• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan ... - Progress Conference

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan ... - Progress Conference"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pemerintah Desa Banjarwaru Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang

Faizatur Rohmah1, Hesti Budiwati 2, Riza Bahtiar Sulistyan 3 STIE Widya Gama Lumajang

E-mail : rohmahfaiza20@gmail.com

Abstrak

Di dalam sebuah organisasi keberadaan seorang pemimpin sangat penting karena organisasi tanpa pimpinan tidak akan berjalan dengan maksimal, dalam hal ini karakter seorang pemimpin akan berperan untuk menggerakkan angota organisasi untuk mencapai tujuan.

Situasi dalam bekerja tidak selalu kondusif, stres kerja dapat dialami oleh siapapun yang bisa disebabkan oleh lingkungan kerja ataupun faktor personal yang dialami individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan stres kerja terhadap kinerja pegawai Pemerintah Desa Banjarwaru Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang. Sebanyak 39 orang responden digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Pendekatan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Hasil uji t menunjukkan gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, sedangkan stres kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil uji F menunjukkan jika gaya kepemimpinan dan stres kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Ditunjukkan dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 40,5% dari perubahan kinerja yang dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan stres kerja sedangkan sisanya 59,5% merupakan faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti seperti motivasi kerja, budaya organisasi, disiplin kerja, penempatan sumber daya manusia, lingkungan kerja dan komunikasi. Penelitian ini menjadi unik ketika variabel gaya kepemimpinan dan stres kerja di uji secara simultan keduanya berpengaruh terhadap kinerja pegawai sedangkan ketika di uji secara parsial hanya gaya kepemimpinan yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja, sedangkan stres kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Kata kunci : gaya kepemimpinan, stres kerja, kinerja pegawai Abstract

In an organization the existence of a leader is very important because an organization without leadership will not run optimally, in this case the character of a leader will play a role to move the organization members to achieve the goals. The situation at work is not always conducive, work stress can be experienced by anyone who can be caused by the work environment or personal factors experienced by individuals. This study aims to determine the effect of leadership style and job stress on the performance of Banjarwaru Village Government employees Lumajang District, Lumajang Regency. A total of 39 respondents were used as samples in the study. The approach uses the method of multiple linear regression analysis. The results of the t test show leadership style has a significant effect on employee performance, while work stress does not significantly influence employee performance. The results of the F test indicate that leadership style and work stress simultaneously have a significant effect on employee performance. Shown from the coefficient of determination (R2) of 40.5% of changes in performance that are influenced by leadership style and work stress while the remaining 59.5% are factors not examined in this study such as work motivation, organizational culture, work discipline , placement of human resources, work environment and communication. This study is unique when the leadership style and

(2)

work stress variables are tested simultaneously both influence on employee performance while when tested partially only the leadership style has a significant effect on performance, while work stress does not significantly influence employee performance..

Keywords: leadership style, work stress, employee performance.

PENDAHULUAN

Keberadaan pemimpin dalam sebuah organisasi sangat menentukan arah kebijakan untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya di dalam organisasi. Kemampuan untuk menggerakkan, mengarahkan dan mempengaruhi anggota organisasi sebagai upaya untuk mencapai tujuan organisasi sebagai wujud kepemimpinannya. Sehingga pemimpin memiliki perilaku kepemimpinan dalam proses manajerial yang ditampilkan secara konsisten atau yang disebut gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dimaksud adalah perilaku khas yang dari seorang pemimpin terhadap anggota kelompoknya. Gaya kepemimpinan ini bisa dikatakan kepemimpinan terpusat pada diri pemimpin, gaya ini di tandai dengan banyaknya petunjuk yang datangnya dari pemimpin dan terbatasnya peran serta pegawai dalam perencanaan dan penggambilan keputusan. Pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya (Wahyudi, 2017:122) dan (Prasetyo, 2018). Indikator dari gaya kepemimpinan antara lain : (1) menyusun bagian kerja, (2) hubungan kerja, (3) tujuan (4) kepercayaan, (5) pengambilan gagasan (6) tingkat kepedulian (Busro, 2018:251.

Stres kerja ialah adanya kondisi ketidakseimbangan yang timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap individu yang dalam menyikapinya berbeda dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan (Zainal et al., 2017:308). Dalam situasi kerja, stres sebagai indikasi seseorang yang sedang berupaya melakukan perubahan lingkungan kerja maupun proses meraih cita-cita yang di inginkan , dan terwujudnya suatu harapan bergantung pada kerja keras dan upaya yang dilakukan. Situasi dalam bekerja tidak selalu kondusif, stres kerja dapat terjadi saat hubungan interpersonal antara sesama pegawai sering terjadi kesalahpahaman, karena kurangnya komunikasi dengan atasan maupun sesama rekan kerja. Terkadang pimpinan juga kurang percaya dengan pegawainya, disangka tidak menaati kebijakan yang telah dibuat. Dari berbagai hal tersebut dapat mempengaruhi diri seseorang hingga menyebabkan ketegangan antara sesama pegawai maupun konflik dengan dirinya sendiri.

Indikator dari stres kerja antara lain : (1) tidak adanya dukungan sosial (2) tidak ada kesempatan dalam pengambilan keputusan (3) manajemen tidak sehat (4) tipe kepribadian (5) pengalaman pribadi (Zainal et al., 2017:310).

Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai pegawai baik individu maupun kelompok dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan organisasi dalam mencapai visi dan misi dan tujuan organisasi dengan kemampuan menyelesaikan masalah sesuai dengan waktu yang ditentukan dan tidak melanggar hukum (Busro, 2018:89). Kinerja pegawai pemerintah desa sangat diperhatikan dan mendapat sorotan dari masyarakat, karena dalam pelaksanaannya pegawai pemerintah desa yang paling dekat dengan masyarakat. Kinerja pemerintah desa berperan penting untuk terwujudnya visi misi yang ada di desa terlebih lagi sebagai pelayan masyarakat. Dengan adanya kebebasan menyampaikan pendapat masyarakat dengan mudah untuk menyampaikan kritikan terhadap kinerja pemerintah desa baik secara langsung maupun tidak langsung. Indikator dari kinerja antara lain : (1) kuantitas (2) kualitas (3) efisiensi (4) disiplin (5) inisiatif (6) kejujuran (7) mudah bersosialisasi (Busro, 2018:99.

Beberapa penelitian terdahulu dengan kajian mengenai gaya kepemimpinan dan telah dilakukan oleh Talahatu (2015), Shintia & Rachmiyati (2016), Prasetyo (2018) dan Widodo, Alamsyah & Utomo (2018) menyatakan hasil dari penelitiannya ditemukan variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Penelitian lain

(3)

yang dilakukan oleh Nawaz, Mufti & Shakir (2014), Oemar & Gangga (2017), Dewi &

Wibawa (2016) kajian mengenai stres kerja yang mendapatkan hasil penelitian bahwa stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Worang, Repi & Dotulong (2017) dan Hotiana & Febriansyah (2018) menyatakan hasil dari penelitiannya ditemukan variabel stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan. Serta penelitian yang dilakukan oleh Diansyah (2016) yang menunjukkan jika gaya kepemimpinan dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Ciri khas Desa Banjarwaru pada tahun 2018 terpilih sebagai Desa Sadar Hukum dari Kemenkumham. Satu dari dua desa yang terpilih di Kabupaten Lumajang yang mendapatkan penghargaan tersebut. Untuk mencapai keberhasilan itu tentunya peran pemimpin berpengaruh terhadap kinerja yang baik serta menciptakan kerjasama antara sesama rekan kerja yang dapat menunjang kinerja pegawai.

Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan stres kerja secara parsial maupun secara simultan terhadap kinerja pegawai pemerintah Desa banjarwaru kecamatan lumajang kabupaten lumajang.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pemerintah Desa Banjarwaru yang berjumlah 39 orang dengan menggunakan sampel jenuh (saturation sampling) sehingga semua populasi dijadikan sampel.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Instrumen

Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Kuesioner r hitung Cronbach’s alpha

Gaya kepemimpinan

- Pernyataan 1 - Pernyataan 2 - Pernyataan 3 - Pernyataan 4 - Pernyataan 5 - Pernyataan 6

0,616 0,595 0,628 0,677 0,629 0,629

0,680

Stres Kerja

- Pernyataan 1 - Pernyataan 2 - Pernyataan 3 - Pernyataan 4 - Pernyataan 5

0,609 0,762 0,631 0,466 0,781

0,655

Kinerja Pegawai

- - Pernyataan 1 - Pernyataan 2 - Pernyataan 3 - Pernyataan 4 - Pernyataan 5 - Pernyataan 6 - Pernyataan 7

0,588 0,642 0,462 0,644 0,489 0,547 0,602

0,643

Sumber : data diolah 2019

Dari tabel 1 hasil uji validitas menunjukkan jika seluruh item pernyataan dalam penelitian ini memiliki nilai r hitung lebih dari nilai r tabel (0,325) sehingga telah memenuhi kriteria uji validitas dan semua item pernyataan dikatakan valid, sehingga dapat digunakan sebagai alat

(4)

ukur untuk menggali data serta informasi yang diperlukan. Hasil uji reliabilitas juga didapatkan nilai cronbach’s alpha yang menunjukkan nilai diatas 0,60. Sehingga hasil uji dari masing-masing variabel dinyatakan reliabel dan cukup handal untuk digunakan sebagai alat ukur penelitian.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Tabel 2. Uji Asumsi klasik

Variabel Shapiro Wilk Multikolinearitas Glejser

Sig. Tolerance VIF Sig.

Gaya Kepemimpinan 0,115 0,528 1,893 0,80

Stres Kerja 0,283 0,528 1,893 0,347

Kinerja 0,072 - - -

Sumber : data diolah 2019

Tabel 2 menunjukkan nilai hasil uji normalitas data menggunakan uji shapiro wilk diatas telah melampaui nilai batas signifikansi yakni 0,05 sehingga seluruh variabel dalam penelitian ini dinyatakan berdistribusi normal. Pada tabel 2 menunjukkan nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai VIF berada dibawah angka 10. Maka disimpukan jika tidak terjadi gejala multikolinearitas. Pada, tabel 2 juga didapatkan hasil nilai sig. dari uji glejser yang menunjukkan nilai diatas 0,05. Ditarik kesimpulan jika data yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari gejala heteroskedastisitas.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil pada analisis regresi dapat disusun dengan suatu persamaan sebagai berikut :

Y = 13,988 + 0,622 X1 – 0,053 X2

Hasil menunjukan hubungan gaya kepemimpinan dan stres kerja memiliki hubungan yang positif (searah) terhadap pegawai pemerintah Desa Banhjarwaru Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang.

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Model Koef.

Regresi

t hitung

F

hitung Sig. Koef.

Determinasi R2

Konstanta 13,988 - - -

GK kinerja 0,622 3,812 - 0,001 -

SK kinerja -0,053 -0,328 - 0,745 -

F - - 12,228 0,000 -

Rsquare - - - - 0,405

Sumber : data diolah 2019

Hipotesis pertama, hasil uji t variabel gaya kepemimpinan menunjukkan jika nilai t hitung = 3,812 Jadi t hitung (3,812) > t tabel (2,026) serta nilai signifikan 0,001 < 0,05 maka H1 diterima.

Disimpulkan terdapat pengaruh gaya kepemimpinan yang signifikan terhadap kinerja pegawai.

Hipotesis kedua, hasil uji t variabel stres kerja diperoleh hasil t hitung = -0,328. Jadi t hitung (- 0,328) < t tabel (2,026) serta nilai signifikan sebesar 0,745 > 0,05 maka H2 ditolak.

Disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai.

Tabel 4 menunjukkan jika F hitung (12,228) > F tabel (3,26) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05. Disimpulkan bahwa H3 diterima, sehingga gaya kepemimpinan dan stres kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

(5)

Berdasarkan tabel 4 pada kolom R square menjelaskan sebesar 0,405 atau dalam regresi sebesar 40,5 % gaya kepemimpinan dan stres kerja memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai. Serta sisanya sebesar 59,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian seperti motivasi kerja, budaya organisasi, disiplin kerja, penempatan sumber daya manusia, lingkungan kerja dan komunikasi.

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pemerintah Desa Banjarwaru Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang. Seorang pemimpin tidak akan pernah lepas dari tugas serta fungsinya sebagai seseorang yang berada di puncak organisasi yang mengatur semua kebijakan dan mengarahkan tujuan dari organisasi. Serta posisinya yang akan selalu berhubungan dengan para pegawai. Pemimpin dengan struktur prakarsa dan pertimbangan yang tinggi akan mencapai kinerja dan kepuasan yang tinggi serta membawa hasil positif bagi organisasi.

Meskipun fenomena gaya kepemimpinan otokratis terkesan kaku dan otoriter yang terpusat hanya pada pimpinan. Namun juga memberikan dampak yang positif jika penerapannya tepat, terbukti dengan hasil penelitian pada pegawai pegawai Pemdes Banjarwaru memberikan pengaruh positif serta untuk meningkatkan kinerja pegawai. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Talahatu (2015), Shintia & Rachmiyati (2016), Prasetyo (2018), dan Widodo, Alamsyah & Utomo (2018) yang menyimpulkan hasil dari penelitiannya ditemukan variabel gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pemerintah Desa Banjarwaru Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang. Dapat diketahui jika stres kerja tidak dialami oleh pegawai Pemdes Banjarwaru.

Stres kerja tidak selalu mendorong untuk menjadikan kinerja menurun. Seringkali stres dipandang dari sisi negatif, padahal stres dapat dipandang dari sisi positif yang dibutuhkan pada tingkat tertentu karena dapat mendorong individu untuk berprestasi dan terpacu untuk mendorong dirinya lebih bersemangat. Adapun hasil yang mendukung penelitian ini dilakukan oleh Worang, Repi & Dotulong (2017) dan Hotiana & Febriansyah (2018) menyatakan kesimpulan dari penelitiannya ditemukan variabel stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai. Adapun hasil penelitian yang bertolak belakang yang dilakukan oleh Nawaz, Mufti & Shakir (2014), Oemar & Gangga (2017), Dewi & Wibawa (2016) kajian mengenai stres kerja yang mendapatkan hasil penelitian bahwa stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan jika gaya kepemimpinan dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pemerintah Desa Banjarwaru Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang. Jika gaya kepemimpinan serta stres kerja dapat meningkatkan serta menurunkan kinerja pegawai Pemdes Banjarwaru. Dengan diterapkannya gaya kepemimpinan otokratis kinerja pegawai menjadi terkendali karena kegiatan dalam organisasi selalu dalam pengawasan Kepala Desa. Kebijakan yang di putuskan dapat diambil dengan cepat karena ditentukan oleh pimpinan dan penting untuk dilaksanakan bagi setiap pegawai. Jika pegawai memiliki pemahaman yang cukup tentang indikasi yang berpotensi menimbulkan stres kerja, tentunya para pegawai bisa meminimalisir ataupun menghindarkan diri mereka dari stres kerja. Sehingga kinerja akan meningkat dengan mengubah stres kerja menjadi dorongan ataupun motivasi untuk lebih bersemangat dalam bekerja. Dengan mengupayakan untuk menciptakan keharmonisan hubungan pegawai dengan pimpinan maupun antar sesama rekan kerja, serta lebih berpikir postitif akan menjadikan suasana dalam bekerja lebih menyenangkan sehingga akan meningkatkan kinerja di dalam organisasi. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukn oleh (Diansyah, 2016) yang menyatakan jika gaya kepemimpinan dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

KESIMPULAN

(6)

Dari pengujian hipotesis pertama didapatkan hasil jika terdapat pengaruh gaya kepemimpinan secara parsial signifikan terhadap kinerja pegawai. Dari pengujian hipotesis kedua didapatkan hasil jika tidak terdapat pengaruh stres kerja secara parsial signifikan terhadap kinerja pegawai. Dari pengujian hipotesis ketiga didapatkan hasil jika terdapat pengaruh gaya kepemimpinan dan stres kerja secara simultan signifikan terhadap kinerja pegawai Pemerintah Desa Banjarwaru Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang. Secara simultan menunjukkan jika nilai koefisien determinasi (R2) variabel gaya kepemimpinan dan stres kerja berpengaruh sebesar 40,5% dan sisanya 59,5% merupakan variabel kinerja yang dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Busro, M. (2018). Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenadamedia Group.

Dewi, C. I. A. S., & Wibawa, I. M. A. (2016). Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank BPD Bali Cabang Ubud. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(12), 7583-7606.

Diansyah, R. N. (2016). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Stres Kerja terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Dinas Kesehatan Kabupaten Jember). Jurnal Bisnis Manajemen, 10(3), 307-318.

Nawaz, U., Mufti, N. A., & Shakir, M. A. (2014). Job Stress Evaluation During Project Life Cycle (PLC) on Working Employees. Pakitsan Journal of Science, 66(4), 376-380.

Oemar, U., & Gangga, L. (2017). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Musi Manyuasin. Jurnal Ecoment GLobal, 2(2), 22-34.

Prasetyo, H. (2018). Pengaruh Gaya kepemimpinanTerhadap Kinerja Karyawan Pada PT Sahabana Citra Mandiri di Tenggarong. eJournal Administrasi Bisnis, 6(3), 1047-1060.

Shintia, N., & Rachmiyati. (2016). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja PNS pada Poliktenik Negeri Banjarmasin. Jurnal INTEKNA, 16(2), 184-200.

Talahatu, I. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kimia Farma Trading dan Distribution Cabang Ambon. Citra Ekonomika Jurnal Ekonomi, IX(1), 11-22.

Wahyudi. (2017). Manajemen Konflik dan Stres dalam Organisasi Pedoman Praktis bagi Pemimpin Visioner (H. Akdon Ed.). Bandung: Alfabeta.

Widodo, T., Alamsyah, N., & Utomo, C. B. (2018). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja Dan Pelatihan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT Telkom Indonesia Cabang Batam. Jurnal Industri Kreatif (JIK), 2(1), 97-104.

Worang, L. S., Repi, A. L., & Dotulong, L. O. H. (2017). Pengaruh Konflik dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Cabang Manado Sarapung. Jurnal EMBA, 5(2), 3038-3047.

Zainal, V. R., Hadad, M. D., & Ramly, M. (2017). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Setyobakti, M. H., & Murniati, W. (2018, August). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perangkat Desa Pada Pemerintah Desa di Kabupaten Lumajang. In Proceedings Progress Conference (Vol. 1, No. 1, pp. 121-127).

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kesyahbadanan.. Ferdian Kurniawan, Yosua,