• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PERUSAHAAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2016

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PERUSAHAAN

TELEKOMUNIKASI DI BEI Periode 2009-2014

Fina Karmila1 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Financial Leverage Terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, serta variabel dependen Earning Per Share. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Alat analisis yang digunakan menggunakan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian (i) Variabel Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share, (ii) Variabel Debt to Asset Ratio dam Debt to Equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share, (iii) Variabel Debt to Asset Ratio merupakan variabel yang paling berpengaruh dominan terhadap Earning Per Share.Saran utama bagi perusahaan, agar mengamati keuangan perusahaan dengan melihat perubahan Earning Per Share dan hasil analisis keuangan, sehingga bila diperlukan dapat segera melakukan antisipasi dan tindakan perbaikan dalam menjaga nilai perusahaan.

Kata Kunci : Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Perusahaan Telekomunikasi

Pendahuluan

Telekomunikasi memegang peranan penting untuk meningkatkan keunggulan bersaing antarnegara. Bank Dunia menyatakan bahwa peningkatan penetrasi pita lebar (broadband) di industri telekomunikasi sebesar 10 persen akan meningkatkan GDP sekitar 1,38 persen. Pangsa pasar Telekomunikasi dalam negeri sangat menjanjikan, menurut lembaga riset Business Monitor International, jumlah pelanggan seluler pada akhir 2013 sebanyak 301 juta dan diperkirakan mencapai 343 juta pada tahun 2018. Sementara itu hasil survei We Are Social pada Januari 2014 menyatakan pengguna internet (netizen) mencapai 72,7 juta orang, sekaligus merupakan netizen terbanyak di Asia Tenggara. Dalam melakukan investasi dalam bentuk saham investor harus melakukan analisis terhadap sektor yang dapat mempengaruhi kondisi

(2)

perusahaan emiten. Dalam melakukan investasi dalam bentuk saham investor harus melakukan analisis terhadap sektor yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan emiten. Tujuannya agar para investor mendapat gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang pada masa yang akan datang.

Tujuan perusahaan melakukan financial leverage adalah untuk ekspansi atau peningkatan oprasional perusahaan yang diharapkan dapat meningkatkan omset penjualan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan dan juga dapat meningkatkan keuntungan bagi para pemegang saham, pendapatan per lembar saham (EPS) akan semakin meningkat. Dalam penelitian ini, sektor industri telkomunikasi dipilih sebagai objek penelitian karena memiliki kinerja manajemen yang baik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2014.

Berdasarkan penjelasan di atas, Maka penulis melakukan penelitian dengan judul,“Pengaruh Financial Leverage terhadap Earning Per Share di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2014”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh secara simultan variable Debt to Asset ratio dan Debt to Equity terhadap Earning Per Share di perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI?

2. Apakah ada pengaruh secara parsial variable Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity terhadap Earning Per Share di perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI?

3. Dari kedua variabel Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio, variabel yang mana paling berpengaruh terhadap Earning Per Share di perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan variabel Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share di perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial variable Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share di perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk menegtahui dan menganalisa kedua variabel Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio yang mana lebih berpengaruh terhadap Earning Per Share di perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(3)

Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat.

1. Bagi perusahaan sebagai pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan dalam menentukan dan mengevaluasi pengaruh pendanaan aktiva dengan modal pinjaman sehingga dapat memberikan pengembalian, pendapatan yang tinggi bagi para pemegang saham perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dan efektif dan efisien.

2. Bagi akademis dan peneliti ini juga dapat diharapkan dapat dijadikan informasi dan referensi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai topik-topik yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan atau, melengkapi.

Kerangka Dasar Teori Pengertian Keuangan

Sutrisno (2009:3) menyatakan “Manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha -usaha mendapatkan dana perusahaan yang dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana secara efisien”.

Laporan Keuangan

Laporan keuangan menurut Agus dan Martono (2011:51) financial statement merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu. Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi 4 macam, yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas.

Sumber Pembiayaan Perusahaan

Berdasarkan sumbernya menurut Agus (2011:17) dana berasal dari sumber intern (internal financing) dan sumber ekstern (external financing).

Financial Leverage

Menurut Sartono (2008:263) yaitu penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuangan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang

saham.

Earning Per Share

Widoatmojo (2007:102) mengemukakan Earning Per Share merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar, jadi dengan mengetahui EPS kita bisa menilai berapa kira - kira potensi pendapatan yang bakal kita terima, seandainya kita menjadi investor saham.

EPS = Laba Setelah Bunga dan Pajak Jumlah Saham Beredar

(4)

Ratio Leverage

Rasio solvabilitas atau rasio leverage ratio menurut Kasmir (2009:

122) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan di bandingkan dengan aktiva dan Ekuitas.

Debt to Asset Ratio

Debt Ratio, merupakan ratio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

DAR = Total Hutang Total Asse t Debt to Equity Ratio

Debt Ratio, merupakan ratio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh ekuitas.

DER = Total Hutang Total Equity Kerangka Pikir Penelitian

Sumber : Diolah Penulis Hipotesis Penelitian

1. Diduga variabel Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio secara simultan berpengaruh terhadap Earning Per Share di perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Diduga variabel Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh terhadap Earning Per Share di perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Diduga variabel Debt to Asset paling berpengaruh terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia.

Definisi Konsepsional

1. Financial Leverage penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

2. Leverage Debt to Asset Ratio, antara total hutang (total debt) dengan total asset (total asset) yang dinyatakan dalam persentase rasio ini mengukur berapa besar persen asset perusahaan yang dibelanjai dengan hutang.

3. Debt to Equity Ratio, rasio total hutang dengan modal sendiri merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal

Earning Per Share (Y) Debt to Equity Ratio (X2)

Debt to Asset Ratio (X1)

(5)

sendiri (ekuitas).

4. Earning Per Share (EPS) komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis fundamental perusahaan adalah laba.

Metode Penelitian Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis masalah yang diteliti, teknik dan alat analisis yang digunakan pada penelitian deskriktif dengan menggunakan analisis kuantitatif yang pada umumnya bertujuan untuk menggambarkan secara sistimatis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti sesuai dengan kenyataan yang ada (Sarwono:2006)

Populasi, Sampling, dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang telah go public telekomunikasi yang terdaftar di BEI sebanyak 6 perusahaan dengan metode pemilihan sampel purposive sampling sehingga terpilih 24 perusahaan selama periode 2009-2014 sehingga total sampel sebanyak 18 (3 x 6 tahun).

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut dalam pelaksanaan penelitian ini adalah,teknik dokumentasi teknik kepustakaan (Library Research)

Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah dengan bantuan Program SPSS versi 17.0 dengan pengujian:

1. Uji Model (Uji Asumsi Klasik) - Uji Normalitas

- Uji Heteroskesdasitas - Uji Multikolinearitas - Uji Autokorelasi

2. Uji Hipotesis (Regresi Linier Berganda) - Analisis Regresi

- Uji t (Parsial) - Uji F (Simultan)

- Uji Koefisien Determinasi (R) - Uji Koefisien Determinasi (R2) Hasil Dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Debt to Asset Ratio(DAR)

Debt to Asset Ratio sampel selama tahun 2009 s/d 2014 adalah sebagaimana tercantum pada tabel

Tabel Debt to Asset

Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(6)

PT. Telkom 0,48 0,43 0,41 0,40 0,39 0,39

PT. XL 0,67 0,57 0,56 0,57 0,62 0,78

PT.Indosat 0,66 0,65 0,64 0,65 0,70 0,73

Rata - rata 0,60 0,55 0,53 0,54 0,57 0,63

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat bahwa rata - rata DAR tahun 2009 0,60 yang tertinggi adalah PT.XL Axiata sebesar 0,67 dan terendah PT.Telkom 0,48. Pada tahun 2010 adalah 0,55, yang tertinggi adalah PT.

Indosat sebesar 0,65 dan yang terendah adalah PT. Telkom sebesar 0,43. Pada tahun 2011, rata-rata DAR turun menjadi 0,53 dan yang tertinggi adalah PT.

Indosat sebesar 0,64 dan yang terendah adalah PT. Telkom sebesar 0,41. Pada tahun 2012. Pada tahun 2013 rata - rata DAR 0,57 tertinggi adalah PT.Indosat sedangkan dan yang terendah PT. Telkom 0,39. Pada tahun 2014 rata-rata DAR 0,63 nilai tertinggi adalah PT.XL Axiata 0,78 sedangkan yang terendah adalah PT.Telkom 0,39.

Debt to Equity(DER)

Debt to Equity Ratio sampel selama tahun 2009 s/d 2014 adalah sebagaimana tercantum pada tabel:

Tabel Debt to Equity

Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013 2014

PT. Telkom 1,22 0,97 0,69 0,66 0,65 0,64

PT. XL 2,11 1,32 1,28 1,31 1,63 3,56

PT.Indosat 2,04 1,94 1,77 1,85 2,30 2,75

rata - rata 1,31 1,16 1,24 1,27 1,52 2,31

Sumber : Data diolah

Dapat di lihat bahwa rata-rata DER tahun 2009 1,31, yang tertinggi adalah PT. Indosat 2,04 dan yang terendah adalah PT. Telkom sebesar 1,22.

Pada tahun 2010 rata-rata DER adalah sebesar 1,16 yang tertinggi adalah PT.

Indosat 1,94 sedangkan terendah adalah PT.XL Axiata sebesar 0,57. Pada tahun 2011 rata-rata DER adalah naik menjadi 1,24 yang tertinggi adalah PT.Indosat dan PT. Indosat terendah PT.XL Axiata. DER Pada Tahun 2012 nilai rata-rata DER 1,27 nilai tertinggi adalah PT.Indosat sedangkan terendah PT.XL Axiata 1,31. Pada tahun 2013 nilai rata-rata DER 1,52 yang tertinggi adalah PT. XL

(7)

Axiata sebesar 3,56 sedangkan nilai terendah adalah PT. Telkom sebesar 0,64.

Pada tahun 2014 nilai rata-rata DER adalah 2,31 nilai tertinggi adalah PT.XL Axiata sebesar 3,56 nilai terendah adalah PT. Telkom 0,64.

Earning Per Share(EPS)

Berikut ini hasil perhitungan Earning Per Share (EPS) pada masing- masing perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2014.

Tabel Earning Per Share Perusahaa

n 2009 2010 2011 2012 2013 2014

PT. Telkom 579,52 585,54 543,90 637,40 140,92 145,22

PT. XL 237,00 340,00 332,23 324,25 121,02 -95,00

PT.Indosat 275,72 119,10 178,26 89,70 -511,97 -365,70

rata - rata 364,04 348,21 348,46 362,45 -3,778 -105.16 Sumber : data diolah

Berdasarkan tabel di atas menggambarkan nilai variabel EPS (Earning Per Share) pada masing-masing perusahaan telekomunikasi di BEI selama periode penelitian tahun 2009-2014.

Pada tabel ini dapat dilihat nilai EPS pada tahun 2009 nilai rata-rata EPS perusahaan telekomunikasi sebesar Rp.364,04 tertinggi adalah PT. Telkom Rp.579,52 sedangkan nilai terendah Rp.237,00 adalah PT.XL Axiata. Pada tahun 2010 nilai rata-rata Rp 348,21 nilai tertinggi EPS PT.Telkom Rp 585,54 nilai terendah Rp119,10. Pada tahun 2011 rata-rata Rp.348,46 nilai tertinggi PT.Telkom EPS Rp.348,46 nilai terendah PT.XL Axiata sebesar Rp.178,26.

Pada tahun 2012 EPS nilai rata- rata Rp.362,45 PT.Telkom nilai tertinggi Rp 637,40 nilai terendah PT. PT. Telkom sedangkan nilai terendah Indosat Rp.89,70. Pada tahun 2013 dan 2014 nilai rata-rata EPS pada telekomunikasi mengalami penurunan.

Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen terdistribusi secara normal atau tidak :

Tabel

(8)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

EPS DAR DER

N 18 18 18

Normal Parametersa,,b Mean 204.0672 .5722 1.5928

Std. Deviation 307.92218 .12647 .79005

Most Extreme Differences Absolute .188 .148 .135

Positive .107 .147 .135

Negative -.188 -.148 -.114

Kolmogorov-Smirnov Z .800 .630 .573

Asymp. Sig. (2-tailed) .545 .823 .898

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data diolah SPSS :17.0

Berdasarkan tabel di atas kolom Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui menunjukkan bahwa nilai Signifikan EPS sebesar 0,545, DAR sebesar 0,823 dan DER 0,898 lebih besar dibandingkan dari Sig 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji, berdistribusi normal.

b. Uji Multikolineritas

Uji Asumsi multikoleneritas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear berganda ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas.

Gejala multikolenearitas terdeteksi apabila VIF lebih besar dari 10 atau VIF >

10. Jika VIF < 10 maka tidak ditemukan korelasi diantara variabel independen.

Hasil uji asumsi multikolenearitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel Coefficientsa

(9)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 897.070 483.965

DAR -802.783 1412.074 -.330 .102 9.807

DER -146.682 226.042 -.376 .102 9.807

Sumber : Data diolah SPSS 17.0

Pada tabel tersebut terlihat nilai VIF untuk masing masing variabel bebas untuk DAR= 9,807 dan DER= 9,807 dimana nilai VIF variabel bebas tersebut tidak ditemukan multikolineritas dalam model regresi

c. Uji Autokolerasi

Untuk mengetahui apakah model terkena autokolerasi atau tidak dapat dilakukan dengan melakukan Runs Test dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika Asymp.Sig. (2-tailed) dibawah 0,05 (tingkat signifikan α = 5%), maka terjadi autokolerasi.

2. Jika Asymp.Sig. (2-tailed) diatas 0,05 (tingkat signifikan α = 5%), maka terjadi autokolerasi.

Tabel

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea 93.77789

Cases < Test Value 9

Cases >= Test Value 9

Total Cases 18

Number of Runs 8

Z -.729

Asymp. Sig. (2-tailed) .466

a. Median

(10)

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea 93.77789

Cases < Test Value 9

Cases >= Test Value 9

Total Cases 18

Number of Runs 8

Z -.729

Asymp. Sig. (2-tailed) .466

Sumber : Data diolah SPSS 17.0

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,466 nilai berada diatas 0,05 maka berarti bahwa tidak terjadi autokolerasi.

d. Uji Heteroskedasitas

Uji hetoreskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi menjadi ketidaksamaan variance dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat heteroskedasitas, dan sebaliknya jika signifikan lebih kecil dari α (5%) maka terdapat heteroskedasitas. Hasil uji asumsi heterosdasitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel Correlation

(11)

Unstandardized Residual

Spearman's rho DAR Correlation Coefficient -.049

Sig. (2-tailed) .848

N 18

DER Correlation Coefficient -.046

Sig. (2-tailed) .855

N 18

Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1.000

Sig. (2-tailed) .

N 18

Sumber : Data diolah SPSS 17.0

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikan (sig.2- tailed) masing-masing variabel independen untuk DAR = 0,848%, DER = 0,858% nilai (2-tailed) tersebut lebih besar dari 5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak dapat gejala Heteroskedastistas pada model regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini.

Analisis Regresi Linier Berganda.

Persamaan Regresi

Dalam pengelolaan data dengan menggunakan analisis regresi linear dilakukan beberapa tahapan untuk mencari antara variabel independen dan

dependen. Tabel

Hasil Persamaan Regresi

Model

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 897.070 483.965

DAR -802.783 1412.074 -.330 .102 9.807

DER -146.682 226.042 -.376 .102 9.807

Sumber : Data diolah SPSS 17.0

Berdasarakan hasil regresi model penelitian menunjukkan Pengaruh Financial Leverage Terhadap Erning Per Share Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia yang ditampilkan dalam tabel 4.8 di atas maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut :

Y = 897,070 – 802,783 (X1) – 146,682 (X2) + e

Persamaan regresi di atas dapat dijleakan sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar 897,070 artinya jika DAR (X1) dan DER (X2) nilainya adalah 0, maka EPS (Y) nilainya adalah 897,070.

b. Koefisien regresi variabel DAR (X2) sebesar - 802,783

Artinya jika DAR mengalami kenaikan satuan maka EPS (Y) akan mengalami penurunan sebesar 802,783 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara DAR dengan EPS.

(12)

c. Koefisien regresi variabel DER (X2) sebesar - 146,682

Artinya jika DER mengalami kenaikan satuan maka EPS (Y) akan mengalami penurunan sebesar 146,682 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara DER dengan EPS.

Uji Koefisien Korelasi (R)

Pengujian koefisien korelasi (R) bertujuan untuk mengetahui hubungan yang erat antara variabel independen yang terdiri dari Debt to Asset Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), terhadap Earning Per Share (Y) perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia BEI.

Tabel Model Summay

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .697a .486 .417 235.12198

Sumber : Data diolah SPSS 17.0

Model Summary diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,697 atau 69,7% yang berarti tingkat hubungan antara variabel Debt to Asset Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), terhadap Earning Per Share (Y) perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), termasuk pada tingkat hubungan yang kuat mempengaruhi tingkat EPS perusahaan di Bursa Efek.

Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel indepen (bebas) menjelaskan variabel dependen (terikat).

Tabel Model Summarya

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .697a .486 .417 235.12198

Sumber : Data diolah SPSS 17.0

Model Summary diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,486, maka koefisien determinasinya = 0,486% X 100 = 48,6% secara serentak dalam menjelaskan variasi atau perubahan variabel terikat (Y) didapati besarnya perubahan varaiabel bebas 48,6% sedangkan sisanya yaitu 100 - 48,6% = 51,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian.

Uji F (Uji Simultan)

Uji F atau Fisher Test digunakan untuk menguji apakah perubahan variabel independen Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equit Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (EPS) perusahaan sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni dengan membandingkan signifkan F-hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% ( α¿ = 0,05%.

Hasil uji F perhitungan SPSS sebagai berikut : Tabel

(13)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 782638.033 2 391319.016 7.079 .007a

Residual 829235.156 15 55282.344

Total 1611873.188 17

a. Predictors: (Constant), DER, DAR b. Dependent Variable: EPS Sumber : Data diolah SPSS 17.0

Berdasarkan perhitungan Sig F-hitung diperoleh hasil sebesar 7,079 dan tingkat sig tabel anova adalah 0,007 < ( α¿ 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa variabel yang terdiri dari Debt to Asset Ratio (DAR), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama - sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Earnig Per Share sehingga dapat digunakan untuk memprediksi dan dinyatakan Ha diterima dan Ho ditolak.

Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji masing - masing variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan cara membandingkan signifikansi t hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar ( α¿ = 0,05. Hasil uji diperoleh hasil perhitungan SPSS.

Tabel

Ikhtisar Uji t – Test (Parsial)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 897.070 483.965 1.854 .084

DAR -802.783 1412.074 -.330 -.569 .578

DER -146.682 226.042 -.376 -.649 .526

Sumber : Data diolah SPSS 17.0

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada tabel di atas dapat dijelaskan pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to equity ratio (DER), terhadap Earning Per Share (EPS) perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebagai berikut :

1. Variabel Debt to Asset Ratio Secara Parsial Terhadap EPS

Nilai Sig t-hitung Debt to Asset Ratio (X1) sebesar 0,578. Karena Sig t-hitung = 0,578 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho tidak diterima dan Ha

diterima, artinya variabel Debt to Asset Ratio (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (Y).

2. Variabel Debt to Equity Ratio Secara Parsial Terhadap EPS

Nilai Sig t-hitung Debt to Equity Ratio (X2) sebesar 0,526. Karena Sig t-hitung = 0,526 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho tidak diterima dan Ha

diterima, artinya variabel Debt to Equity Ratio (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (Y).

(14)

Variabel yang paling Dominan

Uji Dominan digunakan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap earning per share perusahaan telekomunikasi (Y) dilakukan dengan melihat koefisien regresi baku (Standarized Cofficient) yang memiliki nilai paling tinggi atau signifikan yang paling kecil.

Dari nilai Sig.thitung tertinggi yakni variabel Debt to Asset Ratio (X1) sebesar 0,578 yang berarti bahwa variabel Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan variabel paling dominan berpengaruh terhadap Earning Per Share di perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pembahasan

Pengaruh DAR, DER secara simultan terhadap EPS

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel DAR, DER sebagai indikator kinerja keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap EPS.

Hasil penelitian in konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang, dilakukan oleh Kristina (2011), dimana dalam penelitianya menyatakan secara simultan variabel Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (EPS).

Penelitian yang dilakukan oleh Okta Pria Briliyan (2012) dimana dalam penelitiannya menyataka secara simultan variabel Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), berpengaruh signifikan terhadap Earnig Per Share.

Pengaruh DAR Secara Parsial terhadap EPS

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel antara DAR terhadap EPS diketahui bahwa hasil SPSS DAR mempunyai pengaruh negatif signifikan dengan EPS perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa nilai DAR tergolong tinggi sehingga berpengaruh negatif terhadap EPS. Debt to asset ratio (DAR) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa apabila DAR negatif berarti hubungan antara variabel X1 dengan Y arah berlawanan.

Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa apabila DAR tinggi, hal ini menandakan strukutur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang aktiva. Semakin tinggi DAR mencerminkan resiko perusahaan relatif tinggi karena perusahaan dalam operasi relatif tergantung terhadap hutang dan perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga hutang sedangkan dipihak pemegang saham mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi dan akan mengurangi deviden semakin besar DAR makan semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang tinggi menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva akibatnya para investor cenderung menghindari dan

(15)

tidak tertarik dengan saham - saham perusahaan yang memiliki nilai DAR yang tinggi dan hal ini akan direspon negatif oleh para investor dipasar modal.

Pengaruh DER Secara Parsial Terhadap EPS

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel antara DAR terhadap EPS diketahui hasil SPSS DAR mempunyai pengaruh negatif dan signifikan dengan EPS di perusahaan telekomunikasi Bursa Efek Indonesi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mufiatun (2011) menyatakan secara parsial DER berpengaruh negatif terhadap EPS. Debt to asset ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap EPS, hal tersebut mengindikasikan bahawa hutang yang tinggi akan meningkatkan tingkat pendapatannya sehingga perlu aktivitas yang dilakukan perusahaan memberikan tingkat pengembalian yang tinggi melebihi biaya hutangnya.

Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa apabila DER negatif berarti hubungan antara variabel X2 dengan Y arah berlawanan hal ini mengidikasikan bahawa semakin tinggi tingkat debt to equity ratio maka EPS akan turun.

Penggunaan ekuitas mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan apabila perusahaan tidak memanfaatkan dana penggunaan dengan baik, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi return, semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar, hal ini sangat memungkinkan menurunkan kinerja perusahaan karena tingkat ketergantungan dengan pihak luar semakin tinggi sehingga kondisi ini tidak disukai oleh investor sehingga EPS menjadi turun.

Penutup

Variabel Debt to Asset Ratio (DER), Debt to Equity Ratio (DAR), secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Variabel Debt to Asset Ratio (DER), Debt to Equity Ratio (DAR), secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Variabel Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap Earning Per Share perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.

Disarankan untuk penelitian berikutnya diharapkan menambah rasio keuangan lainnya sebagai variabel independen, karena sangat dimungkinkan rasio keuangan lain tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap perubahan Earning Per Share.

Untuk perusahaan, agar mengamati keuangan perusahaan dengan melihat pengaruh dari perubahan Earning Per Share dan hasil analisis keuangan, sehingga bila diperlukan dapat segera melakukan antisipasi dan tindakan perbaikan dalam menjaga nilai perusahaan.

(16)

Untuk investor, agar memperhatikan turun naiknya Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio sebagai bahan pertimbangan dalam membeli saham perusahaan telekomunikasi (BEI), karena variabel tersebut sangat signifikan terhadap Earning Per Share (EPS).

Daftar Pustaka

Agus, Harjito dan Martono. 2011. Manajemen Keuangan, Edisi ke-2, Penerbit EKONISIA, Yogyakarta

Asnawi dan Wijaya Chandra. 2005. Riset Keuangan GM. PT.Gramedia Pustaka Utama, Yogyakarta

Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Baridwan, Zaki. 2004. Intermedia Accounting, Penerbit BPFE, Yogyakarta Brighman, Eugene F, and Hauston Joel F. 2010. Dasar-dasar Manajemen

Keuangan Essential Manajement, penerjemah : Ali Akbar Yulianto, Edisi ke-11, buku ke 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi ke- 3, Badan Penerbit UNDIP. Semarang

Jonathan, Sarwon. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi Pertama, Graha Pertama. Yogyakarta.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama Cetakan ke- 1: Kharisma Putra Utama . Jakarta.

Latan, Hengki dan Selva, Temalagi. 2013. Analisa Multivariate Teknik dan Aplikasi Menggunakan SPSS 20.0, Cetakan Kesatu. Alfabeta.

Bandung

Priyanto, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Cetakan Pertama. Mediakom. Yogyakarta.

Sartono, 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Cetakan ke 7. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta.

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Teori dan Praktik. Penerbit Erlangga. Jakarta..

Sudjaja, Ridwan dan Barlian, Inge, 2003, Manajemen Keuangan 2, Edisi 4, Literata Lintas Media, Jakarta.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisinis, CV. Alfabeta. Bandung Sutrisno, 2009. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi ke 6.

Penerbit Ekonesia. Yogyakarta.

Tandellin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi “Teori dan Praktik”, KANISIUS (Anggota IKAPI). Jogyakarta.

Widoatmodjo, 2007. Cara Sehat Investasi Di Pasar Modal, Elex Media Koputindo, Jakarta

www.idx.co.id/id/beranda/publikasi//statistik.aspx (Diakses pada tanggal 24 Februari 2016 jam 14.00)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data diketahui bahwa variabel independen Current Ratio, Cash Turn Over, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory Turn Over, dan Total