• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP PENAMPILAN REPRODUKSI MENCIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP PENAMPILAN REPRODUKSI MENCIT "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP PENAMPILAN REPRODUKSI MENCIT

(Mus musculus L. Swiss Webster)

Oleh:

Renidawati Hutapea1, Ramadhan Sumarmin2, Rina Widiana1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

1Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang

ABSTRACT

Mangosteen is one of the traditional medicinal herb which is expected to be antifertilitas. In these plants contain chemical Xanthon. The components Xanthon this contains. Mangostin which is the active substance, from this plant that acts an antifertilitas. Mangostin serves to prevent cell division (Sitokinesis). This study aims to determine the effect of mangosten pell extract (Garcinia Mangostana L.). On reproductive performance of mice (Mus Musculus L.Swiss webster). This research is the use of animal experiments female mice (Mus Musculus L. Swiss Webster) as much as four treatment and six repeat. Treatment given is mangosteen rind extract with various dose namely: Treatment is A the control, without being given the mangosteen. Rind extract, treatment B,C, and D treatment is given mangosteen extract twenty-four days. With each dose B,C, and D parameter was observed holding weight. Parameters measured were the parent weight, the amount of the corpus luteum, Implantation, reseption, fetal death, fetal life and the average body weight of the fetus. Data were tasted by ANOVA (Analisis of varians) are parametric, then a further test with BNT on the degre 5%. The results showed that extracts of mangosteen rind (Garcinia Mangostana L.) effect on weight gain that is the parent of each treatment were significantly different when compered with control. The average number of corpus luteum and implanation has decreased in B,C, and D when compared with controls A. Fetus life experience decreased in dose B,C,and D when compared to the control A. It can be concluded that mangosteen peel extract fed orally for twenty-four dayas. Parent cause weight gain, a decrease in the amount of the corpus luteum, a decrease in the number of Implantation and decrease the number of live feuteus.

Keyword: Mangosteen, oestrous cycle. mangostin.

PENDAHULUAN

Kebanyakan masyarakat Indonesia secara turun temurun memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan untuk obat tradisional. Pemanfaatan dilakukan sebagai tindakan pencegahan maupun pengobatan penyakit, terutama yang berkaitan dengan masalah reproduksi (Fitriyah, 2009).

Sebagai negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang besar, salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah penduduk adalah dengan program Keluarga Berencana (KB).

Pengendalian penduduk ini masih menjadi masalah disebabkan karena pelayanan kesehatan yang kurang memadai dan kondisi sosial ekonomi yang memprihatinkan, hingga minat beli masyarakat terhadap alat kontrasepsi semakin rendah. Usaha untuk menemukan senyawa baru dari kekayaan alam Indonesia sehingga lebih murah, dan dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi yang efektif menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah kependudukan di Indonesia (Palupi, 2008).

Salah satu tanaman Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk obat tersebut adalah buah manggis (Garcinia mangostana L.), terutama pemanfaatan kulit buahnya. Manggis merupakan salah satu favorit yang digemari oleh masyarakat Indonesia.

Kulit buah manggis yang selama ini dibuang, ternyata dapat dikembangkan sebagai kandidat obat (Nugroho, 2009).

Selain itu juga, mangostin dapat mengganggu hipotalamus gonad sehingga mengganggu penampilan reproduksi mencit (Mus musculus L. Swiss Webster) yaitu dapat mengganggu jumlah fetus yang hidup, jumlah fetus mati, jumlah resorpsi, jumlah fetus kelainan, jumlah implantasi, jumlah CL (korpus Luteum) dan berat rata-rata badan fetus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap penampilan reproduksi mencit (Mus musculus L. Swiss Webster).

(2)

2

Penampilan reproduksi adalah kapasitas reproduksi pada satu kelahiran. Data yang diamati meliputi jumlah fetus hidup dari uterus kanan dan kiri, jumlah fetus mati, jumlah korpus luteum, kelainan atau cacat, jumlah implantasi dan jumlah resorpsi serta berat rata-rata badan fetus. Fetus hidup dimasukkan ke dalam NaCl 0,9 %. Menurut Taylor (1986) penurunan berat fetus pada hewan percobaan dibandingkan kontrol merefleksikan terjadi hambatan pertumbuhan secara umum.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang, dari bulan Oktober - November 2013. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah mikroskop stereo, cotton bud, kaca objek, botol kaca, timbangan Metler Ae 200, sendok porselen, kamera digital, pisau, kuas, lumpang dan alu, disecting set, kandang mencit, wadah pakan, jarum gavage, water bath, inkubator, desikator, cawan petri, corong, Erlenmeyer, neraca Ohaus, pipet tetes, cuvac (spuit suntik), aluminium foil, batang pengaduk, kertas saring, kertas label, tissue, alat tulis, gelas ukur dan botol plastik tempat minum hewan coba.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah hewan uji mencit (Mus musculus L. Swiss Webster), ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.), pellet makan mencit, methanol absolut, air biasa, ketaman kayu, Giemsa, CMC (Carboxy Methyl Cellulose) 2 %, NaCl 0,9 %, larutan bouin dan akuabides.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 4 perlakuan dengan dosis yang berbeda dan ulangan sebanyak 6 kali.Keempat kelompok perlakuan tersebut adalah: Kontrol A: tanpa pemberian ekstrak kulit manggis. Perlakuan B: diberi ekstrak kulit buah manggis dosis 0,2 g/ekor/hari. Perlakuan C: diberi ekstrak kulit buah manggis dosis 0,4 g/ekor/hari.PerlakuanD: diberi ekstrak kulit buah manggis dosis 0,6 g/ekor/hari

Pemberian dosis perlakuan didapatkan berdasarkan dari dosis (Garcinia mangostana L.) yang telah dikonsumsi manusia dan telah dikonversikan dosisnya untuk mencit.

Mencit yang diambil sebagai hewan uji adalah mencit betina yang sudah mencapai umur 8-10 minggu. Mencit betina diberi perlakuan ekstrak kulit buah manggis dengan dosis tunggal sesuai perlakuan, selama 24 hari, hal ini mengacu pada lama siklus estrus pada mencit (Rugh, 1968) dengan cara menggavagekan ekstrak sebanyak 0,5 cc setiap harinya. Penentuan fase penyusun siklus estrus dilakukan dengan melihat perbandingan sel epitel berinti, sel epitel menanduk, leukosit dan lendir, pada hasil apus vagina mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster. Sampel apus vagina diambil setiap hari pada

jam 10.00 pagi. Semua data pada peneltian ini diuji dengan Analisis of Varians (ANOVA) dan jika terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut BNT (Hanafiah, 2000).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian mengenai pengaruh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diberikan secara oral pada mencit (Mus musculus L.

Swiss Webster) selama 24 hari. Setelah dilakukan uji ANOVA diketahui bahwa pertambahan berat badan induk mencit, jumlah corpus luteum, jumlah implantasi, jumlah fetus lahir dan berat badan fetus, resorpsi didapatkan hasil seperti tabel 2.

Tabel. 1. Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Penampilan reproduksi Mencit (Mus musculus L. Swiss Webster).

Perlaku an

Parameter

PBBI  CL

Implantasi

BRBF  Resorpsi  FL

A 23,9a 10,5 10,5a 0,78a 0,5 10,5a

B 31,7b 7,3 3,8b 0,21b 0,3 3,8b

C 28,3b 6,5 2,3b 0,20b 0,5 2,3b

D 28,5b 6,0 1,7b 0,18b 0,16 1,7b

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf superskrip yang sama tidak berbeda nyata pada .

Keterangan:

PBBI : Pertambahan Berat Badan Induk

 CL : Jumlah Corpus luteum

 Implantasi : Jumlah Implantasi

BRBF : Berat Rata-rata Badan Fetus

 Resorpsi : Jumlah Resorpsi

 FL : Jumlah Fetus Lahir

Pengaruh pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat mencit, jumlah implantasi, berat rata-rata badan fetus dan jumlah fetus lahir dan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah korpus luteum dan resorpsi.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dengan pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) berpengaruh terhadap pertambahan berat induk mencit, adapun pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) cenderung menaikan berat badan. Ini menunjukkan bahwa penggunaan mangostin tidak memberikan efek negatif pada hewan uji.

Pertumbuhan berat badan induk mencit masing-masing kelompok perlakuan merupakan hasil penimbangan berat badan awal dan akhir pada induk mencit. Pertambahan berat badan mencit dapat dijadikan indikasi mencit (Mus musculus L. Swiss Webster) mengalami pregnancy (kehamilan). Selain

(3)

3

itu berat badan adalah parameter penting untuk mengetahui pengaruh senyawa asing terhadap fetus, ditunjukkan dengan penurunan berat fetus. Laju pertumbuhan dan perkembangan fetus menentukan variasi ukuran anakan. Kemungkinan karena adanya gangguan perkembangan individu dalam uterus menyebabkan kelainan yaitu kelahiran dengan berat badan tidak normal. Berkurangnya berat fetus adalah indikasi adanya hambatan pertumbuhan fetus.

Pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah korpus Luteum, tapi semakin tinggi konsentrasi jumlah korpus Luteum makin menurun.

Hal ini disebabkan mangostin menurunkan sekresi FSH, dimana oogenesis terganggu, ovum matang turun, ovulasi turun, dan korpus Luteum yang terbentuk jadi sedikit. Korpus luteum (badan kuning) merupakan suatu badan yang terdapat pada gelembung tempat telur (ovarium). Korpus luteum dikatakan badan kuning, karena sel granulosanya mengandung pigmen berwarna kuning, disebut lipokrom (Yatim,1994).

Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) berpengaruh nyata terhadap implantasi. Jadi semakin tinggi dosis ekstrak yang diberikan maka semakin menurun jumlah implantasi.

Hal ini diduga karena pertumbuhan dinding uterus tidak bagus, karena korpus Luteum yang terbentuk sedikit dan diperkirakan hormon progesteron yang disekresikan semakin sedikit sehingga pertumbuhan didinding rahim tidak bagus, sehingga memungkinkan implantasi yang gagal jadi besar.

Dari penelitian yang telah dilakukan, pemberian ekstrak kulit buah manggis berpengaruh terhadap berat embrio. Dengan meningkatnya dosis diduga mengurangi nafsu makan induk. Meskipun demikian hal ini masih perlu dibuktikan, apakah mangostin bersifat anti feedant.

Selain itu berat badan adalah parameter penting untuk mengetahui pengaruh senyawa asing terhadap fetus, ditunjukkan dengan penurunan berat fetus. Laju pertumbuhan dan perkembangan fetus menentukan variasi ukuran anakan. Kemungkinan karena adanya gangguan perkembangan individu dalam uterus menyebabkan kelainan yaitu kelahiran dengan berat badan tidak normal. Berkurangnya berat fetus adalah indikasi adanya hambatan pertumbuhan fetus.

Pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) berpengaruh tidak nyata, tapi dilihat dari hasil makin tinggi dosis yang diberikan makin menurun jumlah resorpsi. Embrio yang resorpsi menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis bersifat toksik terhadap embrio. Harbinson (1980) dalam Setyawati (2006) menyatakan Setiap toksikan yang masuk kedalam tubuh dengan dosis tinggi dapat mengganggu keseimbangan fisiologis tubuh. Apabila dikonsumsi induk dalam jumlah besar melebihi konsumsi yang sewajarnya akan dapat

memunculkan efek embriotoksik. Sifat embriotoksik suatu zat dapat muncul jika terakumulasi pada embrio.

Resorpsi fetus merupakan salah satu indikasi agen yang bersifat teratogenik. Fetus mati tidak ditemukan pada setiap perlakuan.

Berdasarkan perlakuan yang diberikan B, C dan D, mengakibatkan terjadi penurunan jumlah fetus lahir dibandingkan dengan kontrol A. Berdasarkan uji statistik, setiap perlakuan memberi pengaruh nyata terhadap jumlah fetus lahir pada taraf signifikansi 5

%. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka semakin sedikit jumlah fetus yang lahir.

Hal ini bisa disebabkan karena adanya mangostin yang terkandung dalam ekstrak kulit buah manggis yang dapat mengganggu tahap pra- implantasi. Senyawa mangostin kulit buah manggis ini juga memiliki aktivitas yang dapat menyebabkan keguguran. Ketidak mampuan untuk bunting bisa juga dipengaruhi oleh kerja hormon yang mengatur siklus reproduksi.

Dari setiap parameter penelitian diatas bahwa ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) layak dijadikan sebagai alat KB. Hal ini dapat dilihat dari parameter yang mendukung jumlah berat badan induk bertambah, jumlah korpus Luteum dan implantasi yang turun, dan jumlah anak yang sedikit, sedangkan parameter yang tidak mendukung yaitu resorpsi sedikit dan berat rata-rata badan fetus yang turun.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa esktrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diberikan secara oral selama 24 hari pada mencit dapat mempengaruhi penampilan reproduksi mencit (Mus musculus L.

Swiss Webster), yaitu menurunkan jumlah korpus luteum, jumlah implantasi dan jumlah fetus hidup dan menaikkan berat badan induk mencit, serta ekstrak kulit buah manggis layak dijadikan sebagai alat kontrasepsi/KB.

DAFTAR PUSTAKA

Fitriah. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica) Terhadap Perkembangan Folikel Ovarium Mencit (Mus musculus L.). Skripsi. Jurusan Biologi.

Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Malang.

Nugroho, A.E. 2009. Manggis (Garcinia mangostana L.) : Dari Kulit Buah Yang Terbuang Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat. Laboratorium Farmakologi dan Taksikologi, Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

(4)

4

Palupi, J. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Per Oral Terhadap Folikulogenesis Ovarium Mencit (Mus musculus L.). Jurnal Kesehatan, Vol 6, No 2. diakses 12 Desember 2012 Rugh, R. 1968. The Mouse its Reproduction and

Development. Publishing Company. United State of America: Burgess

Setyawati, Iriani. 2009. Perkembangan Skeleton Fetus Mencit (Mus musculus L. ) setelah Pemberian Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal biologi volume xiii no.2 Desember 2009.

Taylor, 1986. Practical Teratology. London:

Academic Press.

Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi.

Bandung : Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

Setiap unsur yang digunakan mempunyai fungsi leksikal yang tersendiri yang bukan sahaja mengandungi maksud mendalam, tetapi menunjukkan keperibadian dan ketinggian aspek pemikiran yang

does not receive any written notice stating otherwise at least 3 three working days prior to the date of the Meeting, the Board of the Directors of the Company shall be entitled to