• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FREKUENSI PENYIANGAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) UMUR DALAM DI DAERAH DATARAN SEDANG - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH FREKUENSI PENYIANGAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) UMUR DALAM DI DAERAH DATARAN SEDANG - repository perpustakaan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan salah satu tanaman palawija penting yang berperan sebagai sumber protein nabati, karbohidrat dan lemak bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Kedelai yang tersedia di Indonesia sekitar 90% digunakan sebagai bahan pangan, sisanya untuk pakan ternak dan benih.

Pada pola konsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia produk olahan kedelai seperti tempe, kecap, tauco, tahu, susu kedelai, dan taoge merupakan menu penting, terutama sebagai sumber protein yang relatif murah harganya.

Pemanfaatan kedelai yang digunakan untuk bahan pangan tempe dan tahu, yakni masing-masing 50% dan 40%, sedangkan sisanya digunakan untuk pengolahan taoge, tauco, susu kedelai, kecap, tepung, dan olahan lainnya (Ginting et al., 2009).

Kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya penduduk. Konsumsi kedelai secara nasional mencapai 2,67 juta ton/tahun, namun produksi nasional hanya 953.956 ribu ton pada tahun 2014 (BPS, 2015). Tingginya permintaan kedelai tidak mampu diimbangi oleh produksi dalam negeri, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kedelai secara nasional masih diperlukan impor kedelai. Produksi kedelai dalam negeri dipengaruhi oleh luas lahan dan produktivitas kedelai. Perbandingan luas panen, produksi dan produktivitas kedelai 5 tahun terakhir di Indonesia dapat dilihat pada Tabel

(2)

Tabel 1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai di Indonesia tahun 2010-2014

Uraian

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Luas Panen (ha) 660.283 622.254 567.624 550.793 615.019 Produktivitas (ton/ha) 1,373 1,368 1,485 1,416 1,551 Produksi (ton) 907.031 851.286 843.153 779.992 953.956 (Badan Pusat Statistik, 2015)

Dilihat dari tabel tersebut, produksi kedelai pada tahun 2014 yaitu 953.956 ton biji kering mengalami peningkatan sekitar 22,3% dari tahun 2013 yang hanya mencapai 779.992 ton, disebabkan luas panen juga meningkat. Meskipun mengalami peningkatan produksi, tetapi hal tersebut belum mencukupi kebutuhan kedelai secara nasional, dari tabel juga terlihat produktivitas kedelai masih rendah.

Menurut Ohorella (2011) ada banyak faktor penyebab rendahnya produksi kedelai, antara lain : minat petani menanam kedelai masih sedikit, pengetahuan teknik budidaya kedelai yang dimiliki oleh petani masih rendah, dan gangguan organisme pengganggu tanaman termasuk gulma.

Upaya meningkatkan hasil tanaman kedelai yang dapat dilakukan antara lain dengan peningkatan produksi dengan memanfaatkan potensi lahan kering dan lahan tidur, perbaikan cara bercocok tanam yaitu pengolahan tanah yang baik, penggunaan varietas unggul, pengendalian gulma, pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit (Ohorella, 2011).

(3)

Dalam budidaya tanaman kedelai, kehadiran gulma sering sekali menjadi masalah yang serius karena dapat menurunkan hasil kedelai. Penurunan hasil kedelai oleh gulma dapat berkisar antara 18-76% (Zuhairini, 2013). Hal ini dikarenakan gulma bersaing dengan tanaman kedelai untuk memperoleh cahaya, air, nutrisis dan tempat tumbuh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Hasanudin et al., 2012).

Untuk menangani masalah gulma, penggunaan bahan kimia berupa herbisida masih diminati oleh petani, karena dapat mengurangi jumlah tenaga kerja untuk menyiang, mengurangi kerusakan akar dan erosi serta dapat mengendalikan gulma dengan praktis. Namun penggunaan herbisida dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan resistensi pada gulma, dapat mengenai organisme bukan sasaran dan penggunaan yang berlebihan dapat mencemari lingkungan serta mengganggu kesehatan manusia (Cholid, 1987). Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian gulma yang efektif namun aman dan ramah lingkungan. Salah satu cara pengendalian gulma yang efektif dan ramah lingkungan yaitu dengan penyiangan. Cara penyiangan ini tidak memberikan efek residu yang merugikan bagi manusia dan dapat memperbaiki aerasi tanah. Namun cara penyiangan yang tidak tepat dapat mengakibatkan kerusakan akar tanaman dan struktur tanah, dapat menyebabkan erosi pada tanah yang miring dan membutuhkan banyak tenaga kerja pada lahan yang luas (Cholid, 1987). Penyiangan akan efektif dan efisien jika diterapkan pada suatu area yang tidak begitu luas. Efektivitas penyiangan ditentukan oleh ketepatan dalam menetapkan waktu pelaksanaannya yaitu sebelum gulma menghambat penyerapan zat-zat makanan dari tanah. Penyiangan

(4)

menjelang dan selama periode kritis akan mencegah kerugian atau pengurangan hasil akibat kompetisi terhadap gulma (Nasution, 2009).

Selain pengendalian gulma, pemilihan dan penggunaan varietas kedelai yang berpotensi hasil tinggi dan sesuai mutu bijinya merupakan langkah awal penting untuk mencapai produktivitas yang maksimal (Ginting et al., 2009).

Terdapat beberapa jenis varietas kedelai unggul antara lain Anjasmoro, Mahameru, Tanggamus, Wilis dan Sinabung. Kelima varietas tersebut merupakan kedelai umur dalam yang memiliki umur panen berkisar 86-90 hari setelah tanam dengan keunggulan produksi yang tinggi yaitu sekitar 1,6-2,16 ton/ha dan pembungaan tanaman merata. Keunggulan lainnya yaitu polong yang tidak mudah pecah, moderat terhadap karat daun dan tahan rebah (Suhartina, 2005).

Untuk meningkatkan produksi juga memerlukan varietas yang mampu bersaing dengan gulma di daerah dataran sedang. Menurut Wulandari (2013), kedelai tumbuh optimal pada ketinggian 0-900 m dpl. Dataran sedang memiliki kriteria ketinggian 200-700 m dpl dan sudah mencakup dalam pertumbuhan optimal tanaman kedelai. Namun kebanyakan kedelai ditanam di daerah dataran rendah. Sejauh ini belum banyak informasi varietas kedelai yang mampu berkompetisi dengan gulma. Maka perlu dilakukan penelitian pengaruh penyiangan terhadap gulma pada beberapa varietas kedelai di dataran sedang.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latarbelakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

(5)

1. Bagaimana pengaruh frekuensi penyiangan gulma terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kedelai ?

2. Bagaimana kemampuan kompetisi varietas kedelai yang dicoba terhadap gulma ?

1.3 Tujuan penelitian

Penelitian bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh frekuensi penyiangan gulma terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kedelai.

2. Mengetahui kemampuan kompetisi varietas kedelai yang dicoba terhadap gulma.

1.4 Manfaat penelitian

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut

1. Memberikan informasi kepada petani tentang varietas kedelai yang mampu berkompetisi dengan gulma, sehingga dapat menaikkan hasil kedelai dan pendapatan petani.

2. Sebagai informasi awal untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Trong đó, một số chỉ tiêu nhằm đánh giá và mô tả sự phát triển về việc ứng dụng Airbnb trong kinh doanh dịch vụ lưu trú homestay tại thành phố Huế bao gồm: 1 Danh sách hoạt động của các