PENGARUH EDUTAINMENT DENGAN MEDIA ULAR TANGGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI DI SDN KATEGUHAN 02 TAWANGSARI
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
Purnaning Sintya Krisna Utami NIM ST182035
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2020
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2020
Purnaning Sintya Krisna Utami
Pengaruh Edutainment Dengan Media Ular Tangga Terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Menarche Pada Siswi
di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Abstrak
Kecemasan dalam menghadapi menarche terjadi karena remaja putri kurang mempersiapkan dirinya terlebih dahulu, hal ini karena kurangnya informasi tentang menstruasi dan pendidikan kesehatan menstruasi. Edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sehingga pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara harmonis, pembelajaran terasa menyenangkan. Bisa dilakukan dengan humor, permainan, role play, dan demonstrasi. Media ular tangga memungkinkan pemateri lebih mudah dalam menyampaikan materi, antusias siswi juga meningkat karena media ini unik dan menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edutainment dengan media ular tangga terhadap tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, mengunakan metode penelitian quasi experiment dengan rancangan penelitian yaitu pre and post test without control. Populasi penelitian berjumlah 137 siswi, teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling sejumlah 35 siswi.
Hasil penelitian menunjukan usia rata – rata reponden yaitu 9,57 dengan rentang usia 9 – 11 tahun, sebagian besar mengalami tingkat kecemasan sedang sebelum pemberian edutainment yaitu 74,3%, dan sebagian besar mengalami tingkat kecemasan ringan setelah pemberian edutainment yaitu 82,9%. Hasil uji statistik Wilcoxon menunjukan p-Value 0,000 < 0,05.
Kesimpulan penelitian adanya pengaruh dalam pemberian edutainment dengan media ular tangga terhadap tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari.
Kata Kunci: Edutainment, Kecemasan, Menarche, Siswi Daftar Pustaka: 50 (2010-2019)
BACHELOR’S DEGREE PROGRAM IN NURSING FACULTY OF HEALTH SCIEFNCE, KUSUMA HUSADA UNIVERSITY OF
SURAKARTA 2020
Purnaning Sintya Krisna Utami
Effect of Edutainment with Snake and Ladder Media on Female Students’
Anxiety Level in Encountering Menarche at State Primary School 02 of Kateguhan, Tawangsari
Abstract
Female teenagers have an anxiety when encountering menarche due to their lack of preparation to encounter it beforehand. Their less preparation has to do with the lack of information on menarche or menstruation and menstrual health education. Edutainment is a learning process which is designed to combine between education and entertainment harmoniously so that the learning process becomes pleasant and exciting. It can be done through humor, games, role play, and demonstration or modelling. Snake and ladder media enables an instructor to easily deliver the learning material to the students on one hand and students’
enthusiasm to improve because it is unique and interesting. The objective of this research is to investigate effect of edutainment with snake and ladder media on female students’ anxiety level at State Primary School 02 of Kateguhan, Tawangsari.
This research used the quantitative quasi experimental research method with pre-test and post-test without control design. Its population consisted of 137 female students. Purposive sampling was used to determine its samples. They consisted of 35 female respondents.
The result of the research shows that majority of the female students were aged 9.57 years old with the ages ranging from 9 to 11 years old; most of them experienced a moderate level of anxiety before giving edutainment namely 74.3%, and most of them experienced a mild level of anxiety after giving edutainment namely 82.9%. The result of the statistical test with the Wilcoxon’s Test shows that the p-value was 0.000 which was less than 0.05.
Thus, the extension of edutainment with snake and ladder media had an effect on the female students’ anxiety level in encountering menarche at State Primary School 02 of Kateguhan, Tawangsari.
Keywords: Edutainment, anxiety, menarche, female students References: 50 (2010-2019)
1. PENDAHULUAN
Remaja merupakan tahapan antara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis dan emosi (Pujiati, 2015). Definisi remaja (adolescence) menurut WHO yaitu periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 tahun sampai 24 tahun.
Sementara itu menurut The Health Resources dan Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11–21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yakni remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun). Beberapa isu sosial dan klinis yang berkaitan dengan remaja antara lain: peranan jenis kelamin, menarche dini, penyakit menular seksual, penggunaan KB pada usia remaja atau diluar nikah, kehamilan dini pada remaja atau di luar nikah, dan aborsi pada remaja (Rosyida, 2019).
Belakangan ini, usia datangnya menstruasi semakin dini di Indonesia. Hasil SDKI 2012 menyatakan bahwa 23% perempuan usia 12 tahun dan 7% usia 10–11 tahun sudah mengalami menarche dan 89% usia menarche remaja Indonesia termasuk dalam rentang usia 12–15 tahun. Persentase ini mengalami kenaikan dari hasil SKKRI tahun 2007 (Lutfiya, 2016).
Gejala yang sering terjadi dan sangat mencolok pada peristiwa haid pertama (menarche) ialah kecemasan atau ketakutan (Anggraheni & Sari, 2018).
Kecemasan dalam menghadapi
menarche dapat terjadi karena remaja putri kurang mempersiapkan dirinya terlebih dahulu (Siska, 2015). Selain itu dapat pula terjadi karena kurangnya informasi tentang menstruasi dan pendidikan dari orang tua yang kurang. Orang tua menganggap bahwa hal ini merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan dan berpikir bahwa anak akan tahu dengan sendirinya, kondisi ini akan menimbulkan kecemasan pada anak tersebut (Pujiati, 2015).
Penanganan kecemasan pada remaja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: membina hubungan saling percaya, mengenal sumber kecemasan dan membantu memiliki koping (Kusumawati & Hartono, 2011). Menurut Muhith (2015) penanganan kecemasan yang dapat dilakukan selama ini seperti: terapi individu, terapi keluarga (khususnya bagi remaja dengan gangguan kronis dalam interaksi keluarga), terapi kelompok (untuk mendapatkan dukungan dari teman sebaya), komunikasi dengan remaja dan pendidikan kesehatan (Muhith, 2015).
Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal (Triwibowo et al., 2013). Metode pendidikan kesehatan peer grup, booklet, dan brainstorming merupakan metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang personal hygiene menstruasi (Kurniawati, 2017). Namun Zuhriya (2018) lebih merekomendasikan
penggunaan metode pendidikan kesehatan sambil bermain yang inovatif dan menarik seperti permainan ular tangga dengan menggunakan metode edutainment.
Hal ini dikarenakan terdapat materi yang tertuang dalam gambar menarik minat siswi dalam proses belajar dan menerima informasi, selain itu belajar akan lebih menyenangkan sambil bermain, suasana tersebut sangat dicari siswi agar tidak jenuh dan pada dasarnya bermain dan bersenang – senang merupakan aktivitas yang esensial bagi semua manusia (Zuhriya, 2018).
Edutainment berasal dari kata education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Jadi, edutainment dari segi bahasa berarti pendidikan yang menghibur atau menyenangkan. Sementara itu dari segi terminologi, edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara harmonis sehingga pembelajaran terasa menyenangkan (Hamid, 2014). Pembelajaran yang menyenangkan biasanya dilakukan dengan humor, permainan (game), bermain peran (role play), dan demonstrasi (Widiasworo, 2018).
Permainan ular tangga memungkinkan pemateri lebih mudah dalam menyampaikan materi, antusias remaja putri juga meningkat karena media ini unik dan menarik, serta ada unsur kompetisi yang membuat motivasi siswa meningkat (Maarif, 2017).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember 2019 didapatkan data ada
jumlah total 304 murid di SDN Kateguhan 02 Tawangsari. Hasil wawancara dari 10 siswi yang berusia 9–12 tahun dengan menggunakan alat ukur kecemasan berupa kuisioner baku HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) diperoleh hasil yaitu 5 siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari mengalami kecemasan sedang dengan rentang skor 15-27, dan 5 siswi lainnya mengalami kecemasan ringan dengan rentang skor 14-20 ada yang sudah mengalami menarche.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian
“Pengaruh Edutaintment dengan Media Ular Tangga terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Menarche pada Siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari”.
Tujuan penelitian ini adalah penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edutainment dengan media ular tangga terhadap tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari.
2. PELAKSANAAN
a. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan SDN Kateguhan 02, Tawangsari, Sukoharjo pada bulan September 2020.
b. Populasi dan Sampel
Populasi umum dalam penelitian ini adalah semua siswi yang berjumlah 137 siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari.
Kemudian populasi target penelitian ini adalah siswi berumur 9 – 12 tahun, sedangkan
populasi terjangkau yaitu semua siswi kelas IV dan kelas V di SDN Kateguhan 02 Tawangsari berjumlah 47 siswi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Yang bersedia mengikuti kegiatan dan mendapat ijin dari orang tua wali masuk ke sekolah dimasa pandemik Covid-19.
b. Siswi yang mengalami kecemasan
c. Siswi kelas IV dan V di SD N Kateguhan 02 Tawangsari yang berusia 9 – 12 tahun.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Yang tidak diperbolehkan menghadiri kegiatan karena pandemik Covid - 19
b. Siswi yang sedang mengalami sakit.
Besar sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 responden.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan quasi experiment menggunakan pendekatan pre and post test without control. Instrumen penelitian ini adalah SAP (Satuan Acara Penyuluhan) edutainment dengan media ular tangga dan kuesioner. Penelitian ini menggunakan media papan ular tangga yang dibuat oleh Zuhriya (2018) dan menggunakan alat ukur kecemasan yaitu State Trait Anxiety Iventory (STAI) A-State (keadaan cemas) atau form Y1 (bagian pertama) dengan rentang skor adalah
20 – 39 kecemasan ringan, 40 – 59 kecemasan sedang, 60 - 80 kecemasan berat.
Peneliti memberikan kuesioner pretest, kemudian peneliti menjelaskan aturan bermain secara singkat dengan mengikuti petujuk cara bermain dibuat oleh Zuhriya (2018) dan membagi menjadi kelompok kecil berisi 3- 4 siswi.
Kemudian peneliti mempersilakan siswi untuk mulai bermain, berdiskusi selama 45 menit. Setelah itu peneliti melakukan evaluasi edutainment ular tangga 15 menit dan memberi hadiah bagi siswi yang berhasil menjawab pertanyaan terbanyak serta kepada pemain yang telah mencapai finish terlebih dahulu. Post test dilakukan sehari setelah intervensi dilakukan bertujuan mengetahui hasil apakah pemberian edutaiment dengan media ular tangga efektif atau berpengaruh untuk mengatasi kecemasan menghadapi menarche.
Peneliti menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan antara 2 kelompok berpasangan, data pre test pemberian edutainment dengan media ular tangga dan post test pemberian edutainment dengan media ular tangga.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisa Univariat
Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Usia (n = 35)
Variabel Mean (+Standar Deviasi)
Median (Min – Max)
Usia 9,57
(+ .55761)
10,00 (9,00 – 11,00)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia diperoleh data yaitu rata – rata usia responden 9,57 tahun, siswi dengan usia tertinggi 11 tahun dan terendah 9 tahun. Rentang usia siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari Sukoharjo untuk kelas IV dan V antara 9 sampai 11 tahun.
Menurut Khamzah (2015) menyebutkan menstruasi pertama umumnya terjadi pada rentang usia 10, 4 – 15, 3 tahun dan adapun yang mengalami menarche sebelum usia 9 tahun. Khamzah (2015) juga menyebutkan tanda dan gejala secara psikologi saat menarche salah satu adalah kecemasan. Hal ini didukung oleh Fudyartanta (2012) yang menyebutkan, gangguan kecemasan lebih mudah dialami oleh seseorang yang mempunyai usia lebih muda dibandingkan individu dengan usia yang lebih tua.
Tabel 2 Kategori Tingkat Kecemasan Sebelum diberikan Intervensi Edutainment
dengan Media Ular Tangga Pada Siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari.
(n=35) Kategori Tingkat
Kecemasan
Pre-test Edutaiment dengan media
ular tangga
F %
Kecemasan ringan (skor 20-39)
8 22,9%
Kecemasan sedang (skor 40-59)
26 74,3%
Kecemasan berat (skor 60-80)
1 2,9%
Total 35 100%
Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan kuesioner STAI (State Trait Anxiety Iventory) sebelum diberikan edutainment dengan media ular tangga menunjukan bahwa mayoritas siswi di SDN
Kateguhan 02 Tawangsari mengalami kecemasan sedang dengan rentang skor 40-59 sebanyak dua puluh enam siswi dengan presentase 74,3%.
Menurut Purwanto (2015) tingkat kecemasan sedang yaitu memungkinkan seorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Seseorang mengalami tidak perhatikan yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih banyak jika diberi arahan. Hal ini ditandai dengan perhatian menurun, penyelesaian masalah menurun, tidak sabar, mudah tersinggung, ketegangan otot sedang, tanda – tanda vital meningkat, mulai berkeringat, sering mondar-mandir, sering berkemih dan sakit kepala.
Berdasarkan pengukuran menggunakan kuesioner STAI (State Trait Anxiety Iventory) seorang dikatakan mengalami kecemasan sedang bila jumlah atau skor penilaian kecemasan berada berada di angka 40-59.
Kecemasan sedang dialami oleh siswi kelas IV dan V karena kurangnya informasi terkait kesiapan menghadapi menarche.
Hal ini dibenarkan oleh Fudyartanta (2012) yang menyebutkan salah satu dari faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu pengetahuan, dengan ketidaktahuan akan informasi terkait kesiapan menghadapi menarche dapat menyebabkan munculnya kecemasan dan pengetahuan tentang menarche dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang ada.
Tabel 3 Kategori Tingkat Kecemasan Sesudah diberikan Intervensi Edutainment
dengan Media Ular Tangga Pada Siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari.
(n=35) Kategori
Tingkat Kecemasan
Post-test Edutaiment dengan media ular
tangga
F %
Kecemasan ringan (skor 20-
39)
29 82,9%
Kecemasan sedang (skor
40-59)
6 17,1%
Kecemasan berat (skor 60-
80)
0 0%
Total 35 100%
Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan kuesioner STAI (State Trait Anxiety Iventory) sesudah diberikan edutainment dengan media ular tangga menunjukan bahwa mayoritas siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari mengalami kecemasan ringan dengan rentang skor 20-39 dua puluh sembilan siswi dengan presentase 82, 9%.
Menurut Purwanto (2015) tingkat kecemasan ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari – hari;
ansietas pada tingkat ini menyebabkan seorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya; anxietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Hal ini ditandai
dengan terlihat tenang, percaya diri, waspada, memperhatikan banyak hal, sedikit tidak sabar, ketegangan otot ringan, dan sadar akan lingkungan. Menurut Zuhriya (2018) menjelaskan bahwa memberikan edutainment ular tangga dapat perpengaruh positif terhadap perilaku remaja tentang personal hygiene menstruasi. Siswi akan lebih mudah menerima informasi apabila mampu memperhatikan banyak hal dan sadar akan lingkungan sekitar. Edutainment dirancang untuk mengurangi ketegangan pada saat pembelajaran karena edutainment ular tangga terdapat materi yang tertuang dalam gambar yang menarik minat siswi dalam proses belajar dan menerima informasi serta belajar akan lebih menyenangkan dengan bermain.
Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan Pujiati (2015) menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan tentang menstruasi dengan menggunakan media film dan gambar mampu menurunkan tingkat kecemasan siswi kearah yang lebih baik dalam menghadapi menarche karena siswi cenderung menangkap informasi lebih mudah dengan cara melihat gambar yang menarik.
b. Analisa Bivariat
Tabel 4 Hasil analisa tingkat kecemasan Pre-test dan Post-test Edutainment dengan media ular tangga (n=35)
Tingkat Kecemasan Pre- Test Edutainment dengan media ular tangga (n=35)
Tingkat Kecemasan Post-Test Edutainment dengan media ular tangga (n=35)
Kecemasan ringan Kecemasan sedang Kecemasan berat Total
F % F % F % F %
Kecemasan ringan 8 22,9 0 0 0 0 8 22,9
Kecemasan sedang 21 60,0 5 14,3 0 0 26 74,3
Kecemasan berat 0 0 1 2,9 0 0 1 2,9
Total P Value
29 82,9 6 17,1 0 0 35 100
0,000
Analisis bivariat dilakukan untuk uji mengetahui pengaruh edutainment dengan media ular tangga terhadap tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi.
Hasil analisis pengukuran tingkat kecemasan pre-test dan post-test pada dua kelompok berpasangan menunjukkan bahwa tingkat kecemasan pada saat pre-test terbanyak berada di tingkat kecemasan sedang yaitu 74,3% dan pada saat post-test mengalami penurunan sebesar 60% menjadi 14,3
%. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat kecemasan menghadapi menarche sebelum dan sesudah dilakukan edutainment dengan media ular tangga. Adanya perubahan yang signifikan terhadap tingkat kecemasan menghadapi menarche dari hasil pre-test yang mayoritas siswi mengalami tingkat kecemasan sedang, dan hasil post- test menunjukan penurunan sebanyak 60 % setelah diberikan edutainment dengan media ular tangga.
Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian telah berhasil, karena ada pengaruh edutainment dengan media ular tangga terhadap tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari. Hasil uji statistik dengan wilcoxon menunjukan p-Value 0,000
< 0,05 yang artinya bahwa edutainment dengan media ular tangga dapat memberikan pengaruh yang bermakna terhadap tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari.
Hal ini diperkuat dengan penilitian yang dilakukan oleh Zuhriya (2018) yang menyebutkan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann Whitney U-Test menunjukan p-Value 0,000 ≤ 0,05 yang artinya edutainment ular tangga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan personal hygiene menstruasi remaja putri.
Fudyartanta (2012) salah satu dari faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu pengetahuan, dengan ketidaktahuan akan informasi terkait kesiapan menghadapi menarche dapat menyebabkan
munculnya kecemasan dan pengetahuan tentang menarche dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang ada. Menurut Pujiati (2015) kecemasan dapat terjadi karena kurangnya informasi tentang menstruasi dan pendidikan dari orang tua yang kurang. Orang tua menganggap bahwa hal ini merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan dan berpikir bahwa anak akan tahu dengan sendirinya, kondisi ini akan menimbulkan kecemasan pada anak tersebut.
Menurut Purwanto (2015) sumber koping merupakan sumber yang dapat membantu individu mengurangi atau mengatasi masalah yang dapat menimbulkan kecemasan. Sumber koping tersebut dapat berupa keadaan ekonomi, keluarga, dukungan keluarga atau sosial, pendidikan, kemampuan menyelesaikan masalah. Menurut Muhith (2015) menjelaskan penatalaksanaan kecemasan dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan, kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal (Triwibowo et al., 2013).
Peneliti memilih terapi edutaiment dengan ular tangga untuk mengurangi kecemasan menghadapi menarche. Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2017) yang menyebutkan bahwa ada pengaruh
permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap dalam menghadapi menarche pada siswi.
Penelitian lain yang dilakukan Zuhriya (2018) menyebutkan penggunaan metode pendidikan kesehatan sambil bermain yang inovatif dan menarik seperti permainan ular tangga dengan menggunakan metode edutainment.
Hal ini dikarenakan terdapat materi yang tertuang dalam gambar menarik minat siswi dalam proses belajar dan menerima informasi, selain itu belajar akan lebih menyenangkan sambil bermain, suasana tersebut sangat dicari siswi agar tidak jenuh dan pada dasarnya bermain dan bersenang – senang merupakan aktivitas yang esensial bagi semua manusia.
Menurut Hamid (2014) edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa, sehingga memuat pendidikan dan hiburan bisa dikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Widiasworo (2018) menyebutkan bahwa pembelajaran yang menyenangkan biasanya dilakukan dengan humor, permainan (game), bermain peran (role play), dan demonstrasi. Games atau permainan dalam metode edutainment sangat cocok diterapkan pada pembelajaran untuk jenjang SD dan SMP, hal ini berdasarkan pada psikologis peserta didik pada usia tersebut masih menyukai bermain.
Satrianawati (2017) menjelaskan bahwa ular tangga adalah permainan menggunakan papan yang dibagi dalam kotak – kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah ular atau tangga
yang menghubungkannya dengan kotak lain. Menurut Amelia (2010) ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh satu orang atau lebih, dengan menggunakan bidak untuk melambangkan peserta yang digunakan untuk menjalankan dari kotak ke kotak dan dadu yaitu untuk menjalankan bidar di kolom-kolom beberan.
Menurut Amalia (2010) menjelaskan kelebihan dengan menggunakan media ular tangga sebagai alat edukasi antara lain yaitu menarik minat siswa untuk belajar, karena siswa menjadi bermain dalam pembelajaran, menurut Satrianawati (2017) siswa dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara langsung, media permainan ular tangga dapat dipergunakan untuk membantu semua aspek perkembangan anak salah satunya untuk mengembangkan kecerdasan logika, media permainan ular tangga dapat merangsang anak belajar memecahkan masalah sederhana tanpa disadari oleh anak, dan penggunaan media ini dapat dilakukan baik didalam atau diluar kelas (Amalia, 2010; Satrianawati, 2017).
Menurut Nawangrana (2017) dan Satrianawati (2017) menjelaskan kekurangan dengan menggunakan media ular tangga sebagai alat edukasi adalah tidak dapat diselesaikan tepat waktu, karena dikhawatirkan bidak milik siswa akan terjatuh bila menemui ekor ular secara berulang, penggunaan media permainan ular tangga memerlukan banyak waktu untuk menjelaskan kepada anak, permaian ular tangga tidak dapat mengembangkan semua
materi pembelajaran, kurangnya pemahaman aturan permaianan oleh anak dapat menimbulkan kericuhan dan bila anak yang tidak menguasai materi dengan baik akan mengalami kesulitan dalam bermain (Satrianawati, 2017; Amalia, 2010;
Nawangrana, 2017).
5. KESIMPULAN
a. Karakteristik responden berdasarkan usia sebanyak 35 responden rata – rata (mean) usia reponden yaitu 9,57 dengan rentang usia 9 – 11 tahun.
b. Tingkat kecemasan menghadapi menarche sebelum diberikan edutainment dengan media ular tangga pada siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari yaitu mayoritas responden mengalami tingkat kecemasan sedang sebanyak 74,3%.
c. Tingkat kecemasan menghadapi menarche sesudah diberikan edutainment dengan media ular tangga pada siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari yaitu mayoritas responden mengalami tingkat kecemasan ringan sebanyak 82, 9%.
d. Terdapat pengaruh dalam pemberian edutainment dengan media ular tangga terhadap tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi di SDN Kateguhan 02 Tawangsari, didapatkan hasil dari uji statistik wilcoxon memperoleh nilai p-Value 0,000 < 0,05.
6. SARAN
a. Bagi Siswi Sekolah Dasar
Pemberian edutainment dengan media ular tangga terbukti dapat menurunkan tingkat kecemasan menghadapi menarche yang dialami oleh siswi sekolah dasar,
sehingga perlu diterapkan pada saat mata pelajaran ilmu pengetahuan alam untuk menurunkan tingkat kecemasan menghadapi menarche yang dirasakan oleh siswi.
b. Bagi Sekolah Dasar
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi guna meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar untuk mengurangi kecemasan menghadapi menarche.
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk memperkaya pengetahuan dan referensi ilmu keperawatan tentang praktik melakukan edutainment dengan media ular tangga dan pengaruhnya terhadap tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi.
d. Bagi Remaja
Hasil penelitian ini dapat menjadi bekal pengetahuan dalam menghadapi masa remaja dan menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang kecemasan menghadapi menarche.
e. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan objek yang sama. Namun demikian, bagi peneliti yang ingin meneliti dengan objek yang sama hendaknya meningkatkan jumlah responden dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi, dan luas wilayah penelitian, sehingga diperoleh suatu hasil kesimpulan yang lebih bersifat general dan diketahui faktor-faktor apakah yang paling
dominan berhubungan dengan tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi.
7. DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, A. (2013). Panduan Kesehatan Wanita. Solo: As- Salam Group
Anggraheni, W & Sari, K.I.P. (2018).
Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Menstruasi Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas IV dan V SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo. Jurnal Nurse and Health.7. (1): 80-85.
Anwar, M. (2011). Ilmu Kandungan Edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Argarini, V., Gani, S., & Putri, M (2019).
Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Dalam Mengurangi Kecemasan Berbicara di Depan Kelas Pada Siswi Kelas VII di SMP Negeri 10 Palembang. Jurnal Konseling Komprehensif (6): 1-10.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Bain, C., Burton, K., & Gavigan, J.M.
(2015). Ilustrasi Ginekologi. Singapura: Elsevier
Brown, J.E. (2013). Nutrition through the life cycle. USA: Cengage Learning
Darmayitasari, R. (2017). “Gambaran Kejadian Menarche Dini Pada Siswi SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Kota Yogyakarta”.
Skripsi. Yogyakarta: STIKES Jendral Achmad Yani.
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media
Donsu, J.D.T. (2019). Metodologi Penelitian Keperawatan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press Fudyartanta, K. (2012). Psikologi
Kepribadian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Goldman, M.B., Troisi, R & Rexrode K.M. (2012). Women & health.
Philadelphia: Elsevier
Hamid, M.S. (2014). Metode Edutainment. Yogyakarta: DIVA Press
Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., &
Anderson, R.E. (2010).
Multivariate Data Analysis.
United States of America:
Pearson Prentine Hall
Hawari, D. (2011). Manajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta:
FKUI
Hidayat, A.A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Irianto, K. (2014). Panduan Lengkap
Biologi Reproduksi Manusia Untuk Paramedis Dan Nonmedis. Bandung: Alfa Beta Khadijah, S. (2016). “Keefektivan Buku
Info Remaja Terhadap Niat Berperilaku Remaja Putri Mengenai Kesehatan Organ Reproduksi Di SMP Negeri 2
Ngaglik dan SMP
Muhammadiyah 2 Mlati Sleman Yogyakarta”. Tesis. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Khamzah, S.N. (2015). Tanya Jawab Seputar Menstruasi. Yogyakarta:
Flash Books
Kurniawati, D. (2017). Pengaruh Permainan Ular Tangga terhadap Pengetahuan dan Sikap dalam Menghadapi Menarche pada Siswi SDN Pringgowirawan 01 Sumberbaru Kabupaten Jember.
e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 5.
(1): 71-76.
Kusumawati, F & Hartono, Y. (2011).
Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika
Liana, C. (2017). Pengaruh Tingkat Kecemasan Siswa terhadap Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPS 2 SMAN 12 Surabaya. E-Journal Pendidikan Sejarah. 5. (3): 1138-1150.
Lutfiya, I. (2016). Analisis Kesiapan Siswi Sekolah Dasar Dalam Menghadapi Menarche. Jurnal Biometrika dan Kependudukan.
5. (2): 135-145.
Maarif, S. (2017). “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Dengan Media Permainan Ular Tangga Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SMP di Selo Boyolali”.
Skipsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Madaras, L. A. M. (2011). Ada Apa dengan Tubuhku? Buku Untuk Cewek . Jakarta: Penerbit Indeks Manan, A. (2011). Miss V. Yogyakarta:
Buku Biru
Martin, C.J., Akker, Martin, C.R., &
Preedy, V.R. (2014). Handbook of diet and nutrition in the menstrual cycle, periconception, and fertility. Netherlands:
Wageningen Academic
Mitayani & Sartika, W. (2010). Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: Trans Info Media
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
CV. Andi Offset
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Nurfirdaus, A.Z., & Nurwianti, F. (2014).
Hubungan Parentification dan Kecemasan Pada Remaja
Dengan Status Ekonomi (SEE) Rendah. Jurnal Psikologi Universitas Indonesia. 1-20.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Pujiati, W. (2015). Pendidikan Kesehatan Tentang Menstruasi Terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Menarche Pada Siswi Sekolah Dasar. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu – Ilmu Kesehatan.
13. (1): 50-58.
Purwanto, T. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Purwoastuti, E & Walyani, E. S. (2015).
Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Proverawati, A & Misaroh, S. (2009).
Menarche: Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika
Riwidikdo, H. (2013). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Press
Rosyida, D. A. C. (2019). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Yogyakarta: PT Pustaka Baru
Satrianawati. (2017). Media Dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Deepublish Siska, N. D. K. (2015). Hubungan
Kesiapan Remaja Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas V dan VI di SD Negeri Garahan 01. Jurnal Keperawatan. 1-11.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sholeha, H. (2016). “Hubungan Kesiapan Menghadapi Menarche
dengan Tingkat Kecemasan Pada Siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Desa Ajung Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember”.
Skripsi. Jember: PSIK Universitas Jember.
Strauss, Barbieri, Yen & Jaffe’s. (2014).
Reproductive Endocrinology:
Physiology, Pathophysiology, And Clinical Management. 7th ed.
Philadelphia: Elsevier
Taufan, A. (2017). “Pengaruh Terapi Doa Terhadap Skala Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. M. Ashari Pemalang”.
Skripsi. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Triwibowo, C & Pusphandani, M.
(2013). Kesehatan Lingkungan dan K3. Yogyakarta: Nuha Media.
Utomo, I. M. (2015). “Pengaruh wudhu terhadap kecemasan saat menghadapi ujian praktikum pada mahasiswi keperawatan”.
Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Waryana. (2010). Gizi Reproduksi.
Yogyakarta : Pustaka Rihama Widiasworo, E. (2018). Strategi
Pembelajaran Edutainment Berbasis Karakter. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media
Yuniarti, S. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi: Balita dan Anak Prasekolah. Bandung:
PT. Refika Aditama
Zuhriya, C. (2018). Pengaruh Edutainment Ular Tangga Terhadap Perilaku Remaja Tentang Personal Hygiene Menstruasi. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah. 3. (2): 29-39.