• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EDUKASI BERBASIS AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH EDUKASI BERBASIS AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EDUKASI BERBASIS AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

TENTANG STUNTING DI DESA CIBEUREUM WILAYAH PUSKESMAS CIJEDIL

KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2023

Nofya Utami1, Santi Deliani 2, Suparni3, Dian Purnama Sari4, Berty Risyanti5

1Sarjana Kebidanan, STIKes Dharma Husada (Nofya Utami) email: [email protected]

2Sarjana Kebidanan, STIKes Dharma Husada (Santi Deliani) email: [email protected]

3Sarjana Kebidanan, STIKes Dharma Husada (Suparni) email: [email protected]

4Sarjana Kebidanan, STIKes Dharma Husada (Dian Purnama Sari) email: [email protected]

5Sarjana Kebidanan, STIKes Dharma Husada (Berty Risyanti) email : [email protected]

Abstract

Stunting is one of the health problems currently being faced by Indonesia. Stunting or chronic malnutrition is another form of growth failure. Stunting is one of the characteristics that indicates the occurrence of recurring nutritional problems and for a long time. A child is classified as stunted if the child's length or height is below minus less than -2 elementary school children of his age. The aim is to determine the effect of audio-visual-based education on mothers' knowledge and attitudes about stunting in Cibeureum Village, Cijedil Health Center, Cianjur Regency, in 2023 The research design used is quantitative research with a pre-experimental design and the research design used is pre-post and post-test design. The results of the study showed that the average knowledge score before being given audio-visual education with short video media was 7.24 with a standard deviation of 0.790 and after 9.74 with a standard deviation of 0.445, there was an effect of audiovisual-based education on the knowledge of under-aged mothers about stunting in Cibeureum Village, Cijedil Health Center, Cianjur Regency with p-value = 0.000 <0.05 Education through audio-visual is effective in increasing knowledge about stunting for under-aged mothers in Cibeureum Village, Cijedil Health Center, Cianjur Regency.

Keywords: Knowledge, Attitude, Education, Audio Visual

Abstrak

Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang sedang dihadapi indonesia. Stunting atau kurang gizi kronik adalah suatu lain bentuk dari kegagalan pertumbuham. Stunting salah satu karakteristik yang menandakan terjadinya masalah gizi yang berulang dan dalam waktu yang lama. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan anak berada dibawah minus kurang dari -2 SD anak seusianya. Tujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi berbasis audio visual terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang stunting di Desa Cibeureum wilayah Puskesmas Cijedil Kabupaten Cianjur Tahun 2023

Desain penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian Kuantitatif dengan design Pre-expeerimental dan rancangan penelitian yang digunakan yaitu pre- post dan post – test design

Hasil penelitian menunujukkan bahwa rerata skor pengetahuan sebelum diberikan edukasi audio visual dengan media video pendek yaitu 7.24 dengan standar deviasi 0.790 dan sesudah 9.74 dengan standar deviasi 0.445, ada pengaruh edukasi berbasis audiovisual terhadap pengetahuan ibu baduta tentang stunting di Desa Cibeureum wilayah Puskesmas Cijedil Kabupaten Cianjur dengan p value = 0.000 < 0,05

(2)

Edukasi melalui audio visual efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang stunting pada ibu baduta di Desa Cibeureum wilayah Puskesmas Cijedil Kabupaten Cianjur.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Edukasi, Audio Visual

I. PENDAHULUAN

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Pada hasil survei tersebut, kita tidak hanya bisa mendapatkan data perkembangan angka stunting di indonesia setiap tahunnya, namun kita juga akan disuguhkan rincian angka stunting pada setiap provinsi yang ada di indonesia. Pada data tersebut, dapat diketahui bahwa dari tahun 2021 hingga 2022, Indonesia mengalami penurunan angka stunting sebanyak 2,8%. Capaian tersebut sesuai dengan target yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu sekitar 2,7%

setiap tahunnya. Sehingga dengan demikian upaya menurunkan stunting sebanyak 14%

pada tahun 2024, diharapkan bisa tercapai sesuai dengan target RPJMN yang telah dicanangkan. 1

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Jawa Barat mencapai 20,2%

pada 2022. Provinsi tersebut menempati peringkat ke-22 secara nasional. Angka tersebut pun menurun 4,3 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, prevalensi balita stunting di Jawa Barat sebesar 24,5%.

Tercatat, ada 11 kabupaten/kota dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata angka provinsi. Sisanya, 16 kabupaten/kota di bawah angka provinsi. Kabupaten Sumedang tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Jawa Barat, yakni mencapai 27,6% pada SSGI 2022. Angka balita stunting di kabupaten ini melonjak drastis dari tahun sebelumnya sebesar 22%. Wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar berikutnya adalah Kabupaten Sukabumi sebesar 27,5% dan Kabupaten Bandung Barat sebesar 27,3%.

Adapun prevalensi balita stunting di Kota Bekasi tercatat paling kecil di Jawa Barat, yakni hanya 6%. Setelahnya, ada Kota Depok sebesar 12,6%, serta Kabupaten Cianjur sebesar 13,6%. 2

Kabupaten Cianjur menerima dua penghargaan atas peran dan kontribusi dalam Program Percepatan Penurunan Stunting dalam acara Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) Program Bangga Kencana BKKBN Provinsi. Jawa Barat yang dilaksanakan di Hotel Holiday Inn - Bandung pada tanggal 13 s.d 14 Februari 2023.

Penghargaan meliputi Kategori Penurunan Prevalensi Stunting terbesar se-Jawa Barat sebesar 20,1 % dan Kategori Prevalensi Stunting dibawah 14 %. Untuk diketahui bersama bahwa Prevalensi Stunting di Kabupaten Cianjur hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menurun sebesar 20,1 % dibandingkan SSGI tahun 2021 dari 33,7 % menjadi 13,6%. 1 Berdasarkan hasil Bulan Penimbangan Balita Bulan Agustus Tahun 2022 di Wilayah Puskesmas Cijedil khususnya di Desa Cibeureum terdapat 12 balita dari 300 orang sasaran baduta atau prevalensi sebesar 4 % dari terduga stunting. 3

Galasso,etal (2017) menyatakan stunting bukan hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik tapi juga mengancam perkembangan kongnitif yang akan berdampak pada kecerdasaan otak, sistem imun dan berpengaruh pada produktivitas anak dimasa dewasa nanti. Jadi akibat stunting dalam jangka panjang, dapat berdampak merugikan terhadap perekonomian negara. Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun pada anak balita. Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada anak balita adalah pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan ibu mengenai gizi. 4

Pengetahuan ibu mengenai asupan gizi pada anak merupakan faktor penting dalam melakukan pencegahan stunting.

Begitupun masalah gizi pada ibu hamil sangat penting karena berpengaruh pada bayi yang akan dilahirkan nanti. Berdasarkan hasil Penelitian Angraini (2020) menyatakan ada

(3)

hubungan antara pengetahuan ibu terhadap

kejadian kejadian stunting. Penelitian Anggraini (2020) menyatakan bahwa adanya pengaruh media audio visual terhadap sikap dan pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan stunting. Pengetahuan ibu mengenai stunting bisa didapat dari kegiatan edukasi kesehatan. Dalam edukasi gizi, dapat menggunakan beberapa media agar informasi yang disampaikan dapat ditangkap lebih mudah. 5

Nasrullah dalam penelitian Sukrillah (2017), menyatakan Media bisa diartikan sebagai sarana penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan.Dapat diartikan media sosial efektif menghubungkan seseorang dengan orang lain yang terhubung dalam media sosial yang sama.

Media edukasi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu edukasi kesehatan untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi. Media yaitu terbagi tiga jenis, media audio, media visual dan media audiovisual. Edukasi gizi dapat diberikan melalui video pendek yang termasuk jenias media audiovisual.

Penggunaan media video pendek merupakan salah satu cara untuk menyampaikan informasi dalam waktu relatif singkat dan mudah dipahami karena menggunakan 2 indra yaitu pendengaran dan pengelihatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang stunting.6

Hasil penelitian dari Rini (2020), pendidikan gizi dengan media video adanya peningkatan pengetahuan tentang stunting yang dilakukan pada ibu balita di Puskesmas Rawasari Kota Jambi. Edukasi gizi dengan video berhasil meningkatkan pengetahuan dengan p =0,00 secara signifikan. Magdalena (2018) menyebutkan bahwa penyuluhan dengan metode video lebih berpengaruh dibandingkan dengan metode ceramah dengan nilai yang selisih 27, 18. Nilai rata – rata skor pengetahuan tentang pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan audiovisual terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan mengalami peningkatan setelah mendapatkan edukasi gizi. 7

Pemberian edukasi tentang stunting sejak kecil sangatlah penting sehingga bisa mengurangi data balita yang stunting. Dalam hal ini, pengaruh media “video pendek”

dipandang cocok untuk ibu dan balita untuk memahaminya. Sesuai Perpres No.72 tahun 2021 ada 5 pilar Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting yang salah satunya yaitu peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. 8 Maka sangat relevan penulis mengangkat masalah edukasi berbasis audio visual untuk responden agar terlihat sejauh mana pengetahuan dan sikap ibu terutama ibu bayi balita usia 0-24 bulan dalam mengetahui maslah Stunting yang tengah menjadi isu Nasioanal. Walaupun angka prevalensi stunting di Kabupaten Cianjur sudah turun secara pesat namun penulis tetap ingin mengkaji pengetahuan dan sikap ibu karena di setiap daerah se Kabupaten Cianjur tingkat pengetahuan dan sikap ini pasti memiliki rasio yang berbeda-beda, pun sama hal nya dengan Desa Cibeureum yang kasusnya terduga stuntingnya tertinggi di wilayah Puskesmas Cijedil pada tahun 2022 yaitu sebanyak 12 Kasus. Penulis berharap penelitian ini dapat mempresentasekan sejauh mana tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap Stunting dengan menggunakan media audio visual sebagai salah satu tool yang dipergunakan.

Edukasi Kesehatan atau Pendidikan Kesehatan selalu dilaksanakan menggunakan media atau alat. Media berasal dari Bahasa latin yaitu “medius” yang memiliki arti

“perantara” atau “pengantar” yang memiliki fungsi untuk membantu komunikasi antara komunikator dengan komunikan.

Perkembangan era globalisasi memberikan peranan besar terhadap media edukasi yang semakin kreatif dan inovatif. Perkembangan tersebut memberikan kemudahan komunikator dalam menyajikan informasi atau edukasi. Begitu juga sebaliknya siapapun dapat mengakses informasi atau edukasi dimana pun dan kapan pun secara online tanpa harus bertatap muka .

Sejak awal tahun 2020 beberapa negara di dunia termasuk Indonesia mengalami puncak penyebaran virus covid- 19 yang mengharuskan seluruh masyarakat

(4)

untuk melakukan pembatasan kegiatan

dengan skala besar, sehingga pelayanan dan Pendidikan Kesehatan tidak dapat lagi dilakukan secara offline (Lau et al., 2020).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Nurhasanah : 2021) menyimpulkan Pendidikan atau edukasi Kesehatan tetap bisa dilakukan secara online menggunakan berbagai media atau alat sebagai pendukung dan memudahkan proses penyampaian informasi. Media audio visual memiliki beberapa kelebihan dari pada media lainnya.

yaitu informasi dapat diberikan kepada masyarakat luas, populasi yang banyak, serta tidak memerlukan peralatan yang rumit dalam penyampaian informasi. Kelebihan media audio visual lainnya informasi yang hasilkan adalah berupa suara dan gambar yang apat diterima oleh indera pendengaran dan penglihatan sekaligus yang akan membuat responden lebih mudah mencerna atau memahami isi informasi. Media audio visual juga memiliki beberapa fungsi dalam pemberian Pendidikan kesehatan yaitu fungsi edukasi, fungsi sosial, serta fungsi ekonomis (Asmuji & Faridah, 2018b). Pendapat tersebut juga didukung oleh Penelitian yang dilakukan oleh Dianna didapatkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan setelah diberikan edukasi Kesehatan dengan media audiovisual dan leaflet dengan nilai P = 0,001 (P < 0,05). Pada penelitian ini juga didapatkan perbedaan peningkatan nilai pengetahuan stunting pada masing-masing media edukasi yang digunakan yaitu media audiovisual dan leaflet. Peningkatan nilai pengetahuan ibu tentang stunting menggunakan media audiovisual meningkat sebesar 4 poin, sedangkan leaflet sebesar 3 poin. Hal ini menunjukkan media audiovisual lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan stunting pada ibu yag memiliki anak usia balita (Dianna et al., 2020).

Menurut teori piramida belajar yang diadaptasi dari Edgar Dale Audio-Visual Methods in Teaching, Holt, Rinehart and Winston, sebanyak 50% daya serap belajar diperoleh dari apa yang kita lihat dan dengar . Ini menjadi alasan kuat dari penulis menyampaikan materi Stunting dalam bentuk audio visual daripada menggunakan media tulisan atau poster atau flyer saja.16

Berdasarkan data diatas, Desa Cibeureum dijadikan tempat penelitian karena Desa Cibeureum adalah Desa yang memiliki prevalensi tertinggi stunting di wilayah Puskesmas Cijedil, Kabupaten Cianjur. Atas dasar tersebut peneliti melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Edukasi Berbasis Audio Visual Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Stunting Di Desa Cibeureum Wilayah Puskesmas Cijedil Kapubaten Cianjur Tahun 2023”.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Stunting merupakan perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 Standar Deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO, disebabkan kekurangan gizi kronik yang berhubungan dengan status sosio ekonomi rendah, asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit berulang dan praktik pemberian makan pada bayi dan anak yang tidak tepat. Stunting menyebabkan hambatan dalam mencapai potensi fisik dan kognitif anak

Stunting disebabkan oleh factor yang multidimensi, diantaranya praktik pengasuhan gizi yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta setelah ibu melahirkan Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting perlu dilakukan pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dari anak balita

Pencegahan dilakukan melalui intervensi gizi spesifisik yang ditunjukkan dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Intervensi gizi spesifik untuk mengatasi permasalahan gizi pada ibu hamil, ibu menyusui 0-6 bulan, ibu menyusui 7-23 bulan, anak usia0-6 bulan, dan anak usia7-23 bulan.

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melaului indera yang dimilikinya seperti mata, hidung dan sebagainya. Pengetahuan didefinisikan sebagai kecerdasaan intelektual dengan fakta, kebenaran kebenaran dasar atau prinsip

(5)

melalui pengalaman, laporan / kabar dan

penglihatan.

Sikap adalah kesedian atau kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) perilaku atau reaksi tertutup.

Edukasi merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi diri pada peserta didik dan bisa mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik.

Kepmenkes RI No:

1995/MENKES/SK/XII/2010. (n.d.).

KEPMENKES RI Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.

III. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode Pre-Experiment dengan jenis one group pre- test and post-test design.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah stratified random sampling yaitu penarikan sampel acak terstruktur dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam beberapa sub kelompok yang disebut strata, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing stratum. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 orang.

Data yang diperoleh, diolah, dianalisa dalam suatu pembahasan dan disajikan dalam bentuk tabel. Sebelum melakukan uji bivariat dilakukan terlebih dahulu uji kenormalan data menggunaka uji normalitas terhadap hasil pre-test dan post-test (t-dependent).

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa lebih dari setengahnya (76,2%) ibu berumur 20-29 tahun, sebagian besar (64,3%) berpendidikan SD, hampir seluruh (97,6%) memiliki pekerjaan mengurus rumah tangga.

Rerata pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan media audio visual tentang stanting di Desa Cibeureum Wilayah Puskesmas Cijedil Kabupaten Cianjur sebelum diberikan edukasi didapatkan 7,24 dan rerata setelah edukasi didapatkan hasil 9,74, berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa nilai mean pengetahuan ibu setelah diberikan edukasi menggunakan media audio visual mengalami peningkatan.

Rerata sikap ibu sebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan media audio visual tentang stunting di Desa Cibeureum Wilayah Puskesmas Cijedil Kabupaten Cianjur sebelum diberikan edukasi didapatkan hasil 32,62 dan rerata setelah edukasi di dapatkan hasil 39,05. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa nilai mean sikap ibu setelah diberikan edukasi menggunakan media audio visual mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui dari uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil p-value= 0.000 maka dapat disimpulkan ada pengaruh edukasi dengan media audio visual melalui video pendek

No Variabel Frekuensi Persen %

1 Umur

20-29 30-45 Jumlah

32 10 42

76,2 23,8

100 2 Pendidikan

SD SMP SMA D3 D4/S1 Jumlah

27 7 5 2 1 42

64,3 16,6 12 4,8 2,3

100

3 Pekerjaan Tidak Bekerja : Mengurus Rumah tangga Bekerja :

Pegawai Negri Sipil Jumlah

41

1 42

97,6

2,4 100

(6)

terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang

stunting di Desa Cibeureum wilayah Puskesmas Cijedil Kabupaten Cianjur setalah diberikan intervensi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN Karakteristik ibu adalah lebih dari setengahnya (76,2 %) berusia 20- 29 tahun. Pendidikan responden sebagian besar (64,3%) berpendidikan SD. Sedangkan pekerjaan responden hampir seluruhnya (97,6%) memiliki pekerjaan mengurus rumah tangga.

Adanya peningkatan rerata pengetahuan ibu sebelum diberikan edukasi dengan media audio visual melalui video pendek tentang stunting dari hasil 7,24 menjadi 9,74.

Adanya peningkatan rerata sikap ibu sebelum diberikan edukasi dengan media audio visual tentang stunting dari hasil 32,62 menjadi 39,05.

Ada pengaruh sebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan media audio visual terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang stunting di Desa Cibeureum wilayah Puskesmas Cijedil Kabupaten Cianjur mengalami peningkatan berdasarkan dari uji Kolmogorov-Smirnov yaitu hasil p-value = 0.000.

Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang stunting menggunakan media yang efektif seperti video-video pendek atau yang diunggah di media social seperti Facebook, Instagram, Twitter atau Tiktok sehingga informasi mengenai stunting mudah diakses dan skrinig deteksi dini tentang stunting dapat dilakukan.

Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai refrensi dan menambah pengetahuan bagi

mahasiswi prodi Sarjana Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung, dalam rangka upaya peningkatan terhadap pengetahuan dan sikap stunting melalui media audio visual dengan memanfaatkan video pendek.

Saran Bagi Peneliti Lainnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan sumber acuan bagi peneliti selanjutnya mengenai pengetahuan dan sikap stunting.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Profil Kesehatan Indonesia.Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

;2020

[2]Dinas Kesehatan Jawa Barat. Profil Kesehatan Jawa Barat. Bandung ; Dinas Kesehatan Jawa Barat ; 2019

[3]Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur. Profil Kesehatan Kabupaten Cianjur. Bandung ; Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur ; 2022

[4]Galasso, E. Wagstaff, A. (2017). The Economic Costs of Stunting and How to Reduce Them.Word Bank Group.

[5]Anggraini, D. (2020). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pada Ibu Hamil Tentang Pencegahan Stunting Di Desa Cinta Rakyat.

Jurnal Ilmiah Kebidanan Imelda, 6(1), 34–39.

http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/ diunduh pada tangga 05 Mei 2023.

[6]Nasrullah, Rulli. (2017). Media Sosial:

Perspektif Komunikasi, Budaya, Dan Sosiotenologi.Bandung:Simbiosa Rekatama Media.

[7]Rini, W. N. E. (2020). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Stunting di Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2019. Jurnal Kesmas Jambi, 4(1), 23–27.

https://doi.org/10.22437/jkmj.v4i1.8939

(7)

[8]Kepmenkes RI No.

HK.01.07/MENKES/1928/2022. (n.d) KEPMENKES RI Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stunting. In Journal of Healtcare Technology and Medicine 8(1), 400–410

Kepmenkes RI No. HK.01.07/MENKES/1928/2022. (n.d) KEPMENKES RI Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stunting. In Journal of Healtcare Technology and Medicine 8(1), 400–410

[9]Kepmenkes RI No:

1995/MENKES/SK/XII/2010. (n.d.).

KEPMENKES RI Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. In Journal de Pediatria (Vol. 95, Issue 4).

[10]Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

[11]Novita, Nesi. Franciska, Yunetra.

(2012). Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Selemba Medika.

[12]Kusniyati, H. (2016). Aplikasi Edukasi Budaya Toba Samosir Berbasis Android.Aplikasi Edukasi Budaya Toba Samosir Berbasis Android Harni, 9(1), 9–18.

[13]Meidiana, D. (2018). Pengaruh Edukasi melalui Media Audio Visual terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Overweight.

Jurnal Kesehatan, 9(3), 478.

https://doi.org/10.26630/jk.v9i3.961.

[14]Muhammad Ridwan Apriansyah. (2020).

Pengembangan Media Pembelajaran Video Berbasis Animasi Mata Kuliah Ilmu Bahan Bangnan Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Jurnal Pensil, 9(1).

[15]Busyaeri, D. (2016). Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mapel Ipa Di Min

Kroya Cirebon.

AlIbtida:JurnalPendidikanGuruMI,3(1),1161 37.https://doi.org/10.24235/al.ibtida.snj.v3i1.

584

[16]https://bgpkalsel.kemdikbud.go.id/berita- 259-mengenal-konsep-piramida-belajar.html

(diunduh tanggal 07 Juni 2023) https://bgpkalsel.kemdikbud.go.id/berita-259-mengenal-konsep-piramida-belajar.html (diunduh tanggal 07 Juni 2023) [17]https://binus.ac.id/malang/2022/09/stratif

ied-random-sampling/ https://binus.ac.id/malang/2022/09/stratified-random-sampling/

(diunduh tanggal 07 Juni 2023)

[18]Hamimah, H., & Azinar, M. (2020).

Penyuluhan Kesehatan melalui Media Video Explainer Berbasis Sparkol Videoscribe terhadap Pengetahuan Ibu. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(4), 533-542

[19]Wati, R. (2011). Pengaruh pemberian penyuluhan PHBS tentang mencuci tangan terhadap pengetahuan dan sikap mencuci tangan pada siswa kelas V di SDN Bulukantil Surakarta

[20]Megawati, M., Suriah, S., Ngatimin, R.,

& Yani, A. (2018). Edukasi TB Paru pengetahuan sikap kader Posyandu melalui permainan simulasi monopoli. MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion, 1(1), 5-11.

Megawati, M., Suriah, S., Ngatimin, R., & Yani, A. (2018). Edukasi TB Paru pengetahuan sikap kader Posyandu melalui permainan simulasi monopoli. MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Healt [21]Sadiman Arif, Media Pendidikan

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h.107.

[22]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006),

[23]Beny A. Pribadi, Media Dan Teknologi Dalam Pembelajaran, Cet. I. (Jakarta:

Kencana, 2017), h.137

[24]Budiman, Riyanto A. 2019. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Based on the research findings, the researcher found the results as follows; 1 there are two kinds of learning objectives, namely general learning objectives and specific learning

ii Efektivitas Media Audio Visual dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap terhadap Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Samarinda SKRIPSI Diajukan sebagai