• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INDUSTRI PERIKANAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH INDUSTRI PERIKANAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN "

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh industri perikanan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar. Jumlah Industri, Nilai Produksi dan Tenaga Kerja Pada Industri Perikanan Di Kabupaten Takalar Tahun 2009-2016 Jumlah Industri.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Tinjauan Teori

  • Teori Penyerapan Tenaga Kerja
  • Jenis-Jenis Tenaga Kerja
  • Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
  • Industri Perikanan
  • Konsep Jumlah Unit Usaha
  • Konsep Output Produksi
  • Hubungan Antara Unit Usaha dengan Penyerapan Tenaga Kerja
  • Hubungan Antara Produksi Industri Perikanan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhannya sendiri maupun untuk masyarakat. Permintaan tenaga kerja merupakan hubungan antara tingkat upah (harga tenaga kerja) dengan jumlah tenaga kerja yang diinginkan untuk dipekerjakan dalam jangka waktu tertentu (Ningsih, 2015). Hal ini berbeda dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa karena permintaan tenaga kerja merupakan permintaan turunan dimana permintaan akan tenaga kerja sangat bergantung pada permintaan terhadap output yang dihasilkannya (Rini, 2012).

Permintaan tenaga kerja mempunyai hubungan antara tingkat upah dan jumlah tenaga kerja yang ingin dipekerjakan oleh pemberi kerja. Sudarsono (2004) menyatakan bahwa permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan/instansi.

Tinjauan Empiris

Budi Prasetyo (2005) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja pada sektor perdagangan di Jawa Tengah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS. Budi Prasetyo konsisten dengan teori bahwa peningkatan jumlah unit usaha dan nilai investasi pada sektor perdagangan akan menyebabkan peningkatan lapangan kerja. Veronica Nuryanti (2003), tentang analisis penyerapan tenaga kerja pada subsektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Kabupaten Banyumas.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi dengan model linier berganda. Pada penelitian ini jumlah unit usaha, nilai investasi dan nilai output berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Adip Fachrizal H (2004) melakukan penelitian tentang tingkat upah terhadap permintaan tenaga kerja pada industri kecil di kabupaten Temanggung.

Kerangka Konsep

Dalam tesisnya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Kota Bogor, hasil pembahasannya menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja seperti upah riil, investasi riil, PDRB riil, jumlah unit usaha dan Dummy Krisis, memberikan pengaruh signifikan pada level 5 persen. Semakin banyak jumlah perusahaan baru pada sektor industri di Kota Bogor, maka semakin besar pula angkatan kerja yang terserap pada sektor tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa, variabel independen yang diteliti terdiri dari nilai produksi, upah dan biaya tenaga kerja.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peningkatan nilai output dan peningkatan biaya tenaga kerja akan meningkatkan permintaan tenaga kerja, sedangkan peningkatan upah akan menurunkan permintaan tenaga kerja. Peningkatan hasil produksi dari industri perikanan akan menyebabkan peningkatan permintaan terhadap tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor produksi.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Hipotesis

Oleh karena itu, jika terjadi peningkatan produksi maka permintaan tenaga kerja juga akan meningkat (Mankiw, 2007). Jenis penelitian yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif ini pada dasarnya menekankan pada analisis data berupa angka-angka yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan dalam penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan mendasarkan kesimpulan hasil pada kemungkinan kesalahan menolak hipotesis nol.

Lokasi Waktu Penelitian

Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Penyerapan tenaga kerja (Y) merupakan angkatan kerja yang dipekerjakan pada industri perikanan di Kabupaten Takalar, yang dinyatakan dalam satuan jiwa. Banyaknya sektor perikanan (X1) adalah banyaknya unit usaha perikanan yang melakukan kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan barang atau jasa, yang dinyatakan dalam satuan. Output industri perikanan (X2) merupakan nilai output yang dihasilkan industri perikanan di Kabupaten Takalar yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari berbagai sumber, seperti data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperoleh dari website resmi yang resmi terbit. Selain itu, data tersebut diperoleh dari berbagai hasil penelitian terdahulu, termasuk pada karya ilmiah lain yang mendukung penelitian ini.

Teknik Analisis Data

Pengujian Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Multikolinearitas

Uji Autokolerasi

Pengujian Hipotesis 1. Uji Simultan (Uji F)

Uji Partial (Uji T)

Uji-t berpengaruh positif dan signifikan apabila hasil t-score lebih besar dari t-tabel (t-score > t-tabel) atau probabilitas kesalahan kurang dari 5% (P<0,05). Jika T-score > T-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Kabupaten Takalar merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di sebelah selatan.

Secara administratif Kabupaten Takalar bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa, sebelah timur dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto, sebelah selatan dengan Selat Makassar, dan sebelah barat dengan Laut Flores. Sumber data BPS Kabupaten Takalar menunjukkan bahwa kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Polombangkeng Utara dengan luas wilayah sekitar 212,25 km2 atau sekitar 37,47% dari total luas wilayah Kabupaten Takalar, sedangkan kecamatan yang merupakan wilayah Kabupaten Takalar adalah Kecamatan Polombangkeng Utara. terkecil di wilayah Kecamatan.

Keadaan Demografis

Keadaan Klimatologi

Penyajian Data Variabel Penelitian

Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Perikanan (Y)

Tenaga kerja terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan menyambut era globalisasi. Menurut Undang-Undang Angkatan Kerja, orang yang berusia antara 15 dan 64 tahun diklasifikasikan sebagai pekerja. Jika dicermati, berdasarkan data yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar selama delapan tahun terakhir, terlihat bahwa angkatan kerja yang bekerja pada industri perikanan di Kabupaten Takalar semakin meningkat setiap tahunnya.

Pada tahun 2009, jumlah tenaga kerja yang diserap oleh industri perikanan sebanyak 153 orang, meningkat signifikan menjadi 391 orang pada tahun 2016. Peningkatan permintaan ini pada gilirannya akan mempengaruhi peningkatan permintaan tenaga kerja dari industri tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Jumlah Industri Perikanan (X 1 )

Jika dicermati, berdasarkan data yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar selama delapan tahun terakhir, terlihat bahwa jumlah industri perikanan di Kabupaten Takalar semakin meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2009, total unit usaha industri perikanan berjumlah 66 unit, dan pada tahun 2016 meningkat signifikan menjadi 240 unit. Peningkatan permintaan ini pada gilirannya akan mempengaruhi peningkatan jumlah industri perikanan untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Nilai Produksi Industri Perikanan (X 2 )

Peningkatan ini umumnya disebabkan oleh meningkatnya permintaan produksi perikanan yang merupakan kebutuhan pokok. Namun peningkatan produktivitas tenaga kerja sebagai akibat substitusi modal dengan tenaga kerja dalam proses produksi atau akibat impor peralatan dan mesin menyebabkan berkurangnya angkatan kerja. Jika dicermati, berdasarkan data yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar selama delapan tahun terakhir menunjukkan bahwa nilai produksi industri perikanan di Kabupaten Takalar mempunyai kecenderungan meningkat setiap tahunnya.

Peningkatan ini umumnya disebabkan oleh bertambahnya jumlah tenaga kerja yang memasuki industri perikanan, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan produksi.

Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik

  • Hasil Uji Normalitas
  • Hasil Uji Multikolinearitas
  • Hasil Uji Autokorelasi
  • Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan representasi grafis histogram (ditunjukkan pada Gambar 4.1), dapat disimpulkan bahwa variabel perancu atau residu mempunyai distribusi normal. Pada Gambar 4.2 Normal Probability Plot di atas terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga menunjukkan pola sebaran normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi dan dapat dicapai. digunakan untuk memprediksi perkembangan ekonomi berdasarkan variabel independen. Sebaliknya jika nilai VIF kurang dari 10 atau toleransi lebih besar dari 0,10 maka dikatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Berdasarkan hasil pengolahan perangkat lunak SPSS versi 21 seperti disajikan pada Tabel 4.4 diperoleh nilai VIF masing-masing variabel bebas yaitu nilai VIF jumlah industri perikanan sebesar 2,697 dan nilai VIF produksi perikanan sebesar 2,697. Berdasarkan hasil pengolahan perangkat lunak SPSS 21 seperti disajikan pada Tabel 4.5 diperoleh nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,564.

Tabel 4.5   Hasil Uji Autokorelasi  Model  R  R Square  Adjusted R
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R

Hasil Pengujian Hipotesis

Uji Simultan (Uji F)

Uji F merupakan uji secara simultan atau gabungan yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel jumlah industri perikanan dan nilai produksi industri perikanan secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri perikanan. Dengan demikian, secara simultan dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah industri perikanan (X1) dan nilai produksi perikanan (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri perikanan (Y).

Uji Koefisien Determinasi (R 2 )

Uji Partial (Uji T)

Koefisien ini menunjukkan adanya hubungan positif antara jumlah industri perikanan dengan penyerapan tenaga kerja pada industri perikanan. Sebab tingkat signifikansi variabel jumlah industri perikanan (X1) kurang dari 5%. 0,045 < 0,05), maka variabel jumlah industri (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri perikanan di Kabupaten Takalar. Koefisien regresi nilai variabel produksi industri perikanan (X2) sebesar 0,817, koefisien ini menunjukkan adanya hubungan positif antara nilai produksi industri perikanan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri perikanan.

Setiap peningkatan nilai output perikanan akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan sebaliknya, setiap penurunan nilai output industri perikanan maka akan menurunkan penyerapan tenaga kerja pada industri perikanan. Karena tingkat signifikansi nilai variabel produksi industri perikanan (X2) lebih besar dari 5% (0,192 > 0,05), maka variabel nilai produksi industri perikanan (X2) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di industri perikanan.

Tabel 4.8   Hasil Uji Partial (Uji T)
Tabel 4.8 Hasil Uji Partial (Uji T)

Pembahasan

Pengaruh Jumlah Industri Perikanan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Perikanan

Teori ini didukung oleh temuan penelitian yang dilakukan oleh Tri Wahyu Rejekiningsih (2004) yang menemukan bahwa penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh jumlah unit usaha. Faktanya pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat di Kabupaten Takalar menyebabkan tingginya kebutuhan terhadap industri produksi perikanan. Berkembangnya spesialisasi dan pembagian kerja akan mempercepat proses pembangunan ekonomi karena spesialisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Kondisi ini pada gilirannya akan berdampak pada meningkatnya jumlah industri perikanan di Kabupaten Takalar. Pertambahan jumlah industri bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi, peningkatan tersebut otomatis diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga kerja dari perusahaan-perusahaan dalam hal ini industri perikanan.

Pengaruh Nilai Produksi Industri Perikanan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut teori bahwa peningkatan output memerlukan peningkatan input yang digunakan, dalam hal ini tenaga kerja. Faktanya, nilai produksi industri perikanan tidak terlalu berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di wilayah Takalar, hal ini disebabkan pola produksi yang digunakan belum sepenuhnya berorientasi pada kebijakan pola produksi padat karya. Kondisi ini tentunya akan berdampak pada rendahnya penyerapan tenaga kerja, karena faktor-faktor produksi yang menggunakan tenaga kerja pada dasarnya digantikan oleh penggunaan peralatan modal sebagai faktor produksi.

Nilai koefisien regresi variabel jumlah sektor perikanan sebesar 0,500 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,045. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah industri perikanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri perikanan di Kabupaten Takalar. Nilai koefisien regresi nilai variabel nilai produksi industri perikanan sebesar 0,817 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,192. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai produksi sektor perikanan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor perikanan di Kabupaten Takalar.

Saran

Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kemudahan kepada pengusaha kecil dan menengah dalam proses penggalangan modal baik dari lembaga keuangan maupun lembaga publik lainnya. Adanya fasilitas ini akan mampu merangsang para pengusaha kecil dan menengah untuk menambah modalnya sehingga proses produksi dapat berjalan maksimal. Pengaruh Struktur Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral: Analisis Model Demografi di 30 Provinsi pada 9 Sektor di Indonesia.

Data regresi variabel jumlah industri dan nilai output industri rumah tangga terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Takalar. Data Regresi Logaritma Natural (ln) Variabel Jumlah Industri dan Nilai Produksi Industri Rumah Tangga terhadap Penyerapan Tenaga Kerja i.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 3.1 Klasifikasi Nilai DW untuk Autokorelasi
Tabel 4.5   Hasil Uji Autokorelasi  Model  R  R Square  Adjusted R
Tabel 4.8   Hasil Uji Partial (Uji T)

Referensi

Dokumen terkait

Adanya pengaruh positif antara luas lahan .pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja menunjukkan bahwa apabila lahan yang digunakan meningkat maka penyerapan tenaga kerja