• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMPLEMENTASI PRINSIP ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN KOPI SODA (COFFEE

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH IMPLEMENTASI PRINSIP ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN KOPI SODA (COFFEE "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IMPLEMENTASI PRINSIP ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN KOPI SODA (COFFEE

BEER)

(Studi pada Konsumen Sambeer.co Malang)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

M Hilmy Mubarok 155020507111001

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2019

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

PENGARUH IMPLEMENTASI PRINSIP ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN KOPI SODA

(COFFEE BEER)

(Studi pada Konsumen Sambeer.co Malang)

Yang disusun oleh :

Nama : M Hilmy Mubarok

NIM : 155020507111001

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 9 Desember 2019

Malang, Desember 2019 Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. Ghozali Maski, SE., MS.

NIP. 195809271986011002

(3)

PENGARUH IMPLEMENTASI PRINSIP ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN KOPI SODA

(COFFEE BEER)

(Studi pada Konsumen Sambeer.co Malang)

M Hilmy Mubarok

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: hilmymubarok99@gmail.com

ABSTRAK

Etika bisnis hubungannya dengan tata cara berkehidupan yang baik, nilai-nilai, aturan-aturan, dan segala kebiasaan yang dianut oleh seseorang yang nantinya akan diwariskan dari satu generasi ke generasi lain.. Munculnya perbincangan tentang etika bisnis dikarenakan realitas dilapangan yang menunjukkan berbagai penyimpangan didalamnya, banyak pihak menyadari bahwa kejujuran dan tindakan yang bertanggungjawab dalam dunia bisnis kurang penting dan juga mengabaikan nilai-nilai moralitas. mereka biasa menaruh aspek moralitas belakangan dalam menjalankan bisnisnya sementara mengejar keuntungan menjadi hal yang utama. Kendati demikian, masalah bisnis tak lepas dari ikatan norma etik bukan berarti Islam menghalangi pelakunya memperoleh keuntungan. Bagaimanapun bisnis yang profit pasti ingin mengejar tambahan modal yang diperoleh dari laba. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh implementasi Prinsip Etika Bisnis Islam terhadap keputusam pembelian minuman kopi soda.

Objek penelitian yakni produsen minuman kopi soda Sambeer.co Malang dengan populasi konsumen Sambeer.co Malang yang ada di cafe maupun coffee shop di kota Malang. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program IBM SPSS 22.. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Prinsip Etika Bisnis Islam Kejujuran dan Amanah berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian minuman kopi soda,, sedangkan variabel Prinsip Etika Bisnis Islam Fisik Produk dan Saling Menguntungkan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian minuman kopi soda..

Kata kunci: Etika Bisnis, Prinsip Etika Bisnis Islam Rasulullah, Keputusan Pembelian

A. PENDAHULUAN

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang didalam hidupnya tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Mengapa demikian, karena dalam diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Selain itu, ada juga dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia misalnya hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum.

Salah satu cara untuk memenuhi keperluan tersebut adalah dengan bekerja, sedangkan salah satu dari bentuk bekerja adalah berdagang atau bisnis. Dalam pandangan Islam, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an bahwasannya dianjurkan kepada manusia untuk melakukan segala aktivitas dan tidak memberi peluang bagi seorang muslim untuk menganggur. Islam melarang seseorang untuk putus asa (dalam bekerja), sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an “faiza faraghta fanshab”, yang artinya, “Maka apabila engkau telah menyelesaikan (suatu urusan), berdirilah (segera untuk urusan yang lain) (QS. Al-Insyirah: 7). Rasulullah SAW bersabda,

“Berdaganglah kamu, sebab dari sepuluh bagian penghidupan, sembilan di antaranya dihasilkan dari berdagang.”Allah SWT berfirman “Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.”

(Q.S. An-Naba’:11).

Menurut Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Bahlil Lahadalia, salah satu jalan untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi negara adalah meningkatkan jumlah pengusahanya. Saat ini jumlah pengusaha Indonesia masih di bawah dari total penduduk.

Presentase jumlah pengusaha di Indonesia pada tahun 2015 yaitu 1,6% dan tahun 2017 yaitu 3,7%.

Jumlah ini masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain seperti Malaysia 5%, Singapura 7% dan Thailand 4,5%. Presentase tersebut berdasarkan jumlah pengusaha dikaitkan dengan jumlah penduduk nasional. (wartaekonomi.co.id)

(4)

Perilaku pelaku ekonomi tidak terlepas dari kualitas moral yang akan berdampak pada kehidupan. Etika bisnis hubungannya dengan tata cara berkehidupan yang baik, nilai-nilai, aturan- aturan, dan segala kebiasaan yang dianut oleh seseorang yang nantinya akan diwariskan dari satu generasi ke generasi lain. Munculnya perbincangan tentang etika bisnis dikarenakan realitas dilapangan yang menunjukkan berbagai penyimpangan didalamnya, banyak pihak menyadari bahwa kejujuran dan tindakan yang bertanggungjawab dalam dunia bisnis kurang penting dan juga mengabaikan nilai-nilai moralitas. mereka biasa menaruh aspek moralitas belakangan dalam menjalankan bisnisnya sementara mengejar keuntungan menjadi hal yang utama. Kendati demikian, masalah bisnis tak lepas dari ikatan norma etik bukan berarti Islam menghalangi pelakunya memperoleh keuntungan.

B. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Etika Bisnis

Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya “ta etha” berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseoang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Kebiasaan ini terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan (Keraf, 2005). Selain itu, etika juga berkaitan dengan perintah dan larangan langsung yang bersifat konkrit. Maka, etika dalam pengertian ini lebih bersifat normatif dan karena itu lebih mengikat setiap pribadi manusia.

Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “busy” yang artinya “sibuk”, sedangkan “business”

artinya “kesibukan”. Bisnis dalam arti luas sering didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan dijalankan oleh perorangan atau kelompok secara teratur dengan cara menciptakan, memasarkan barang maupun jasa baik dengan tujuan mencari keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan (Suliyanto, 2010). Bisnis adalah kegiatan ekonomis, yang terjadi dalam kegiatan ini adalah tukar-menukar, jual-beli, memproduksi-memasarkan, bekerja- mempekerjakan, dan interaksi manusiawi lainnya dengan maksud memperoleh untung (K. Bertens, 2000).

Menurut Qardhawi, antara ekonomi (bisnis) dan akhlak (etika) tidak pernah terpisah sama sekali, seperti halnya antar ilmu dan akhlak, antara politik dan akhlak, dan antara perang dan akhlak. Perlu disadari bagaimanapun dalam dunia usaha (bisnis) akan muncul masalah-masalah etis dan masalah-masalah etis itu sudah barang tentu dan harus dicarikan jalan keluarnya. Terlebih lagi secara realitas, dunia usaha dalam tanah air masih memandang bahwa etika bisnis sebagai sesuatu yang asing, yang sulit ditempatkan ke dalam dunia bisnis sehari-hari (Djakfar, 2008).

Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam

Menurut Djakfar (2008), harta yang halal dan berkah niscaya akan menjadi harapan bagi pelaku bisnis muslim. Karena dengan kehalalan dan keberkahan itulah yang akan mengantar manusia pemilik beserta keluarganya ke gerbang kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia maupun di akhirat. Hanya dalam meraih keberkahan itu tentu ada syaratnya, seorang pelaku bisnis harus memperhatikan beberapa prinsip etika bisnis yang telah digariskan dalam Islam, antara lain:

1) Kejujuran, jujur dalam takaran sangat penting untuk diperhatikan karena tuhan sendiri secara gamblang mengatakan: “celakalah bagi orang yang curang, apabila mereka menyukat dari orang lain (untuk dirinya), dipenuhkannya (sukatan). Tetapi apabila mereka menyukat (untuk orang lain) atau menimbang (untuk orang lain) dikuranginya. Jadi kejujuran itu harus direalisasikan antara lain dalam praktik penggunaan timbangan yang tidak membedakan antara kepentingan pribadi (penjual) maupun orang lain (pembeli). Dengan sikap jujur itu kepercayaan pembeli kepada penjual akan tercipta dengan sendirinya. Jujur dalam pengertian yang lebih luas yaitu tidak berbohong, tidak menipu, tidak mengada-adakan fakta, tidak berkhianat, serta tidak pernah ingkar janji (Arifin, 2009).

2) Menjual barang yang baik mutunya (quality). Salah satu cara cacat etis dalam perdagangan adalah tidak transparan dalam hal mutu, yang berarti mengabaikan tanggung jawab dalam dunia bisnis. Padahal tanggung jawab yang diharapkan adalah tanggung jawab yang berkesinambungan (balance) antara memperoleh keuntungan (profit) dan memenuhi norma-norma dasar masyarakat baik berupa hukum, maupun etika dan adat.

(5)

3) Dilarang menggunakan sumpah (alqasm). Dalam Islam perbuatan semacam itu tidak dibenarkan karena akan menghilangkan keberkahan sebagaimana sabda: Nabi berkata, “Hindarilah banyak bersumpah ketika melakukan transaksi dagang, sebab itu dapat menghasilkan suatu penjualan yang cepat lalu menghapus berkah.” (Bukhari dan Muslim) (Afzalurrahman, 2000).

4) Longgar dan bermurah hati (tatsamuh dan taraahum). Dalam transaksi terjadi kontak antara penjual dan pembeli. Dalam hal ini seorang penjual diharapkan bersikap ramah, senyum dan bermurah hati kepada setiap pembeli. Dengan sikap ini seorang penjual akan mendapatkan berkah dalam penjualan dan akan diminati oleh pembeli.

5) Membangun hubungan baik (interrelation ship/silat al-rahym) antar kolega. Islam menekankan hubungan konstruktif dengan siapa pun, inklud antarsesama pelaku dalam bisnis. Islam tidak menghendaki dominasi pelaku yang satu di atas yang lain, baik dalam bentuk monopoli, oligopoly maupun bentuk-bentuk lain yang tidak mencerminkan rasa keadilan atau pemerataan pendapat.

6) Tertib administrasi. Dalam dunia perdagangan wajar terjadi praktik pinjam meminjam. Dalam hubungan bisnis Al-Qur’an mengajarkan perlunya administrasi hutang piutang tersebut agar manusia terhindar dari kesalahan yang mungkin terjadi.

7) Menetapkan harga dengan transparan. Harga yang tidak transpran bisa mengandung penipuan.

Untuk itu menetapkan harga dengan terbuka dan wajar sangat dihormati dalam Islam agar tidak terjerumus dalam riba. Kendati dalam dunia bisnis kita tetap ingin memperoleh pretasi (keuntungan), namun hak pembeli harus tetap kita hormati.

8) Menepati Janji. Sebagai seorang pebisnis ataupun pedagang juga harus selalu menepati janjinya, baik kepada para pembeli maupun diantara sesama pebisnis, terlebih lagi harus dapat memepati janjinya kepada Allah SWT. Janji yang dimaksudkan adalah janji dimana seorang pebisnis melakukan transaksi bisnisnya baik kepada pembeli, maupun kepada rekan bisnisnya (Arifin, 2009).

Berikut beberapa etika bisnis Nabi Muhammad SAW dalam praktek bisnisnya (Saifullah, 2011), antara lain:

Pertama, kejujuran. Dalam melakukan transaksi bisnis Muhammad menggunakan kejujuran sebagai etika dasar. Gelar al-Amīn (dapat dipercaya) yang diberikan masyarakat Makkah berdasarkan perilaku Muhammad pada setiap harinya sebelum beliau menjadi pelaku bisnis.

Beliau berbuat jujur dalam segala hal, termasuk menjual barang dagangannya. Cakupan jujur ini sangat luas, seperti tidak melakukan penipuan, tidak menyembunyikan cacat pada barang dagangan, menimbang barang dengan timbangan yang tepat, dan lain-lain. Kejujuran Muhammad dalam bertransaksi dilakukan dengan cara menyampaikan kondisi riil barang dagangannya. Beliau tidak menyembunyikan kecacatan barang atau mengunggulkan barang dagangannya, kecuali sesuai dengan kondisi barang yang dijualnya.

Kedua, amanah. Amanah adalah bentuk masdar dari amuna, ya’munu yang artinya bisa dipercaya.

Beliau juga memiliki arti pesan, perintah atau wejangan. Dalam konteks fiqh, amanah memiliki arti kepercayaan yang diberikan kepada seseorang berkaitan dengan harta benda.

Ketiga. Tepat menimbang. Etika bisnis Muhammad dalam menjual barang harus seimbang.

Barang yang kering bisa ditukar dengan barang yang kering. Penukaran barang kering tidak boleh dengan barang yang basah. Demikian juga dalam penimbangan tersebut seseorang tidak boleh mengurangi timbangan.

Keempat, gharar. Gharar menurut bahasa berarti al-khatar yaitu sesuatu yang tidak diketahui pasti benar atau tidaknya. Dalam akad, gharar bisa berarti tampilan barang dagangan yang menarik dari segi zhahirnya, namun dari sisi substansinya belum tentu baik. Dengan kata lain gharar adalah akad yang mengandung unsur penipuan karena tidak adanya kepastian, baik mengenai ada atau tidak adanya objek akad, besar kecilnya jumlah, maupun kemampuan menyerahkan objek yang disebutkan dalam akad tersebut.

Kelima, tidak melakukan penimbunan barang. Dalam bahasa Arab penimbunan barang disebut ihtikar. Penimbunan ini tidak diperbolehkan karena akan menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat karena barang yang dibutuhkan tidak ada di pasar.

Keenam, tidak melakukan al-ghab dan tadlis. Al-ghab artinya al-khada (penipuan), yakni membeli sesuatu dengan harga lebih tinggi atau lebih rendah dari harga rata-rata. Sedangkan tadlis yaitu penipuan yang dilakukan oleh pihak penjual atau pembeli dengan cara menyembunyikan kecacatan ketika terjadi transaksi. Dalam bisnis modern perilaku al-ghab atau tadlis bisa terjadi dalam proses mark up yang melampaui kewajaran.

Ketujuh, saling menguntungkan. Prinsip ini mengajarkan bahwa dalam bisnis para pihak harus merasa untung dan puas. Etika ini pada dasarnya mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis.

(6)

Seorang produsen ingin memperoleh keuntungan, dan seorang konsumen ingin memperoleh barang yang bagus dan memuaskan, maka sebaiknya bisnis dijalankan dengan saling menguntungkan.

Teori Perilaku Konsumen

Teori perilaku konsumen (Multifiah, 2011) menjelaskan bahwa perilaku seorang konsumen dapat digambarkan melalui hukum permintaan melalui dua pendekatan yakni Marginal Utility approach dan Indefferece Curve approach. Dalam pendekatan Marginal Utility approach diketahui bahwa seseorang mengkonsumsi suatu barang atau jasa dikarenakan barang atau jasa tersebut diharapakan akan memberikan manfaat, guna kepuasan atau utilitas. Bila barang atau jasa yang digunakan semakin tinggi jumlahnya maka semakin tinggi pula kepuasan yang akan dinikmati terhadap barang atau jasa tersebut meskipun nantinya tambahan utilitas atau marginal utilitasnya juga akan semakin menurun (the law of diminisihing marginal utility).

Berbeda halnya dengan pendekatan Marginal Utility approach, pendekatan Indefferece Curve approach mengukur kepuasan konsumen menggunakan pengukuran melalui fungsi preferensi.

Melalui pendekatan Indefferece Curve approach nantinya akan diketahui variabel-variabel atau komodit-komoditi apa saja yang dapat mempengaruhi atau bahkan memberikan kepuasan kepada konsumen.

Teori Perilaku Konsumen Muslim

Teori perilaku konsumen yang dibangun berdasarkan syariat Islam, memiliki perbedaan yang mendasar dengan teori konvensional. Perbedaan ini menyangkut nilai dasar yang menjadi pondasi teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik pilihan yang alokasi anggaran untuk berkonsumsi.

Ada tiga hal yang mendasar sebagai pondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat muslim yaitu:

1) Keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini mengarahkan seorang konsumen harus mengutamakan konsumsi untuk akhirat daripada duniawi. Konsumsi untuk ibadah merupakan future consumption (karena terdapat balasan surga di akhirat) sedangkan konsumsi duniawi adalah present consumption.

2) Konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral agama Islam dan bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi moralitas semakin tinggi pula kesuksesan yang dicapai. Kebajikan, kebenaran dan ketaqwaan kepada Allah SWT merupakan kunci moralitas umat Islam. Kebajikan dan kebenaran dapat dicapai dengan perilaku yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dan menjauhkan diri dari kejahatan.

3) Kedudukan harta merupakan anugrah Allah SWT dan bukan sesuatu yang dengan sendirinya bersifat buruk (sehingga harus dijauhi secara berlebihan). Harta merupakan alat untuk mencapai tujuan hidup, jika diusahakan dan dimanfaatkan dengan benar sebagaimana dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 262 yang artinya “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala disisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hari”.

Konsumsi Menurut Islam

Perbedaan konsumsi dalam konsep Islam dan konvensional, konsumsi dimaknai bahwasanya pendapatan yang dimiliki tidak hanya dibelanjakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif namun ada pendapatan yang dibelanjakan untuk perjuangan dijalan Allah SWT. Terdapat beberapa karakteristik konsumsi dalam perspektif ekonomi Islam, yaitu:

a). Konsumsi bukanlah aktifitas tanpa batas, melainkan juga terbatasi oleh sifat kehalalan dan keharaman yang telah digariskan oleh syara’, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al- Maidah ayat 87 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang lebih baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

b. Konsumen yang rasional (mustahlik al-aqlani) senantiasa membelanjakan pendapatan pada berbagai jenis barang yang sesuai dengan kebutuhan jasmani maupun rohaninya. Cara seperti ini dapat dipastikan dapat mengantarkannya pada keseimbangan hidup yang memang menuntut keseimbangan kerja dari seluruh potensi yang ada, karakteristik ini didasari atas firman Allah SWT dalam Q.S An-Nisa ayat 5 yang artinya: “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.”

(7)

Islam sangat mengatur tata cara membelanjakan harta, dalam Islam sangat dianjurkan untuk menjaga harta dengan hati-hati termasuk menjaga nafsu supaya tidak berlebihan dalam menggunakan hartanya.

Pengertian Kopi Soda

Kopi soda (coffee beer) sudah dikenal cukup lama di daerah Jawa Timur dan mudah dijumpai di daerah tersebut. Coffee Beer yang sudah cukup lama berdiri terletak di Ngoro, Jombang Jawa Timur dengan label “Coffee Beer”. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti Coffee Beer yang berasal dari Malang yakni SAM Coffee Beer produksi Sambeer.co. Kemasan Coffee Beer pada umumnya sangat memberikan kesan seperti bir asli. Minuman tersebut dikemas dalam botol berwarna hijau gelap menyerupai botol bir pada umumnya. Biasanya minuman ini disajikan didalam gelas yang berisi bongkahan es batu untuk menambah kesegarannya saat di minum.

Coffee Beer memang mengandung soda tapi tidak akan berbuih sebanyak bir asli ketika di tuang.

Dilansir dari laman YouTube Statement Prod, beberapa orang menyukai Coffee Beer karena rasanya yang ringan, manis dan menyegarkan serta tidak mengandung alkohol. Komposisi Coffee Beer pada umumnya yaitu gula pasir, air, karamel, dan perisa kopi.

C. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori melalui variabel-variabel penelitian dengan angka, selanjutnya variabel-variabel akan dianalisa dan diuji menggunakan prosedur statistik. Variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian (Y), sedangkan variabel independen, yaitu Prinsip Kejujuran (X1), Prinsip Amanah (X2), Prinsip Fisik Produk (X3), dan Prinsip Saling Menguntungkan (X4).

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer berupa kuisioner, observasi, wawancara dan dokumentasi, serta data sekunder berupa penelitian terdahulu, buku dan jurnal.

Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data hasil pengisian kuisioner oleh konsumen Sambeer.co Malang

Populasi dan Sampel

Populasi yang berkaitan dengan penelitian ini adalah konsumen Sambeer.co Malang yang berada di cafe maupun coffee shop di kota Malang. Sedangkan, sampel yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 99 responden yang dijumpai peneliti selama melakukan observasi bulan Agustus-September 2019.

Teknik Pengolahan Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis statistik deskriptif dan regresi linier berganda yang diolah melalui software IBM SPSS 22. Berikut ini teknik pengolahan datanya:

A. Uji Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data menggunakan regresi berganda karena pada penelitian ini menggunakan dua atau lebih variabel independen (bebas). Keputusan Pembelian sebagai variabel dependen (terikat) dan Prinsip Etika Bisnis Islam Rasulullah SAW sebagai variabel independen (bebas) maka persamaan regresi berganda ditulis sebagai berikut:

Y = a +b1. X1 +b2. X2 +b3. X3 +b4. X4 + e Dimana: Y = preferensi konsumen

a = konstanta

b1 = koefisien variabel X1 b2 = koefisien variabel X2 b3 = koefisien variabel X3 b4 = koefisien variabel X4

X1 = prinsip etika bisnis Islam (kejujuran) X2 = prinsip etika bisnis Islam (amanah) X3 = prinsip etika bisnis Islam (fisik produk)

X4 = prinsip etika bisnis Islam (saling menguntungkan) e = kesalahan random

(8)

B. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui ketepatan model yang akan digunakan untuk pengujian. Dalam uji asumsi klasik terdapat empat uji yang akan digunakan, yaitu : Uji Normalitas, Multikolinearitas, dan Heterokedastisitas.

C. Uji Hipotesis

Ada beberapa cara yang digunakan untuk menguji hipotesis (Ghozali, 2005), yaitu:

1) Uji Signifikansi T Parsial

Uji t dikenal sebagai uji parsial yaitu uji yang digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya.

2) Uji Signifikansi F Simultan

Uji F dikenal dengan uji serentak atau uji anova yaitu untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependennya.

3) Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil uji asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa data yang ada berdistribusi normal, tidak terdapat multikolinieritas, heteroskedastisitas. Sehingga memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan persamaan linear. Analisis regresi dilakukan dengan menempatkan prinsip etika bisnis Islam berupa kejujuran, amanah, fisik produk dan saling menguntungkan sebagai variabel independen, sedangkan keputusan pembelian sebagai variabel dependen.

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dari uji statistik F dapat diketahui bahwa nilai F hitung 71.974 lebih besar dari F tabel 2.47

Tabel 1 : Hasil Uji F

Selanjutnya berdasarkan analisis regresi linier berganda statistil uji t hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 : Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) Kejujuran Amanah Fisik_Produk

Saling_Menguntungkan

.583 .427 .285 .025 .152

.922 .103 .122 .109 .103

.455 .287 .026 .152

.632 4.137 2.343 .226 1.477

.529 .000 .021 .822 .143 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1 Regression Residual Total

948.421 309.664 1258.086

4 94 98

237.105 3.294

71.974 .000b

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

b. Predictors: (Constant), Saling_Menguntungkan, Fisik_Produk, Kejujuran, Amanah

(9)

Berdasarkan nilai probabilitas dari setiap variabel independen diatas dapat disimpulkan bahwa variabel fisik produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian, terlihat dari nilai t hitung 0,226 yang lebih kecil dari t tabel yaitu 1,661. Variabel saling menguntungkan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian, terlihat dari nilai t hitung 1,477 yang lebih kecil dari t tabel yaitu 1,661. Sedangkan variabel kejujuran dan amanah berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini terlihat dari nilai t hitung 4,137 dan 2,343 yang lebih besar dari t tabel yaitu 1,661.

Tabel 3 : Hasil Koefisien Determinasi

Besarnya koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa prinsip etika bisnis Islam berupa kejujuran, amanah, fisik produk dan saling menguntungkan memiliki kontribusi sebesar 75,4%

terhadap keputusan pembelian minuman kopi soda, sedangkan sisanya sebesar 24.6% dipengaruhi oleh faktor lain.

Pembahasan

Prinsip Kejujuran berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen minuman kopi soda. Pada konteks bisnis, kejujuran dapat dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku yang meliputi proses akad (transaksi), proses mencari atau mengolah komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan. Prinsip kejujuran pada etika bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku perventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerjasama atau perjanjian dalam bisnis (Aziz, 2013).

Dari hasil penelitian, unsur kejujuran yang telah dilakukan oleh pihak Sambeer.co Malang memberikan kesan yang baik. Hal ini terlihat dari hasil nilai tabulasi kuesioner yang mayoritas setuju dengan persepsi implementasi prinsip kejujuran. Pada poin jujur dalam takaran, Sambeer.co Malang menunjukkan berat bersih pada kemasan dan isi didalam kemasan terlihat pas. Selain itu juga Sambeer.co Malang menyampaikan kondisi barang dengan baik, dengan menunjukkan tanggal expired, komposisi bahan yang digunakan telah sesuai (tidak mengada-adakan fakta) dan rasa yang disajikan juga sesuai dalam artian tidak berubah.

Prinsip Amanah berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen minuman kopi soda. Dari hasil penelitian, unsur kejujuran yang telah dilakukan oleh pihak Sambeer.co Malang memberikan kesan yang baik. Hal ini terlihat dari hasil nilai tabulasi kuesioner yang mayoritas setuju dengan persepsi implementasi prinsip kejujuran. Pada poin jujur dalam takaran, Sambeer.co Malang menunjukkan berat bersih pada kemasan dan isi didalam kemasan terlihat pas.

Selain itu juga Sambeer.co Malang menyampaikan kondisi barang dengan baik, dengan menunjukkan tanggal expired, komposisi bahan yang digunakan telah sesuai (tidak mengada- adakan fakta) dan rasa yang disajikan juga sesuai dalam artian tidak berubah.

Kepercayaan yang diberikan Sambeer.co Malang kepada konsumen yaitu berupa kualitas produk yang baik, serta rasa khas nusantara SAM Coffee Beer beda dari yang lain membuat konsumen Sambeer.co sulit untuk berpindah ke merk coffee beer lainnya. Selain itu, Sambeer.co Malang juga melakukan ekspansi pasar demi menjangkau konsumen yang tidak hanya ada di Kota Malang. Ketersediaan SAM Coffee Beer pada warung kopi atau cafe mitra kerjanya juga sangat diperhatikan oleh pihak Sambeer.co sehingga konsumen tidak kecewa ketika mengunjungi warung kopi atau cafe tersebut.

Prinsip Fisik Produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen minuman kopi soda. Variabel prinsip fisik produk, suatu produk adalah kumpulan dari atribut- atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya (Stanton, 1996). Salah satu cara cacat etis dalam perdagangan adalah tidak transparan dalam hal mutu, yang berarti mengabaikan tanggung

Model Summaryb

Model R R Square

1 .868a .754

a. Predictors: (Constant), Saling_Menguntungkan, Fisik_Produk, Kejujuran, Amanah

b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

(10)

jawab dalam dunia bisnis. Padahal tanggung jawab yang diharapkan adalah tanggung jawab yang berkesinambungan (balance) antara penjual dan pembeli. Nilai merupakan konsep sentral pemasaran, pemasaran dapat dilihat sebagai identifikasi, kreasi, komunikasi, dan pemantauan nilai pelanggan. Kepuasan mencerminkan penilaian komparatif seseorang yang merupakan hasil dari kinerja yang dirasakan dari produk dalam hubungan dengan harapannya.

Pada hasil tabulasi menunjukkan item pertanyaan X3.3 bahwa terdapat petunjuk komposisi dan bahan yang digunakan halal, memiliki nilai rata-rata terendah diantara item pertanyaan lainnya.

Rendahnya nilai yang diberikan responden dikarenakan walaupun pada kemasan SAM Coffee Beer sudah tertera petunjuk komposisi dan bahan yang digunakan halal, namun pasti setiap individu memiliki opininya masing-masing terhadap keaslian informasi yang diberikan. Ada yang ragu-ragu dan ada yang percaya akan informasi tersebut, hal ini bisa jadi dipengaruhi oleh kemasan dan sensasi rasa dari SAM Coffee Beer yang memang mirip dengan minuman ‘bir’

namun halal dan tidak mengandung alkohol sama sekali.

Pada saat observasi penelitian, peneliti pernah mengamati segerombolan perempuan yang hendak membeli SAM Coffee Beer di booth event salah satu universitas di Kota Malang. Pada saat hendak membeli, salah satu dari segerombolan perempuan tersebut bertanya-tanya sembari mencium minuman tersebut sebelum meminumnya. Hal ini menandakan sikap konsumen yang sedikit ragu-ragu perihal apakah minuman tersebut aman dikonsumsi dan halal terkait dengan kemasannya yang memang mirip dengan ‘bir’ beralkohol. Oleh karena itu pihak SAM Coffee Beer menunjukkan informasi tentang komposisi bahan yang digunakan dan kehalalan bahan tersebut mengingat pentingnya informasi semacam itu untuk di sampaikan ke para konsumennya.

Prinsip Saling Menguntungkan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen minuman kopi soda. Prinsip saling menguntungkan mengajarkan bahwa dalam bisnis para pihak harus merasa untung dan puas. Pelaku bisnis harus menjalankan bisnisnya dengan sebaik mungkin agar masing-masing pihak yang terkait mendapatkan keuntungan. Sama seperti prinsip keadilan, prinsip saling menguntungkan juga memiliki tujuan untuk menghindarkan salah satu pihak saja yang untung. Etika ini pada dasarnya mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis.

Seorang produsen ingin memperoleh keuntungan, dan seorang konsumen ingin memperoleh barang yang bagus dan memuaskan, maka sebaiknya bisnis dijalankan dengan saling menguntungkan.

Pada hasil tabulasi menunjukkan item pertanyaan X4.1 bahwa SAM Coffee Beer mengadakan event di tanggal penting sembari berdonasi, memiliki nilai yang cukup tinggi pada opsi jawaban netral (opsi ke 3). Hal ini bisa terjadi karena Sambeer.co Malang melaksanakan event sembari berdonasi biasa dilakukan di warung kopi atau cafe tertentu yang menjadi mitra kerjanya.

Kemudian juga ketika melaksanakan event tersebut hanya pada tanggal tertentu, seperti misalnya hari kanker sedunia dan hari perempuan sedunia. Ketika akan mengadakan event, Sambeer.co Malang biasanya menyebarkan informasi melalui akun media sosial Instagram. Bagi konsumen yang men-follow atau mengikuti laman Instagram Sambeer.co pasti tau jika mereka sedang atau akan mengadakan event semacam itu. Sebaliknya, bagi konsumen yang tidak men-follow atau mengikuti laman Instagram Sambeer.co pasti akan ketinggalan informasi tersebut, hal ini bisa menjadi pemicu jawaban netral (opsi ke 3) yang ada pada item pertanyaan X4.1.

Pada hasil tabulasi item pertanyaan X4.5 bahwa, kandungan soda pada SAM Coffee Beer mampu melancarkan pencernaan juga demikian, memiliki nilai yang cukup tinggi pada opsi jawaban netral (opsi ke 3). Hal ini bisa terjadi dikarenakan masyarakat masih bingung tentang kebenaran informasi tersebut. Berdasarkan informasi yang ada, kandungan soda pada minuman bisa memberikan rasa nyaman di lambung dan mengeluarkan gas yang ada di lambung melalui sendawa. Menurut dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, pakar kesehatan saluran cerna dari FKUI- RSCM mengatakan bahwa efek letupan yang dihasilkan oleh soda pada minuman bisa memicu rasa nyaman di usus besar. Akibatnya, seseorang akan lebih mudah untuk buang air besar dan bersendawa. Hanya saja efek tersebut memang tidak berlaku bagi semua orang. Dr Ari juga mewanti-wanti agar konsumsi minuman bersoda disesuaikan dengan kondisi tubuh. Jika seseorang memiliki masalah kesehatan terutama masalah pencernaan, beliau menyarankan agar sebaiknya tidak mengkonsumsi minuman bersoda secara berlebihan. Fungsi utama yang dicari seseorang ketika mengkonsumsi minuman bersoda tentunya bukan untuk melancarkan pencernaan, namun untuk mencari sensasi letupan yang menyegarkan tenggorokan. (health.detik.com).

Sama halnya dengan SAM Coffee Beer, kandungan soda yang terdapat didalamnya selain mampu menyegarkan tenggorokan, ternyata bisa membantu membuang gas yang ada pada lambung melalui sendawa. Oleh karena itu SAM Coffee Beer hadir tidak hanya di warung kopi

(11)

atau cafe saja, melainkankan di kedai makanan juga tersedia sebagai menu alternatif minuman dikala ingin merasakan sensasi minuman bersoda.

E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka disimpulkan dalam penelitian sebagai berikut:

1) Kejujuran berpengaruh terhadap keputusan pembelian SAM Coffee Beer.

Implementasi prinsip etika bisnis Islam kejujuran yang telah dilakukan oleh pihak Sambeer.co Malang memberikan kesan yang baik. Sambeer.co Malang menyampaikan kondisi barang dengan baik, dengan menunjukkan tanggal expired, jujur dalam takaran, komposisi bahan yang digunakan telah sesuai (tidak mengada- adakan fakta) dan rasa yang disajikan juga sesuai dalam artian tidak berubah.

2) Amanah berpengaruh terhadap keputusan pembelian SAM Coffee Beer. Semakin tinggi mplementasi prinsip etika bisnis Islam amanah , maka keputusan pembelian konsumen SAM Coffee Beer akan meningkat. Kepercayaan yang diberikan Sambeer.co Malang kepada konsumen yaitu berupa kualitas produk yang baik, serta rasa khas nusantara SAM Coffee Beer beda dari yang lain membuat konsumen Sambeer.co sulit untuk berpindah ke merk coffee beer lainnya.

3) Fisik produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian SAM Coffee Beer.

Implementasi prinsip etika bisnis Islam fisik produk yang dilakukan oleh pihak Sambeer.co pada pernyataan komposisi bahan mendapatkan nilai rata-rata rendah dari responden. Hal tersebut bisa terjadi lantaran masing-masing orang memiliki opini yang berbeda terhadap keaslian informasi yang diberikan, ada yang ragu-ragu dan ada juga yang percaya dengan informasi komposisi bahan tersebut.

4) Saling menguntungkan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian SAM Coffee Beer. Implementasi prinsip etika bisnis Islam saling menguntungkan yang dilakukan oleh pihak Sambeer.co pada pernyataan kandungan soda mampu melancarkan pencernaan mendapatkan nilai rata-rata terendah dari responden. Hal tersebut bisa terjadi lantaran masyarakat belum banyak yang tahu mengenai informasi bahwa kandungan soda selain menyegarkan tenggorokan, juga bisa membantu melancarkan saluran cerna. Karena reaksi dari yang memberi rasa nyaman pada usus besar.

5) Didapati hasil olah data dari tiap-tiap variabel prinsip etika bisnis Islam pada penelitian ini terhadap keputusan pembelian cukup tinggi yaitu 75,4%, sedangkan sisanya dari variabel lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa data variabel yang peneliti gunakan telah mencakup hampir keseluruhan aspek dalam menunjang implementasi prinsip etika bisnis Islam untuk mempengaruhi keputusan pembelian coffee beer.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan tersebut, maka beberapa saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memasukkan variabel prinsip etika bisnis Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW sesuai nilai dasar islam lainnya yang belum dibahas pada penelitian ini seperti tidak menimbun barang (ikhtikar), tidak melakukan monopoli dan lain-lain. Mengingat prinsip etika bisnis Islam banyak bentuknya yang dapat diterapkan pada bisnis bidang barang dan jasa. Selain itu bagi peneliti selanjutnya diperkenankan untuk menggunakan variabel fisik produk dan saling menguntungkan pada objek pebelitian yang hendak dibahas guna membuktikan pegaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen dikarenakan belum tentu memliki kesamaan hasil yaitu tidak berpengaruh signifikan.

2) Bagi Sambeer.co Malang, perlu tetap menjaga dan bahkan meningkatkan prinsip etika bisnis Islam yang telah di implementasikan, adapun saran perbaikan yang dapat diberikan terkait penelitian ini supaya kedepannya bisa mengurus sertifikasi halal ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat guna meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap aspek halalan thoyyiban pada produk Sambeer.co yang telah hadir di pasaran. Selain itu, meningkatkan intensitas promosi agar lebih banyak

(12)

masyarakat yang tahu terutama pada saat hendak atau sedang mengadakan event dan memperluas pasar demi terciptanya prinsip saling menguntungkan antara penjual dan pembeli.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga jurnal ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Adil, U. 2017. Bisnis Syariah di Indonesia, Hukum dan Aplikasinya. Jakarta: Mitra Wacana Media Ahmad Hulaimi, Sahri dan Moh. Zunaini. (2017). Etika Bisnis Islam dan Dampaknya Terhadap

Kesejahteraan Pedagang Sapi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam). Vol 2 Ali, Hasan. 2009. Manajemen Bisnis Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ali, Hasan. 2010. Marketing Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia.

Alma, Buchari. 2010. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta Al-alani, Taha Jabir. 2005. Bisnis Islam. Yogyakarta: AK GROUP Anto, R. (2018). Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial. Article.

Ancok, D. 1995. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian. dalam Singarimbun,M dan Sofian Effendi (Editor). Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Assael, Henry. 2002. Consumers Behavior and Marketing Action. Edisi 3.Kent Publish Company.

Baston Massachusset. AS

Ayu, Bella. (2017). Pengaruh Implementasi Prinsip Etika Bisnis Islam Tehadap Preferensi Konsumen Salon dan Spa Muslimah (Studi di Salon dan Spa Muslimah Yasna Malang).

Jurnal Ilmiah.

Aziz, Abdul. 2013. Etika Bisnis Perspektif Islam. Bandung: Alfabeta.

Berita Sehat. (13 Jan 2015). Dipetik Oktober 17, 2019, dari detikHealth: http://health.detik.com Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius.

Chamid, Nur. 2010. Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chang, William. 2016. Etika dan Etiket Bisnis. Yogyakarta: Kanisius.

Dharmmesta, Basu Swastha dan Handoko, Hani, 2000. Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen , Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Djakfar, Muhammad. 2008. Etika Bisnis Islam Tataran Teoristis dan Praktis. Malang: UIN Malang PRESS.

Engel, Blackwell, dan Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara.

Home. (22 Okt 2017). Dipetik Januari 17, 2018, dari Portal Berita Ekonomi:

http://wartaekonomi.co.id

Irawan, H. 2004. Indonesian Customer Satisfaction: Membedah Strategi Kepuasan Pelanggan Merek Pemenang ICSA. Jakarta : PT Alex Media Komputindo

Juliyani, E. (2016). Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Jurnal Ummul Qura, 63-74.

Karim, Adiwarman. 2002. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: IIIT-Indonesia.

Keraf, Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Muflih, Muhammad. 2006. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Multifiah. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Malang: UB Press.

Tjahjadi, L. 1991. Hukum Moral: Ajaran Immanuel Kant tentang Etika dan Imperatif Kategoris.

Yogyakarta: Kanisius.

(13)

Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Schiffman, Leon G., Kanuk, Leslie L. 2008. Perilaku Konsumen Edisi 7. Jakarta: Indeks.

Solihin, I. 2006. Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan Studi Kasus. Jakarta: Kencana.

Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Andi Offset.

Sekaran, Uma. 2003. Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat

Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis 1. (4th ed).Jakarta: Salemba Empat.

Stanton, William, (1996), Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid Kedua, Edisi Ketujuh, Erlangga : Jakarta.

Sumar’in. 2013. Ekonomi Islam: Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.

Saifullah. (2011). Etika Bisnis Islami Dalam Praktek Bisnis Rasulullah. Walisongo, Volume 19, 127-156.

Wahyu, Y. Istiyono dan Silaban, Ostaria. 2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Batam: Karisma Publishing Group.

Yuliadi, Imadudin. 2001. Ekonomi Islam Sebuah Pengantar. Yogyakarta: LPPI.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Kecantikan Sunsilk Cro - Creations Pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Di

“Analisis Pengaruh Label Halal, Keamanan Bahan, Promosi, dan Harga Pada Produk Kosmetik Sariayu Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Mahasiswi Fakultas