• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KINERJA UMKM MELALUI FAKTOR INTERNAL (STUDI KASUS PADA UMKM BORDIR DI KABUPATEN PASURUAN)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KINERJA UMKM MELALUI FAKTOR INTERNAL (STUDI KASUS PADA UMKM BORDIR DI KABUPATEN PASURUAN)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KINERJA UMKM MELALUI FAKTOR INTERNAL (STUDI KASUS PADA

UMKM BORDIR DI KABUPATEN PASURUAN) JURNAL ILMIAH

Disusun Oleh:

Nabilah Azzah 155020101111022

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWJIYA MALANG

2021

(2)

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KINERJA UMKM MELALUI FAKTOR INTERNAL (STUDI KASUS PADA UMKM BORDIR

DI KABUPATEN PASURUAN) Nabilah Azzah

Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya Email : nabilahazzah2@gmail.com

ABSTRACT

Penelitian ini dilakukan untuk menguji adanya pengaruh faktor eksternal terhadap kinerja UMKM melalui faktor internal dengan studi kasus yang dilaksanakan pada UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini menggunakan variabel faktor eksternal yang terdiri dari aspek kebijakan pemerintah dan aspek peranan lembaga terkait sebagai variabel eksogen.

Variabel Mediasi dalam penelitian ini adalah faktor internal yang mencakup aspek permodalan, aspek pasar dan pemasaran serta aspek sumber daya manusia. Sedangkan untuk variabel endogen dalam penelitian ini adalah Kinerja UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan. Pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui survei.

Dalam penelitian ini, populasi peneltian yang digunakan adalah UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Bordir (ASPENDIR) Kabupaten Pasuruan sejumlah 60 UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS) dengan software PLS 3.0. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa faktor eksternal berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap kinerja UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan. Faktor eksternal juga berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap Faktor Internal UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan. Faktor internal berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif dengan kinerja UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan.

Sedangkan pengaruh faktor eksternal terhadap kinerja UMKM melalui Faktor Internal adalah berpengaruh signifikan tetapi memiliki hubungan negatif.

Keywords : Small and Medium Enterprises Performance, External Factos, Internal Factor, Embordier Industries

(3)

A. PENDAHULUAN

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi (Tambunan, 2012). UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia ditunjukkan dalam tiga indikator. Pertama, UMKM jumlah unit usaha UMKM banyak dan mencakup setiap sektor ekonomi. Kedua, UMKM memiliki potensi besar dalam penyerapan tenaga kerja. Ketiga, memberikan kontribusi yang besar dalam pendapatan nasional (Anwar, 2013).

Badan Pusat Statistik (2010) dari jumlah tenaga kerja usaha kecil serta usaha besar di tahun 2010 sejumlah 102,2 juta orang, kira-kira 99,4 juta orang (97,22%) ada dalam sektor UMKM. Data tersebut memperlihatkan bahwasanya sektor UMKM berkontribusi didalam menyerap tenaga kerja. Selain berkontribusi menyerap tenaga kerja, sektor UMKM berperan pula didalam perekonomian nasional. Sepanjang tahun 2010, sumbangsih UMKM kira-kira 57,4% bagi PDB.

Selanjutnya, banyak unit usaha yang dapat tercipta melalui investasi pada bidang usaha kecil dan menengah menggambarkan pula banyaknya peluang kerja baru yang bisa tercipta apabila unit usaha itu didorong agar tumbuh serta berkembang.

Kabupaten Pasuruan dikenal dengan UMKM Bordir sebagai produk unggulannya. Diresmikannya program BANGKODIR (Bangil Kota Bordir) pada 11 September 2005 oleh Walikota Kabupaten Pasuruan semakin memperkuat branding Kabupaten Pasuruan sebagai Kota Bordir. Di tahun 2013 total industri kecil bordir mengalami perkembangan sampai 236 lapangan usaha serta bisa menyerap 1248 tenaga kerja serta memproduksi sejumlah 1.148.160 per potong (Disperindag, 2006-2013).Dengan ditetapkannya program BANGKODIR, menyebabkan jumlah unit usaha bordir di Kabupaten Pasuruan pada tahun 2011-2014 senantiasa meningkat tiap tahunnya dimana rata-rata kenaikan sejumlah 10-20 unit usaha.

Untuk mendukung perkembangan UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan, pemerintah Kabupaten Pasuruan membangun sentra bordir di Kecamatan Bangil.

Tujuan didirikannya sentra bordir ini adalah sebagai media bagi UMKM Bordir untuk mempromosikan dan memasarkan produk mereka dengan cara menitipkan produk mereka pada sentra bordir yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan. Sentra bordir ini juga dipergunakan sebagai kantor sekertariat Asosiasi Pengusaha Bordir Pasuruan (ASPENDIR) Kabupaten Pasuruan.

Berdasarkan hasil sejumlah studi awal dan kajian yang ada di pemerintah daerah Kabupaten pasuruan, ditemukan masalah internal dan eksternal didalam melakukan pengembangan usaha bordir di Kabupaten Pasuruan. Menurut Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pasuruan (2018) dari segi faktor internal, UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan masih mengalami berbagai kendala utama pada beberapa aspek yakni : aspek permodalan, aspek pasar serta pemasaran dan aspek SDM.

Aspek permodalan merupakan masalah klasik UMKM, menurut Danuar dan Darwanto (2013) menyebutkan bahwa pengajuan penamahan modal lewat lembaga keuangan contohnya perbankan malah mempersulit mereka. Karena pihak bank akan meminta beberapa persyatan atau agunan yang nantinya akan disurvey keberadaan usaha, asset, jaminan dan lain sebagainya. Selain itu juga

(4)

adanya bunga pinjaman tersebut dipandang masih besar bagi keberadaan usaha mereka. Dan hal ini juga dialami oleh paa penguasaha Bordir Kabupaten pasuruan

Selain itu, dari segi aspek pasar dan pemasaran adalah merupakan permasalahan yang dihadapi oleh UKM. Menurut Susantiningrum (2018), mengemukakan bahwa UKM mengalami permsalahan yaitu kurang optimalnya manajemen pemasaran dan perluasan daerah permasaran. Hal ini terjadi karena mereka hanya menyasar pelanggan-pelanggan lama dan cakupan wilayah pemasarannya cukup terbatas. Perluasan wilayah tidak dilakukan secara optimal karena minimnya kompetensi pemasaran dan daya saing produk yang masih rendah. Hal ini didorong adanya tingkat pendidikan dan skill mereka dalam menjalankan teknik-teknik dan strategi pemasaran masih terbatas dan terkesan sederhana. Selain itu juga penggunaan media informasi dan teknologi juga masih rendah. Pada UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan juga menghadapi situasi yang sama terkait pasar dan pemasaran produk bordir ini.

Dari segi SDM, permasalahan yang dihadapi UMKM berbasis ekonomi kreatif adalah kurang berkualitasnya SDM karenan pendidikan mereka masih rendah, sehingga perlu usaha yang intensif dan keras dalam meningkatkan skil dan kemampuan meraka (Danuar dan Darwanto, 2013), serupa dengan hal tersebut Bordir di Kabupaten Pasuruan, yakni masih rendah mutu SDM pelaku industri serta manajemen pengelolaan. Permasalahan SDM yang lain yakni terbatasnya total tenaga kerja yang mempunyai ketrampilan membuat kerajinan bordir . Berdasarkan penelitian Mayor dan Zakaria (2019), para generasi muda lebih tertarik untuk menekuni bidang usaha lain daripada menggeluti usaha bordir.

Hal tersebut menyebabkan pelaku usaha kesusahan mencukupi target yang telah ditetapkan saat banyak permintaan terhadap produk bordir .

Diperlukan strategi khusus untuk menggairahkan dan membangkitkan kembali usaha bordir di Kabupaten Pasuruan melalui kerjasama yang sinergis antara pengusaha bordir, pemerintah daerah dan masyarakat agar kinerja UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan mengalami peningkatan dan dapat kembali berjaya seperti sedia kala. Oleh sebab itu, penulis tertarik melangsungkan penelitian berjudul “Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Kinerja UMKM Melaui Faktor Internal (Studi Kasus Pada UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan)”.

Dengan menggunakan Kinerja UMKM (Y) sebagai variabel endogen, Faktor Eksternal sebagai variabel eksogen (X) dan Faktor Internal (Z) sebagai variabel mediasi.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada bagian awal maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini yakni :

1. Apakah faktor eksternal berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kinerja UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan?

2. Apakah faktor internal berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kinerja UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan?

3. Apakah faktor eksternal berpengaruh langsung dan signifikan terhadap faktor internal UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan?

4. Apakah faktor eksternal berpengaruh secara tidak langsung dan signifikan terhadap kinerja UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan melalui faktor internal?

(5)

Dari rumusan masalah tersebut, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh langsung dan signifikan dari faktor eksternal terhadap kinerja UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan.

2. Untuk mengetahui pengaruh langsung dan signifikan dari faktor internal terhadap kinerja UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan.

3. Untuk mengetahui pengaruh langsung dan signifikan dari faktor eksternal terhadap faktor internal UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan.

4. Untuk mengetahui pengaruh secara tidak langsung dan signifikan dari faktor eksternal terhadap kinerja UMKM melalui faktor internal UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan.

Selanjutnya manfaat dari penelitian yang akan dilakukan adantara lain adalah sebagai berikut :

a) Bagi Ilmu Pengetahuan

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap bisa mengetahui pengaruh faktor eksternal dan faktor internal baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap Kinerja UMKM. Sehingga, akan memberikan pengetahuan tentang faktor apasajakah yang berpengaruh maupun kurang berpengaruh terhadap Kinerja UMKM.

b) Bagi UMKM

Dengan mengetahui pengaruh faktor eksternal dan faktor internal terhadap Kinerja UMKM, diharapkan akan membantu UMKM dalam memahami faktor-faktor apasajakah yang berpengaruh terhadap kinerja dari usaha yang mereka jalankan. Sehingga, kinerja UMKM dapat ditingkatkan melalui peningkatkan faktor-faktor tersebut.

c) Bagi Pengambil Keputusan

Melalui penelitian ini,diharapkan akan menjadi salah satu pertimbangan bagi para pengambil kebijakan dalam merumuskan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja UMKM dengan memperhatikan apasajakah faktor yang berpengaruh terhadap Kinerja UMKM.

B. TINJAUAN PUSTAKA Definisi UMKM

Pengertian UMKM di Indonesia ditetapkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM. Menurut Undang-Undang, UMKM didefinisikan menurut beberapa kriteria sesuai dengan total kepemilikan aset dan omset dari usaha tersebut, yang dijabarkan dalam tabel berikut :

(6)

Tabel.1 Definisi UMKM Menurut UU No.20 tahun 2008

No. Jenis Usaha Jumlah

Aset Jumlah

Omset

1 Usaha Mikro Maksimum

Rp.50 Juta Maksimum Rp.300 Juta 2 Usaha Kecil > Rp.50 juta

- 500 Juta

> Rp. 300 juta - 2,5 Milliar

3 Usaha

Menengah

> Rp. 500 juta - < 1 Milliar

> Rp. 2,5 Milliar - 50 Milliar

Permasalahan UMKM di Indonesia

Survey Badan Pusat Statistik Tahun 2012 bagi UMKM di Indonesia mendapati bahwasanya UMKM kesusahan dalam usahanya hingga 79,29%, yang diakibatkan sulitnya pemasaran, ketenagakerjaan, permodalan, bahan baku, distribusi transportasi, serta kesulitan yang lain. Pengembangan UMKM masih terdapat kendala dalam mengelola usaha yang masih menggunakan cara-cara lama, mutu SDM yang rendah, skala serta teknik produksi, rendahnya kapabilitas inovasi, juga akses yang terbatas pada lembaga keuangan, terutama perbankan.

Kinerja UMKM

Moeheriono (2012) menyatakan performa atau kinerja adalah representasi tentang tingkat pencapaian pelaksanaan sebuah program ataupun kebijakan dalam meraih tujuan, sasaran serta visi misi organisasi yang tertuang lewat perencanaan strategis sebuah organisasi.

Pearce dan Robinson (2011) menyatakan ada sejumlah faktor yang memberikan pengaruh bagi kinerja UMKM yang dikelompokkan ke dalam 2 kategori yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal ialah kondisi yang ada diluar usaha yang dikerjakan namun ikut berpotensi memberikan pengaruh bagi usaha sedangkan faktor internal ialah faktor yang ada dalam organisasi serta umumnya berimplikasi langsung serta spesifik bagi usaha itu.

Pengukuran kinerja UMKM adalah sebuah metode yang bisa dipakai untuk melihat kompetensi usaha didalam menghadapi kompetisi. Hal tersebut dilangsungkan melalui analisa sejumlah faktor yang memberikan pengaruh bagi didalam menjalankan usaha, baik faktor eksternal ataupun internal. Dua faktor itu menolong perusahaan didalam menganalisa serta merencanakan strategi yang perusahaan butuhkan guna membuat posisi kompetitif perusahaan pada masa mendatang meningkat (Charles J. Capps, 2012).

Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar kendali yang mempengaruhi perusahaan mengenai arah dan tindakan, yang pada akhirnya juga mempengaruhi struktur organisasi dan proses internalnya (Robbins &

Coulter, 2013).

Menurut Sandra dan Purwanto (2015), faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja UMKM terdiri dari beberapa aspek yakni : Aspek kebijakan pemerintah di sektor publik, Aspek sosial budaya dan ekonomi serta Aspek peranan lembaga terkait.

(7)

Aspek Kebijakan Pemerintah

Menurut Munizu (2010), suatu UMKM akan tumbuh apabila lingkungan aturan/kebijakan yang mendukung kemudahan usaha, memberikan pembinaan serta memberikan akses informasi dan lokasi usaha yang memadai kepada pelaku usaha. Dengan adanya dukungan pemerintah melalui kebijakan yang mendukung peningkatan kinerja UMKM. Rokhayati dan Lestari (2016) menyatakan bahwa dukungan pemerintah merupakan aspek yang penting dalam ikut serta mensukseskan sebuah bisnis. Karena dengan adanya dukungan pemerintah maka proses regulasi yang ada tentunya mendukung pihak pihak yang berkepentingan khususnya usha mikro kecil menengah.

Aspek Peranan Lembaga Terkait

Rokhayati dan Listiyaning (2016) menyatakan bahwa aspek peranan lembaga terkait ini meliputi pemerintah, perguruan tinggi, swasta, asosiasi pengusaha, lembaga swadaya masyarakat dan lainnya yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan UMKM. Menurut Munizu (2010) aspek peranan lembaga terkait berkaitan dengan peranan lembaga yang memberikan pelatihan dan pembinaan, monitoring, serta memberikan bantuan permodalan terhadap usaha. Pelaku usaha yang mengikuti pelatihan dan pembinaan diharapkan memiliki kemampuan yang baik untuk meningkatkan kinerja usaha.

Selain itu, bantuan permodalan juga mempermudah pelaku usaha untuk meningkatkan kinerjanya.

Faktor Internal

Faktor internal yang positif dapat digunakan perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan.Sebaliknya faktor internal yang negatif harus dihindari oleh perusahaan karena akan menghambat perusahaan dalam mencapai tujuan, misalnya kekurangan modal, kekurangan pekerja terampil, tidak mampu menguasai teknologi, dan lokasi yang tidak strategis (Zimmerer et. al.,2008).

Menurut Subroto, Hapsari, dan Astutie (2016), dengan meningkatkan faktor internal yang meliputi sumber daya manusia, keuangan, produksi, serta pemasaran akan meningkatkan kinerja UMKM.

Aspek Permodalan

Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Nugraha (2011: 9) “ modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang dan sebgaainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan.” Menurut Suliyanto (2010), analisis aspek permodalan dipakai guna memberi jawaban bagi pertanyaan bagaimanakah kesiapan permodalan yang hendak dipakai guna melangsungkan bisnis supaya memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Aspek Pasar dan Pemasaran

American Marketing Association dalam Fandy Tjiptono (2014:27) mengemukakan pengertian pemasaran adalah: “Proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individual dan organisasional. Menurut Kotler dan Armstrong (2012:75),

Marketing mix is the set of tactical marketing tools that the firm blends to produce the response it wants in the target market”, artinya menyatakan bahwa bauran

(8)

pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang memadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam target pasar.

Aspek Sumber Daya Manusia

Schermerhorn (1996:4) mengemukakan “Human resource are the people, individuals, and groups that help organizations produce goods or services” yang artinya sumber daya manusia adalah orang-orang, individuindividu, dan kelompok-kelompok yang membantu organisasi menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa

Kompetensi sumber daya manusia erat hubungannya pada kinerja UMKM, baik kinerja individu maupun kinerja organisasi (perusahaan). Menurut Amstrong (1994) kinerja individu berdasarkan pehamaman ilmu pengetahuan, kompetensi, perilaku serta keahlian yang dibutuhkan agar bisa menjalankan tugasnya secara baik. Sementara kinerja perusahaan berdasarkan terhadap bagaimanakah manajemen perusahaan merespons situasi internal serta eksternalnya, yang melalui suatu tolak ukur bisa diketahui berapakah tingkat turbulensinya serta tingkat kemampuan untuk mengantisipasi.

Teori Daya Saing

Michael Porter (1990) menyatakan bahwa keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah kemampuan yang diperoleh melalui karakteristik dan sumber daya suatu perusahaan untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain pada industri atau pasar yang sama.

Michael E Porter dalam bukunya yang berjudul The Competitive Advantage of Nations (1990) mengemukakan sebuah teori untuk menghitung daya saing suatu negara yang dinamakan Model Berlian. Menurut Porter ada 4 elemen yang mempengaruhi daya saing suatu negara yakni kondisi faktor-faktor, kondisi permintaan, industri terkait & industri pendukung serta strategi perusahaan, struktur pasar dan persaingan

Teori Ekonomi Kelembagaan

Douglas C. North seorang sejarahwan ekonomi terkemuka mendefinisikan kelembagaan sebagai batasan-batasan yang dibuat untuk membentuk pola interaksi yang harmonis antara individu dalam melakukan interaksi politik, sosial dan ekonomi (North, 1990).

Johanson dan Vahlne dalam Dias dan Lopes (2014) menyatakan bahwa berbagai masalah UMKM khususnya terkait pemasaran dan permasalahan industri terkait ketahanan ekonomi dan efisiensi dapat diatasi melalui domestic networking atau disebut dengan sinergi antara industri besar dan industri kecil (UMKM). Namun, upaya sinergi tersebut perlu diregulasi oleh suatu sistem ekonomi kelembagaan tertentu yang menekankan adanya peran kelembagaan dalam menentukan berjalannya sistem ekonomi dan sosial sehingga diharapkan segala potensi konflik yang terjadi antara industri dan UMKM dapat diminimalisir.

Penelitian Terdahulu

Studi yang dilakukan Ontorael Rizal, Suhadak, Mawardi Mukhammad Kholid (2017) menunjukkan 1) Faktor lingkungan eksternal berpengaruh signifikan serta positif bagi faktor lingkungan internal. Artinya faktor lingkungan eksternal yang semakin baik akan mempengaruhi kinerja bisnis melalui faktor

(9)

ligkungan internal; 2) Faktor lingkungan internal berpengaruh positif serta signifikan bagi kinerja usaha UMKM Makanan dan Minuman di Kota Batu; 3) Faktor lingkungan bertanda positif serta berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha bagi UMKM Makan dan Minum pada Kota Batu.

Menurut Sharmilee Sitharam dan Muhammad Hoque (2016) dengan hasil penelitian 1) Faktor internal yang terdiri dari kompetensi manajemen, akses keuangan dan kemampuan teknologi berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM di Afrika Selatan ; 2) Faktor Eksternal yang terdiri atas regulasi pemerintah, kondisi makroekonomi, kompetisi, globalisasi,, kejahatan dan korupsi juga menjadi salah satu tantangan terberat yang berpengaruh terhadap kinerja UMKM di Afrika Selatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Musran Munizu (2010) menunjukkan bahwa 1) Faktor eksternal yang terdiri atas aspek kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, dan aspek peranan lembaga terkait mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap faktor internal usaha mikro dan kecil dengan kontribusi sebesar 0,980 atau 98%. ; 2) Faktor eksternal mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja usaha mikro dan kecil dengan kontribusi sebesar 0,254 atau 25,4%.; 3) Faktor internal yang terdiri atas aspek sumber daya manusia, aspek keuangan, aspek teknik produksi /operasional, dan aspek pasar dan pemasaran mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja usaga mikro dan kecil dengan kontribusi sebesar 0,792% atau 79,2%.

Ratna Purwaningsih dan Pajar Damar Kusuma (2015) meneliti tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Studi Kasus UKM Berbasis Industri Kreatif Kota Semarang, dengan hasil penelitian 1) Faktor eksternal yang tersusun atas kebijakan pemerintah, kondisi sosial ekonomi serta budaya, peranan lembaga terkait memberikan pengaruh signifikan bagi kinerja UKM; 2) Faktor internal yang tersusun atas aspek SDM, keuangan, teknis produksi, serta pemasaran juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja UKM di Kota Semarang; 3). Faktor eksternal memberikan pengaruh dominan bagi kinerja UKM daripada faktor internal.

Kerangka Penelitan dan Hipotesis

Didalam penelitian ini memakai variabel independent (X), Variabel Mediasi (Z) serta Variabel Dependen (Y), dimana faktor eksternal mencakup aspek kebijakan pemerintah (X1), aspek peranan lembaga terkait (X2). Variabel mediasi mediasnya adalah faktor internal (Z) yang mencakup aspek permodalan (Z1), aspek pasar dan pemasaran (Z2) dan Aspek Sumber Daya Manusia (Z3).Sedangkan untuk variabel Dependen adalah Kinerja UKM (Y). Yang digambarkan dalam model kerangka pemikiran berikut :

(10)

Gambar 1. Model Konseptual

Berdasarkan variabel yang dipakai yakni faktor internal serta eksternal pada kinerja UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan, sehingga hipotesis penelitian ini ialah seperti dibawah ini :

1) H1 : Variabel faktor Eksternal berpengaruh langsung dan signifikan terhadap variabel kinerja UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan.

2) H2 : Variabel faktor Eksternal berpengaruh langsung dan signifikan terhadap variabel faktor Internal pada UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan..

3) H3 : Variabel faktor Internal berpengaruh langsung dan signifikan terhadap variabel kinerja UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan.

4) H4 : Variabel faktor faktor eksternal berpengaruh tidak langsung dan signifikan terhadap variabel kinerja UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan melalui faktor Internal.

C. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan. Sehingga pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui survei.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian itu akan dilakukan.

Penelitian ini dilakukan pada UMKM Bordir Kabupaten Pasuruan. Salah satu pertimbangan penulis untuk menjadikan UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan sebagai obyek penelitian karena UMKM Bordir merupakan salah satu industri kecil yang menjadi produk unggulan di Kabupaten Pasuruan

H4 Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kinerja UMKM

H1

H3

H4

H2

(11)

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel terikat (Endogen variable)

Variabel terikat adalah suatu variabel yang variasi nilainya dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja UMKM Bordir Kabupaten Pasuruan.

2. Variabel Mediasi

Variabel Mediasi adalah variabel yang dapat dipengaruhi dan dapat mempengaruhi variabel lain.. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Faktor Internal (Z).

3. Variabel Bebas (Eksogen Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang variasi nilainya tidak dipengaruhi oleh variasi nilai variabel lain, namun akan mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Faktor Eksternal (X).

Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan yang merupakan anggota ASPENDIR sejumlah 60 pengusaha Bordir.

Hal ini terkait dengan faktor eksternal yang diangkat peneliti dalam penelitian ini yakni aspek peranan lembaga terkait. Dimana pada aspek peranan lembaga terkait peneliti mengangkat ASPENDIR sebagai lembaga terkait.

Berdasarkan penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang responden, maka penulis mengambil 100% jumlah populasi yang merupakan pemilik UMKM Bordir yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Bordir (ASPENDIR) yaitu sebanyak 60 pengusaha bordir. Dengan demikian penggunaan seluruh populasi tanpa harus menarik sampel penelitian sebagai unit observasi disebut sebagai teknik sensus.

Metode Analisis Data

Permodelan dalam analisis penelitian ini adalah menggunakan PLS (Partial Least Square) dengam program smart PLS 3.0 yang merupakan metode analisis yangpower full, karena tidak didasarkan pada banyak asumsi.

Langkah-langkah PLS adalah sebagai berikut (Ghozali, 2015) : 1. Merancang model pengukuran atauouter model.

Outer modelsering juga disebut (outer relation atau measurementmodel) mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel laten.

2. Merancang model struktural atauinner model.

Inner model yang kadang disebut juga (inner relation, structural model dansubstantive theory) adalah menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan padasubstantive theory.

3. Mengkontruksi diagram jalur

Dalam diagram jalur, hubungan antar konstruk akan dinyatakan melalui anak panah. Anak panah yang lurus menunjukkan korelasi antar konstruk.

Konstruk yang dibangun dalam diagram alur dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :

a) Konstruk Eksogen (Exogenous Constructs), yang dikenal juga sebagai source variables atau independent variables yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah.

b) Konstruk Endogen (Endogenous Construct), yang merupakan faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk.

Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa

(12)

konstruk endogen lainnya, tapi konstruk eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen.

4. Mengkonversi diagram jalur ke sistem persamaan.

Persamaan yang dikembangkan dalam penelitian ini menunjukkan dua model yaitu persamaan pengukuran dan persamaan struktural:

a) Persamaan model pengukuran atau Outer Model dengan indikator refleksif.

b) Persamaan model struktural (structural equation) atau Inner Model.

5. Melakukan estimasi atau pendugaan parameter

Pendugaan parameter dilakukan untuk menghitung data variabel laten.

Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode kuadrat terkecil (least square methods). Proses perhitungan dilakukan dengan cara iterasi, dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen.

6. Uji kebaikan model atau Goodness of fit

Model ukur menggunakan variabel laten dependen dengan interpretasi yang sama dengan regresi. Q2 predictive relevance untuk mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya

7. Evaluasi Model

Evaluasi Model ini dibagi menjadi dua yaitu outer model dan inner model.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil penelitian ini telah dilakukan beberapa analasis yaitu deskriipsi responden, deskripsi jawababn responden dan dilakukan hasil evaluasi outer model dan data yg tidak baik akan direduksi

Hasil Uji Discriminant Validity

Tabel 2 Uji Discriminant Validity dengan Average Variant Extracted (AVE)

Variabel AVE Keterangan

Faktor Eksternal (X) 0,745 Valid

Faktor Internal (Z) 0,623 Valid

Kinerja UMKM (Y) 0,802 Valid

Berdasarkan Tabel di atas menjelaskan nilai dari AVE dari dimensi integritas, time budget pressure, pengendalian internal dan kualitas audit. Dapat dilihat bahwa setiap konstruk (variable) tersebut memiliki nilai AVE diatas 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa setiap konstruk tersebut memiliki nilai validitas yang baik dari setiap indikator nyata kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengaruh Faktor eksternal terhadap Kinerja UMKM dan Faktor Internal dapat dikatakan valid.

(13)

Hasil Uji Composite Reliability

Tabel 3 Hasil Uji Composite Reliability

Variabel Composite Reliability Keterangan

Faktor Ekastenal (X) 0,953 Reliabel

Faktor Internal (Z) 0,955 Reliabel

Kinerja UMKM (Y) 0,953 Reliabel

Dari Tabel diatas dapat dilihat setiap konstruk atau variable tersebut memiliki nilai composite reliability diatas 0,7 yang menandakan bahwa internal consistency dari variable endogen (faktor Internal dan Kinerja UMKM) dan eksogen (Faktor Eksternal) memiliki reliabilitas yang tinggi.

Evaluasi Inner Model

Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output result for inner weight. Selanjutnya dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai hasil uji path coefficient, uji goodness of fit dan uji hipotesis.

Hasil Uji path Coefficient

Tabel 4 Hasil Uji Path Coefficient

Variabel Faktor Ekastenal

(X)

Faktor Internal

(Z)

Kinerja UMKM(Y)

Faktor Ekastenal (X) - 0,964 1,526

Faktor Internal (Z) - - -0,577

Kinerja UMKM (Y) - - -

Berdasarkan skema inner model yang telah ditampilkan pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai path coefficient terbesar ditunjukkan dengan pengaruh Faktor Ekastenal (X) terhadap Faktor Internal (Z) sebesar 0,964, dan pengaruh Faktor Internal (Z) terhadap Kinerja UMKM (Y) sebesar -0,577.

Berdasarkan urian hasil tersebut, menunjukkan bahwa jika variabel dalam model ini memiliki path coefficient dengan angka yang negatif, maka menunjukkan bahwa semakin besar nilai path coefficient pada satu variabel independen terhadap variabel dependent, maka menurunnya pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen tersebut dan sebaliknya.

Hasil Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit)

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan program smart PLS 3.0 diperoleh nilai R square sebagai berikut

Tabel 5. Hasil Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit)

Berdasarkan sajian data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai R square untuk variabel Kinerja UMKM (Y) adalah 0,965, perolehan nilai tersebut

Variabel Nilai R square

Faktor Internal (Z) 0,929

Kinerja UMKM (Y) 0,965

(14)

menjelaskan bahwa prosentase besarnya Faktor eksternal dan faktor Internal dapat dijelaskan sebesar 0,965 atau 96,5%. Kemudian untuk nilai R square yang diperoleh variabel Faktor Internal (Z) sebesar 0,929, perolehan nilai tersebut menjelaskan bahwa prosentase besarnya Faktor Eksternal dapat dijelaskan sebesar 0,929 atau 92,9%.

Uji Hipotesis

Berikut dapat dilihat secara keseluruhan korelasi setiap variabel yaitu model yang menyatakan pengaruh antara Faktor Ekternal terhadap Faktor Internal dan Kinerja UMKM. Dimana model pada gambar berikut tidak perlu dilakukan eliminasi, hal ini disebabkan karena korelasi konstruk memiliki nilai lebih dari 0,5.

Gambar 2. Full Model Structural Partial Least Square

Dalam PLS pengujian secara statistik setiap hubungan yang dihipotesiskan dilakukan dengan menggunakan simulasi. Dalam hal ini dilakukan metode bootstrap terhadap sampel. Pengujian dengan bootstrap juga dimaksudkan untuk meminimalkan masalah ketidak normalan data penelitian. Hasil pengujian dengan bootstrapping dari analisis PLS adalah sebagai berikut

Tabel 6. Hasil uji t statistik dan p value

Pengaruh

Langsung Original

Sample T

Statistics P Value Hasil Faktor Eksternal (X)

-> Faktor Internal (Z) 0,964 102,457 0,000 Signifikan Faktor Eksternal (X) 1,526 12,240 0,000 Signifikan

(15)

-> Kinerja UMKM (Y) Faktor Internal (Z) ->

Kinerja UMKM (Y) -0,577 4,087 0,000 Signifikan

Pengaruh Tidak

Langsung Original

Sample T

Statistics P Value Hasil Faktor Eksternal (X)

-> Faktor Internal (Z)

-> Kinerja UMKM (Y) -0,556 4,152 0,000 Signifikan

1. Pengujian Hipotesis 1 : Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Kinerja UMKM Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa hubungan variabel Faktor Eksternal dengan Kinerja UMKM menunjukkan nilai koefisien jalur bernilai positif dengan nilai Original Sample sebesar 1,526 dengan nilai t hitung sebesar 12,240 lebih besar dari (1,960) dan p value sebesar 0,000 lebih kecil dari 5% (P<0,05). Hasil ini berarti bahwa Faktor Eksternal memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap Kinerja UMKM. Hasil ini berarti bahwa Faktor Eksternal memiliki hubungan signifikan terhadap Kinerja UMKM, berarti sesuai dengan hipotesis pertama dimana Faktor Eksternal memiliki pengaruh terhadap Kinerja UMKM. Hal ini berartiHipotesis 1 diterima.

2. Pengujian Hipotesis 2 : Pengaruh Faktor Internal terhadap Faktor Internal Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hubungan variabel Faktor Eksternal dengan Faktor Internal menunjukkan nilai koefisien jalur bernilai positif dengan nilai Original Sample sebesar 0,964 dengan nilai t hitung sebesar 102,457 lebih besar dari (1,960) dan p value sebesar 0,000 lebih kecil dari 5%

(P<0,05). Hasil ini berarti bahwa Faktor Eksternal memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap Faktor Internal. Hasil ini berarti bahwa Faktor Eksternal memiliki hubungan signifikan terhadap Faktor Internal, berarti sesuai dengan hipotesis Kedua dimana Faktor Eksternal memiliki pengaruh terhadap Faktor Internal.Hal ini berarti Hipotesis 2 diterima.

3. Pengujian Hipotesis 3 : Pengaruh Faktor Internal terhadap Kinerja UMKM Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa hubungan variabel Faktor Internal dengan Kinerja UMKM menunjukkan nilai koefisien jalur bernilai Negatif dengan Original Sample sebesar -0,577 dengan nilai t hitung sebesar 4,087 lebih besar dari (1,960) dan p value sebesar 0,000 lebih kecil dari 5%

(P<0,05). Hasil ini berarti bahwa Faktor Internal memiliki hubungan yang Negatif dan signifikan terhadap Kinerja UMKM. Hasil ini berarti bahwa Faktor Internal memiliki hubungan signifikan terhadap Kinerja UMKM, berarti sesuai dengan hipotesis Ketiga dimana Faktor Internal memiliki pengaruh terhadap Kinerja UMKM. Hal ini berartiHipotesis 3 diterima.

4. Pengujian Hipotesis 4 : Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Kinerja UMKM Melalui Faktor Internal

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa hubungan variabel Faktor Eksternal dengan Kinerja UMKM melalui Faktor Internal menunjukkan nilai koefisien jalur bernilai Negatif dengan nilai Original Sample sebesar -0,556 dengan nilai t hitung sebesar 4,416 lebih besar dari (1,960) dan p value sebesar 0,000 lebih kecil dari 5% (P<0,05). Hasil ini berarti bahwa Faktor Eksternal

(16)

memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap Kinerja UMKM melalui Faktor Internal. Hasil ini berarti bahwa Faktor Eksternal memiliki hubungan signifikan terhadap Kinerja UMKM melalui Faktor Internal, berarti sesuai dengan hipotesis keempat dimana Faktor Eksternal memiliki pengaruh terhadap Kinerja UMKM melalui Faktor Internal.Hal ini berarti Hipotesis 4 diterima.

Pembahasan Hasil Penelitian

1) Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Kinerja UMKM Bordir Di Kabupaten Pasuruan

Secara empiris penelitian ini telah membuktikan variabel Faktor Eksternal memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja UMKM Bordir Di Kabupaten Pasuruan. Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai Original Sampel sebesar 1,526 t-statistik sebesar 12,240 (p-value = 0,000). Arah hubungan Faktor Eksternal terhadap pengendalian internal bernilai positif, artinya perubahan variabel Faktor Eksternal memberikan dampak pada peningkatan Kinerja UMKM. Dapat diartikan jika faktor eksternal dinaikan satu satuan maka Kinerja UMKM naik sebesar 1.526.

Hasil ini menggabarkan bahwa pentingnya faktor eksternal dalam meningkatkan kinerja UMKM melalui kebijakan pemerintah dengan mempermudah pelaku UMKM bordir dalam mendapatkan tambahan modalnya.

serta dengan adanya pembinaan melalui dinas/SKPD terkait dapat menambah wawasan untuk mengembangkan usaha bordir. Serta menerapkan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2021 tentang Kemudahan, perlindungan, pemberdayaan Koprrasi dan UMKM. Dan diharapkan juga adanya tempat khusus untuk agar para pelaku dapat dengan mudah untiuk memasarkan hasilnya. Sedangkan peningkatan kinerja UMKM juga didukung oleh aspek peran Lembaga terkait, yang melakukan pendampingan pada pelaku UMKM Bordir sehingga dengan adanya pendampingan akan meningkatka kinerja UMKM. Selain itu Lembaga terkait juga memonitoring agar UMKM bordir dapat meningkatkan kinerjanya.

2) Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Faktor Internal Bordir Di Kabupaten Pasuruan

Secara empiris penelitian ini telah membuktikan variabel Faktor Eksternal memiliki pengaruh signifikan terhadap Internal Bordir Di Kabupaten Pasuruan.

Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai Original Sampel sebesar 0,964 t-statistik sebesar 102,457 (p-value = 0,000). Arah hubungan Faktor Eksternal terhadap Faktor internal bernilai positif, artinya perubahan variabel Faktor Eksternal memberikan dampak pada peningkatan faktor Internal. Dapat diartikan jika faktor eksternal dinaikan satu satuan maka Faktor internal naik sebesar 0,964.

Hal ini menggambarkan bahwa pentingnya faktor eksternal dalam meningkatkan faktor internal. Dalam meningakan faktor internal diperlukan sebuah kebijakan kemudahan dan syarat untuk pengajuan penambahan modal.

Dan dengan adanya kebijakan yang memihak pada pelaku UMKM di harapkan dapat membantu dengana mudah dalam mendistribusikan diluarkota. Dan dengan adanya kegiatan yeng diselenggarak oleh pemerintah untuk menambah wawasan maka dapat juga meningkatkan keampuan para pelaku dan menambah pengalaman untuk menjalankan usahanya.

3) Pengaruh Faktor Internal terhadap Kinerja UMKM Bordir Di Kabupaten Pasuruan

(17)

Secara empiris penelitian ini telah membuktikan variabel Faktor Internal memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja UMKM Bordir Di Kabupaten Pasuruan. Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai Original Sampel sebesar -0,577 t statistik sebesar 4,087 (p-value = 0,000). Arah hubungan Faktor Eksternal terhadap Faktor internal bernilai Negatif, artinya perubahan variabel Faktor Eksternal memberikan dampak pada penurunan pada Kinerja UMKM. Dapat diartikan jika faktor Internal dinaikan satu satuan maka Kinerja UMKM turun sebesar 0,577.

Hal ini menggambarkan faktor internal memberikan pengaruh atau memiliki hubungan negative pada Kinerja UMKM. Kondisi UMKM bordir di kabupaten Pasuruan tergolong usaha kecil yang memiliki modal yang tidak terlalu besar, tetapi mereka memiliki akses untuk mendapatkan pinjaman modal contohnya dari KUR atau kredit dari lembaga keungan yang berkopeten. Dengan penambahan modal dari KUR atau lembaga keungan tersebut, nantinya akan menjadi beban bagi kinerja UMKM bordir itu sendiri karena usaha tersebut harus menanggung biaya yang lebih untuk melakukan penulasan pada kredit yang UMKM tersebut ambil. Begitu pula dengan aspek sumber daya baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dengan jumlah karyawan banyak, tidak berpengaruh terhadap kinerja UMKM karena bordir bukan merupakan barang yang selalu ada permintaan dan memiliki pasar tersendiri. Dari jumlah karyawan yang banyak jika di dorong untuk memproduksi banyak maka akan menyebabkan penumpukan barang dan akhirnya akan menganggu perputaran modal dan menjadi beban tersendiri bagi UMKM.

4) Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Kinerja UMKM Bordir Di Kabupaten Pasuruan melalui Faktor Internal

Secara empiris penelitian ini telah membuktikan variabel Faktor eksternal memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja UMKM Bordir Di Kabupaten Pasuruan melalui Faktor Internal. Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai Original Sampel sebesar -0,556 t statistik sebesar 4,152 (p value = 0,000). Arah hubungan Faktor Eksternal terhadap Faktor internal bernilai Negatif.

Hasil penelitian ini menunjukan Faktor Eksternal memiliki pengaruh terhadap Kinerja UMKM melalui Faktor Internal. Artinya secara tidak langsung kinerja UMKM dipengaruhi Faktor Eksternal. Namun kinerja UMKM semakin menurun dikeranakan adanya Faktor internal. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tidak semua kebijakan pemerintan mengenai peraturan regulasi terkait pemudahan permodalan dapat membantu kebutuhan penambahan modal usaha. Dalam hal ini akan menjadikan penambahkan beban sehingga berdampak pada penurunan kinerja UMKM. Begitu juga dengan adanya bantuan permodalan dari pihak terkait juga menyebabkan adanya hambatan dalam menggunakan modal usahanya.

Begitu pula dengan adanya peranan lembaga terkait dengan mengadakan Bimtek (Bimbingan teknis) dan pendampingan, tetapi jika internal dari UMKM bordir tidak mendukung maka tidak akan berpengaruh terhadap kinerja UMKM Bordir dalam kinerjanya, dikarenakan bimbingan tidak berjalan efektif karena mereka sudah pernah melaksanakan pengelolaan UMKM bordir tersebut dalam waktu yg lama serta ada sebagian besar merupakan usaha turun temurun sehingga perubahan untuk pengelolaan dengan sistem baru akan menyulitkan mereka dan akan berpengaruh terhadap kinerja dari UMKM bordir tersebut.

(18)

E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Untuk kebijakan pemerintah dan peran lembaga terkait dapat mempengaruhi kinerja UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan. Dimana melalui kebijkan-kebijakan pemerintah daerah Kabupaten pasuruan dapat mendukung peningkatan kinerja UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan.

Begitu pula dengan peran lembaga terkait, seperti ASPENDIR, LSM, akademisi (sekolah dan Kampus) membantu juga dalam penigkatan kinerja UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan.

2) Kebijakan Pemerintah Kabupatan Pasuruan dan lembaga terkait memberikan dampak terhadap aspek permodalan, SDM dan pemasaran UMKM bordir. Adanya kebijakan pemerintah dan peran lembaga terkait akan mempermudah perolehan modal, pengembangan pasar dan pengaturan tentang SDM nya, misalanya tentang regulasi umur pekerja, standar upah dan lain sebagainya, sehingga dapat meningkatkan kekuatan lembaga atau usaha bordir di Kabupaten Pasuruan.

3) Aspek modal, aspek pemasaran dan aspek sumber daya manusia dapat mempengaruhi kinerja UMKM bordir di Kabupaten Pasuruan. Namun dalam penelitian ini hubungan anatar faktor internal dan kinerja memiliki hubungan terbalik. Dimana ketika terjadi penambahan modal (KUR dan Kredit yg lain) akan dan menyebabkan beban berupa bunga bagi UMKM Bordir tersebut.

Bitu pula dengan aspek pemasaran, jika diperluas atau ditingkatkan maka akan menyebabkan beban juga, karena akan timbul biaya atas pemasaran tetapi bordir tidak bisa cepat perputarannya seperti barang konsumsi. Begitu pula dengan aspek sumber daya baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Dari segi kuantitas akan menyebabkan beban gaji yang besar dan kualitas juga sedikit akan berengaruh terhadap peningkatan kinerja UMKM.

4) Kebijakan pemerintah dan aspek lembaga terkait akan mempengaruhi aspek kemudahan modal, pengaturan tentang SDM dan kebijakan dalam pemasaran UKM bordir sehingga akan berdampak terhadap kinerja UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan. Namun tidak semua penambahan modal akan dapat menungjang internal UKM bordir dan selanjutnya akan berdampak pada kinerja. Adanya peran lembaga terkait, dengan mengadakan bimtek dan pelatihan yg diharapkan akan berdampak pada kemampuan SDM, tetapi hal ini tidak berpengaruh secara general, karena mereka telah menjalankan usaha bordir tersebut bertahun-tahun.

Rekomendasi

Adapun beberapa rekomendasi yang dapat disampaikan penulis sesuai dengan kepentingan adalah sebagai berikut :

1) Adanya pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan penggunaan desain bordir dengan komputer, pelatihan pemasaran memalui e-commerce dan lain sebagainya, yang dilakukan secara terprogram dan periodik bagi pelaku UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan pada setiap wilayahnya, dan dilakukan pengawasan serta pembinaan dan pendampingan secara sistematis dan terukur oleh pihak terkait di pemerintah Kabupaten Pasuruan.

2) Pemerintah dan pihak terkait di Kabupaten Pasuruan dapat memberikan fasilitas kemudahan permodalan, baik persyaratan, biaya bunga yang rendah, dan jangka waktu angsuran yang fleksibel, serta sosialisasi

(19)

berkaitan dengan tatacara proses, persyaratan berkaitan dengan pengajuan pinjaman melalui lembaga perbangkan

3) UMKM Bordir di Kabupaten Pasuruan khususnya di Kecamatan Bangil untuk lebih meningkatkan kreativitas dan inovasi, dengan mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan berkaitan dengan pengembangan UMKM, baik produk mapun manajemen dalam pengelolaan keuangan. Serta melakukan pencatatan yang benar dan rutin guna melakukan pengawasan dan evaluasi usahanya (terkait cash flow usaha).

4) Meningkatkan kembali peran ASPENDIR di Kabupaten Pasuruan baik dari segi aktivitas dan kelembagaannya seperti pameran produk, bazzar Bordir, pagelaran fashion show dan sebagainya sehingga potensi setiap UMKM bordir yang lama dan baru berdiri bisa lebih menonjol dan dapat terus berkembang usahanya.

5) Peningkatan peran lembaga terkait, seperti Akademisi dengan melakukan berbagai penelitian yang terkait perkembangan UMKM Bordir, Kinerja UMKM Bordir, Strategi pemasaran UMKM Bordir, Peningkatan daya saing UMKM Bordir dan sebagainya, sehingga mampu menjadi referensi dan rujukan para pengusaha bordir dalam memajukan usahanya.

6) Peneliti yang akan datang dapat melakukan penelitian mengenai keunggulan bersaing dan kinerja UMKM dengan cara membandingkan antara daerah satu dengan daerah lainnya. Dengan membandingkan kedua daerah tersebut dapat diketahui apa yang perlu dilakukan pemerintah guna meningkatkan kinerja UMKM.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, D. (2018) “Pengaruh modal usaha, orientasi pasar, dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja ukm kota Makassar,” Jurnal Manajemen, Ide, Inspirasi (MINDS), 5(1), hal. 95–111.

Achmadi, A. dan Narbuko, C. (1997) Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Admin Kominfo (2020) Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan 2020,

Pasuruankab.go.id. Tersedia pada:

https://www.pasuruankab.go.id/pages-12-gambaran-umum-kabupaten-pas uruan-2018.html.

Andrianto, E. (2017) Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Intern dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Yogyakarta.

Ardiana, I., Brahmayanti, I. A. dan Subaedi (2010) “Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya,” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 12(1), hal. 42–55.

Ardiyanti, L., Suryadi dan Setyowati, E. (2010) “STRATEGI

PEMBERDAYAAN PENGRAJIN BORDIR MELALUI KEGIATAN

EKONOMI KREATIF (Studi pada Asosiasi Pengusaha Bordir Kelurahan

Pogar Kecamatan Bangil dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Pasuruan),” Jurnal Administrasi Publik (JAP), 3(5), hal.

(20)

733–738.

Arikunto, S. (2012) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Armstrong, G. dan Kotler, P. (2012) Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid I. Diedit oleh A. Sindoro dan B. Molan. Jakarta: Prenhalindo.

Armstrong, M. (1994) Performance Management. London: Kogan Page.

Badan Pusat Statistik (2010) Tabel Perkembangan UMKM 2008-2010, Bps.go.id.

Tersedia pada:

https://www.bps.go.id/indicator/13/1099/2/tabel-perkembangan-umkm.ht ml.

Badan Pusat Statistik (2021) Industri Besar dan Sedang, Bps.go.id. Tersedia pada:

https://www.bps.go.id/subject/9/industri-besar-dan-sedang.html#subjekVi ewTab1.

Baderi, F. (2019) Strategi Peningkatan Produktivitas SDM UMKM, Neraca.co.id.

Tersedia pada:

https://www.neraca.co.id/article/113873/strategi-peningkatan-produktivita s-sdm-umkm.

Bakan, I. dan Doğan, F. (2012) “Competitiveness of the industries based on the Porter’s diamond model: an empirical study,” International Journal of Recent Research and Applied Studies (IJRRAS), 1(3), hal. 441–455.

Bank Indonesia (2015) Bank Indonesia, Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta: BI dan LPPI.

Barragan, S. (2005) Assessing the power of Porters’ diamond model in the automobile industry in Mexico after ten years of NAFTA. University of Lethbridge.

Bismala, L. (2014) Analisis Strategi Pemasaran pada UMKM di Sumatera Utara untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM. Universitas Sumatera Utara.

Bisnis.com (2021) PDRB Kabupaten Pasuruan 2020 Tembus Rp145,592 Triliun.

Tersedia pada:

https://surabaya.bisnis.com/read/20210408/532/1378158/pdrb-kabupaten- pasuruan-2020-tembus-rp145592-triliun.

BPS Kabupaten Pasuruan (2021) Kabupaten Pasuruan dalam Angka. Pasuruan:

BPS Kabupaten Pasuruan.

Capps, C. J. dan Glissmeyer., M. D. (2012) “Extending The Competitive Profile Matrix Using Internal Factor Evaluation And External Factor Evaluation Matrix Concepts,” The Journal of Applied Business Research, 28(5), hal.

1059–1062.

David, F. R. (2009) Strategic Management (Manajemen Strategis) Konsep.

Jakarta: Salemba Empat.

Dias, E. B. dan Lopes, D. S. (2014) “Co-Operation Between Large Enterprises

(Le’s) And Sme’s: An Approach To Overcome The Stage

(21)

Internationalization Process,” Business Journal: Theory and Practice, 15(4), hal. 316–327.

Dinas Koperasi Kabupaten Pasuruan (2018) Perkembangan Jumlah UMKM di Kabupaten Pasuruan 2013-2017. Tersedia pada:

http://www.dinkop.pasuruankab.go.id/.

Dinas Perindustrian & Perdagangan Kabupaten Pasuruan (2014) Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Bordir Bangil Tahun 2011-2014. Tersedia pada:

http://disperindag.pasuruankab.go.id/.

Gallagher, S. (2005) Global strategy: Why does firm performance differ?

Tersedia pada: http://educ.jmu.edu/~gallagsr/WDFPD%02Global.pdf.

Gautam, R. K. dan Singh, R. (2011) “Competitive Perception of Small Indian Manufacturers: A study of Punjab Units,” Journal of Competitiveness, 2011(3), hal. 27–40.

Geiger, S. W. dan Hoffman, J. J. (1998) “The Impact Of The Regulatory Environment And Corporate Level Diversification On Firm Performance,” Journal of Managerial Issues. Pittsburg State University, 10(4), hal. 439–453.

Ghozali, I. (2014) Structural Equation Modeling: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan Program Lisrel 9.10. 4 ed. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Ghozali, I. (2015) Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). 4 ed. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. dan Latan, H. (2014) Partial least squares: Konsep, teknik, dan aplikasi menggunakan program smart PLS 3.0. 2 ed. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Hardiyanti, Y. F. dan Ma’ruf, M. F. (2021) “KAJIAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BANGKODIR (BANGIL KOTA BORDIR) DI KELURAHAN POGAR KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN,” Publika: Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 9(1), hal.

171–184.

Hayashi, T., Senda, M., Morohashi, H., Higashi, H., Horio, M., Kashiba, Y., Nagase, L., Sasaya, D., Shimizu, T., Venugopalan, N., Kumeta, H., Noda, N. N., Inagaki, F., Senda, T. dan Hatakeyama, M. (2012) “Tertiary Structure-Function Analysis Reveals the Pathogenic Signaling Potentiation Mechanism of Helicobacter pylori Oncogenic Effector CagA,” Cell Host and Microbe, 12(1), hal. 20–33. doi:

10.1016/j.chom.2012.05.010.

Hidayat, K. (2020) Begini cara pemerintah bantu promosi produk UMKM,

Kontan.co.id. Tersedia pada:

https://nasional.kontan.co.id/news/begini-cara-pemerintah-bantu-promosi- produk-umkm.

Hiqmah, F. (2021) “Determinants of the Intention of Social Aid Beneficiaries to

Use Banking Self-Service Technology (SST),” The International

(22)

Technology Management Review, 10(1), hal. 12–18. doi:

10.2991/itmr.k.210222.001.

Huggins, R. dan Izushi, H. (ed.) (2011) Competition, competitive advantage, and clusters: the ideas of Michael Porter. Oxford University Press.

Indonesia (2000) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Provinsi Sebagai Daerah Otonom. Jakarta:

Pemerintah Republik Indonesia.

Indonesia (2008) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Jaya, W. K. (2021) Ekonomi Kelembagaan dan Desentralisasi. UGM PRESS.

Juliasti, S. (2009) Cerdas Mendapatkan Dan Mengelola Modal Usaha. Jakarta:

PT Persero.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI (2020) RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2020 - 2024. Jakarta: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI.

Kulsum, K. U. (2020) Perkembangan Kebijakan Pemerintah Terhadap UMKM di

Indonesia, Kompas.id. Tersedia pada:

https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/perkembangan-kebijak an-pemerintah-terhadap-umkm-di-indonesia.

Limanseto, H. (2021) UMKM Menjadi Pilar Penting dalam Perekonomian

Indonesia. Tersedia pada:

https://ekon.go.id/publikasi/detail/2969/umkm-menjadi-pilar-penting-dala m-perekonomian-indonesia.

Linardo (2018) Manajemen Pemasaran. Bandung: Cikudanews.

Listiyantari, R. (2016) Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Kinerja UKM Di Kecamatan Ponorogo. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Listyarso, A. (2005) PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN DAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN LINGKUNGAN PERSAINGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI KASUS PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI KELAS KECILMENENGAH DI KOTA SEMARANG). Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Lofian, B. dan Riyoko, S. (2014) “IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNALYANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA UKM MEBEL ROTAN DI JEPARA,” Jurnal Disprotek, 5(2), hal. 8–15.

Maghfiroh, A. (2018) ANALISIS PERMINTAAN GARAM SEBAGAI INPUT

PADA RUMAH TANGGA USAHA PENGAWETAN KULIT DI

KABUPATEN PAMEKASAN AKIBAT SHOCK HARGA GARAM.

(23)

Universitas Brawijaya.

Mangkunegara, A. A. P. (2013) Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mayor, D. dan Zakaria, A. (2019) “PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA BORDIR SKALA MIKRO DI KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR,” J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan), 4(2), hal. 83–93.

Moeheriono (2012) Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Munizu, M. (2010) “Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan,” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 12(1), hal. 33–41.

Nizar, M. (2018) Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah. Pasuruan: FAI UYP.

Nugraha, L. A. (2011) Pengaruh Modal Usaha, Tingkat Pendidikan, dan Sikap Kewirausahaan terhadap Pendapatan Usaha Pengusaha Industri Kerajinan Perak Di Desa Sodo Kecamatan Paliyan Kabupaten Gunung Kidul. Universitas Negeri Yogyakarta.

Pearce, J. A. dan Robinson, R. B. (2011) Strategic Management Formulation, Implementation, and Control. 12 ed. New York: McGraw-Hill.

Pearce, J. A. dan Robinson, R. B. (2013) Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Porter, M. E. (1990) The Competitive Advantage of Nation. New York: The Free Press.

Porter, M. E. (1998) Competitive Advantage of Nations. New York: Free Press.

Purwaningsih, R. dan Kusuma, P. D. (2015) “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Dengan Metode Structural Equation Modeling (Studi Kasus UKM berbasis Industri Kreatif Kota Semarang),” Prosiding SNST ke-6 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim, 1(1).

Purwanti, E. (2012) “PENGARUH KARAKTERISTIK WIRAUSAHA, MODAL USAHA, STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PERKEMBANGAN UMKM DI DESA DAYAAN DAN KALILONDO SALATIGA,” Among Makarti, 5(1).

Purwidianti, W. dan Mudjiyanti, R. (2016) “Analisis Pengaruh Pengalaman Keuangan Dan Tingkat Pendapatan Terhadap Perilaku Keuangan Keluarga Di Kecamatan Purwokerto Timur,” Benefit: Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 1(2), hal. 141–148.

Rangkuti, F. (2013) Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ranto, B. (2007) “Korelasi antara Motivasi, Knowledge of Entreprenurship dan

(24)

Indepen-densi dan The Entrepreneur’s Performance pada Kawasan Industri Kecil,” Manajemen Usahawan Indonesia, 36(10), hal. 17–33.

Rizal, O., Suhadak dan Kholid, M. M. (2017) “Analysis Of The Influence Of External And Internal Environmental Factors On Business Performance:

A Study On Micro Small And Medium Enterprises (MSMES) Of Food And Beverage,” RJOAS, 6(66), hal. 47–56.

Robbins, S. P. dan Coulter, M. (2013) Management. 12 ed. Pearson.

Rokhayati, I. dan Lestari, H. D. (2016) “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja UMKM Gula Kelapa di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah,” Prosiding Seminar Nasional & Call for Paper (SCA2016), 6(1), hal. 544–556.

Sandra, A. dan Purwanto, E. (2015) “Pengaruh Faktor-Faktor-Eksternal dan Internal Terhadap Kinerja Usaha Kecil dn Menengah di Jakarta,” Business Management Journal, 11(1), hal. 97–124.

Santoso, S. (2015) Penelitian Kuantitatif Metode dan Langkah Pengolahan Data.

Ponorogo: Unmuh Ponorogo.

Sastrywanto, H. (2016) “PENYUSUNAN RENCANA AKSI PERTUMBUHAN DAN PENGUATAN UMKM KABUPATEN PASURUAN,” Jurnal Ilmiah Sosio Agribis, 16(2), hal. 40–51.

Schermerhorn, J. R. (1996) Management. 5 ed. New York: John Wiley & Sons.

Siagian, M., Kurniawan, P. H. dan Hikmah (2019) “Analisis Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Kinerja UMKM di Kota Batam,” Jesya: Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah, 2(2), hal. 265–271.

Sitharam, S. dan Hoque, M. (2016) “Factors Affecting The Performance Of Small And Medium Enterprises In Kwazulu-Natal, South Africa,”

Problems and Perspectives in Management, 14(2), hal. 277–288.

Subroto, S., Hapsari, I. M. dan Astutie, Y. P. (2016) “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) Kabupaten Brebes,” Prosding Semnar Nasional Penelitian Dan PKM Sosal, Ekonomi Dan Humaniora, 6(1), hal. 337–344.

Sudiarta., I. P. L. E., Kirya, I. K. dan Cipta, W. (2014) “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kabupaten Bangli,” Jurnal Manajemen Indonesia, 2(1).

Sugiyono (2012) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono (2016) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sularsih, H. dan Nasir, A. (2020) “Strategi UMKM dalam meningkatkan

pendapatan dimasa pandemi Covid-19 guna mempertahankan

(25)

kelangsungan usaha di era revolusi industri 4.0 (studi pada UMKM makanan dan minuman di Kabupaten Pasuruan),” Jurnal Paradigma Ekonomika, 16(4), hal. 763–772.

Suliyanto (2010) Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Andi Offset.

Sumodiningrat, G. dan Ari, W. (2015) Menuju Ekonomi Berdikari:

Pemberdayaan UMKM Dengan Konsep OPOP-OVOP OVOC.

Yogyakarta: Media Pressindo.

Supranto, J. (2006) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Susantiningrum (2018) “Pemetaan Permasalahan Yang Dihadapi Oleh Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Alternatif Solusinya,” in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Administrasi Perkantoran. Semarang: FKIP UNS, hal. 229–234.

Syahsudarmi, S. (2018) “PENGARUH ASPEK KEUANGAN DAN MODAL MANUSIA TERHADAP KINERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Kasus: UMKM di Wilayah Kota Pekanbaru),” Eko dan Bisnis (Riau Economics and Business Reviewe), 9(1), hal. 66–74.

Tambunan, T. T. H. (2002) Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat.

Tambunan, T. T. H. (2012) Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia : Isu-Isu Penting. Jakarta: LP3ES.

Tasevska, G. M. (2006) An economic analysis of the macedonian viticulture ‒ a competitiveness view of the grape and wine sectors. SLU.

Tjiptono, F. (2014) Pemasaran Jasa Prinsip, Penerapan, dan Penelitian.

Yogyakarta: Andi Offset.

Utama, D. D. T. dan Darwanto (2013) “Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Semarang,”

Diponegoro Journal of Economics, 2(4), hal. 1–13.

Widhi, F. (2021) UMKM Sumbang 57,25% dalam PDRB Jawa Timur. Tersedia pada:

https://investor.id/business/258530/umkm-sumbang-5725-dalam-pdrb-jaw a-timur.

Wijayanti, T. (2014) Marketing Plan dalam Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wilantara, R. F. dan Susilawati (2016) Strategi dan Kebijakan Pengembangan UMKM. Bandung: Refika Aditama.

Wirawan (2009) Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Yamin, S. dan Kurniawan, H. (2011) SPSS Complete Teknik Analisis Statistik

(26)

Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.

Zimmerer, T. W., Scarborogh, N. M., Wilson, D. dan Rahoyo, S. (2008)

Kewirausahaan Dan Manajemen Usaha Kecil. 5 ed. Jakarta: Salemba

Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mencari tahu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga pada kegiatan ekonomi kreatif mebeler studi kasus firas mebel Desa Kedongdong,

Analisis Pengaruh Modal, Jumlah Tenaga Kerja, Teknologi dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus Umkm Sulampita Di