Penghindaran pajak merupakan upaya untuk mengurangi utang pajak yang sah (Legitimate), sedangkan penghindaran pajak (Tax Evasion) merupakan upaya untuk mengurangi utang pajak yang bersifat ilegal (Illegal) (Xynas, 2011). Penelitian ini memberikan bukti empiris mengenai pengaruh karakter eksekutif, kualitas audit, komite audit, kompensasi kerugian fiskal dan ROA terhadap praktik penghindaran pajak yang dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Batasan Masalah
- Perumusan Masalah
- Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Sistematika Penulisan
Bagi mahasiswa atau akademisi dapat memberikan kontribusi literatur di bidang akuntansi berupa pengetahuan mengenai kecenderungan praktik penghindaran pajak. Bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian berdasarkan metode yang digunakan dalam penelitian.
KERANGKA TEORITIS
Tinjauan Pustaka
- Teori Keagenan (Agency Theory)
- Pajak
- Rekonsiliasi Fiskal (Resmi 2013)
- Perencanaan Pajak (Tax Planning)
- Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
- Corporate Governance
- Kompensasi Rugi Fiskal
- Profitabilitias
Penelitian Terdahulu
Kerangka Hipotesis
Pengembangan Hipotesis
- Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap Tax Avoidance
- Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance
- Pengaruh Komite Audit terhadap Tax Avoidance
- Pengaruh Kompensasi Rugi Fiskal terhadap Tax Avoidance
- Pengaruh ROA terhadap Tax Avoidance
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Objek Penelitian
Populasi dan Sampel
Jenis dan Sumber Data
Data sekunder merupakan pendekatan penelitian yang menggunakan data yang ada kemudian dilakukan proses analisis dan interpretasi terhadap data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah daftar nama bank umum yang terdaftar di BEI, laporan keuangan tahunan bank umum periode 2012-2016.
Metode Pengumpulan Data
Operasional Variabel
- Variabel Dependen
- Variabel Independen
Dimana Paligorova (2010) menggunakan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak dan depresiasi) dalam perhitungannya pada suatu perusahaan yang memuat data pendapatan dan aset yang dimiliki, yang nantinya EBITDA itu sendiri dibagi dengan aset perusahaan tersebut. Tugas dan fungsi komite audit adalah mengawasi tata kelola perusahaan dan mengawasi audit eksternal atas laporan keuangan perusahaan. Komite audit juga digambarkan sebagai mekanisme pemantauan yang dapat meningkatkan fungsi audit atas pelaporan eksternal perusahaan.
Dewan perusahaan seringkali memberikan tanggung jawab kepada komite audit atas kesalahan pelaporan keuangan sehingga laporan keuangan dapat dipercaya (relevan dan realistis) (Damayanti & Susanto, 2015). Semakin besar nilai ROA maka semakin baik kinerja perusahaan, karena laba atas investasi semakin besar.
Metode Analisis Data
- Analisis Statistik Deskriptif
- Analisis Persamaan Regresi Berganda
- Analisis Regresi Data Panel
- Pengujian Normalitas
- Pengujian Asumsi Klasik
Mengikut kriteria ujian, Ho diterima sebagai nilai kadar cukai efektif tunai di persimpangan Chi-square > 0.05 dan Ha diterima sebagai nilai kadar cukai efektif tunai di persimpangan Chi-square < 0.05. Oleh itu, boleh disimpulkan bahawa jika Ho ditolak, model kesan tetap adalah lebih baik daripada kesan biasa. Mengikut kriteria ujian, Ho diterima apabila nilai kadar cukai efektif tunai pada Rawak Keratan Rentas > 0.05 dan Ha diterima apabila nilai kadar cukai efektif tunai pada Rawak Keratan Rentas < 0.05.
Ho ditolak dan Ha diterima apabila signifikansi non-starved residual hasil uji Jarque-Bera < 2,00 atau probabilitasnya kurang dari 5%. Identifikasi gejala multikolinearitas dapat dilihat ketika koefisien determinasi dan koefisien korelasi tinggi.
Uji Hipotesis
- Uji signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Hal ini menunjukkan bahwa Komite Audit tidak berpengaruh terhadap CETR (Tax Evasion), sehingga dikatakan dalam penelitian ini H3 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak (CETR), sehingga dikatakan dalam penelitian ini H5 ditolak. Hasil penelitian ini tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dalam Penghindaran Pajak (CETR) pada bank, karena setiap KAP di Indonesia yang mengaudit perusahaan telah mengikuti seluruh standar audit yang disetujui oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) secara rinci dalam bentuk mengaudit. Standar Keterlibatan (SPA).
Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Arry Eksandy (2012) dan Rahmawati et al (2016) yang menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Cahyono, Andini, & Raharjo (2016) yang menyatakan hasil penelitian Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Bank umum yang tidak memenuhi kriteria seperti tidak memiliki laporan keuangan yang dipersyaratkan dan tidak memiliki data yang diperlukan. Data dari purposive sample yang akan dilakukan terdapat 21 perusahaan perbankan yang menjadi subjek penelitian ini pada periode tersebut, sehingga jumlah observasi setelah data menyimpang adalah 7 observasi, sehingga jumlah observasi yang digunakan adalah 98 observasi dan data terdistribusi secara normal.
Statistik Deskriptif
Sedangkan nilai standar deviasi kualitas audit sebesar 0,443766 atau lebih kecil dari mean (nilai rata-rata) yang menunjukkan bahwa penghindaran pajak yang diproksi CETR mempunyai sebaran variabel yang kecil (pergerakan naik/turun kecil). Sedangkan nilai standar deviasi komite audit sebesar 1,102185 atau lebih kecil dari nilai mean yang menunjukkan bahwa komite audit mempunyai sebaran variabel yang kecil (pergerakan naik/turun kecil). Indonesia Banking School lebih besar dari nilai rata-rata (mean value) yang menunjukkan bahwa kompensasi kerugian pajak memiliki sebaran variabel yang besar (pergerakan ke atas/bawah yang besar).
Hasil tersebut menunjukkan nilai rata-rata (mean) lebih besar dari nilai median yang berarti bank mempunyai rata-rata ROA yang lebih besar dibandingkan dengan bank lain. Sedangkan nilai standar deviasi ROA sebesar 0,164455 atau lebih besar dari nilai mean (rata-rata) yang menunjukkan bahwa ROA mempunyai sebaran variabel yang besar (pergerakan naik/turun besar).
Uji Normalitas
Hasil Regresi Persamaan Penelitian
- Penentuan Regresi Data Panel
- Uji Chow
- Uji Hausman
Uji Asumsi Klasik
- Uji Multikolinieritas
- Uji Heterokedastisitas
- Uji Autokorelasi
Jika koefisien antar variabel lebih kecil dari 0,85 maka dapat disimpulkan tidak terdapat unsur multikolinearitas antar variabel independen (Gujarati & Porter, 2010). Hasil yang diperoleh dari matriks korelasi di atas menunjukkan bahwa korelasi antar variabel kurang dari 0,85 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas dalam penelitian ini. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terjadi kesalahan dan apakah residu model regresi yang dianalisis tidak menunjukkan varians yang konstan terhadap suatu observasi.
Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antar kesalahan periode sebelumnya dimana hal ini tidak boleh terjadi pada asumsi klasik. Berdasarkan tabel 4.7 yang merupakan hasil pengolahan data diperoleh hasil DW-stat sebesar 1.727876 yang berarti nilai DW-stat sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak mengalami autokorelasi. .
Hasil Analisis Regresi Berganda
Jika karakter eksekutif (S2), kualitas audit (AUDIT), komite audit (BOARD), tax loss Allowance (RFIS) dan profitabilitas (ROA) diasumsikan konstan, maka penghindaran pajak (CETR) yang muncul adalah sebesar 0 ,211546. Hal ini menunjukkan bahwa tarif pajak efektif akan turun sebesar satu satuan untuk setiap kenaikan satu satuan yang bersifat eksekutif dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa tarif pajak efektif tunai akan meningkat sebesar 0,028844 atau 2,8844% untuk setiap ukuran kualitas pemeriksaan atau sebaliknya.
Hal ini menunjukkan bahwa tarif pajak tunai efektif akan menurun dengan setiap peningkatan jumlah komite kontrol dan sebaliknya. Berdasarkan hasil koefisien regresi kelima variabel independen yang diuji dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Kompensasi Kerugian Fiskal (RFIS) memiliki koefisien regresi terbesar yaitu 3,4995%.
Pengujian Hipotesis
- Koefisien Determinasi
- Uji t (Uji Parsial)
Berdasarkan hasil persamaan regresi pada tabel 4.10 diatas diperoleh nilai profitabilitas karakter eksekutif (S2) sebesar 0,0225 atau lebih kecil dari nilai signifikansi 5% dan koefisien regresi variabel karakter eksekutif (S2) menunjukkan nilai -2.849815 yang berarti mempunyai koefisien negatif. Berdasarkan hasil persamaan regresi pada tabel 4.10 diperoleh nilai profitabilitas Kualitas Audit (AUDIT) sebesar 0,0871 atau lebih besar dari nilai signifikansi 5% dan koefisien regresi variabel kualitas audit (AUDIT) menunjukkan bernilai 0,028844 yang berarti mempunyai koefisien positif. Berdasarkan hasil persamaan regresi pada tabel 4.10 diatas diperoleh nilai profitabilitas Komite Audit (KOMITE) sebesar 0,9997 atau lebih besar dari nilai signifikansi 5% dan koefisien regresi variabel Komite Audit (KOMITE) . menunjukkan nilai yaitu 0,9997.
Berdasarkan hasil persamaan regresi pada tabel 4.10 diatas diperoleh nilai profitabilitas kompensasi kerugian pajak (RFIS) sebesar 0,0086 atau lebih kecil dari nilai signifikansi 5% dan koefisien regresi kompensasi kerugian pajak ( Variabel RFIS) menunjukkan sebesar 0,034995 yang berarti mempunyai koefisien positif. Berdasarkan hasil persamaan regresi pada tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa nilai rasio profitabilitas (ROA) sebesar 0,8441 atau lebih besar dari nilai signifikansi 5%, dan koefisien regresi variabel profitabilitas (ROA) menunjukkan nilai sebesar -0,008765 yang berarti mempunyai koefisien negatif.
Analisis Hasil
- Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap Tax Avoidance (CETR)
- Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax Avoidance (CETR)
- Pengaruh Komite Audit terhadap Tax Avoidance
- Pengaruh Kompensasi Rugi Fiskal terhadap Tax Avoidance
- Pengaruh Return on Asset terhadap Tax Avoidance
Hasil penelitian ini serupa dengan temuan Diyanty & Vera (2016) yang menyatakan bahwa hasil penelitiannya tidak berpengaruh terhadap kualitas pemeriksaan penghindaran pajak. Hal ini menunjukkan bahwa komite audit bukan merupakan aspek penghindaran pajak perusahaan. Tunjangan kerugian pajak berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak, sehingga berdasarkan Tabel 4.5 diatas tunjangan kerugian pajak ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kompensasi rugi fiskal maka semakin tinggi pula rasio kas efektif pajak (CETR) sehingga menurunkan tingkat penghindaran pajak. Return on Assets (ROA) yang merupakan indikator profitabilitas dalam Tax Taxation pada tabel 4.5 menunjukkan hasil bahwa ROA tidak berpengaruh.
Implikasi Manajerial
Hal ini menunjukkan bahwa ROA bukan merupakan aspek perbankan yang memungkinkan terjadinya Penghindaran Pajak. Jadi, jika karakter eksekutif cenderung berani mengambil risiko (risk taker) dalam perusahaan, maka semakin rendah nilai Effective Cash Tax Rate (CETR) yang menandakan semakin tinggi Penghindaran Pajak. Dimana apabila karakter eksekutif cenderung berani dalam mengambil risiko (risk taker) dalam perusahaan, maka semakin rendah nilai Cash Effective Tax Rate (CETR) maka hal ini menunjukkan bahwa Penghindaran Pajak semakin tinggi.
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan penghindaran pajak seperti pertumbuhan penjualan, tata kelola perusahaan yang baik dan beban hutang. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Kerugian Pajak terhadap Penghindaran Pajak (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2017).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Sebaliknya, tingkat risiko yang diambil rendah menunjukkan bahwa pengelola bisnis lebih menghindari risiko dan cenderung menghindari risiko. Variabel komite audit (KOMITE) menunjukkan hasil yang tidak mempengaruhi penghindaran pajak yang diproksi dengan tarif pajak efektif (CETR). Banyaknya komite audit dalam suatu perusahaan tidak menjamin perusahaan akan melakukan tindakan penghindaran pajak, dan banyaknya komite audit juga tidak menjamin dapat mengganggu peran penentuan kebijakan perpajakan dalam perusahaan.
Variabel kompensasi kerugian pajak (RFIS) menunjukkan hasil yang berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak yang diproksi dengan tarif pajak efektif (CETR), ditolak dalam penelitian ini karena perusahaan yang merugi dalam satu periode akuntansi mendapat keringanan. . dalam membayar pajak mereka. Jika perusahaan memang menggunakan tunjangan yang diberikan oleh pemerintah, maka semakin banyak pendapatan yang diterima maka semakin banyak pula pajak penghasilan yang terutang kepada perusahaan, sehingga jika perusahaan menggunakan tunjangan kerugian pajak (RFIS) untuk memaksimalkan laba maka semakin tinggi pula nilai tunainya. akan menjadi Effective tax rate (CETR) yang menunjukkan bahwa penghindaran pajak semakin menurun.
Keterbatasan Penelitian
Jumlah sampel dalam penelitian ini hanya 22 bank karena masih terdapat beberapa bank yang tidak terdaftar pada periode penelitian dan data yang diperlukan untuk penelitian ini tidak lengkap.
Saran
Pengaruh Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan (Size), Leverage (DER) dan Profitabilitas (ROA) Terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Perbankan Listed Periode Tahun BEI. Agresivitas pelaporan pajak dan hubungannya dengan pelaporan keuangan agresif Agresivitas pelaporan pajak dan hubungannya dengan pelaporan keuangan agresif Agresivitas pelaporan pajak dan hubungannya dengan pelaporan keuangan agresif. Diperoleh dari http://www.ifisa.co.za/Articles/Islamic Banking/Islamic Banks Profitabilitas dalam Siklus Suku Bunga_Banking.pdf.
Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012.