• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh fcmc pendidikan kesehatan melalui media video

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh fcmc pendidikan kesehatan melalui media video"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FCMC PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA VIDEO PENANGANAN ANEMIA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI DESA

BALAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN

Nur Hawa Siti Barokah1, Desy Widyastutik2

1 Mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta 2,3 Dosen Program Studi Kebidanan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta

Email: [email protected]

Abstract

Anemia is one of the problems faced by adolescents. Factors retated to the anemia is knowledge. The research purpose was to analyze the effect of FCMC health education through the videos media on adolescent knowledge in Balak Village, Cawas District, Klaten Regency.The research type was used a quantitative research, with a quasy-experimental method used a nonequivalent control group design. The research sample was 74 adolescents, divided into 2, namely the intervention and control groups, each of which was 37 adolescents with a purposive sampling technique. The research instrument used a questionnaire. Data analysis techniques used univariate and bivariate analysis. The results showed that 1) the level of knowledge of female adolescents in the control and experimental groups after the implementation of FCMC health education using video media increased to a good category. 2) The Mann Withney test on the knowledge variable obtained a p value of 0.000 <0.05 so that there was an effect of FCMC health education with videos on knowledge about prevention of anemia in female adolescents in Balak Village, Cawas District, Klaten Regency. The research can be concluded that there is an effect of FCMC health education with video on knowledge about prevention of anemia in female adolescents in Balak Village, Cawas District, Klaten Regency.

Keywords: FCMC, video, knowledge, anemia

1. PENDAHULUAN

Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa ini ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Masa perkembangan pada diri remaja diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) yang nantinya mampu bereproduksi (Nurbaiti, 2019).

Salah satu permasalahan yang dihadapi para remaja adalah anemia. Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal.

Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda antara laki-laki dan perempuan. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Anemia pada remaja dapat membawa dampak kurang baik

bagi remaja, anemia yang terjadi dapat menyebabkan menurunnya kesehatan reproduksi, perkembangan motorik, mental, kecerdasan terhambat dan menurunnya prestasi belajar. Penyebab anemia adalah kurangnya asupan zat besi yang kurang sekitar dua per tiga zat besi dalam tubuh terdapat dalam sel darah merah hemoglobin (Deviana, 2017).

Angka kejadian anemia di dunia sebanyak 1,62 miliar orang, sekitar 24% dari keseluruhan populasi. Prevalensi wanita menderita anemia di dunia sebesar 36%, dimana ibu hamil sebesar 41,8% dan 30%

wanita yang tidak hamil (Khalid, 2018). World Health Organization (WHO) dalam Worldwide Prevalence of Anemia tahun 2015 menunjukkan bahwa prevalensi anemia di

(2)

dunia berkisar 40-88%. Di Asia Tenggara, 25-40% remaja putri mengalami kejadian anemia tingkat ringan dan berat. Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Persentase prevalensi anemia di Provinsi Jawa Tengah yaitu 57,7% dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena persentasenya

>20% (Sulistiani, at al., 2021).

Terjadinya anemia sebagian besar disebabkan kurangnya asupan zat gizi.

Kurangnya asupan zat gizi besi dipengaruhi oleh pengetahuan remaja putri mengenai anemia dan gizi. Pengetahuan remaja terhadap anemia dan gizi seimbang akan mempengaruhi perilaku pola konsumsi makanan pada remaja.

Pengetahuan terkait anemia dan gizi yang rendah pada remaja akan menyebabkan remaja tidak peduli dengan asupan makan yang dikonsumsi sehari-hari (Febrina, 2015).

Pengetahuan kesehatan dapat ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan yang diberikan oleh praktisi kesehatan secara teratur dan terencana. Untuk membantu keberhasilan pendidikan kesehatan maka dibutuhkan alat bantu (media). Penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah penting karena dapat memudahkan dalam menerima materi, tetapi dalam menggunakan media, harus mengetahui karakteristik tersebut sebelum dipilih dan digunakan dalam suatu pendidikan kesehatan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya bersifat preventif yaitu dengan cara pemberian edukasi gizi terkait anemia khususnya pada remaja putri dengan menggunakan media video guna meningkatkan pengetahuan pencegahan anemia pada remaja. Media video yang dapat memberikan stimulasi secara nyata berisi gambar gerak dan unsur suara dengan durasi waktu relatif pendek yang ditayangkan dalam

bentuk video. Penelitian yang dilakukan oleh (Fitriani et al., 2019) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan anemia gizi dengan media video terhadap pengetahuan remaja putri.

Berbagai media yang digunakan sebagai penunjang dan alat bantu untuk metode penyuluhan salah satunya adalah media video yang dapat memberikan stimulasi secara nyata berisi gambar gerak dan unsur suara dengan durasi waktu relatif pendek yang ditayangkan dalam bentuk video. Menurut penelitian Syakir (2018), mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan gizi dengan media video animasi terhadap perubahan pengetahuan tentang anemia pada remaja putri, menyatakan bahwa ada perubahan skor pengetahuan setelah dilakukan intervensi dengan menggunakan media video. Keunggulan media video antara lain video mampu menyampaikan hal rumit dengan gambar dan animasi sederhana sehingga mudah dipahami.

Media viedo dalam kegiatan penyuluhan akan membuat peserta penyuluhan lebih lama menginat materi, gambar-gambar yang ditampilkan akan memperjelas dalam memahami materi (Fitriani, 2019).

Salah satu metode untuk mengoptimalkan upaya pendidikan kesehatan adalah melalui keterlibatan keluarga. Remaja dengan dukungan keluarga melalui pendekatan Family Centered Maternity Care (FCMC) diharapkan memiliki kemampuan yang optimal dalam mencegah terjadinya anemia pada remaja. Keterlibatan keluarga khususnya orang tua dapat dilaksanakan dalam model pendidikan kesehatan yang melibatkan keluarga yaitu Family Centered Maternity Care (FCMC).

Family centered maternity care merupakan konsep pemberian asuhan keperawatan maternitas yang berpusat pada keluarga.

Melalui edukasi berbasis FCMC, keluarga menjadi lebih optimal dalam memenuhi tugas perkembangan keluarga dengan remaja

(3)

melakukan perawatan diri (Asmuji &

Indriyani, 2016).

Hasil penelitian Mayasari dan Jayanti (2019) menunjukkan bahwa Family Centered Maternity Care bisa menjadi alternative pilihan yang tepat bagi petugas kesehatan untuk menyiapkan remaja dalam beradaptasi menjalankan tugas-tugas perkembangan yang akan dijalaninya. Melalui modelini titik strategi yang diambil oleh petugas kesehatan adalah dengan melibatkan keluarga secara aktif dalam proses pemberian edukasi. Keterlibatan keluarga ini dipandang sangat penting karena keluarga adalah social support utama bagi remja.

Hasil studi pendahuluan pada tanggal 13 Juli 2022 terhadap 10 remaja putri di Desa Balak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten menunjukkan bahwa 6 (60%) remaja diantaranya menunjukkan gejala anemia antara lain sering terasa pusing, mata berkunang- kunang, dan tubuh terasa lemah ketika menstruasi sedangkan 4 (40%) remaja putri tidak menunjukkan gejala anemia. Pada pertanyaan tentang pencegahan anemia, sebanyak 5 (50%) remaja menjawab belum mengetahui tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia sedangkan 5 (50%) remaja memberikan jawaban yang sudah mengerti cara mencegah anemia. Pada pertannyaak ketika tentang baha anemia, sebanyak 7 (70%) remaja belum mengetahui bahaya apabila terjadi anemia yang parah sedangkan 3 (3%) remaja sudah memahami akibat terjadinya anemia. Kondisi ini menunjukkan perlu adanya upaya peningkatan pengetahuan pencegahan anemia pada remaja putri di Desa Balak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode eksperimen semu

(quasy-experiment). Quasy experiment adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mengklarifikasi terjadinya sebuah hubungan dan menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga dapat dijadikan sebagai dasar memprediksi sebuah fenomena (Sugiyono, 2016). Penelitian ini menggunakan rancangan nonequivalent control group design yaitu dua kelompok diberikan pretest dan postest, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2016). Rancangan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video penanganan anemia terhadap pengetahuan remaja pada kelompok yang diberi intervensi dengan yang tidak diberi intervensi di Desa Balak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten.

Sampel penelitian ini adalah 74 remaja putri berusia 10-19 tahun di Desa Balak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten secara purposive sampling. Sampel penelitian dibagi menjadi 2 yaitu 37 remaja putri dimasukkan dalam kelompok intervensi dan 37 remaja dimasukkan dalam kelompok kontrol secara acak.

Instrumen penelitian adalah kuesioner pengetahuan. Penelitian ini menggunakan uji validasi dengan rumus product moment dan reliabilitas instrumen diuji dengan Alpha Chronbach. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisa bivariat untuk mengetahuai pengaruh FCMC pendidikan kesehatan melalui media video penanganan anemia terhadap pengetahuan remaja di Desa Balak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten.

Analisis data menggunakan statistik uji komparatif nonparametrik kelompok berpasangan yaitu Wilcoxon Signed Rank Test untuk pengaruh FCMC pendidikan kesehatan dengan media video terhadap pengetahuan remaja putri pada kelompok kontrol dan

(4)

eksperimen. Selain itu, terdapat analisis data menggunakan statistik uji komparatif nonparametrik kelompok tidak berpasangan yaitu uji Uji Mann Withney U test untuk mengetahui perbedaan rerata peringkat antara 2 kelompok independen.

3. HASIL

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1 Karakteristik Responden

Karakteristik Jumlah % Umur

15 tahun 9 24,3%

16 tahun 11 29,7%

17 tahun 11 29,7%

18 tahun 6 16,2%

Pendidikan

SMP 9 24,3%

SMA 28 75,7%

Tabel 1 menunjukkan bahwa responden kelompok kontrol mayoritas berusia 16 tahun yaitu sebanyak 11 remaja (29,7%) dan kelompok eksperimen mayoritas berusia 16 tahun sebanyak 18 orang (48,6%). Sehingga secara keseluruhan, mayoritas responden adalah berusia 16 tahun. Tabel 1 juga menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol mayoritas responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 28 remaja (75,7%), dan kelompok eksperimen mayoritas responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 28 remaja (75,7%). Sehingga secara keseluruhan, mayoritas respoden adalah berpendidikan SMA.

b. Tingkat Pengetahuan Pencegahan Anemia Sebelum dan Sesudah Dilaksanakan Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Video pada Remaja Putri

Tabel 2 Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pencegahan Anemia Sebelum dan Sesudah Dilaksanakan Pendidikan Kesehatan Media Video

Tingkat Pengetahuan

Kontrol (n=37) Jumlah (%)

Eksperimen (n=37) Jumlah (%) Sebelum

Kurang 15 (40,5%) 7 (18,9%) Cukup 16 (43,2%) 25 (67,6%) Baik 6 (16,2%) 5 (13,5%)

Mean 10,24 10,89

SD 3,35 2,47

Sesudah

Kurang 0 (0,0%) 0 (0,0%) Cukup 12 (32,4%) 6 (16,2%) Baik 25 (67,6%) 31 (83,8%)

Mean 14,11 16,00

SD 1,94 1,82

Nilai p 0,000* 0,000*

*Uji Wilcoxon

Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan remaja putri pada kelompok kontrol sebelum dilaksanakan FCMC pendidikan kesehatan dengan media video adalah kategori cukup yaitu 16 remaja (43,2%), setelah dilaksanakan FCMC pendidikan kesehatan dengan media video meningkat menjadi kategori baik sebanyak 25 remaja (67,6%). Sementara itu, mayoritas tingkat pengetahuan remaja putri pada kelompok eksperimen sebelum dilaksanakan FCMC pendidikan kesehatan dengan media video adalah kategori cukup yaitu 25 remaja (67,6%), setelah dilaksanakan FCMC pendidikan kesehatan dengan media video meningkat menjadi kategori baik sebanyak 31 remaja (83,8%). Sehingga dapat dinyatakan, setelah dilaksanakan FCMC pendidikan kesehatan dengan media video pengetahuan remaja putri tentang pencegahan anemia meningkat menjadi baik.

(5)

Tabel 2 juga menunjukkan hasil Uji Wilcoxon yang menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol diperoleh nilai p value 0,000

< 0,05 sehingga FCMC pendidikan kesehatan dengan media video berpengaruh terhadap pengetahuan remaja putri tentang pencegahan anemia. Sedangkan pada kelompok eksperimen hasil Uji Wilcoxon diperoleh nilai p value 0,000 < 0,05 sehingga FCMC pendidikan kesehatan dengan media video berpengaruh terhadap pengetahuan remaja putri tentang pencegahan anemia.

c. Pengaruh FCMC Pendidikan Kesehatan dengan Media Video terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Pencegahan Anemia

Tabel 3 FCMC Pendidikan Kesehatan dengan Media Video terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Pencegahan Anemia

Pengetahuan

Kontrol (n=37) Jumlah

(%)

Eksperime n (n=37)

Jumlah (%)

Nilai P Sesudah

Kurang 0 (0,0%) 0 (0,0%)

0,000*

Cukup 12 (32,4%) 6 (16,2%) Baik 25 (67,6%) 31 (83,8%)

* Uji Mann Withney test

Tabel 3 menunjukkan bahwa berdasarkan Uji Mann Withney test pada variabel pengetahuan didapatkan nilai p sebesar 0,000 <

0,05 sehingga ada perbedaaan tingkat pengetahuan antara kelompok eksperimen yang menggunaan FCMC pendidikan kesehatan dengan media video dibandingkan kelompok kontrol tanpa menggunakan media pendidikan kesehatan. Karena ada perbedaan signifikan maka dapat dikatakan terdapat pengaruh FCMC pendidikan kesehatan dengan video terhadap pengetahuan tentang pencegahan anemia pada remaja putri di Desa Balak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten.

4. PEMBAHASAN

a. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil analisis, karakteristik responden berdasarkan usia mayoritas adalah remaja putri berusia 16 tahun. Usia merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan seseorang untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur/usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Usia hubungannya dengan pengetahuan dan perilaku pencegahan anemia berperan sebagai faktor intrinsik. Umur berhubungan dengan struktur organ, fungsi reproduksi, komposisi biokimiawi termaksud sistem hormonal wanita (Hasnani, 2019).

Usia 16 tahun merupakan termasuk dalam kelompok usia remaja tengah. Pada kelompok remaja tengah terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok, sehingga tidak selalu tergantung pada keluarga dan terjadi eksplorasi seksual.

Dengan menggunakan pengalaman dan pemikiran yang lebih kompleks, pada tahap ini remaja sering mengajukan pertanyaan, menganalisis secara lebih menyeluruh dan berfikir tentang bagaimana cara mengembangkan identitas “siapa saya”

pada masa ini remaja juga mulai mempertimbangkan kemungkinan masa depan, tujuan dan membuat rencana sendiri (Fitriana, 2018).

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas responden adalah berpendidikan SMA. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat

(6)

mempengaruhi pengetahuan dan perilaku seseorang. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dari pada mereka yang berpendidikan rendah, lebih kreatif dan terbuka terhadap usaha-usaha pembaharuan (Wawan, 2017).

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu sehingga perbedaan tingkat pendidikan mengakibatkan perbedaan pengetahuan. Tidak hanya itu seseorang yang tingkat pendidikannya rendah akan menghambat perkembangan perilaku seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru yang diperkenalkan (Sulistiyanti, 2015).

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin mudah untuk menerima informasi tentang obyek atau yang berkaitan dengan pengetahuan.

Pengetahuan umumnya dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan oleh orang tua, guru, dan media masa. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan diri.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi (Notoatmodjo, 2014).

b. Tingkat Pengetahuan tentang Pencegahan Anemia pada Remaja Putri di Desa Balak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten

Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan remaja putri pada kelompok kontrol sebelum dilaksanakan FCMC pendidikan kesehatan dengan media video adalah kategori cukup yaitu 16 remaja (43,2%), setelah dilaksanakan FCMC pendidikan kesehatan

dengan media video meningkat menjadi kategori baik sebanyak 25 remaja (67,6%).

Sementara itu, mayoritas tingkat pengetahuan remaja putri pada kelompok eksperimen sebelum dilaksanakan FCMC pendidikan kesehatan dengan media video adalah kategori cukup yaitu 25 remaja (67,6%), setelah dilaksanakan FCMC pendidikan kesehatan dengan media video meningkat menjadi kategori baik sebanyak 31 remaja (83,8%).

Hasil penelitan menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan tentang pencegahan anemia pada remaja putri di Desa Balak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten setelah dilakuan FCMC pendidian kesehatan menggunakan video.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Isnaini dan Bahra (2019) yang menyatakan bahwa pengetahuan meningkat setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan dengan media video. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Adawiyani (2013) yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu hamil meningkat setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan.

Pengetahuan kesehatan dapat ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan yang diberikan oleh praktisi kesehatan secara teratur dan terencana. Untuk membantu keberhasilan pendidikan kesehatan maka dibutuhkan alat bantu (media). Penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah penting karena dapat memudahkan dalam menerima materi, tetapi dalam menggunakan media, harus mengetahui karakteristik tersebut sebelum dipilih dan digunakan dalam suatu pendidikan kesehatan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya bersifat preventif yaitu dengan cara pemberian edukasi terkait anemia khususnya pada remaja putri dengan

(7)

menggunakan media video guna meningkatkan pengetahuan pencegahan anemia pada remaja. Media video yang dapat memberikan stimulasi secara nyata berisi gambar gerak dan unsur suara dengan durasi waktu relatif pendek yang ditayangkan dalam bentuk video.

Penelitian yang dilakukan oleh (Fitriani et al., 2019) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan anemia dengan media video terhadap pengetahuan remaja putri.

c. Pengaruh FCMC Pendidikan Kesehatan dengan Media Video terhadap Pengetahuan tentang Pencegahan Anemia pada Remaja Putri di Desa Balak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten

Berdasarkan Uji Mann Withney test pada variabel pengetahuan didapatkan nilai p sebesar 0,000 < 0,05 sehingga terdapat pengaruh FCMC pendidikan kesehatan dengan video terhadap pengetahuan tentang pencegahan anemia pada remaja putri di Desa Balak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sudarni (2021) yang menyatakan bahwa penggunaan edukasi dengan media audio-visual mampu efektif meningkatkan pengetahuan. Selain itu penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Fitriani, et al (2019) dan Fadhilah, et .al. (2019) yang menyatakan pendidikan kesehatan dengan media video dapat meningkatkan pengetahuan.

Pendidikan kesehatan yang baik sangat diperlukan dalam mendorong perbaikan pengetahuan dan perilaku kesehatan. Kemudahan untuk mendapatkan informasi dapat membantu seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru dan kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya akan mempegaruhi tingkat perilaku

seseorang. Pentingnya memberikan pesan dan arahan yang jelas dari petugas kesehatan kepada remaja dapat meningkatkan kesadaran serta meningkatkan perilaku dan dapat mentoleransi efek samping suplementasi yang dialami ibu selama kehamilan (Adawiyani, 2013).

Video merupakan alat bantu yang dinilai tepat jika digunakan dalam pendidikan kesehatan. Keunggulan media video dapat memberikan realita yang mungkin sulit direkam oleh mata serta pikiran sasaran, dapat sebagai pemicu diskusi tentang pengetahuan, efektif bagi sasaran yang jumlahnya besar serta dapat diulang kembali, mudah dalam penggunaan dan tidak membutuhkan ruangan gelap.

Peningkatan pengetahuan responden yang mengikuti penyuluhan dengan media video lebih tinggi dibandingkan dengan mengikuti penyuluhan menggunakan modul. Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video terhadap pengetahuan (Tuzzahroh, 2015).

Keunggulan media video antara lain video mampu menyampaikan hal rumit dengan gambar dan animasi sederhana sehingga mudah dipahami.

Media viedo dalam kegiatan penyuluhan akan membuat peserta penyuluhan lebih lama menginat materi, gambar-gambar yang ditampilkan akan memperjelas dalam memahami materi (Fitriani, 2019).

5. Keterbatasan Penelitian

a. Keterbatasan waktu menyebabkan penelitian belum mencakup semua aspek yang berpengaruh terhadap pengetahuan remaja putri tentang pencegahan anemia.

b. Peneliti tidak dapat meneliti faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap

(8)

pengetahuan, seperti faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi dari responden.

6. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis, maka hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Karakteristik remaja putri di Desa Balak Kecawatan Cawas Kabupaten Klaten adalah berusia 16 tahun dan berpendidikan SMA.

b. Tingkat pengetahuan remaja putri pada kelompok kontrol setelah dilaksanakan FCMC pendidikan kesehatan dengan media video meningkat menjadi kategori baik (25 remaja atau 67,6%). Tingkat pengetahuan remaja putri pada kelompok eksperimen setelah dilaksanakan FCMC pendidikan kesehatan dengan media video meningkat menjadi kategori baik (31 remaja atau 83,8%).

c. FCMC Pendidikan kesehatan dengan media video berpengaruh terhadap pengetahuan tentang pencegahan anemia pada remaja putri di Desa Balak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten (p value = 0,000 < 0,05).

7. REFERENSI

Adawiyani, R. (2013). Pengaruh Pemberian Booklet Anemia Terhadap Pengetahuan, Kepatuhan Minum Tablet Tambah Darah Dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil (Studi Kasus di Unit Rawat Jalan Rumkital Dr.Ramelan Surabaya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Asmuji., & Indriyani, D. (2016). Model Family Centered Maternity Care sebagai strategi Optimalisasi Competent Mothering. Ners Airlangga, 11(1), 17–

28.

Deviana, Sembiring. (2017). Hubungan Body Image dan Pola Konsumsi (Faktor Inhibitor dan Enhancer FE) Dengan Status Anemia Remaja Putri di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 10, No. 1 : 11-18

Fadhilah, TM et .al. (2019). Pengaruh Media Video Edukasi terhadap Peningkatan Pengetahuan Anemia pada Remaja Putri.

Febrina, WA. (2015). Hubungan Pengetahuan tentang Gizi Seimbang dengan Perilaku Mencegah Anemia pada Remaja Putri Kelas XI di SMA N 2 Wates. Skripsi.

Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Fitriana, ZRN. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Dismenore Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Putri di SMA N 2 Sukoharjo. Skripsi. Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Fitriani, SD; Rizza, U; Rosmana, D; Rahmat, M; Mulyo, GPE. (2019). Penyuluhan Anemia Gizi Denganmedia Motion Video Terhadap Pengetahuan Dan Sikapremaja Putri. Jurnal Kesehatan Tahun 2019poltekkes Kemenkes Bandung Volume 11 Nomor 1.

Hasnani, Fenti. 2019. Faktor yang Mempengaruhi Akseptor dalam Memilih Alat Kontrasepsi Suntik. Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online).

Isnaini, YS dan Bahra. (2019). Efektifitas Penggunaan Video sebagai Media Edukasi bagi Peningkatan Pengetahuan dan Perubahan Perilaku Ibu Hamil Dalam Penanganan Malaria. Nursing Arts. Vol XIII, No 02, Desember 2019.

(9)

Mayasari, SI; dan Jayanti, ND. (2019).

Penerapan Edukasi Family Centered Maternity Care (FCMC) terhadap Keluhan Ibu Postpartum Melalui Asuhan Home Care. Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 135–141.

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: PT Rineka Cipta

Nurbaiti. (2019). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pencegahan Anemia pada Remaja Putri di SMA Negeri 4 Kota Jambi Tahun 2018.

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Vol 19, Nomor 1 Februari 2019, (Halaman 84-88).

Sudarmi (2021). Efektifitas Media Audio- Visual pada Kelas Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan Komplikasi kehamilan dan persalinan. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai. 14(1).

19-29.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfebeta.

Sulistiani, RP; Fitriyanti, AR; dan Dewi, L.

(2021). Pengaruh Edukasi Pencegahan Anemia Dengan Metode Kombinasi Ceramah Dan Team Game Tournament Pada Remaja Putri. Sport and Nutrition Journal. Vol 3 No 1 - Februari 2021 (39- 47)

Sulistiyanti, A. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia dengan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Masaran 1 Sragen.

Syakir, Sutrio. (2018). Pengaruh Intervensi Penyuluhan Gizi dengan Media Animasi terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap tentang Anemia pada Remaja

Putri. Tanjung Karang: ARGIPA. 2018.

Vol 3, No 1: 18-25.

Tuzzahroh, F. (2015). Pengaruh Penyuluhan Gizi Seimbang Dengan Media Video, Poster dan Permainan Kwartet Gizi Terhadap Pengetahuan Gizi dan Status Gizi Siswa Di SD. INFOKES, 3(3), 63–

75.

Wawan, Dewi. (2017). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan Remaja Putri Sesudah (Posttest) Pendidikan Kesehatan Berdasarkan hasil peneitian sesudah (Posttest) diberikan pendidikan kesehatan diketahui responden memiliki