes s 0.622450 Kurtos i s 3.466942 Ja rque-Bera 2.651714 Proba bi l i ty 0.265575

Variance Inflation Factors Date: 06/09/23 Time: 22:10 Sample: 1 36

Included observations: 36

Coefficient Uncentered Centered

Variable Variance VIF VIF

C 7.88E-05 2.212885 NA

X1 7.27E-06 1.183538 1.048195

X2 0.003960 1.973936 1.048195

(7)

79

Tabel 2. Hasil Uji Glesjer (Heteroskodestisitas)

Sumber: data diolah peneliti e-views (2023)

Hasil uji glesjer menunjukan bahwa nilai Obs* R-Squared pada Prob Chi Square 0.0871 > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas..

Uji Autokorelasi

Metode yang digunakan dalam pengujian autokorelasi ini adalah uji Durbin-Watson.

Asumsi yang harus dipenuhi pada model regresi adalah tidak terjadi nya autokorelasi. Peneliti menggunakan tambahan metode dengan differensi method. Dengan ditambahkan nya (d) sebagai salah satu penyelesaian penghilang dari masalah autkorelasi.

Tabel 3. Hasil Uji Durbin Watson (Autokorelasi)

Sumber: data diolah peneliti e-views (2023)

Berdasarkan hasil uji perhitungan Durbin Watson, Nilai Du dalam penelitian ini adalah 1.5872 dan dL adalah 1.3537 dengan dW 1.968126 maka Posisi DW berada diantara DU dengan (4-DU) atau 4 DU < DW < 4-DU . Sehingga, pada model ini tidak terjadi autokorelasi.

Analisis Statistik Deskriptif

Hasil analisis statistik dekriptif dari variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Sumber: data diolah peneliti e-views (2023)

Pada Persistensi laba, menunjukan nilai rata-rata (mean) sebesar 0.027546, dengan standar deviasi 0.039982, Nilai maksimum persistensi laba sebesar 0.197294, dan nilai minimum dari persistensi laba sebesar -0.092426. Pada BTD (Book Tax Differences), menunjukan nilai rata-rata (mean) sebesar 0.813816 dengan standar deviasi 2.298836, Nilai maksimum BTD yaitu 7.572788, dan Nilai minimum sebesar 0.003378. Pada variabel arus kas operasi, menunujukan nilai rata-

Heteroskedasticity Test: Glejser Null hypothesis: Homoskedasticity

F-statistic 2.106673 Prob. F(10,25) 0.0637

Obs*R-squared 16.46312 Prob. Chi-Square(10) 0.0871 Scaled explained SS 14.61849 Prob. Chi-Square(10) 0.1466

R-squared 0.789152 Mean dependent var -0.000552 Adjusted R-squared 0.734488 S.D. dependent var 0.037030 S.E. of regression 0.019081 Akaike info criterion -4.882643 Sum squared resid 0.009830 Schwarz criterion -4.527135 Log likelihood 93.44626 Hannan-Quinn criter. -4.759922 F-statistic 14.43632 Durbin-Watson stat 1.968126 Prob(F-statistic) 0.000000

Date: 06/09/23 Time: 22:40 Sample: 1 36

Y X1 X2

Mean 0.027546 0.813816 0.091216

Median 0.016659 0.010534 0.070103 Maximum 0.197294 7.535856 0.298836 Minimum 5.50E-05 0.000872 -0.101011 Std. Dev. 0.039982 2.296920 0.098438 Skewness 2.742402 2.494370 0.609936 Kurtosis 11.05638 7.259551 2.562157

(8)

80

rata (mean) sebesar 0.09126 dengan nilai standar deviasi 0.098438, Nilai maksimum arus kas operasi adalah 0.298836 , dan nilai minimum -0.101011.

Analisis Regresi Data Panel Uji Chow

Uji chow merupakan uji yang dilakukan untuk menentukan model CEM, dan FEM model mana yang paling baik. Berikut hasil dari Uji Chow

Tabel 5. Hasil Uji Chow

Sumber: data diolah peneliti e-views (2023)

Berdasarkan hasil olah data di atas: Prob 0.00001<0.05, maka yang tepilih adalah model FEM.

Uji Hausman

Tabel 6. Hasil Uji Hausman

Sumber: data diolah peneliti e-views (2023)

Berdasarkan Hasil olah data diatas, Prob 0,0000000479 < 0.05, maka yang terpilih adalah Model FEM.

Berdasarkan hasil Uji Chow, dan Uji Hausman, Model yang terbaik dalam penelitian ini adalah FEM. Setelahnya, dapat ditemukan hasil dari regresi data panel dengan model FEM sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Regresi Data Panel

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 5.658778 (8,25) 0.00038

Cross-section Chi-square 37.205003 8 0.00001

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 33.707659 2 0.0000000479

Sam ple: 2019 2022 Periods included: 4 Cros s -s ections included: 9

Total panel (balanced) obs ervations : 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statis tic Prob.

C -0.011457 0.023412 -0.489368 0.6288

X1 0.017744 0.025476 0.696502 0.4925

X2 0.269282 0.110472 2.437561 0.0222

Effects Specification Cros s -s ection fixed (dum m y variables )

R-s quared 0.767259 Mean dependent var 0.027546 Adjus ted R-s quared 0.674162 S.D. dependent var 0.039982 S.E. of regres s ion 0.022822 Akaike info criterion -4.475682 Sum s quared res id 0.013022 Schwarz criterion -3.991829 Log likelihood 91.56228 Hannan-Quinn criter. -4.306804 F-s tatis tic 8.241536 Durbin-Wats on s tat 2.435467 Prob(F-s tatis tic) 0.000010

(9)

81

Sumber: data diolah peneliti e-views (2023) Substituted Coefficients:

=========================

Y = -0.0114571771628 + 0.0177438522941*X1 + 0.269281565168*X2 + [CX=F]

Hasil dari Analisis Persamaan Regresi menunjukan bahwa :

1.

Nilai konstanta yang diperoleh sebesar -0.0114571771628 maka dapat diartikan bahwa jika Variabel Independen naik satu kesatuan maka akan menurunkan Variabel Dependen sebesar-0.0114571771628.

2.

Nilai Koefisienn yang diperoleh sebesar 0.01774, maka dapat diartikan bahwa jika variabel independen Book Tax Differences naik satu kesatuan maka akan menaikan Persistensi laba sebesar 0.01774

3.

Nilai Koefisien yang di peroleh sebesar 0.2692, maka dapat diartikan bahwa variabel independent Arus kas operasi naik satu kesatuan maka akan menaikan Persistensi laba sebesar 0.2692.

Korelasi

Korelasi bisa menghasilkan angka positif (+) dan negatif (-). Jika angka korelasi positif berarti hubungan bersifat searah. Jika menghasilkan angka negatif berarti hubungan bersifat tidak searah. angka korelasi berkisar antara 0-1 (Statistikolahdata, 2023).

Tabel 8. Hasil Uji Korelasi

Sumber: data diolah peneliti e-views (2023)

Dengan data N 36 – 2 maka Df nya adalah 34. Maka dari itu nilai dari tabel R adalah 0.329 dari Berdasarkan hasil data diatas maka dapat disimpulkan :

a)

Hubungan korelasi X1 dengan Y memiliki nilai nilai korelasi (0.113617) < 0.329 dimana hubungan tidak signifikan namun bersifat tidak searah dengan tingkat keeratan sangat lemah. Tidak searah artinya jika nilai variabel bebas (X1) besar, maka variabel terikat (Y) semakin kecil.

b)

Hubungan Korelasi X2 dengan Y memiliki nilai korelasi 0.494101 > 0.329 maka disimpulkan signifikan, dengan nilai korelasi 0.494101 dimana hubungan bersifat searah dengan tingkat sedang. Searah artinya jika nilai variabel bebas (X1) besar, maka variabel terikat (Y) semakin besar.

Hipotesis Uji t

Dengan perhitungan manual thitung maka:

thitung = βn

Sβn

= 0.017744

0.025476

= 0.696502

Berdasarkan tabel 7 Hasil Regresi Data Panel Variabel X1 adalah Book Tax Differences memiliki nilai signifikan 0.4925 yang mana nilai 0.05, maka dapat disimpulkan 0.4925 > 0.05 nilai signifikan lebih besar dari nilai a dan nilai thitung 0.696502 > ttabel 1.69236 sehingga Ha ditolak dan Ho diterima yaitu, Book Tax Differences tidak berpengaruh secara parsial terhadap persistensi

Covariance Analysis: Ordinary Date: 06/09/23 Time: 22:52 Sample: 2019 2022

Included observations: 36

Correlation X1 X2 Y

X1 1.000000

X2 -0.214427 1.000000

Y -0.113617 0.494101 1.000000

(10)

82

laba pada perusahaan yang terdaftar di IDX MES BUMN 17.

Dengan perhitungan manual thitung maka:

thitung = βn

Sβn

= 0.269282

0.110472

= 2.437561

Berdasarkan tabel 7 Hasil Regresi Data Panel, Variabel X2 adalah Arus kas operasi memiliki nilai signifikan 0.0222 yang mana nilai a 0.05, maka dapat disimpulkan 0.0222 < 0.05 nilai signifikan lebih kecil dari nilai a dan nilai thitung 2.437561 > ttabel 1.69236 maka Ha diterima yaitu, Arus kas operasi Berpengaruh Secara Parsial terhadap Persistensi laba pada perusahaan yang terdaftar di IDX MES BUMN 17.

Uji F (simultan)

Uji F merupakan uji secara simultan dari Variabel x1 dan x2 terhadap Y, yang merupakan Book Tax Differences dan Arus kas operasi terhadap Persistensi Laba.

Dengan perhitungan manual Fhitung maka:

Fhitung = R2/ (k−1)

(1−R2) / (n−k)

Fhitung = 0.6741622 / (3−1)

(1−0.6741622) / (36−3)

= 0.22724/0.02342

= 9.70281

Berdasarkan tabel 7 Hasil Regresi Data Panel, Prob (F-statistic) yang merupakan nilai signifikan secara simultan dari Book Tax Differences dan Arus Kas Operasi memiliki nilai signifikan 0.000010 yang mana nilai a 0.05, maka dapat disimpulkan 0.000010 < 0.05 nilai signifikan lebih kecil dan Fhitung 9.70 > Ftabel 3.28 sehingga Ha diterima yaitu, Book Tax Differences dan Arus Kas Operasi Berpengaruh Secara Simultan terhadap Persistensi laba pada perusahaan yang terdaftar di IDX MES BUMN 17.

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi merupakan alat ukur kemapuan sebuah model dalam menerapkan model regresi. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen Book Tax Differences dan Arus kas operasi terhadap Variabel Dependen yaitu Persistensi Laba.

Berdasarkan tabel 7 Hasil Regresi Data Panel menunjukan bahwa nilai Adjusted R Square Sebesar 0.674162 artinya bahwa kemampuan variabel Bebas dalam menjelaskan variabel terikatnya sebesar 67, sedangkan dalam 33% nya dijelaskan oleh Faktor-Faktor lain yang tidak di teliti oleh penulis.

Pembahasan

Analisis Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Persistensi Laba pada Perusahaan yang terdafatar di IDX MES BUMN 17 Tahun 2019-2022

Hasil Pengujian variabel Book Tax Differences memiliki nilai signifikan 0.04925 yang mana nilai 0.05, maka dapat disimpulkan 0.4925 > 0.05 nilai signifikan lebih besar dari nilai a dan nilai thitung 0.696502 > ttabel 1.69236 sehingga Ha ditolak dan Ho diterima yaitu, Book Tax Differences tidak berpengaruh positif secara parsial terhadap persistensi laba pada perusahaan yang terdaftar di IDX MES BUMN 17.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Denis Kamal Putra (2017) dimana hasil penelitian ini menunjukan bahwa Secara Parsial Book Tax Difference tidak berpengaruh terhadap persistensi laba dan penelitian yang dilakukan oleh Nisa Asmarina (2016) dimana hasil dari BTD Permanent atau pun temporer tidak berpengaruh positif terhadap persistensi laba, lalu oleh Loesiana M (2013) BTD tidak berpengaruh terhadap persistensi laba, juga penelitian yang dilakukan oleh Imam (2020) Book tax differences tidak berpengaruh terhadap persistensi laba.

Beban pajak penghasilan terbentuk atas beban pajak tangguhan dan beban pajak kini.

(11)

83

Keduanya memiliki pengaruh sama besarnya terhadap beban pajak penghasilan. Termasuk beban pajak kini yang memiliki pengaruh yang besar terhadap beban pajak penghasilan, dimana beban pajak penghasilan ini akan menjadi pengurang laba sebelum pajak yang akan menjadi laba komersial ataupun laba akuntansi. Namun, ketika jumlah pajak kini yang jumlah nya tidak signifika besarnya maka jumlah pengurang nya pun akan lebih sedikit.

BTD perbedaan permanen yang tidak berpengaruh dikarenakan jumlah perbedaan dari segi permanen yang tidak terlalu besar jumlah nya sehingga pada laba kena pajak pun tidak akan berpengaruh karena jumlah yang tidak signifikan. Komponen yang dapat mempengaruhi beban pajak kini salah satunya adalah perbedaan permanen ini, namun jika beban pajak kini yang tidak terpengaruh karna kurang signifikan nya nya jumlah laba kena pajak maka beban pajak penghasilan disamping beban pajak tangguha nya pun pajak kini tidak akan terpengaruh karena jumlah pengurang dari komponen beban pajak penghasilan yaitu beban pajak kini salah satunya jumlah besaran nya tidak besar signifikan.

Perbedaan permanen yang bisa menjadi faktor pengurang atau pun penambah laba kena pajak dengan jumlah yang tidak signifikan tidak akan mempengaruhi perubahan jumlah biaya beban pajak. Sehingga ketika BTD perbedaan permanen naik, tidak akan mempengaruhi besaran persistensi laba. Selain itu, sering kali perubahan peraturan tarif perpajakan bisa membuat celah atas pengurangan atau penambahan atas perbedaan dari laba yang terhitung untuk pajak atau laba kena pajak dengan laba komersial atau laba yang sudah terpotong pajak.

Analisis Pengaruh Arus kas operasi terhadap Persistensi laba pada Perusahaan yang terdafatar di IDX MES BUMN 17 Tahun 2019-2022

Hasil Pengujian variabel Arus kas operasi memiliki nilai signifikan 0.0222 yang mana nilai a 0.05, maka dapat disimpulkan 0.0222 < 0.05 nilai signifikan lebih kecil dari nilai a dan nilai thitung

2.437561 > ttabel 1.69236 maka Ha diterima yaitu, Arus kas operasi Berpengaruh Secara Parsial terhadap Persistensi laba pada perusahaan yang terdaftar di IDX MES BUMN 17.

Hal ini selaras dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhammad Hafiz (2022) menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, juga penelitian yang dilakukan oleh Denis Kamal Putra (2017) dimana menunjukan bahwa arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap persistensi laba, lalu hasil penelitian yang dilakukan oleh Nisa Asmarina (2016), Ni putu (2015), Dewi Tri (2022) dan juga Imam (2020) menunjukan hasil Arus kas operasi berpengaruh terhadap persistensi laba.

Dengan adanya jumlah aliran kas dari aktivitas operasi, perusahaan cukup mengandalkan pembiayaan dari pihak internal sehingga tidak perlu pembiayaan dari pihak luas, dengan demikian pula struktur modal perusahaan tetap dana pemasuka dari investor dapat di investasikan dan kelola baik oleh perusahaan, sehingga dapat menghasilkan laba yang persisten.

Arus kas operasi di peroleh dari aktivitas penghasil utama dalam pendapatan perusahaan, sehingga semakin tinggi arus kas operasi maka semakin tinggi pula kualitas laba yang di hasilkan.

Arus kas operasi sebagai proksi komponen laba permanen merupakan salah satu komponen nilai prediksi laba dalam menentukan persistensi laba (Wijayanti, 2006).

Hal ini sejalan dengan fakta lapangan dan juga hasil dari analisis data yang menghasilkan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap persistensi laba. persitensi laba akan naik ketika arus kas operasi pun akan naik. Secara teori agensi dalam pemisahan kepentingan ini, dapat dikaitkan dengan pemisahaan kepentingan. Dimana, ketika arus kas operasi naik secara lapangan maka banyak nya operasi perusahaan dalam menciptakan laba. Namun, seorang manager atau agent hanyak mengoptimalkan sebuah operasi dengan sebaik mungki. Pihak Perusahaan (principal) membuat seorang manager untuk membuat keputusan dalam memaksimalkan kekayaan dari Principal dengan sebaiknya.

Analisis Pengaruh Book Tax Differences dan Arus Kas Operasi terhadap Persistensi Laba pada Perusahaan yang terdafatar di IDX MES BUMN 17 Tahun 2019-2022

Dari hasil regresi data panel diatas, Fhitung Book Tax Differences dan Arus kas operasi secara simultan menunjukan adanya terikat dengan Persistensi laba dengan ditunjukan nilai signifikan

(12)

84

0.000010 yang mana nilai a 0.05, maka dapat disimpulkan 0.000010 < 0.05 nilai signifikan lebih kecil dan Fhitung 9.70 > Ftabel 3.28 sehingga Ha diterima yaitu, Book Tax Differences dan Arus Kas Operasi Berpengaruh Secara Simultan terhadap Persistensi laba pada perusahaan yang terdaftar di IDX MES BUMN 17.

Hasil Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhammad Hafiz (2022) yang menunjukan BTD dengan proksi beda temporer, beda permanen, arus kas operasi dan Financial Leverage berpengaruh siginifikan terhadap persistensi laba. Dan juga penelitian yang dilakukan oleh Denis Kamal Putra (2017) yang menunjukan bahwa arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pembiayaan, laba akrual, dan book tax difference berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba dengan hasil uji statistik F sebesar 0,000.

Namun, bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Awanda Lestari (2022) dimana dalam penelitian nya, BTD berpengaruh positif namun dalam voltalitias arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan. BTD dan Arus kas operasi secara simultan berpengaruh positif terhadap persistensi laba, sehingga ketika BTD dan arus kas operasi naik secara bersamaan maka, persistensi laba akan berpengaruh naik juga. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan memiliki pos-pos penting yang dapat berguna bagi pihak agent dan principal sendiri.

Dalam hal ini, secara langsung bahwa laba sutu perusahaan dalam persistensi dapat di ukur dari hasil perbandingan book tax differences dan arus kas operasi dimana hasil dari perbandingan ini dapat digunakan dalam menganalisis kompetensi perusahaan dalam menciptakan persistensi laba dan menilai keberlangsungan laba jangka Panjang.

Book tax differences dan arus kas operasi menunjukan pengaruh nya sesuai teori yang telah diuraikan. Hal ini, dapat menjadi suatu strategi bagi principal untuk menarik investor dalam menanamkan saham nya di perusahaan tersebut. Kualitas laba menjadi pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan pemerintah. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan, 7 yang ditentukan oleh komponen akrual dan arus kasnya (Penman, 20:376), sehingga laba yang tidak terlalu berfluktuatif merupakan ciri dari laba yang persisten. Salah satu isu yang berkembang mengenai analisis peraturan perpajakan yang menarik banyak perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan antara laba fiskal menurut peraturan perpajakan dan laba akuntansi menurut standar akuntansi (Martani dan Persada, 2011.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Book Tax Differences dan Arus kas operasi terhadap persistensi laba pada perusahaan yang terdaftar di IDX MES BUMN 17 tahun 2019 – 2022 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Book Tax Differences tidak berpengaruh positif secara parsial terhadap persistensi laba pada perusahaan yang terdaftar di IDX MES BUMN 17.

2. Arus kas operasi Berpengaruh Secara Parsial terhadap Persistensi laba pada perusahaan yang terdaftar di IDX MES BUMN 17.

3. Book Tax Differences dan Arus Kas Operasi Berpengaruh Secara Simultan terhadap Persistensi laba pada perusahaan yang terdaftar di IDX MES BUMN 17.

DAFTAR PUSTAKA

Agung W kurniawan, Z. P. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif.

Agus Tri Basuki, N. P. (2019). Analisis Regresi Dalam penelitian Ekonomi dan Bisnis.

Ahmed Riahi, B. (2006). Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Anggraeni, Pratiwi Ira. Analisis Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi, Tingkat Hutang Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2021). Diss. Universitas Muhammadiyah Malang, 2022.

(13)

85

Asmarina, n. (2016). "Pengaruh book tax differences, arus kas operasi dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014" (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Purwokerto).

Baridwan. (2022). Analisis Laporan Keuangan. In BPFE (Issue 8.5.2017).

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 8, Buku Satu, alih Bahasa oleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo Jakarta: Erlangga, 2001.

Dewi, N. P. L., & Putri, I. A. D. (2015). Pengaruh book-tax difference, arus kas operasi, arus kas akrual, dan ukuran perusahaan pada persistensi laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10(1), 244-260.

Douglas C. Montgomery, E. A. (2012). Introduction to Linear Regression Analysis. New Jersey: y John Wiley & Sons, Inc.

Fadilah, Nur, and Provita Wijayanti. "Book Tax Differences dan Persistensi Laba Pada Perusahaan Manufaktur." Jurnal Akuntansi Multiparadigma 8.2 (2017): 262-273.

Fahmi, I. (2011). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta

Gunarto, Rudy Irawan. "Pengaruh Book Tax Differences dan Tingkat Utang Terhadap Persistensi Laba." Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia 2.3 (2019): 328-344.

Gumanti, T. A. (2009). Teori Sinyal dalam Manajemen Keuangan. Manajemen Usahawan Indonesia, 4-13

Hidayat, I., & Fauziyah, S. (2020). Pengaruh book tax differences, arus kas operasi, tingkat hutang dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba (Pada perusahaan sub sektor basic dan chemical yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018). Competitive Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 4(1), 66-79.

Hutabarat, Loesiana Maulina. (2013) "Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010- 2012)." Skripsi 1.921409078

Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). SAK EMKM.

Jumingan. (2006). Analsisi Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Lestari, A. (2022). Pengaruh Book Tax Differences Volatilitas Arus kan, Volatilitas Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Pesistensi Laba.

Muhammad, Hafiz. Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi, Dan Financial Leverage Terhadap Persistensi Laba Pada Masa Pandemi Covid- 19 (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Transportasi Dan Logistik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2020 Dan 2021). Diss. Universitas Andalas, 2022.

Montgomery, D. C., Peck, E. A., & Vining, G. G. (2012). INTRODUCTION TO LINEAR REGRESSION ANALYSIS. In Wiley-Blackwell. (Vol. 4, Issue 1).

NapaJ.Awat. (1999). Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Palepu, K. G., & Healy, P. M. (2013). Business analysis and valuation. South-Western, Cencage Learning.

Priyanto. (2014). Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Dana Alokasi Umum.

Purnomo, R. (2016). Analisis Statistika Ekonomi dan Bisnis dengan SPSS . Wade Group.

Putra, D. K. (2017). Pengaruh Arus Kas, Laba Akrual, Dan Book Tax Difference Terhadap Persistensi Laba (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

R.Ho. (2013). Handbook of Univariate and Multivariative Data Analysis with IBM SPSS. CRC Press.

(14)

86

Salsabila, P. d. (2016). Pengaruh Book Tax Differences dan Aliran Kas Operasi terhadap Persistensi Laba. Jurnal Akuntansi/Volume XX No.02 Mei, 314-329.

Scoot, W. R. (2009). Financial Accounting Theory. Canada: University of Waterloo.

Septavia., A. N. (2016). Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi, Tingkat Hutang, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba. Jurnal JOM Fekon.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Suharsimi, A. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Titi Agustin Nengsih, N. M. (2021). Regresi Data Panel. Jambi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Uswatun Hasanah, G. W. (2022). Akuntansi Pajak. Padang: PT Global Eksekutif Teknologi.

Wahyuni, D. T., & Susanto, H. (2022). Pengaruh book tax differences, arus kas operasi dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia. UG Journal, 13(11).

Waluyo. (2008). Akuntansi Pajak. Salemba Empat.

Wardiyah, M. L. (2017). Mananjemen Pasar Uang dan Pasar Modal. Bandung: Cv Pustaka Setia.

Wardiyah, M.L (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: CV. Pustaka Setia Widarjono. (2009). Ekonometrika.

.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh variabel aliran kas, leverage, book tax difference terhadap persistensi laba dengan komponen laba akrual sebagai variabel

Hasil penelitian ini menemukan bahwa book tax difference yang diukur dari perbedaan permanen dan temporer tidak berpengaruh positif terhadap persistensi laba

dengan large book-tax differences akan memiliki laba satu periode ke depan yang kurang persisten dibanding perusahaan dengan small book-tax differences. Selain

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah Book-Tax Differences berpengaruh terhadap Persistensi Laba?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Book Tax Differences , Kepemilikan Manajerial, Tingkat Hutang dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba pada

H 1a : Perbedaan permanen berpengaruh positif terhadap persistensi laba Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dan Zulaikha (2014) mengenai analisis pengaruh book

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa perusahaan dengan large negative book-tax differences tidak terdapat persistensi laba yang lebih rendah dari perusahaan dengan

Berdasarkan hasil pengujian signifikansi simultan Uji F, menunjukkan bahwa nilai Sig < 0,05 0,014 < 0,05 dan F hitung > F tabel 3,686 > 2,68 yang berarti bahwa Book Tax Differences