i
PENGARUH ALIRAN KAS,
LEVERAGE, BOOK TAX
DIFFERENCE
TERHADAP PERSISTENSI LABA
DENGAN KOMPONEN LABA AKRUAL SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN
PROPERTY
DAN
REALESTATE
YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Sandhiny Permata Sari NIM 7211412067
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Persembahan:
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Bapak Sukrad SH, ibu Arni Wahyuni, kakak Suny Capto Perdana, adik kembar Dandi Prasetya Adhi dan Dundi Setya Pambudi, Guru, Saudara, Sahabat dan Teman Seperjuangan yang telah memberikan doa, dukungan, pengorbanan, bimbingan dan pembelajaran hidup yang luar biasa.
“…Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan) kerjakan dengan sesungguhnya (urusan) yang lain dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap”(Q.S Al Insyiroh:6-8)
“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak
kesabaran yang kau jalani yang akan membuatmu terpana
hingga kau lupa pedihnya rasa sakit.”
(Ali bin Abi Thalib).
“Membuat cita-cita lalu menjadi pemalas adalah cara paling indah untuk menyiksa diri”.
“Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda” (Heather Pryor)
vi
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Aliran Kas, Leverage, Book Tax Difference
terhadap Persistensi Laba dengan Komponen Laba Akrual sebagai Variabel
Moderasi pada Perusahaan Property dan Realestate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia” dengan baik dan lancar. Penyusunan skripsi ini dibuat dengan tujuan
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S1)
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari segala kendala dan kesulitan bila
tanpa bimbingan,dorongan, saran dan kritik dan bantuan dari berbagai pihak yang
berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri
Semarang
2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Negeri
Semarang dan Dosen Pembimbing yang telah bersedia membimbing,
mengarahkan dan memberi nasihat serta semangat selama penulisan
vii
4. Drs. Sukirman, M.Si. dan Badingatus Solikhah, SE, M.Si, Ak. selaku
Dosen Wali yang telah membimbing dan memberikan arahan selama
masa perkuliahan.
5. Dr Muhammad Khafid, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan saran dan masukan terhadap skripsi ini.
6. Trisni Suryarini, SE, M.Si sebagai Dosen Penguji II yang
memberikan saran dan masukan terhadap skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa, semangat, nasihat agar
penulis dapat segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh dosen, karyawan, dan staff Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2012, teman-teman Akuntansi
B 2012, HIMA Akuntansi 2013 dan 2014, teman dan adik kost, serta
sahabat yang telah menjadi bagian hidup penulis, memberikan cinta
kasih, support, perjalanan, dan perjuangan terindah.
10.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semarang, Juni 2016
viii SARI
Sari, Sandhiny Permata. 2016. “Pengaruh Aliran Kas, Leverage, Book Tax Difference terhadap Persistensi Laba dengan Komponen Laba Akrual sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Property dan Realetate yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing. Drs, Fachrurrozie, M.Si,.
Kata Kunci : Persistensi Laba, Aliran Kas, Leverage, Book Tax Difference, Komponen Laba Akrual.
Informasi mengenai laba merupakan elemen yang paling krusial dan memiliki peran besar bagi pihak berkepentingan. Angka laba diharapkan bisa menjelaskan sebuah keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan operasi perusahaan yang telah ditetapkan. Persistensilaba mengindikasikan laba yang berkualitas yang dapat dipengaruhi oleh aliran kas, leverage, book tax difference. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh variabel aliran kas, leverage, book tax difference terhadap persistensi laba dengan komponen laba akrual sebagai variabel moderasi pada perusahaan property dan realestate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.
Populasi penelitian adalah perusahaan property dan realestate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013 yang terdiri dari 38 perusahaan, sedangkan sampel penelitian adalah 16 perusahaan dengan tiga tahun pengamatan. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan. Hipotesis penelitian diuji menggunakan uji asumsi klasik, analisis deskriptif dan regresi linier berganda dengan variabel moderating dengan α 0.05.
Hasil penelitian menunjukan variabel aliran kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap persistensi laba (0.747>0.05). Variabel leverage dengan arah positif berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba (0.11<0.05). Variabel book tax difference dengan arah negatif berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba (0.007<0.05). Variabel komponen laba akrual tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara book tax difference terhadap persistensi laba (0.235>0.05).
ix ABSTRACT
Sari, Sandhiny Permata. 2016. “The Influence of Cash Flow, Leverage, Book Tax Difference to Earnings Persistance with Accrual Earning Component as a Moderating Variable on the listed Property and Realestate companies in Indonesia
Stock Exchange”. Final Project. Accounting Department. Faculty of Economics. State University of Semarang. Advisor Drs. Fachrurrozie, M.Si.
Keywords: Earnings Persistance, Cash Flow, Leverage, Book Tax Difference, Accrual Earning Component.
Earnings information is the most crucial element and has big role for stakeholders. Profit figures are expected to explain the success or failure of the company in achieving the goals of operation that have been determined by company. The earnings persistence indicate that earnings quality can be affected by the cash flow, leverage, and book tax difference. The aim of this study is to analyze the influence of cash flow, leverage, and book tax difference to the earnings persistence moderated by accrual component at the property and real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period of 2011-2013.
The population of this study are the property and real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period of 2011-2013 that consists of 38 companies, while the sample are 16 companies with three years observation. The sampling technique is using purposive sampling method. The study uses secondary data, which is financials reports. The hypothesis was tested by classical assumptions, descriptive analysis and multiple linier regression with moderating variable by α 0.05.
The result of the study showed that cash flow variable did not significantly influence to the earnings persistence (0.747>0.05). Leverage was affecting positively, it was significantly influence to the earnings persistence (0.11<0.05). Book tax difference was affecting negatively, it was significantly influence to the earnings persistence (0.007<0.05). And accrual component did not significantly influence to the relation between the book tax difference and the earnings persistence (0.235>0.05).
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
1.4Kegunaan Penelitian... 14
BAB II TELAAH TEORI ... 15
2.1Landasan Teori ... 15
2.1.1Teori Keagenan (Agency Theory) ... 15
2.1.2Teori Pensinyalan (Signaling Theory) ... 17
2.1.3Perngertian Laba ... 20
2.1.4Persistensi Laba ... 21
2.1.5Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persistensi laba ... 24
2.1.6Aliran Kas ... 29
2.1.7Leverage ... 31
2.1.8Book Tax Difference ... 34
xi
2.2Penelitian Terdahulu ... 46
2.3Kerangka Berpikir dan Pengembangan Hipotesis... 50
2.3.1Pengaruh Aliran Kas terhadap Persistensi Laba ... 50
2.3.2Pengaruh Leverage terhadap Persistensi Laba ... 52
2.3.3Pengaruh Book Tax Difference terhadap Persistensi Laba 55 2.3.4Pengaruh Book Tax Difference dengan moderasi Komponen Laba Akrual terhadap Persistensi Laba ... 59
2.4Hipotesis penelitian ... 61
BAB III METODE PENELITIAN... 63
3.1Jenis dan Design Penelitian ... 63
3.2Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 63
3.3Variabel Penelitian ... 65
3.3.1Variabel Dependen (Persistensi Laba) ... 65
3.3.2Variabel Independen ... 66
3.5.2Statistik Inferensial... 75
1. Uji Asumsi Klasik ... 75
a) Uji Normalitas ... 75
b) Uji Multikolinieritas ... 76
c) Uji Autokorelasi ... 77
d) Uji Heterokedasitas ... 78
2. Analisis Regresi dengan Variabel Moderasi ... 78
3. Uji Hipotesis ... 79
xii
b) Uji Pengaruh Langsung (Uji t) ... 79
c) Uji Pengaruh Moderasi ... 80
BAB IV PEMBAHASAN ... 81
4.1 Hasil Pembahasan ... 81
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 81
4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 83
4.1.3 Statistik Inferensial... 87
1. Uji Asumsi Klasik ... 87
a) Uji Normalitas ... 87
b) Uji Multikolnieritas ... 88
c) Uji Autokorelasi ... 90
d) Uji Heteroskedasitas ... 91
2. Analisis Regresi dengan Variabel Moderasi ... 93
3. Uji Hipotesis ... 95
a) Koefisien Determinan (R2) ... 95
b) Uji Pengaruh Langsung ... 95
c) Uji Pengaruh Moderasi ... 97
4.2 Pembahasan ... 98
4.2.1 Pengaruh Aliran Kas terhadap Persistensi Laba ... 98
4.2.2 Pengaruh Leverage terhadap Persistensi Laba ... 101
4.2.3 Pengaruh Book Tax Difference terhadap Persistensi Laba 103 4.2.4 Pengaruh Book Tax Difference terhadap Persistensi Laba yang dimoderasi Komponen Laba Akrual ... 107
BAB V PENUTUP ... 110
5.1 Simpulan ... 110
5.2 Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 112
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perhitungan PPh Tangguhan ... 43
Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 48
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 72
Tabel 4.1 Tahapan Pemilihan Sampel Penelitian ... 82
Tabel 4.2 Sampel Perusahaan Property dan Realestate ... 83
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ... 84
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 88
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolineritas ... 89
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ... 90
Tabel 4.7 Hasil Autokolerasi... 91
Tabel 4.8 Hasil Heteroskedasitas ... 92
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 93
Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinan (R2) ... 95
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Proses Pemilihan Sampel Penelitian... 117
Lampiran 2. Daftar Perusahaan yang Masuk Sampel ... 119
Lampiran 3. Daftar Perhitungan Persistensi Laba ... 120
Lampiran 4. Data Perhitungan Aliran Kas ... 130
Lampiran 5. Data Perhitungan Leverage ... 132
Lampiran 6. Data Perhitungan Book Tax Difference ... 134
Lampiran 7. Data Perhitungan Komponen Laba Akrual ... 136
Lampiran 8. Daftar Data yang Diolah ... 138
Lampiran 9. Statistik Deskriptif ... 140
Lampiran 10. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 141
Lampiran 11. Hasil Uji Mulkolineritas ... 141
Lampiran 12. Hasil Uji Multikolinieritas ... 141
Lampiran 13. Hasil Autokolerasi ... 142
Lampiran 14. Hasil Heteroskedasitas ... 142
Lampiran 15. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 143
Lampiran 16.Hasil Koefisien Determinan (R2) ... 143
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Lingkungan perusahaan yang terjadi di dunia digital ini, yang selalu
tumbuh berkembang semakin cepat dan mewarnai berbagai aktivitas bisnis, harus
dihadapi pada semua sektor bisnis tidak hanya terbatas pada perusahaan
manufaktur namun perusahaan yang termasuk pada sektor property dan
realestate. Strategi manajemen yang bisa menyesuaikan secara cepat dan tepat
dengan segala perubahan lingkungan perusahaan yang terjadi, sangat dibutuhkan
perusahaan dalam mempertahankan keberlangsungan bisnisnya.
Hasil dari pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan adalah sebuah pelaporan.
Menurut PSAK 1 tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagisejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi (IAI, 2009). Melalui laporan keuangan, para pengguna
laporan keuangan dapat memprediksi kondisi suatu perusahaan sekarang maupun
kondisi di masa mendatang.
Pelaporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) terdiri atas; laporan posisi keuangan atau neraca, laporan laba
rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan
2
penjelasan lain (IAI, 2009). Laporan laba-rugi adalah suatu bentuk laporan
keuangan yang menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang terdiri dari
pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi tertentu menjadi
salah satu unsur dalam laporan keuangan yang paling banyak diperhatikan dan
dinantikan informasinya.
Informasi mengenai laba merupakan elemen yang paling krusial dan
memiliki peran besar bagi pihak berkepentingan terutama investor. Investor
adalah pihak swasta atau asing yang melakukan penanaman modal dengan
mengharapkan adanya suatu pengembalian di masa mendatang. Angka laba
diharapkan bisa menjelaskan sebuah keberhasilan atau kegagalan perusahaan
dalam mencapai tujuan operasi perusahaan yang telah ditetapkan. Investor
menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan
earning power, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan mendatang
(Siallagan dan Machfoedz, 2006). Sebuah informasi laba akan menjadi berguna,
jika laba sebagai bagian dari laporan keuangan berkualitas. Laba juga digunakan
sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode
tertentu dan laba sering dipergunakan sebagai salah satu indikator untuk
memperkirakan prospek perusahaan dimasa datang (Khafid, 2012)
Laba yang berkualitas adalah laba yang mencerminkan kelanjutan laba
(suistainable earnings) di masa depan yang ditentukan komponen akrual dan
aliran kasnya berdasarkan (Penman, 2001). Besarnya kualitas laba yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan menjadi suatu kepercayaan tersendiri bagi calon investor
3
Persisten laba merupakan properti laba yang menjelaskan kemampuan perusahaan
untuk mempertahankan laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang
(Wijayanti, 2006). Persistensi labamengindikasikan laba yang berkualitas karena
menunjukan bahwa perusahaan dapat mempertahankan laba dari waktu ke waktu,
serta menggambarkan perusahaan tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menyesatkan pengguna informasi, dimana laba perusahaan yang tidak
berfluktuatif secara tajam.
Peran yang besar terhadap persistensi laba diperlukan pemahaman tentang
informasi tersebut khususnya bagi para pemakai laporan keuangan. Bukan hanya
sekedar pemahaman sebatas pada tingkat laba atau laba agregat saja, namun para
pemakai dituntut memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi,
bisnis, dan akuntansi. Alasan investor untuk tidak fokus terhadap besaran laba
agregat saja, karena akan menimbulkan kesalahan penetapan diharga pasar
nantinya (Nuraini, 2014). Bahkan menurut penelitian Sloan (1996) menjelaskan
bahwa investor yang bersifat naif, yaitu investor yang hanya berpatokan pada laba
agregat saja.
Hal tersebut akan terbentur oleh adanya beberapa fenomena beberapa
perusahaan mendapatkan atau kehilangan sebagian besar labanya secara
signifikan dalam kurun waktu yang singkat. Fenomena ini bisa terjadi tak
terkecuali pada sektor properti dan realestat. PT Modernland Realty Tbk (MDLN)
pada tahun 2013 yang tidak bisa menjamin laba yang persisten karna turun pada
tahun 2014 sebesar 70,98 persen atau menjadi Rp 711,26 miliar dari laba bersih
4
Hal tersebut kemungkinan disebabkan akibat beban pokok penjualan yang
meningkat sehingga laba per saham ikut turun.
Sama halnya dengan laba bersih PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN)
yang tidak menunjukan persistensi labanya dengan membukukan laba bersih 2013
sebesar Rp 33,34 miliar atau anjlok 85,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya
tahun 2012 sebesar Rp 234,73 miliar. Kurangnya persistensi ini disebabkan
penurunan laba dari penjualan unit-unit apartemen (ekbis.sindonews.com diakses
12 Mei 2016). Kemudian yang terakhir kasus perusahaan properti yang terjerat
kasus suap yaitu PT Sentul City Tbk (BKSL) dimana tidak menjamin laba yang
persisten karana laba bersih sepanjang tahun 2014 turun. Perseroan mencetak laba
bersih sebesar Rp 40,79 miliar pada turun drastis 93,26 persen dari perolehan
tahun 2013 senilai Rp 605,25 miliar (cnnindonesia.com/ekonomi diakses 12 Mei
2016).
Fenomena tersebut menyebabkan persistensi laba mulai dipertanyakan
karena laba dengan fluktuasi menurun curam dalam waktu yang singkat
menunjukan laba tersebut tidak mampu untuk mempertahankan laba yang
diperoleh saat ini maupun menjamin laba untuk masa depan. Bahkan karena laba
dalam laporan keuangan sering digunakan oleh manajemen untuk menarik calon
investor, sehingga laba tersebut sering direkayasa sedemikian rupa oleh
manajemen untuk mempengaruhi keputusan investor (Fanani, 2010). Apabila
angka laba diduga oleh publik sebagai hasil rekayasa manajemen, maka angka
laba tersebut dinilai mempunyai kualitas laba yang rendah dan kurang persisten
5
Harapan investor atas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
adalah memenuhi karakteristik kualitatif andal dan relevan sehingga akan terasa
manfaatnya bagi pengguna dalam pengambilan keputusan. Informasi dikatakan
andal jika dapat diverifikasi, disajikan secara tepat, serta bebas dari kesalahan bias
dan dikatakan relevan jika mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan,
artinya informasi tersebut akan membantu pemakai membuat prediksi tentang
hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan; yaitu memiliki
nilai prediktif (Kieso et all, 2008:37). Informasi laba yang berkualitas sangat
menjadi perhatian bagi investor, kreditor, maupun pembuat kebijakan akuntansi.
Persistensi laba yang tinggi menjadi harapan investor karena dapat menunjukan
kesinambungan laba dimana laba yang persisten cenderung stabil dan tidak
berfluktuasi di setiap periode.
Persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai prediksi laba dalam
menentukan kualitas laba, dan persistensi laba tersebut ditentukan oleh komponen
akrual dan aliran kas dari laba sekarang, yang mewakili sifat transitori dari
permanen laba (Hanlon, 2005). Beberapa peneliti mengkaji aliran kas maupun
komponen laba akrual dalam pengaruhnya terhadap persistensi laba (Hanlon,
2005; Wijayanti, 2006; dan Persada dan Martani, 2010). Demikian halnya yang
disebutkan Sloan (1996) bahwa kinerja earning dapat teratribut dari komponen
arus kas dan komponen akrual dari laba.
Faktor lain disebutkan dalam Fanani (2010) yaitu tingkat hutang yang
berpengaruh terhadap persistensi laba. Tingkat hutang tinggi bisa memberi
6
diterima. Besarnya tingkat hutang perusahaan akan menyebabkan perusahaan
meningkatkan persistensi laba dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja yang
baik di mata investor dan auditor. Irawati (2012) menyebutkan bahwa mengetahui
seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang dapat mengetahui
keseimbangan finansial dalam penggunaan dana, dimana dapat mempengaruhi
kualitas laba. Hutang diduga dapat mempengaruhi kualitas laba karna
mengandung konsekuensi perusahaan harus membayar, maka akan menimbulkan
resiko kegagalan sehingga seberapa besar tingkat hutang yang diinginkan sangat
tergantung pada stabilitas kondisi keuangan perusahaan (Barus dan Rica, 2014).
Kemudian book tax difference atau perbedaan laba akuntansi dan laba
fiskal dalam analisis perpajakan menjadi salah satu cara untuk menilai kualitas
laba perusahaan (Wijayanti, 2006). Penelitian Hanlon (2005) menyebutkan bahwa
investor dapat menafsirkan book tax difference yang besar sebagai red flag dan
mengurangi harapan mereka mengenai persistensi laba di masa depan. Besarnya
book tax difference dalam Tang (2006) yang muncul mengindikasikan tingkat dari
manipulasi manajemen. Artinya secara tidak langsung book tax difference dapat
dikatakan sebagai indikasi dari rendahnya kualitas laba. Logika yang
mendasarinya adalah adanya peraturan yang lebih ketat dalam pengukuran laba
fiskal, sehingga perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal dapat
memberikan informasi tentang management discretion dalam proses akrual.
Variabel komponen laba akrual sebagai moderasi antara hubungan book
tax difference dengan persistensi laba. Pemakaian konsep akrual berkaitan dengan
7
dapat dilakukan melalui kebijakan akrual dari manajemen. Book tax diference
yang dilaporan hasil dari penerapan konsep akrual (Wijayanti, 2006). Selain itu,
bahwa kinerja earning juga bisa teratribut pada komponen akrualnya. Jika unsur
akrual dalam laba tinggi maka dalam memprediksi laba masa depannya akan
rendah, jika unsur akrual dalam laba rendah maka lebih tepat digunakan untuk
memprediksi laba masa depan.
Penelusuran penelitian-penelitian terdahulu yang mengkaji tentang
persistensi laba, masih ditemukan adanya research gap. Aliran kas pada Asma
(2013) dan Dewi dan Putri (2015) bahwa aliran kas berpengaruh positif signifikan
terhadap persistensi laba. Hasil berbeda di tunjukan dari penelitian Meythi (2006)
dan Latuamury, Asyik, dan Handayani (2013) secara statistik arus kas operasi
tidak terbukti mempengaruhi persistensi laba. Sama halnya pada tingkat hutang
masih terdapat perbedaan hasil penelitian Fanani (2010) yang menjelaskan bahwa
tingkat hutang berpengaruh positif terhadap persistensi laba, sedangkan Barus dan
Rica (2014) tingkat hutang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
persistensi laba.
Sementara book tax difference dalam penelitian Wijayanti (2006)
membuktikan book tax difference secara negatif berpengaruh signifikan terhadap
persistensi laba yang disebabkan oleh komponen akrualnya. Hasil ini sejalan dengan apa yang ditunjukan pada penelitian Hanlon (2005) dan Asma (2013).
Penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan Djamaluddin
(2008) dan Barus dan Rica (2014). Book tax difference tidak terbukti secara
8
terbukti secara statistik dapat mempengaruhi persistensi laba (Djamaluddin,
2008). Hasil senada ditujukan pada penelitian Barus dan Rica (2014) bahwa
perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal tidak berpengaruh signifikan
terhadap persistensi laba.
Penelitian Wijayanti (2014) yang meneliti beban pajak tangguhan, dimana
merupakan proksi dari book tax difference, bahwa beban pajak tangguhan ini tidak
berpengaruh terhadap persistensi laba dan tidak menunjukkan hasil bahwa beban
pajak tangguhan itu hasil dari manajemen laba. Djamalludin (2008) yang meneliti
pada perusahaan perbankan hubungan book tax difference dengan persistensi laba
yang dimoderasi oleh komponen akrualnya tidak memberikan hasil yang
signifikan. Hal tersebut berbeda dengan apa yang di jelaskan Wijayanti (2006)
dan Hanlon (2005) bahwa book tax difference memiliki pengaruh negatif yang
signifikan yang di moderasi oleh komponen akrualnya.
Selain perbedaan hasil, dalam mengkaji dari penelitian sebelumnya
terdapat perbedaan sampel penelitian yang diteliti dari penelitian sebelumnya.
Perusahaan manufaktur sebagai fokus penelitian (Wijayanti, 2006; Persada dan
Martani, 2010; Fanani, 2010; Asma, 2013). Perusahaan perbankan telah dikaji
dalam penelitian Djamaluddin (2008). Perusahaan jasa non keuangan telah di kaji
dalam penelitian Alfiarini (2015). Sedangkan Dewi dan Putri (2015) mengkaji
seluruh perusahaan perhotelan dan pariwisata yang terdaftar di BEI.
Melihat adanya research gap diatas memberikan kesempatan peneliti
untuk mengajukan penelitian kembali. Peneliti melihat adanya perbedaan hasil
9
dapat mempengaruhi persistensi laba. Data arus kas juga disebutkan sebagai
indikator keuangan yang baik karena laporan arus kas relatif mudah
diinterpretasikan dan aliran kas ini sering dijadikan cek atas kualitas earning
(Asma, 2013). Leverage akan diteliti pengaruhnya terhadap persistensi laba suatu
perusahaan. Leverage akan memberikan informasi keseimbangan finansial dalam
penggunaan dana, yang bisa mempengaruhi persistensi laba.
Book tax difference atau perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal juga
akan diteliti pengaruhnya terhadap persistensi laba dan mengajukan komponen
laba akrual sebagai variabel moderasi antara book tax defference dengan
persistensi laba. Semakin besar beda laba akuntansi dan laba fiskal maka semakin
banyak terjadi koreksi fiskal yang dapat mempengaruhi persistensi laba.
Penggunanan variabel komponen laba akrual pada hubungan book tax difference
dengan persistensi laba. Hal tersebut diambil supaya untuk memperkuat hubungan
pengaruh negatif antara book tax difference dan persistensi laba pada penelitian di
perusahaan property dan realestate kali ini.
Book tax difference mengidikasikan hasil dari kenaikan dan penurunan
laba karena suatu pilihan akrual dari manajemen. Komponen akrual ini akan
menunjukkan pembalikan masa depan yang lebih besar secara rata-rata, yang
nantinya akan menghasilkan persistensi yang lebih rendah. Hanlon (2005)
menyebutkan bahwa book tax difference akan mengindikasikan kualitas laba yang
rendah dan kurang persisten karena subjektivitas dalam proses akrualnya yang
10
pajak. Salah satu adalah konsep pencatatan akuntansi dalam pelaporan keuangan
yang menganut prinsip konservatisme.
Sementara beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian
dengan sampel peusahaan manufaktur dalam (Wijayanti, 2006; Persada dan
Martani, 2010; Fanani, 2010; Asma, 2013). Perusahaan perbankan dalam
Djamaludin (2008), jasa non keuangan pada Alfiarini (2015), dan perusahaan
perhotelan dan pariwisata telah dikaji dalam penelitian Dewi dan Putri (2015).
Berdasarkan research gap penelitian mengajukan sampel dari perusahaan
property dan realestate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sebagai aspek
keterbaruan penelitian.
Variabel aliran kas, leverage, book tax difference, dan komponen laba
akrual didukung teori pensinyalan dan teori keagenan. teori pensinyalan
memberikan pemahaman, bahwa informasi yang diberikan oleh pihak manajemen
kepada pihak luar, akan menjadi sinyal bagi pasar. Isyarat atau sinyal menurut
Brigham dan Houston (2010:185) adalah suatu tindakan manajemen perusahaan,
yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen
memandang prospek perusahaan. Informasi aliran kas dan leverage yang terdapat
pada laporan hasil dari pertanggungjawaban manajemen atau pihak internal atas
kinerjanya di perusahaan merupakan sinyal manajemen mengenai kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang persisten. Perusahaan dapat meningkatkan
kualitas laba yang persisten dengan mengurangi asimetri informasi yaitu dengan
11
positif dan bisa dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian mengenai
prospek di masa depan.
Sedangkan teori keagenan Jensen dan Meckling (1976) menyatakan
adanya kepentingan yang berbeda antara manajemen dan pemilik. Baik
manajemen dan pemilik diasumsikan termotivasi oleh kepentingannya sendiri,
sehingga seringkali kepentingan antara keduanya berbenturan. Manajemen lebih
banyak menggunakan metode akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba daripada
memaksimalkan atau meminimalkan laba dan melakukan hal tersebut berharap
menjaga stabilitas tersebut, maka kinerja suatu perusahaan dipandang sustainable
(Rosanti, 2013). Book tax difference atau perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal
yang disebabkan karena dalam penyusunan laporan keuangan, standar akuntansi
lebih memberikan keluasaan bagi manajemen dalam menentukan prinsip dan
estimasi akuntansi.
Berdasarkan fenomena, research gap, dan dukungan teori yang dijelaskan
diatas, menjadi latar belakang penelitian ini. Atas penjelasan sebelumnya
dirumuskan apakah aliran kas, leverage, dan book tax difference berpengaruh
terhadap persistensi laba dengan komponen laba akrual sebagai variabel moderasi
pada perusahaan property dan realestate yang terdaftar pada BEI. Selaras
rumusan tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
yaitu menguji pengaruh aliran kas, leverage, book tax difference, dan komponen
laba akrual sebagai variabel moderasi antara book tax difference dengan
12
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis dengan
judul; Pengaruh Aliran Kas, Leverage, Dan Book Tax Difference Terhadap
Persistensi Laba Dengan Komponen Laba Akrual sebagai Variabel Moderasi Pada
Perusahaan Property dan Realestate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Isu
penting persistensi laba karna investor mempunyai kepentingan pada kinerja
manajemen mendatang yang tercermin pada laba masa datang. Harapan besar
penelitian ini memiliki manfaat bagi investor, calon investor, analis pasar modal
dan pemakai laporan keuangan lainnya untuk bisa memahami persistensi laba.
Sehingga persistensi laba bisa dijadikan acuan yang tepat dalam melihat laba yang
berkualitas pada suatu perusahaan.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap persistensi laba. Adapun pertanyaan penelitian ini adalah;
1. Apakah aliran kas berpengaruh positif terhadap persistensi laba pada
perusahaan property dan realestate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia ?
2. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap persistensi laba pada
perusahaan property dan realestate yang terdaftar pada Bursa Efek
13
3. Apakah book tax difference berpengaruh negatif terhadap persistensi laba
pada perusahaan property dan realestate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia ?
4. Apakah komponen laba akrual memoderasi pengaruh book tax difference
terhadap persistensi laba pada perusahaan property dan realestate yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah;
1. Untuk menganalisis pengaruh aliran kas terhadap persistensi laba pada
perusahaan property dan realestate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap persistensi laba pada
perusahaan property dan realestate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh book tax difference terhadap persistensi laba
pada perusahaan property dan realestate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia.
4. Untuk menganalisis peran komponen laba akrual memoderasi pengaruh
book tax difference terhadap persistensi laba pada perusahaan property dan
14
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang ingin di dapat
dari penelitian ini adalah;
1. Kegunaan teoritis
Kegunaan teoritis yang diharapkan adalah mengetahui pengaruh
faktor-faktor yang menentukan persistensi laba khususnya pada pada
perusahaan property dan realestate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia. Tujuannya untuk membandingkan dengan penelitian sebelumya.
2. Kegunaan praktis
Kegunaan praktis yang diharapkan adalah dapat memberikan
manfaat kepada laporan keuangan yang lainnya untuk dapat memahami
tentang persistensi laba. Sehingga nantinya para pembuat keputusan
keuangan bisa menggunakan informasi laba secara tepat dan membantu