• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh harga dan citra merek terhadap keputusan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh harga dan citra merek terhadap keputusan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HELM JPX FULL FACE MOTOCROSS DP PLANET MOTOR

TRAIL SHOP DI KOTA BATU

(STUDI PADA DP PLANET MOTOR TRAIL SHOP) Muhammad Kenrico Kahel Iqbal

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya kenricokahel2@student.ub.ac.id

Dosen Pembimbing:

Nadiyah Hirfiyana Rosita, SE., MM., CMA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel harga dan citra merek. Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang menjelaskan hubungan dan pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya melalui pengajuan hipotesis. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 125 responden dengan penyebaran kuesioner secara online. Sampel terdiri dari responden yang sudah pernah membeli Helm JPX Fullface Motocross. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS ver. 25. Hasil pengujian terhadap ketiga hipotesis dapat disimpulkan bahwa harga dan citra merek memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Selain itu, harga dan citra merek berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian.

Kata Kunci: Harga, Citra Merek, Keputusan Pembelian ABSTRACT

This study aims to determine the effect of price and brand image variables. This type of research is explanatory research which explains the relationship and influence between one variable and another through the submission of a hypothesis. This study used a sample of 125 respondents by distributing questionnaires online. The sample consisted of respondents who had bought a JPX Fullface Motocross Helmet. Data analysis in this study used multiple linear regression analysis using the SPSS ver. 25. The test results of the three hypotheses can be concluded that price and brand image has a significant influence on purchasing decisions. Besides, price and brand image simultaneously influence purchasing decisions.

Keyword: Price, Brand Image, Purchasing Decision

(2)

1. PENDAHULUAN

Dewasa ini, lalu lintas di jalan raya semakin padat karena banyaknya pengguna kendaraan roda dua maupun roda empat. Oleh karena itu, setiap pengendara dituntut untuk berhati-hati dalam menggunakan kendaraan.

Kendaraan roda empat mempunyai keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan roda dua, karena kendaraan roda empat dilengkapi dengan bantalan untuk menahan benturan, kerangka kuat, instrumen peredam, sabuk pengaman, dan kantung udara (Hardiana, 2011).

Sebaliknya, pengendara motor tidak mempunyai perlengkapan selengkap kendaraan roda empat, sehingga dalam berkendara mempunyai risiko yang lebih tinggi.

Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan paling pesat untuk industri sepeda motor. Hal ini didukung data oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia yaitu distribusi domestik kendaraan bermotor untuk

Penjualan Motor Trail

Sumber: AISI, 2018

Tidak hanya sepeda motor biasa yang ramai diperjualbelikan, namun juga ramainya pembelian atas motor trail.

Berdasarkan gambar di atas, penjualan motor trail di Indonesia mulai berkembang. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa penjualan motor trail November 2017 mencapai 5.569 unit motor Kawasaki KLX dan 3.869 unit motor Honda CRF. Pada bulan Desember 2017 penjualan motor trail mengalami penurunan, yakni mencapai 4.154 unit motor Kawasaki KLX dan 3.063 unit

motor Honda CRF. Namun pada Bulan Januari 2018, penjualan motor trail kembali menunjukkan tren positif dengan penjualan mencapai 4.914 unit motor Kawasaki KLX dan 4.931 unit motor Honda CRF. Penjualan motor trail di Indonesia dipercaya dapat berkembang setiap tahunnya. Hal tersebut disebabkan penggunaan motor trail saat ini tidak hanya untuk fungsional saja, namun juga mencakup lifestyle atau sudah menjadi gaya hidup masyarakat di Indonesia.

Selain itu, faktor lain peningkatan pen jualan motor trail adalah keadaan geografi di Indonesia sendiri. Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan begitu banyak variasi geografi yang menantang seperti gunung, bukit, lembah, ngarai, sungai, dan berbagai macam kontur tanah lainnya (AISI, 2020).

Jumlah distribusi tersebut menimbulkan banyaknya dampak, baik positif maupun negatif. Dampak negatif distribusi kendaraan bermotor adalah banyaknya persoalan keamanan, ketertiban, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas yang bertambah di Indonesia.

Salah satu perlengkapan yang cukup tinggi pertumbuhannya mengikuti sepeda motor adalah pelindung kepala atau helm, karena merupakan kewajiban tata tertib berkendara. Helm merupakan salah satu perlengkapan keamanan utama bagi pengendara sepeda motor yang berguna sebagai pelindung kepala apabila terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, penggunaan helm bagi pengendara roda dua merupakan hal yang penting. Hal ini sesuai dengan UU No. 14 Tahun 1992 tentang “Kewajiban Memakai Helm bagi Pengendara Sepeda Motor” yang mewajibkan pengendara sepeda motor dan penumpangnya untuk memakai helm.

Standar helm untuk mengendarai sepeda motor di Indonesia dinamakan Standar Nasional Indonesia atau biasa disebut SNI, yang mana penggunaan helm SNI tercantum dalam Peraturan Menteri nomor 40/M-IND/Per/6/2008 tentang

0 2000 4000 6000

Kawasaki KLX Honda CRF Nov-17 Des-17 Jan-18

(3)

“Pemberlakuan SNI Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua” dan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”. Tidak hanya untuk melengkapi kewajiban, alat keselamatan, dan menghindari sanksi saat berkendara, saat ini penggunaan helm sudah menjadi salah satu fashion item untuk para pengendara motor. Hal- hal yang menjadikan helm sebagai salah satu fashion item untuk pengendara motor, yaitu: bentuk, warna, dan gambar helm yang terkesan unik dan berbeda.

Terdapat berbagai macam tipe merek helm yang ditawarkan kepada konsumen, di mana masing-masing merek helm tersebut berusaha untuk membuat produknya lebih unggul dibandingkan dengan merek lain. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran yang baik dan yang tepat memegang peranan yang penting dalam menunjang kelangsungan usaha dan perkembangan suatu usaha. Salah satunya adalah Helm JPX Full Face Motocross yang merupakan buatan lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan produksi helm dari luar negeri. Helm JPX Full Face Motocross mengusung produk helm dengan harga yang bersaing tetapi tetap mempertahankan performa dan kualitas yang baik.

Salah satu usaha yang bergerak di bidang kebutuhan berkendara roda dua ialah DP Planet Motor Trail Shop yang berada di Jalan Patimura Ruko Patimura Square H-I-J, Batu. Usaha ini dimulai tahun 2002 oleh H. Deni Puguh Dariyanto yang memiliki total 150 karyawan. Usaha ini menjual berbagai macam kebutuhan pengendara sepeda motor, terutama aksesoris dan keselamatan pengendara, yaitu merek Helm JPX Full Face Motocross.

Penjualan Helm JPX Full Face Motocross Tahun 2019

Sumber: DP Planet Motor Trail Shop, 2019

Berdasarkan gambar di atas, penjualan Helm JPX Full Face Motocross memiliki angka penjualan yang cukup tinggi dan stabil pada tahun 2019. Seri full face motocross sebesar 74.3%, diikuti seri half face JPR sebesar 14.8%, dan seri cakil signature yang memiliki tingkat penjualan paling rendah yaitu 3.5%.

Dalam upaya mempertahankan kondisi pasar yang baik untuk Helm JPX Full Face Motocross, DP Planet Motor Trail Shop harus menerapkan strategi yang tepat dalam menjalankan bisnisnya.

Pengelola harus memulai berpikir seperti konsumen agar dapat mengetahui apa kebutuhan konsumen. Sehingga, konsumen nantinya akan terpuaskan oleh produk DP Planet Motor Trail Shop.

Dalam hal ini, citra merek dan harga merupakan hal penting bagi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian konsumen.

Kondisi pasar yang dinamis, revolusi pemasaran, dan dampak pemasaran yang meningkat saat ini pada kehidupan keseharian manusia menjadikan orang lebih sadar terhadap keberadaan merek.

Sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk, pelanggan mengaitkan produk yang akan dibeli dengan beberapa faktor, seperti kualitas, kinerja, fitur, dan bahkan negara asal (COO) (Tajdar et al., 2015). Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh banyak hal faktor,

(4)

termasuk faktor pribadi, psikologis, sosial dan budaya, sehingga menyulitkan pemasar memprediksi bagaimana konsumen membeli produk tertentu (Mramba, 2015).

Konsumen pada hakikatnya merupakan faktor penting bagi berlangsungnya hidup perusahaan.

Penting bagi pemasar untuk memahami setiap perilaku konsumen, terlebih lagi konsumen saat ini sangat dimudahkan dalam mendapatkan informasi suatu produk yang nantinya dapat bermanfaat dan memuaskan keinginannya. Sehingga, perusahaan juga dituntut mampu menawarkan informasi yang menarik agar bisa mendapat perhatian dari konsumen.

Untuk mengenali perilaku konsumen, seorang pemasar harus benar-benar mengetahui apa yang memengaruhi keputusan pembelian, yakni apa saja yang diharapkan pelanggan dan mengapa konsumen membeli produk (Tjiptono, 2014).

Perlunya mempelajari berbagai macam perilaku konsumen akan bermanfaat sebagai bahan untuk menyusun strategi pemasaran. Perusahaan akan menerapkan strategi pemasaran dengan menggunakan alat-alat pemasaran yang disebut sebagai bauran pemasaran. Tujuannya agar dapat menjangkau pasar sasarannya dengan efektif. Bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler & Armstrong, 2018).

Pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan, konsumen banyak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap price, product, promotion, dan place yang telah diharapkan oleh perusahaan selama ini (Kotler & Keller, 2016). Harga

merupakan salah satu faktor penentu bagi pembeli dalam menentukan keputusan pembelian terhadap suatu produk maupun jasa. Terlebih lagi apabila produk atau jasa yang akan dibeli tersebut merupakan kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, dan kebutuhan pokok lainnya, pembeli akan sangat memerhatikan harganya. Pengusaha perlu untuk memperhatikan hal ini karena dalam persaingan usaha, harga yang ditawarkan oleh pesaing bisa lebih rendah dengan kualitas yang sama atau bahkan dengan kualitas yang lebih baik. Sehingga, dalam penentuan harga produk atau jasa yang dijual, baik perusahaan besar maupun usaha kecil sekalipun harus memperhatikan pembelinya dan para pesaingnya.

Ada empat indikator di dalam harga yaitu, keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, dan kesesuaian harga dengan manfaat produk (Stanton, 2012). Pada umumnya konsumen akan lebih tertarik pada produk dengan harga yang lebih murah, apalagi kualitas produk tersebut dengan yang lain tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, penetapan harga yang tepat dapat meningkatkan keputusan pembelian, dan memaksimalkan volume penjualan bagi perusahaan terkait.

Menurut Kotler dan Keller (2016), harga memiliki peran dalam keputusan pembelian. Harga dalam hal ini memengaruhi citra dan strategi positioning merek, maka harga adalah elemen penting (Djatmiko & Pradana, 2016). Konsumen cenderung mengaitkan harga dengan tingkat produk, yaitu: harga tinggi yang dirasakan mencerminkan kualitas tinggi dan sebaliknya.

Selanjutnya, harga adalah salah satu faktor yang meningkatkan citra merek (Halbheer & Buehler, 2011). Maka, harga merupakan hal penting dalam

(5)

menentukan keputusan pembelian (Samosir & Prayoga, 2015; Djatmiko &

Pradana, 2016; Nurhayati, 2017; Albari, 2018; Bnu, et al., 2018).

Strategi pendukung untuk meningkatkan tanggapan atau nilai positif bagi toko adalah pada strategi produk.

Strategi produk yang dapat dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah dengan membangun image pada sebuah brand.

Merek menjadi salah satu perhatian dan pertimbangan konsumen dalam memutuskan membeli produk perusahaan. Citra merek merupakan suatu pandangan yang dimiliki konsumen terhadap suatu perusahaan atau produk yang dikeluarkan. Dengan citra merek dari perusahaan atas produk yang dihasilkan oleh perusahaan, diharapakan dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian. Menurut Bian & Moutinho (2011), citra merek penting karena memengaruhi perilaku pembelian konsumen. Sesuai dengan pendapat Lien et al. (2015), bahwa merek adalah sebuah dimensi fundamental dari ekuitas merek. Maka, citra merek merupakan hal penting dalam menentukan keputusan pembelian (Djatmiko & Pradana, 2016; Nurhayati, 2017; Albari, 2018; Rommy et al. 2018)

Melihat penjelasan di atas, keputusan pembelian dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dipertimbangkan untuk mendapatkan produk yang sesuai.

Konsumen memiliki hak untuk menentukan keputusan pembelian produknya yang tentunya didasarkan pada faktor-faktor yang memengaruhi keputusan tersebut di antaranya adalah harga dan citra merek. Hal ini sejalan dengan penelitian Djatmiko & Pradana (2016), Nurhayati (2017) dan Rommy (2018) yang menjelaskan bahwa masing- masing citra merek dan harga merupakan

faktor kuat yang menentukan keputusan pembelian.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dalam penyusunan penelitian ini meneliti tentang variabel harga dan citra merek yang memengaruhi keputusan pembelian. Dalam penelitian ini, objek penelitian yang akan diteliti adalah produk Helm JPX Full Face Motocross dan penelitian akan dilakukan pada DP Planet Motor Trail Shop Batu.

Dengan demikian, penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Harga dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Helm JPX Full Face Motocross DP Planet Motor Trail Shop di Kota Batu”.

2. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk mendapatkan, mengonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa termasuk juga proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan tersebut (Nugroho, 2003). Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2016), perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok serta organisasi dalam memilih, membeli, menggunakan barang, jasa, dan ide untuk memuaskan kebutuhan.

Berdasarkan penjelasan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu hal yang dinamis tentang bagaimana individu, kelompok atau organisasi melakukan kegiatan dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan.

Harga

Harga sangat memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk.

Harga menjelaskan informasi tentang

(6)

suatu produk dan memberikan makna yang mendalam untuk konsumen (Kotler

& Keller, 2016). Oleh karena itu, harga merupakan faktor penting dalam pembelian keputusan, terutama untuk produk yang sering dibeli, dan memengaruhi pilihan di mana toko, produk, dan merek untuk dilindungi (Dudu & Agwu, 2014). Konsumen dirasa sangat rasional dalam menilai manfaat apa yang ingin diperoleh dari membeli produk atau layanan yang mereka bayar . Harga wajar, harga tetap, dan harga yang relatif merupakan tiga dimensi dari harga (Rahman et al., 2014). Harga wajar mengacu pada penyesuaian harga yang menawarkan kombinasi kualitas dan layanan yang sesuai dengan harga yang wajar. Harga tetap adalah harga yang ditentukan untuk semua pembeli (Kotler

& Keller, 2016). Harga relatif adalah harga yang ditentukan sesuai dengan kualitas dan layanan yang diberikan oleh penjual (Kotler & Armstrong, 2018).

Maka harga merupakan hal penting dalam menentukan keputusan pembelian (Samosir & Prayoga, 2015; Djatmiko &

Pradana, 2016; Albari, 2018; Rommy et al. 2018).

Berdasarkan penjelasan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa harga merupakan penjelasan dan informasi tentang suatu produk dan memberikan makna yang mendalam untuk konsumen.

Menurut Stanton (2012), terdapat empat indikator yang dipertimbangkan dalam penetapan harga, yaitu:

1. Keterjangkauan harga merupakan aspek penetapan harga oleh penjual yang sesuai dengan daya beli konsumen.

2. Daya saing harga merupakan penawaran harga oleh penjual satu dengan penjual lainya pada satu jenis produk yang sama.

3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk merupakan penetapan harga yang dilakukan penjual sesuai dengan kualitas produk.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat produk merupakan aspek penetapan harga penjual yang sesuai dengan manfaat yang dirasakan konsumen dari produk yang dibeli.

Citra Merek

Citra merek digambarkan sebagai serangkaian kenangan tentang suatu merek, baik itu positif atau negatif dalam benak konsumen (Sangadji, 2013).

Kenangan sebuah merek terdiri dari atribut produk dan manfaat yang dirasakan bagi konsumen, karena merek adalah citra kesatuan yang menunjukkan kenyamanan bagi konsumen (Tajdar et al., 2015). Zhang (2015) menjelaskan bahwa citra merek merupakan faktor penting karena memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Konsumen biasanya tidak punya waktu untuk memperoleh pengetahuan yang luas tentang produk saat membuat keputusan, dengan demikian konsumen sering mengandalkan citra merek sebagai syarat mudah untuk membuat keputusan pembelian (Akkucuk & Esmaeili, 2016).

Menurut Kotler dan Keller (2016), citra perusahaan dan merek merupakan suatu hal yang berkontribusi atas pengakuan terhadap suatu perusahaan atau merek. Suatu perusahaan dapat menciptakan dan membangun citra dengan berbagai cara, seperti: pemberian nama yang baik, tampilan fisik produk, kualitas produk, kemudahan merek untuk diingat dan diucapkan, hingga cara memperkenalkan merek tersebut kepada pelanggan dengan cara yang unik, sehingga dapat tercipta suatu memori dalam benak konsumen. Menurut Marta

& William (2016), mayoritas konsumen

(7)

lebih suka membeli produk atau jasa yang dikategorikan sebagai merek yang mewakili simbol kualitas. Maka citra merek merupakan hal penting dalam menentukan keputusan pembelian (Djatmiko & Pradana, 2016; Albari, 2018;

Rommy et al. 2018)

Berdasarkan penjelasan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan serangkaian kenangan terhadap suatu merek yang bersifat positif dan tertanam di benak konsumen yang dipahami atas pengalaman pribadi.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pembentukan dari citra merek. Schiffman et al. (2012) menyebutkan beberapa faktor pembentuk citra merek, yaitu:

1. Mutu, kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

2. Dapat diandalkan, pendapat masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

3. Manfaat, fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

4. Pelayanan, tugas produsen dalam melayani konsumennya.

5. Risiko, besar kecilnya akibat yang mungkin dialami oleh konsumen.

6. Harga, banyak sedikitnya jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan suatu produk.

7. Citra, berupa pandangan, kesepakatan, dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian berada pada tahap evaluasi, di mana preferensi konsumen terhadap merek terbentuk.

Kotler dan Armstrong (2018) menggambarkan keputusan pembelian sebagai tahap pengambilan keputusan pembeli di mana seseorang memutuskan

untuk benar-benar membeli produk yang sudah dipertimbangkan, secara singkat keputusan pembelian adalah keputusan tentang merek yang akan dibeli. Demikian pula, Djatmiko & Pradana (2016) menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian adalah tahap dimana konsumen benar-benar yakin dalam memilih dan membeli produk. Menurut Kotler (2012), keputusan pembelian merupakan tahap dimana konsumen membeli produk dan dalam proses keputusan pembelian terdiri dari 5 tahapan, antara lain; introduction needs, information search, evaluation of alternatives, purchase decision, dan behavior after purchase.

Berdasarkan penjelasan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan tahap di mana keputusan dibuat untuk benar-benar membeli produk yang sudah dipertimbangkan oleh konsumen.

Menurut Kotler dan Keller (2016), kelima tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah

Konsumen akan mengenali masalah atau kebutuhan yang dipicu rangsangan internal ataupun eksternal.

Rangsangan internal dipicu oleh kebutuhan pribadi seseorang, sementara rangsangan eksternal muncul akibat konsumen melihat sesuatu.

2. Pencarian Informasi

Seseorang yang memiliki minat akan suatu produk akan terdorong untuk mencari informasi mengenai produk tersebut. Sumber informasi utama konsumen dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:

a. Sumber pribadi, meliputi keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

b. Sumber komersial, meliputi iklan, tenaga penjualan dan situs web.

(8)

c. Sumber publik, meliputi media massa dan organisasi penilaian konsumen.

d. Sumber eksperiental, meliputi pemeriksaan dan penggunaan produk.

3. Evaluasi Alternatif

Terdapat beberapa konsep dasar dalam memahami evaluasi konsumen.

Pertama, konsumen akan selalu memenuhi kebutuhannya. Kedua, konsumen mencari manfaat produk.

Ketiga, konsumen melihat produk sebagai atribut dengan berbagai kemampuan untuk memberi manfaat.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk tahap preferensi di antara merek-merek yang berada pada daftar pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk melakukan pembelian terhadap merek yang disukai.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah melakukan pembelian, konsumen mungkin akan mengalami keraguan dan ketidaksesuaian terhadap produk atau mendengar hal-hal yang lebih menguntungkan dari produk lain.

Maka konsumen akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya.

HIPOTESIS

Menurut Sugiyono (2017), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah suatu penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Hipotesis dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris atau dapat terbukti setelah didukung oleh fakta-fakta dari hasil penelitian lapangan.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijadikan referensi di atas, maka model hipotesis yang disusun sebagai berikut:

Model Hipotesis Penelitian

Sumber: Data diolah, 2020

Gambar di atas merupakan model hipotesis penelitian, hipotesis yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Variabel harga (X1) berpengaruh secara parsial terhadap variabel keputusan pembelian (Y).

H2: Variabel citra merek (X2) berpengaruh secara parsial terhadap variabel keputusan pembelian (Y).

H3: Variabel harga (X1) dan citra merek (X2) berpengaruh secara simultan terhadap variabel keputusan pembelian (Y).

3. METODE PENELITIAN DAN JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode survei. Tujuannya untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan, dengan menggunakan metode survei yaitu penelitian yang berusaha menjelaskan pengaruh antara variabel Harga, Citra Merek, dan Keputusan Pembelian.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di DP Planet Motor Trail Shop yang berada di Jalan Patimura Ruko Patimura Square H-I-J, Kota Batu, dengan objek penelitian Helm JPX Full Face Motocross. Dengan jangka waktu penelitian selama satu bulan secara intensif hingga data diperoleh dan

(9)

terpenuhi.

Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pembeli Helm JPX Full Face Motocross di DP Planet Motor Trail Shop.

Sampel

Penelitian ini meneliti anggota sampel yang merupakan pembeli dari Helm JPX Full Face Motocross. Menurut Roscoe yang dikutip dalam Uma Sekaran (2006), ukuran sampel yang baik adalah lebih dari 30 dan kurang dari 500. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka ditentukan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 125 sampel. Hair et al. (2012) mengemukakan bahwa jumlah minimum sampel penelitian adalah lima hingga sepuluh kali variabel yang dianalisis atau pertanyaan indikator. Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini didasarkan pada 24 variabel pengukuran yang digunakan. Berdasarkan perhitungan sampel di atas, ditemukan bahwa ukuran sampel adalah 120 responden. Untuk menghindari jawaban kuesioner yang tidak valid atau berjaga-jaga, penelitian ini melakukan penyebarang sebanyak 125 responden.

Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang termasuk dalam non-probabilty sampling.

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017).

Alasan penggunaan teknik purposive sampling adalah bahwa tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti dan tidak diketahuinya jumlah populasi, sehingga dilakukannya penelitian dengan menerapkan beberapa kriteria.

Berdasarkan cara penentuannya, purposive sampling adalah penentuan sampel dengan adanya pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2017). Pertimbangan atau kriteria dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah:

1. Telah berusia minimal 17 tahun.

2. Pernah melakukan transaksi pembelian Helm JPX Full Face Motorcross

(10)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 15,023 4,663 3,222 0,002

X1 -0,426 0,158 -0,197 -2,706 0,008 0,659 1,517

X2 1,547 0,132 0,856 11,759 0,000 0,659 1,517

R : 0,758 R Square : 0,574 Adjusted R Square : 0,567

F Hitung : 82,238 Ftabel : 3,07 Sig. F : 0,000 ttabel : 1,979

Model regresi yang digunakan adalah standardized regression, karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval yang pengukurannya menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok. Dalam standardized regression, ukuran variabel atau ukuran jawabannya telah disamakan. Adapun persamaan regresi yang didapatkan berdasarkan tabel diatas adalah sebagai berikut:

Y= -0.197 X1 + 0.856 X2

Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Nilai sebesar -0.197, artinya apabila variabel independen lain nilainya tetap dan untuk setiap X1 (harga) mengalami penambahan 1 unit koefisien, maka Y (keputusan pembelian) akan mengalami penurunan sebesar 0.197.

Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara Harga dengan Keputusan Pembelian.

semakin meningkatnya X1 (Harga) maka semakin menurunnya Y (keputusan pembelian).

b. Nilai sebesar 0.856, artinya apabila variabel independen lain nilainya tetap dan untuk setiap X2 (Citra Merek) mengalami penambahan 1 unit koefisien, maka Y (Keputusan Pembelian) akan mengalami kenaikan

sebesar 0.856. Koefisien bernilai positif menunjukkan hubungan yang positif antara Citra Merek dengan Keputusan Pembelian. Semakin meningkatnya X2

(Citra Merek), maka semakin meningkatnya Y (Keputusan Pembelian).

Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besar kontribusi variabel bebas harga (X1) dan citra merek (X2) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) digunakan nilai adjusted R2 koefisien determinasi yang digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari analisis pada tabel di atas, diperoleh hasil adjusted R2 (koefisien determinasi) sebesar 0,567.

Artinya bahwa 56,7% variabel keputusan pembelian akan dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu harga (X1) dan citra merek (X2). Sedangkan sisanya 43,3%

variabel keputusan pembelian akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selain koefisien determinasi, juga didapat koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya hubungan antara variabel bebas yaitu harga dan citra merek dengan variabel keputusan pembelian, nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,758, nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu harga (X1) dan citra merek (X2) dengan keputusan pembelian termasuk dalam

(11)

kategori kuat karena berada pada 0,6 – 0,8.

Pengujian Model Regresi

Nilai Fhitung sebesar 82,238, sedangkan Ftabel (α = 0.05 ; db regresi = 2 : db residual

= 122) adalah sebesar 3,07. Karena F hitung > F tabel yaitu 82,238 > 3,07 atau nilai Sig. F (0,000) < α = 0.05 maka model analisis regresi adalah sudah baik. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan sudah baik untuk pendugaan.

Pengujian Hipotesis

1. t test antara X1 (harga) dengan Y (keputusan pembelian) menunjukkan thitung = -2,706. Sedangkan ttabel (α = 0.05 ; db residual =122) adalah sebesar 1,979. Karena t hitung > t tabel yaitu - 2,706 > 1,979 atau nilai sig t (0,008) <

α = 0.05, maka pengaruh X1 (harga) terhadap Y (keputusan pembelian) adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian dapat dipengaruhi secara signifikan oleh harga.

2. t test antara X2 (citra merek) dengan Y (keputusan pembelian) menunjukkan thitung = 11,759. Sedangkan ttabel (α = 0.05 ; db residual = 122) adalah sebesar 1,979. Karena thitung > ttabel

yaitu 11,759 > 1,979 atau nilai sig t (0,000) < α = 0.05, maka pengaruh X2 (citra merek) terhadap Y (keputusan pembelian) adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian dapat dipengaruhi secara signifikan oleh citra merek.

Pembahasan

Pengaruh Harga (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Pengaruh signifikansi dalam penelitian ini menjelaskan bahwa variabel harga akan memberikan pengaruh yang lebih tinggi pada keputusan pembelian konsumen Helm JPX Full Face Motocross di DP Planet Motor Trail Shop, apabila harga produk yang diberikan murah dan sesuai. Dalam arti, apabila konsumen merasakan harga yang ditawarkan murah dan sesuai dengan keinginan konsumen Helm JPX Full Face Motocross di DP Planet Motor Trail Shop akan memberikan kemungkinan yang lebih tinggi bagi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Dudu

& Agwu (2014) bahwa harga merupakan faktor penting dalam pembelian keputusan, terutama untuk produk yang sering dibeli, dan memengaruhi pilihan di mana toko, produk, dan merek untuk dilindungi.

Pengaruh Citra Merek (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Pengaruh signifikansi dalam penelitian ini menjelaskan bahwa variabel citra merek akan memberikan pengaruh yang lebih tinggi pada keputusan pembelian konsumen Helm JPX Full Face Motocross di DP Planet Motor Trail Shop, apabila citra merek yang ditampilkan baik dan dikenal. Dalam arti, apabila konsumen merasakan bahwa Helm JPX Full Face Motocross memiliki citra merek tinggi, maka hal tersebut akan memberikan kemungkinan yang lebih tinggi bagi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Tajdar et al.

(2015) dan Zhang (2015) bahwa kenangan sebuah merek dapat terdiri dari atribut produk dan manfaat yang dirasakan bagi konsumen, karena merek adalah citra kesatuan yang menunjukkan kenyamanan bagi konsumen yang

(12)

menjelaskan bahwa citra merek merupakan faktor penting karena memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli.

Pengaruh Harga (X1) dan Citra Merek (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Pengaruh signifikansi dalam penelitian ini menjelaskan bahwa variabel harga dan citra merek secara bersamaan akan memberikan pengaruh yang lebih tinggi pada keputusan pembelian konsumen Helm JPX Full Face Motocross di DP Planet Motor Trail Shop. Dalam arti, apabila konsumen merasakan bahwa Helm JPX Full Face Motocross memiliki harga yang ditawarkan murah dan citra merek tinggi, maka hal tersebut akan memberikan kemungkinan yang lebih tinggi bagi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian di DPPlanet Motor Trail Shop

5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dari penelitian yang dilakukan dapar diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Apabila harga yang ditawarkan murah dan sesuai, maka faktor tersebut akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu, harga merupakan faktor penting yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan keputusan pembelian konsumen.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Apabila citra merek yang dimiliki baik dan mudah

dikenali, maka faktor tersebut akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga dan citra merek berpengaruh simultan terhadap keputusan pembelian. Apabila harga dan citra merek secara bersamaan dinilai baik, maka faktor-faktor tersebut secara bersamaan akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa saran dapat dikemukakan yang dapat bermanfaat bagi perusahaan dan bagi pihak lain. Adapun saran yang diberikan:

1. Diharapkan perusahaan dapat mempertahankan dan menyesuaikan harga, karena harga memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam hal ini, dengan melakukan pengecekan berkala untuk penyesuaian Harga Helm JPX Full Face Motocross di DP Planet Motor Trail Shop.

2. Diharapkan perusahaan dapat memperbaiki dan meningkatkan citra merek, karena berdasarkan hasil penelitian dari responden masih ada beberapa hal yang sekiranya harus diperbaiki dan ditingkatkan yaitu performa dari kualitas dan nilai tambah helm. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan promosi dan pengenalan lebih lanjut terhadap Helm JPX Full Face Motocross kepada calon konsumen agar dapat lebih mengenal merek helm dan juga DP Planet Motor Trail Shop

3. Peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat menambahkan jenis-jenis variabel yang sebelumnya tidak ada dalam peneltian ini, namun masih

(13)

memiliki kaitan dengan variabel yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Akkucuk, U., & Esmaeili, J. (2016). The Impact of Brands on Consumer Buying Behavior. International Journal of Research in Business and Social Science (2147-4478), 5(4), 1–16.

https://doi.org/10.20525/ijrbs.v5i4.551 Bian, X., & Moutinho, L. (2011). The role of

brand image, product involvement, and knowledge in explaining consumer purchase behaviour of counterfeits:

Direct and indirect effects. European

Journal of Marketing.

https://doi.org/10.1108/03090561111095 658

Djatmiko, T., & Pradana, R. (2016). Brand Image and Product Price; Its Impact for Samsung Smartphone Purchasing Decision. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 219, 221–227.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.05.

009

Dudu, O., & Agwu, M. (2014). A Review of The Effect of Pricing Strategies on The Purchase of Consumer Goods.

International Journal of Research in Management, Science & Technology, 2(2), 88–102.

Hair, J. F., Sarstedt, M., Ringle, C. M., &

Mena, J. A. (2012). An assessment of the use of partial least squares structural equation modeling in marketing research.

Journal of the Academy of Marketing Science, 40(3), 414–433.

https://doi.org/10.1007/s11747-011- 0261-6

Halbheer, D., & Buehler, S. (2011). Selling when Brand Image Matters. Journal of Institutional and Theoretical Economics.

https://doi.org/10.1628/09324561179465 6598

Kotler, P. (2012). Marketing

management/Philip Kotler, Kevin Lane Keller. Pearson Education International.

Kotler, P., & Armstrong, G. (2018). Kotler

&amp; Armstrong, Principles of Marketing | Pearson. In Pearson.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). A Framework for Marketing Management.

In Marketing Management.

Lien, C. H., Wen, M. J., Huang, L. C., & Wu, K. L. (2015). Online hotel booking: The effects of brand image, price, trust and value on purchase intentions. Asia Pacific Management Review, 20(4), 210–218.

https://doi.org/10.1016/j.apmrv.2015.03.

005

Marta, R. F., & Monica William, D. M. W.

(2016). Studi Terpaan Media Pemasaran Melalui Posting Instagram Terhadap Ekuitas Merek Pelanggan Sumoboo!

Jurnal Komunikasi Untar, 8(1), 68–82.

Mramba, N. R. (2015). The Marketing Communication Strategies of Street Vendors in Dar Es Salaam Tanzania The Marketing Communication Strategies of Street Vendors in Dar es Salaam.

7(November), 33–44.

Nugroho, S. (2003). PERILAKU KONSUMEN : Perspektif Kontenporer pada Motif, Tujuan, dan Keininan Konsumen. In prenadamedia group, Jakarta.

Nurhayati, S. (2017). Pengaruh citra merek, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian handphone samsung di yogyakarta. JBMA – Vol. IV, No. 2, September 2017 ISSN : 2252-5483, IV(2), 60–69.

Rahman, M. K., Robel, S., & Abdullah-Al- Mamum. (2014). A Critical Review of Consumers ’ Sensitivity to Price : Managerial and Theoretical Issues.

Journal of International Business and Economics, 2(2), 1–9.

Rommy, A. S. N., Moh, N. B. H. H., & Nur, A. R. Y. N. (2018). Effect Of Brand Image And Price Perception On Purchase

(14)

Decision. Journal of Business and Management, 20(8), 76–81.

https://doi.org/10.9790/487X- 2008027681

Sangadji, E. M. dan S. (2013). Perilaku Konsumen : Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian. Penerbit Salemba.

Schiffman, L. G., Kanuk, L. L., & Hansen, H.

(2012). Consumer Behaviour: A European Outlook. In Pearson Education.

Sugiyono. (2017). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: PT Alfabet. Sugiyono. (2017).

MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

https://doi.org/10.1017/CBO978110741 5324.004

Tajdar, S., Ahmad, S., Ahmad, J., & Khan, A.

(2015). Customers’ Prescription of Foreign versus Local Brands in the Pharmaceutical Industry of Peshawar (Pakistan). Rev. Integr. Bus. Econ. Res, 4(2), 378. Retrieved from www.sibresearch.org

Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa - Prinsip, Penerapan, dan Penelitiab. In 1.

Zhang, Y. (2015). The Impact of Brand Image on Consumer Behavior: A Literature Review. Open Journal of Business and Management, 03(01), 58–62.

https://doi.org/10.4236/ojbm.2015.31006

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dan Khuzaini, (2017) dengan judul “Pengaruh Harga, Promosi Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu 2BEAT”