• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG DOMBA DAN ARANG TEMPURUNG TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI TREMBESI (Samanea saman (Jacq.) Merr.) PADA TANAH TAILING

N/A
N/A
Adi Sangaji

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG DOMBA DAN ARANG TEMPURUNG TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI TREMBESI (Samanea saman (Jacq.) Merr.) PADA TANAH TAILING"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MATRIKS PENELITIAN

PROGRAM STUDI S1-KEHUTANAN

NAMA : MUH IRFAN JAYA STAMBUK : L 131 19 363

USULAN JUDUL

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG DOMBA DAN ARANG TEMPURUNG TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI

TREMBESI

(Samanea saman (Jacq.) Merr.) PADA TANAH TAILING

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan Negara yang kaya dalam keanekaragaman hayati dengan 30.000 spesies yang telah diindentifikasi, salah satunya adalah pohon trembesi (Samanea saman (Jacq) Merr). Pohon yang tergolong dalam family faneceae, dengan berbagai nama daerah diantaranya ki hijau (Jawa Barat), kayu colok dangan munggur (Jawa Tengah). Pohon Trembesi merupakan tanaman cepat tumbuh asal Amerika Tengah dan Amerika Selatan Utara, Pohon Trembesi termasuk pohon yang mudah di kenali karena mempunyai kanopi yang berbentuk payung dengan diameter kanopi lebih besar dari tingginya (Nuroniah dan Kosasih 2010).

Pohon Trembesi (Samanea saman) disebut juga sebagai pohon hujan atau ki hujan karena memiliki kemampuan untuk menyerap air tanah yang kuat, sehingga tajuknya sering meneteskan air. Di beberapa daerah di Indonesia tanaman pohon trembesi sering disebut sebagai kayu ambon (Melayu), trembesi munggur, punggur, meh (Jawa), ki hujan (Sunda). Ki hujan berasal dari daerah tropika di Amerika Latin: Venezuela, Meksiko Selatan, Peru dan Brazil. Jenis ini dimasukkan ke Tanah Melayu sebagai pohon peneduh pada tahun 1876 oleh

(2)

para penjajah. Sekarang telah umum dan banyak dijumpai di Asia Selatan dan Tenggara, Kepulauan Pasifik termasuk Hawai. Pohon ini diberi nama genus Samanea dan oleh penulis lain diberi nama Albizia (Ramadani, 2015).

Pupuk kendang domba sangat mempengaruhi pertumbuhan semai. Hal ini dikarenakan pupuk kandang domba dapat meningkatkan jumlah daun tanaman, dimana pupuk kandang domba tersebut membantu memperbaiki struktur tanah, sehingga daya serap air dan hara oleh akar tanaman meningkat, serta akibat aktivitas mikroorganisme yang membantu proses penambahan C02 pada permukaan tanah. Konsentrasi CO2 mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap fotosintesis, dengan meningkatnya konsentrasi C02 maka dapat meningkatkan laju fotosintesis (Januwati, 2005).

Penggunaan pupuk kandang domba secara berkelanjutan memberikan dampak positif terhadap kesuburan tanah. Tanah yang subur akan mempermudah perkembangan akar tanaman. Akar tanaman yang dapat berkembang dengan baik akan lebih mudah menyerap air dan unsur hara yang tersedia di dalam tanah sehingga tanaman dapaat tumbuh dan berkembang secara optimal serta menghasilkan produksi yang tinggi Dinariani dkk, (2014).

Ketersediaan unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang akan menyebabkan aktivitas proses fotosintesis tanaman semai trembesi meningkat.

Arang merupakan hasil pembakaran dari suatu bahan yang mengandung karbon yang berbentuk padat dan berpori. Pada umumnya tempurung kelapa digunakan sebagai aktif, yang mempunyai kemampuan mengabsorbsi gas dan uap. Secara morfologi arang tempurung kelapa mempunya pori-pori pada permukaannya. Pori ini sangat efektif dalam mengikat dan menyimpan hara tanah yang berada di dalam tanah. Unsur hara ini dapat dilepaskan secara perlahan sesuai dengan laju konsumsi yang dilakukan oleh tanaman (slow release). Selain itu

(3)

arang tersebut juga memiliki sifat higroskopis sehingga hara yang terdapat di dalam tanah tidak mudah tercuci dan lahan akan berada dalam keadaaan siap pakai (Gusmailina dkk., 2003).

Kerusakan lingkungan yang terjadi adalah penurunan kondisi tanah bekas penambangan berupa hilangnya profil lapisan tanah, terjadinya pemadatan tanah (tingginya tingkat bulk density), berkurangnya unsur hara, rendahnya pH, pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang (tailing), serta penurunan populasi mikroba tanah (Setyaningsih 2007).

Revegetasi merupakan kegiatan penanaman kembali di lahan bekas tambang untuk perbaikan biodiversitas dan pemulihan estetika lanskap serta komunitas tumbuhan asli secara berkelanjutan untuk mengendalikan erosi dan aliran permukaan (Setiadi 2006). Revegetasi menjadi kegiatan yang wajib dilakukan pada lahan bekas penambangan, namun seringkali upaya revegetasi menghadapi kendala yang cukup berat.

Keberhasilan revegetasi pada lahan yang didominasi tailing membutuhkan jenis tanaman yang mampu hidup dalam kondisi kering seperti lahan tailing (Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan 2001). Kegiatan revegetasi juga membutuhkan pertumbuhan tanaman yang cepat dan harus disertai dengan upaya perbaikan sifat kimia tanah tailing agar dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan perlakuan penambahan arang tempurung kelapa dan pupuk kompos untuk meningkatkan pertumbuhan semai mahoni dan memperbaiki sifat kimia tanah tailing.

(4)

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana pertumbuhan : Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Domba Dan Arang Tmpurung Kelapa Terhadap Pertumbuhan Semai Trambesi (Samanea saman Merr.) Pada Tanah Tailing.

TUJUAN DAN KEGUNAAN

Penelitian ini bertujuan menguji : Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Domba Dan Arang Tmpurung Kelapa Terhadap Pertumbuhan Semai Trambesi (Samanea saman Merr.) Pada Tanah Tailing.

Kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi semua pihak yang bergerak dalam bidang kehutanan dalam aspek pembibitan : Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Domba Dan Arang Tmpurung Kelapa Terhadap Pertumbuhan Semai Trambesi (Samanea saman Merr.) Pada Tanah Tailing.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap ( RAL) Pola Faktorial , yang terdiri atas 2 faktor :

Faktor Pertama : Pemberian kompos (B), terdiri dari:

P0 = 0 g (pupuk kompos) + 300 g (media tailing) P1 = 20 g (pupuk kompos)

P2 = 40 g (pupuk kompos) P3 = 60 g (pupuk kompos)

Faktor Kedua : Arang tempurung kelapa (A), terdiri dari:

(5)

M0 = 0 g (arang tempurung kelapa) + 300 g (media tailing) M1 = 25 g (arang tempurung kelapa)

Sehingga terdapat 4 x 2 = 8 kombinasi perlakuan yaitu :

P0 M0 = Tanah Tailing 300 gr + Tanpa pupuk kompos ( Kontrol)

P0 M1 = Tanah Tailing 300 gr + Tanpa pupuk kompos + 25 g (arang tempurung kelapa) P1 M0 = Tanah Tailing 300 gr + 20 g (pupuk kompos)

P1 P1 = Tanah Tailing 300 gr + 20 g (pupuk kompos) + 25 g (arang tempurung kelapa) P2 M0 = Tanah Tailing 300 gr + 40 g (pupuk kompos)

P2 M1 = Tanah Tailing 300 gr + 40 g (pupuk kompos) + 25 g (arang tempurung kelapa) P3 M0 = Tanah Tailing 300 gr + 60 g (pupuk kompos)

P3 M1 = Tanah Tailing 300 gr + 25 g (arang tempurung kelapa)

Kemudian setiap kombinasi perlakuan diulang 5 kali sehingga terdapat 8 x 5 = 40 unit perlakuan.

KESEDIAAN SEBAGAI PEMBIMBING UTAMA

(6)

Nama Dosen : Kesediaan : TTD

Bersedia/Tidak Bersedia

Bersedia/Tidak Bersedia

Palu, Mei 2023

Ketua Minat KSDH

Dr.Hut.Ir. Hj Retno Wulandari, M.P NIP. 19621114 198903 2001

Yang Bersangkutan

Muh Irfan Jaya NIM. L 131 19 363

Mengetahui,

Ketua Jurusan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Dr. Ir. Abdul Rosyid, M.Si NIP. 19640826 199510 1 001

Menyetujui

Referensi

Dokumen terkait