PENGARUH HARGA, TENAGA KERJA, PERUBAHAN IKLIM DAN LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI
NAGARI TANJUANG KALIANG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG
JURNAL
Oleh :
YESI RATNASARI NPM. 12090052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2017
Pengaruh Harga, Tenaga Kerja, Perubahan Iklim dan Luas Lahan Terhadap Pendapatan Petani Karet di Nagari Tanjuang Kaliang Kecamatan Kamang Baru
Kabupaten Sijunjung
Oleh :
Yesi Ratnasari1, Putri Meliza Sari SE, ME, Nora Susanti, M.Si 3
1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 1) pengaruh harga secara parsial terhadap pendapatan petani karet, 2) pengaruh tenaga kerja secara parsial terhadap pendapatan petani karet, 3) pengaruh perubahan iklim secara parsial terhadap pendapatan petani karet, 4) pengaruh luas lahan secara parsial terhadap pendapatan petani karet, 5) pengaruh harga, tenaga kerja, perubahan iklim dan luas lahan terhadap pendapatan petani karet di Nagari Tanjuang Kaliang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung . Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) terdapat pengaruh yang signifikan harga terhadap pendapatan petani karet, nilai thitung4,901>ttabel 1,976; (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara tenaga kerja terhadap pendapatan petani karet, dengan thitung32,950>ttabel
1,976 (3) terdapat pengaruh yang signifikan antara perubahan iklim terhadap pendapatan petani karet, thitung7,690>ttabel 1,976; (4) terdapat pengaruh yang signifikan antara luas lahan terhadap pendapatan petani karet, thitung 3,223>ttabel 1,976 dan (5) terdapat pengaruh yang signifikan antara harga, tenaga kerja, perubahan iklim dan luas lahan dengan F hitung 90,564 > Ftabel 2,66. Besarnya harga, tenaga kerja, perubahan iklim dan luas lahan terhadap pendapatan petani karet yaitu 70,9% dan sisanya 29,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Harga, Tenaga Kerja, Perubahan Iklim dan Luas Lahan Terhadap Pendapatan Petani Karet
ABSTRACT
This study aims to analyze 1) the effect of price partially on the income of rubber farmers, 2) the impact of labor partially on the income of rubber farmers, 3) the effect of climate change is partially on the income of rubber farmers, 4) the effect of land partially on farmers' income rubber, 5) the effect of price, labor, climate change and land on the income of rubber farmers in Nagari Tanjuang kaliang District of New Kamang Sijunjung.
The results of data analysis showed that (1) there is a significant effect on the income of farmers price of rubber, tcount 4.901> 1.976 ttabel; (2) a significant difference between the labor of the rubber farmers 'income, with 32.950 thitung> ttabel 1.976 (3) there is a significant relationship between climate change on farmers' income of rubber, thitung 7.690> 1.976 ttabel; (4) a significant difference between the land area of the rubber farmers' income, thitung 3,223> 1,976 ttable and (5) a significant difference between the prices, employment, climate change and land with 90.564 F count> F table 2,66. The magnitude of the price, labor, climate change and land area of the rubber farmers' income is 70.9% and the remaining 29.1% is influenced by other factors not included in this study.
Keywords: Price, Labor, Climate Change and Land Of Rubber Farmers' Income
Latar Belakang Masalah
Karet alam merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting bukan hanya dari segi ekonomi tetapi juga dari segi sosial, karena disamping sebagai sumber devisa negara tetapi juga sebagai sumber penghasilan bagi keluarga petani. Karet alam berasal dari tanaman karet (Hevea Brasilien Muel.
Arg) yang diusahakan oleh perkebunan besar (nagara dan swasta) dan perkebunan rakyat.
Menurut Sukirno (2008:47 pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Pendapatan pribadi adalah semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan
apapun yang diterima penduduk suatu negara. Di Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu golongan petani karet yang terbanyak.
Pendapatan petani karet di Kabupaten Sijunjung dapat dipengaruhi oleh berbagai input salah satunya yaitu produksi perubahan. Dimana produksi dapat mempengaruhi pendapatan petani dengan adanya peningkatan jumlah produksi karet yang dihasilkan.
Peningkatan produksi karet dapat dilakukan dengan cara perluasan lahan tanaman, semakin luas lahan tanaman maka diduga produktivitas yang dihasilkan pun akan berpotensi mengalami kenaikan. Untuk melihat tingkat pendapatan petani karet di Kabupaten sijunjung, berikut ini ditampilkan data PDRB Sijunjung :
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa, pertumbuhan PDRB perkapita kabupaten Sijunjung dari tahun 2010- 2014 dimana tahun 2010 (-), tahun 2011 naik menjadi (4.07), tahun 2012 naik menjadi (4.09), tahun 2013 naik menjadi (4.22) dan tahun 2014 menurun menjadi (4.07). Setiap tahunnya PDRB perkapita tidak stabil, yaitu naik turun.
Harga karet dari tahun 2010 ke tahun 2014 selalu mengalami penurunan, pada tahun 2011 merupakan harga karet yang tertinggi yaitu tepatnya
dibulan februari dengan harga sebesar Rp 20.125, Sedangkan harga yang terendah berada pada tahun 2014 yaitu dengan 3 bulan terakhir dari bulan oktober, november dan desember dengan harga sebesar Rp 6.000. Jadi, Perbedaan harga dari tahun 2010 ke tahun 2014 sangat jauh dengan jumlah Rp 14.125.
Tenaga kerja juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan petani karet di Nagari Tanjuang Kaliang. Dimana, Harga
Tabel 1. Produk Domestik Bruto dan PDRB Perkapita Kabupaten Sijunjung 2010-2014
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6
Nilai PDRB (Miliar Rp) - ADHB
- ADHK
4,133.56 4,133.56
4,676.68 4,386.27
5,176.47 4,656.08
5,755.00 4,941.94
6,550.94 5,239.49 PDRB Per Kapita (Ribu Rp)
- ADHB - ADHK
20,402.47 20,402.27
22,638.17 21,232.36
24,570.87 22,100.78
26,822.35 23,032.89
29,969.34 23,969.71 Pertumbuhan
PDRB Per Kapita ADHK 2010/
- 4.07 4.09 4.22 4.07
Jumlah Penduduk 203 207 211 215 219
Pertumbuhan 1.97 1.98 1.84 1.88
Sumber : BPS Kabupaten Sijunjung
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa, pertumbuhan PDRB perkapita
kabupaten Sijunjung dari tahun 2010-2014 dimana tahun 2010 (-), tahun 2011
naik menjadi (4.07), tahun 2012 naik menjadi (4.09), tahun 2013 naik menjadi
(4.22) dan tahun 2014 menurun menjadi (4.07). Setiap tahunnya PDRB
perkapita tidak stabil, yaitu naik turun.
adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas atau 15-64 tahun penduduk yang sudah dan sedang mencari pekerjaan atau penduduk yang dapat
memproduksi barang dan jasa dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
Salah satu yang mempengaruhi pendapatan petani karet di Nagari Tanjuang Kaliang adalah iklim. Iklim adalah terjadinya perubahan cuaca yang tidak menentu yang tidak dapat diprediksi oleh para petani, keadaan rata-rata yang didapat dari jangka waktu bertahun-tahun tidak hanya ditentukan oleh letak lintang dan ketinggian tempat, tetapi juga oleh berbagai macam letak seperti yang sudah diutarakan dimuka bumi.
Pada umumnya, penggunaan lahan di Nagari Tanjuang Kaliang didominasi oleh lahan untuk perkebunan karet sedangkan lahan pekarangan pada umumnya ditanami dengan pinang,sedangkan persawahan seluas 140 Ha, hanya sekarang menjadi padang rumput dan lahan kebun karet lebi h kurang 825 Ha selebihnya selain pemukiman adalah hutan yang belum termanfaatkan sampai saat ini.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah adalah:
1. Bagaimana pengaruh harga terhadap pendapatan petani karet di Nagari Tanjuang Kaliang ?
2. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan petani karet di Nagari Tanjuang Kaliang ?
3. Bagaimana pengaruh iklim terhadap pendapatan petani karet di Nagari Tanjuang Kaliang ?
4. Bagaimana pengaruh luas lahan terhadap pendapatan petani karet di Nagari Tanjuang Kaliang ?
5. Bagaimana pengaruh harga karet, tenaga kerja, perubahan iklim, dan luas lahan secara besama-sama
terhadap pendapatan petani karet di Nagari Tanjuang Kaliang?
KAJIAN TEORI
1. Pendapatan petani Karet
Pendapatan petani adalah terdiri dari berbagai usaha yang dilakukan sebagai penerimaan dari usahatani yang tenaga kerjanya berasal dari keluarganya sendiri. Selain itu para petani umumnya menggunakan sebagian usaha taninya untuk memenuhi keperluan rumah tangga, maka pendapatan petani merupakan pedoman untuk menilai apakah usaha taninya berhasil atau tidak bagi keluarganya sendiri.
Biaya petani biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya total tetap (TFC) adalah biaya yang relative tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya total variabel (TVC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Tota biaya (TC) adalah jumlah dari biaya total tetap (TFC) dan biaya total variabel (TVC),
2. Harga
Harga adalah unsur penting dalam menentukan pendapatan perusahaan, karena pendapatan atau total revenue (TR), adalah hasil kali dari harga (P) dengan kuantitas yang terjual (Q).
Disamping itu, sesuai dengan hukum supply demand, tinggi rendahnya harga juga akan mempengaruhi jumlah barang yang akan terjual (Q). Dengan demikian, terlihat betapa pentingnya bagi manajemen perusahaan untuk menetapkan atau membuat kebijakan harga yang tepat dalam menjalankan usaha atau bisnisnya Noor (2007:297).
Harga merupakan salah satu atribut yang paling penting yang dievaluasi oleh konsumen. Seorang manager harus benar-benar menyadari
peran harga tersebut dalam pembentukan sikap konsumen Women dan Minor (2002: 318), dalam situasi tertentu para komsumen sangat sensitif terhadap harga, sehingga harga yang relatif tinggi dibandingkan para pesaingnya dapat mengeliminasi produk dari pertimbangan konsumen.
Menurut Case & Fair (2007:97) harga dasar adalah harga minimum yang dibawahnya tidak diizinkan. Jika harga pasar ditetapkan di atas harga ekuilibrium, hasilnya adalah penawaran berlebih, kuantitas yang ditawarkan akan lebih besar dari pada kuantitas yang diminta. Menurut Pendyck (2012:5) dalam ilmu mikro ekonomi juga menggambarkan bagaiman harga terbentuk. Dalam perekonomian terencana terpusat, harga diatur oleh pemerintah. Dalam perekonomian pasar, harga ditentukan oleh interaksi konsumen, tenaga kerja dan perusahaan.
3. Tenaga Kerja
Menurut Subandi (2009:109) tenaga kerja adalah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja, batasan ini berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara lainnya, Indonesia batas usia kerja yang dianut minimal 10 tahun tanpa batas maksimum. Menurut BPS penduduk berumur 10 tahun ke atas terbagi sebagai Angkatan Kerja (AK) dan bukan angkatan kerja, namun sejak sensus penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.
Menurut Mankiw (2006:46) tenaga kerja adalah waktu yang dihabiskan orang untuk bekerja, faktor-faktor produksi yang digunakan sepenuhnya yaitu: sebagian dari angkatan kerja, menganggur, tetapi modal dan tenaga kerja digunakan sepenuhnya. Menurut Haryani (2002:87) tenaga kerja adalah fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat upah dengan jumlah
tenaga kerja yang diminta, tenaga kerja mencakup penduduk, angktan kerja, ada yang sedang mencari pekerjaan, bekerja dan menganggur.
Dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas atau 15-64 tahun penduduk yang sudah dan sedang mencari pekerjaan atau penduduk yang dapat memproduksi barang dan jasa dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari pertumbuhan penduduk tergantung pada kemampuan sistem perekonomian daerah tersebut dalam menyerap dan secara produktif memanfaatkan pertambahan tenaga kerja tersebut.
Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input dan faktor penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi.
4. Perubahan Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata yang didapat dari jangka waktu bertahun-tahun tidak hanya di tentukan oleh letak lintangdan ketinggian tempat, tetapi juga oleh berbagai macam letak seperti yang sudah diutarakan di muka bumi. Iklim adalah akibat kegiatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga mengubah komposisi atmosfer global dan iklim alami yang dapat diamati selama periode waktu tertentu.
Menurut Dedi Hermon (2010:1) perubahan iklim adalah akibat kegiatan dari manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga mengubah komposisi atmosfer global dan iklim alami yang dapat diamati selam periode waktu tertentu. Menurut Enviromental Protection Aency adalah perubahan iklim secara signifikan yang terjadi pada periode waktu tertentu.
Dengan kata lain, perubahan iklim juga bisa diartikan sebagai perubahan suhu yang dratis, curah hujan, pola angin, dan
lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa suhu bumi perubah suhu derajat dalam tempo 100 tahun terakhir.
Iklim adalah gambaran cuaca yang terjadi disuatu daerah baik akan terjadi hujan maupun panas. Perubahan iklim merupakan perubahan kondisi fisik atmosfer bumi (suhu, kelembaban, angin, distribusi curah hujan) dalam jangka waktu yang relatif panjang (50- 100 tahun) yang dipengaruhi oleh
kegiatan manusia
(antropogenik)sehingga menghasilkan emisi GRK, seperti karbondioksida (𝐶𝑂2), metana (𝐶𝑂4), nitrogen oksida (𝑁2O), dan uap air (𝑁2𝑂).Dedi Hermon (2010:2)
5. Luas Lahan
Menurut yuliati (2012) adalah lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukung terhadap prikehidupan dan Soekartawi (1993) menyatakan bahwa bukan berarti semakin luas lahan pertanian maka semakin efisien lahan tersebut. Bahkan lahan yang sangat luas dapat terjadi inefisiensi yang disebabkan oleh :
i. Lemahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi seperti bibit, pupuk obat-obatan dan tenaga kerja
ii. Terbatasnya persedian tenaga kerja disekitar daerah itu yang
pada akhirnya akan
mempengaruhi efisiensi usaha pertanian tersebut
iii. Terbatasnya persedian modal untuk membiayai usaha pertanian tersebut.
Sebaliknya dengan lahan yang luasnya relatif sempit,upaya pengawasan terhadap penggunaan faktor produks semakin baik, penggunaan tenaga kerja tercukupi dan modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisis meliputi relief, iklim, tanah dan air. Sedangkan lingkungan biotik merupakan hewan,
tumbuhan dan manusia, jadi kesimpulannya lahan lebih luas dari pada tanah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asositif, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal suatu hal seperti apa adanya. Menurut Sugiyono (2012:10) Penelitian Asosiatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antar dua variabel atau lebih. Penelitian ini temasuk penelitian asosiatif karena bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antar dua variabel atau lebih yaitu pengaruh harga, tenaga kerja, perubahan iklim dan luas lahan terhadap pendapatan petani karet di Nagari Tanjuang Kaliang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016, sedangkan tempat penelitian ini adalah di Nagari Tanjuang Kaliang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.
Populasi penelitian adalah seluruh petani karet yang ada di Nagari Tanjuang Kaliang yang berjumlah 250 orang dengan sampel adalah 154 orang.
Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a. Jenis Data
Data primer merupakan jenis data secara langsung diperoleh dari objek penelitian yang akan diteliti atau informan. Data primer segala data yang bersumber hasil wawancara dengan informan, data primer dalam penelitian ini adalah data waktu wawancara seperti, nama, umur, pendapatan, harga, tenaga kerja, dan luas lahan yang dimiliki.
Data Sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan
data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2009:224). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui media yang dapat mendukung dan relevan dengan penelitian ini, serta diperoleh dari studi perpustakaan, hasil peneliti dan buku-buku.
Sangadji dan Sopiah (2010:190) data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengelolahnya.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah pendapatan petani karet.
b. Sumber Data
Sumber data yang diambil pada penelitian ini diperoleh dari BPS dan langsung dari jawaban wawancara masyarakat di Nagari Tanjuang Kaliang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif 1. Pendapatan (Y)
Pendapatan petani dari hasil karet setiap bulannya paling banyak adalah 1.270.001-2.060.001 yaitu (34,4%) responden dan paling sedikit adalah 5.220.005-6.010.005 dan 6.010.006- 6.800.000 yaitu (0,6%) responden dengan rata-rata pendapatan 2.393.961, median sebesar 2.200.000, standart deviasinya adalah 1.117.027, pendapatan tertinggi 6.800.000dan terendah 480.000.
2. Harga (X1)
Paling banyak responden yaitu 58 orang\ (37,7%) memiliki harga terbanyak yaitu 6.823-7.000 dengan rata-rata harga 6415,584, harga median yaitu 6.500 dengan standart deviasi 541.7389, harga tertinggi 7.000dan terendah 5.500.
3. Tenaga Kerja (X2)
Tenaga kerja paling banyak adalah 3 orang yaitu (41,6%) responden dan paling sedikit adalah 5 orang yaitu
(6,5%) responden dan rata-rata tenaga kerja adalah 4 orang, median 4 orang, standart deviasi 1.33 dengan tenaga kerja tertinggi 6 orang dan terendah 3 orang.
4. Perubahan Iklim (X3)
Perubahan iklim dengan lama panas paling banyak adalah selama 21-23 hari yaitu sebanyak (18,2%) dan musim panas paling sedikit adalah selama 12-14 hari yaitu (5,2%) dengan rata-rata lama musim panas 25 hari dalam satu bulan, nlai median yaitu 27 hari, standart deviasi 6,08, musim panas paling sedkit uaitu 12 hari dan musim panas terlama yaitu 31 hari dalam satu bulan.
5. Luas Lahan (X4)
Paling banyak responden yaitu 34 orang (22,1%) dengan luas lahan 0,92- 1,32 Ha dengan rata-rata luas lahan sebanyak 1,7 Ha, media lahan yaitu 1,5 Ha, standart deviasi yaitu 0,817, luas lahan terkecil yaitu 0,5 Ha dan terbesar yaitu 3,5 Ha.
Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dapat dilihat pada tabel diperoleh hasil nilai R square sebesar 0,709 yang artinya 70,9% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (harga, tenaga kerja, perubahan iklim dan luas lahan) sedangkan sisanya sebesar 29,1%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.
Uji Hipotesis Hasil Uji t
a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh antara harga (X1) terhadap pendapatan (Y). Diperoleh nilai koefisien regresi harga sebesar 1,451 dan nilai thitung sebesar 4,901> ttabel sebesar 1,976 sedangkan nilai signifikan 0,000<α0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh antara harga terhadap pendapatan petani karet.
b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh antara tenaga kerja (X2) terhadap pendapatan (Y). Diperoleh nilai koefisien regresi tenaga kerja sebesar 0,269 dan nilai thitung
sebesar 2,950> ttabel sebesar 1,976 sedangkan nilai signifikan 0,004<
α 0,05, berarti Ha diterima dan H0
ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara tenaga kerja terhadap pendapatan petani karet.
c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh antara perubahan iklim (X3) terhadap pendapatan (Y).
Diperoleh nilai koefisien regresi perubahan iklim sebesar 0,811 dan nilai thitung sebesar 7,690> ttabel
sebesar 1,976 sedangkan nilai signifikan 0,000< α 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara perubahan iklim terhadap pendapatan petani karet.
d. Hipotesis 4, terdapat pengaruh antara luas lahan (X4) terhadap pendapatan (Y). Diperoleh nilai koefisien regresi perubahan iklim sebesar 0,153 dan nilai thitung
sebesar 3,223> ttabel sebesar 1,976 sedangkan nilai signifikan 0,002<
α 0,05, berarti Ha diterima dan H0
ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara luas lahan terhadap pendapatan petani karet.
Hasil Uji F
Dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 22 di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung 90,564
> Ftabel 2,66 dan nilai signifikan 0,000<
0,05,
Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha
diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa harga, tenaga kerja, perubahan iklim dan luas lahan
berpengaruh terhadap pendapatan petani karet di Nagari Tanjuang Kaliang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Harga sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani dengan nilai koefisiennya adalah sebesar 1,451, nilai koefisien ini signifikan karena thitung> ttabelnya
thitung sebesar 4,901> ttabel
sebesar 1,976.
2. Tenaga kerja sangat sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani dengan nilai koefisiennya adalah sebesar 0,269, nilai koefisien ini signifikan karena t thitung> ttabel ,
thitung sebesar 2,950 > ttabel
sebesar 1,976.
3. Perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani dengan nilai koefisiennya adalah sebesar 0,811. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung> ttabel, nilai thitung sebesar 7,690 > ttabel sebesar 1,976.
4. Luas lahan sangat berpengaruh terhadap pendapatan petani dengan nilai koefisiennya adalah sebesar 0,153. Nilai koefisien ini signifikan karena thitung >ttabel, nilai thitung sebesar 3,223 > ttabel sebesar 1,976.
5. Secara stimultan terdapat pengaruh harga, tenaga kerja, perubahan iklim dan luas lahan berpengaruh terhadap pendapatan petani dengan nilai
Fhitung 90,564 >Ftabel 2,66 dan nilai signifikan 0,000< 0,05.
Saran
1. Kepada petani untuk mampu membaca kenaikan harga karet pada musim-musin tertentu dan
memanfaatkan moment tersebut untuk menjual hasil panen, sehingga pendapatan petani karet bisa meningkat.
2. Kepada petani karet agar meningkatkan tenaga kerjanya supaya selalu memaksimalkan dalam bekerja sebagai petani karet agar hasil panen yang diperoleh mampu membayar jerih payah yang telah dilakukan sebelumnya dan mampu mensejahterakan keluarga dari pendapatan hasil karet.
3. Kepada petani karet bisa membaca cuaca atau musim yang ada di Indonesia, seperti musim panas dan musim hujan, agar panen karet bisa berjalan dengan baik serta hasil yang banyak dan berkualitas.
4. Kepada petani karet yang memiliki lahan sendiri untuk dapat mengelola lahan tersebut dengan memanfaatkan lahan yang tersedia dan bagi petani yang tidak memiliki lahan sendiri untuk bisa mendapatkan hasil panen yang banyak sehingga pendapatan dari panen tersebut bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Arieffianto Doddy. (2012).
Ekonometrika. jakarta.
Henry Faizal Noor (2007). Ekonomi Manajerial. Jakarta.
Hermon, dedi dan khairani. (2010).
Geografi Lingkungan Perubahan Lingkungan Global. Padang UNP Pres.
M Rayes Luthfi. (2007). Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan.
yogyakarta.
Sangadji dan Sopiah. (2010).
Metodologi Penelitian. yogyakarta.
Soekartawi. (2002). Teori Ekonomi Produksi. Jakarta.
Sugiyono. (2009). Penelitian Kuantitatif.
Suharyono. (2013). Dasar Dasar Kajian Geografi Regional. yogyakarta.
Sukirno Sadono. (2008). Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta. PT Raja Grafindo.
Sukirno Sadono. (2009). Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.
Jakarta.
Suliyanto. (2011). Ekonomi Tarapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS.
yogyakarta.
Suyanto Danang. (2013). dasar dasar manajemen pemasaran konsep strategi dan kasus. Yogyakarta;
CAPS.
Todaro, M. P. (2006). Pembangunan Ekonomi. jakarta.
Wahyu Adji. (2007). ekonomi untuk SMA/MA kelas X. jakarta.
yuliati Siska. (2012). Presepsi Masyarakat Tentang Lahan Tidur di Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. padang: skripsi.