• Tidak ada hasil yang ditemukan

Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.2. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum atas variabel-variabel independen yang diuji dalam penelitian ini. Ukuran-ukuran statistik digunakan dalam analisis ini adalah rata-rata (mean), nilai maksimum (max), nilai minimum (min). serta standar deviasi dari masing-masing variabel. Hasil pengujian ini digunakan untuk melihat angka pada setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut merupakan tabel data statistic deskriptif dari variabel yang digunakan dalam penelitian yang disajikan dalam tabel 4.2. sebagai berikut:

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

CETR S2 AUDIT KOMITE KOMPENSASI ROA

Mean 0.234236 0.004890 0.734694 4.040816 0.448980 0.049800 Median 0.240209 0.003961 1.000000 4.000000 0.000000 0.013799 Maximum 0.396656 0.050138 1.000000 7.000000 1.000000 0.878883 Minimum 0.004635 0.000475 0.000000 3.000000 0.000000 0.002600 Std. Dev. 0.067347 0.005459 0.443766 1.102185 0.499947 0.164455

Indonesia Banking School

Kurtosis 3.913150 49.49777 2.130342 2.328150 1.042088 22.50339

Jarque-Bera 6.851390 9419.728 21.55050 10.04499 16.34057 1901.510 Probability 0.032527 0.000000 0.000021 0.006588 0.000283 0.000000

Sum 22.95509 0.479223 72.00000 396.0000 44.00000 4.880402 Sum Sq. Dev. 0.439957 0.002890 19.10204 117.8367 24.24490 2.623404

Observations 98 98 98 98 98 98

Sumber : Hasil Olahan Data EViews 9.0 (2018)

Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.2 diatas maka dapat diketahui bahwa:

1. Tax Avoidance

CETR merupakan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur seberapa besar tingkat Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) yang dilakukan oleh perusahaan. CETR itu sendiri dilihat dari Total Tax Paid dibagi dengan laba sebelum pajak (Pre-tax Income). Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 98 observasi sampel data diatas, nilai rata-rata (mean) pada CETR dari seluruh sampel Bank Umum yang terdaftar di BEI dalam penelitian ini adalah sebesar 0.234236dan nilai standar deviasi 0.067347. Hal ini menunjukan bahwa nilai rata-rata (mean) lebih tinggi dibandingkan nilai standar deviasi yang membuktikkan bahwa data di dalam variabel ini terdistribusi dengan baik. Probability jarque-Bera sebesar 6.851390 atau lebih besar daripada 0,05 maka data berdistribusi normal.

Nilai maksimum CETR sebesar 0.396656288 pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM) pada tahun 2014. Dari nilai maksimum tersebut menunjukan bahwa bank yang bersangkutan memiliki deteksi melakukan Tax Avoidance paling tinggi, sedangkan nilai minimum sebesar 0.004634825 dimiliki Bank of India

Pengaruh Karakter Eksekutif..., Abimanyu Miraj Saputro, Ak.-IBS, 2018

58

Indonesia (BSWD) pada tahun 2016, menunjukan bahwa bank yang bersangkutan tidak di deteksi melakUkan Tax Avoidance. Sementara itu, nilai standar deviasi untuk CETR adalah 0.067347 atau lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata yang menunjukan bahwa Tax Avoidance yang diproksikan dengan CETR memiliki sebaran variable yang kecil (pergerakan naik/turunnya kecil).

2. Karakter Eksekutif

Karakter Eksekutif merupakan variabel independen yang diproksikan dengan standar deviasi yang diukur dengan cara perhitungan standar deviasi. Variabel eksekutif sendiri memiliki nilai rata-rata (mean) dari 98 observasi sampel sebesar 0.004890 dengan nilai tengah (median) sebesar 0.003961 yang nilainya lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) yang menunjukan bahwa karakter eksekutif dalam perusahaan memiliki nilai sebaran yang besar (naik/turunnya besar).

Profitability jarque-Bera sebesar 9419.728 atau lebih besar daripada 0.05 maka terdistribusi normal.

Berdasarkan hasil tabel 4.2, nilai maksimum untuk karakter eksekutif sebesar 0.050137568 yang terjadi pada Bank of India Indonesia (BSWD) tahun 2016, sedangkan untuk nilai minimum terjadi pada Bank Nusantara Parahyangan (BACA) tahun 2014 dengan nilai sebesar 0.000474878. Nilai maksimum menunjukan bahwa tersebut memiliki deteksi karakter eksekutif terbesar dibandingkan dengan bank yang lainnya selama periode penelitian, sedangkan nilai minimum menunjukan bahwa bank

Indonesia Banking School tersebut memiliki deteksi karakter eksekutif terkecil dibandingkan dengan bank-bankn lainnya selama periode penelitian.

3. Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan variabel independen diukur dengan dummy, yang digunakan untuk mengetahui tingkat transparansi suatu perusahaan dari kualitas audit yang dihasilkan dimana perusahaan yang di audit oleh KAP Big Four diberikan nilai 1, dan perusahaan yang di audit oleh KAP non-Big Four diberikan nilai 0. Berdasarkan table 4.2. diatas, diketahui bahwa dari 99 observasi sampel, nilai rata-rata (mean) pada kualitas audit adalah sebesar 0.734694

.

Hasil menunjukan bahwa nilai rata-rata (mean) dibawah nilai median yang berarti bahwa rata-rata bank di audit menggunakan auditor non-Big four. Sementara itu, nilai standar deviasi untuk kualitas audit adalah 0.443766 atau lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) yang menunjukan bahwa Tax Avoidance yang diproksikan dengan CETR memiliki sebaran variabel yang kecil (pergerakan naik/turunnya kecil).

4. Komite Audit

Komite audit merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini untuk memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian internal perusahaan. Komite audit sendiri diukur dengan menggunakan jumlah komite di dalam sebuah bank.

Pengaruh Karakter Eksekutif..., Abimanyu Miraj Saputro, Ak.-IBS, 2018

60

Berdasarkan tabel 4.2. diatas, diketahui jika dari 99 observasi sampel, terdapat nilai rata-rata (mean) pada komite audit dari seluruh sampel Bank Umum yang terdaftar di BEI adalah sebesar 4.040816 sedangkan median dalam variabel ini sebesar 4.000000.

Hasil ini menunjukan bahwa nilai rata-rata (mean) lebih besar daripada nilai median, yang menunjukan bahwa rata-rata bank memiliki jumlah komite audit yang melebihi jumlah minimal anggota komite audit yang diatur oleh POJK. Sementara itu, nilai standar deviasi untuk komite audit adalah 1.102185 atau lebih kecil dari nilai rata-rata yang menunjukan bahwa komite audit memiliki sebaran variabel yang kecil (pergeakan naik/trunnya kecil).

5. Kompensasi Rugi Fiskal

Kompensasi rugi fiskal meruapakan variabel independen dalam penelitian ini yang merupakan suatu proses peralihan kerugian dari satu period eke periode lainnya yang menunjukan bahwa bank sedang mengalami kerugian dan tidak dikenakan beban pajak. Kompensasi dihitung dengan menggunakan variabel dummy. Berdasarkan table 4.2. diatas, diketahui bahwa dari 98 observasi, nilai rata-rata (mean) pada kompensasi dari seluruh sampel bank yang terdaftar di BEI adalah sebesar 0.448980. Kemudian median untuk kompensasi adalah 0.000000 yang menunjukan bahwa nilai rata-rata lebih besar dari nilai median yang diartikan bahwa bank yang memiliki kompensasi rugi fiskal yang lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak memiliki kompensasi rugi fiskal. Sementara itu, nilai standar deviasi untuk kompensasi adalah 0.499947 atau

Indonesia Banking School lebih besar dari nilai rata-rata (mean) yang menunjukan bahwa kompensasi rugi fiskal sebaran variabel yang besar (pergerakan naik/turunnya besar).

6. Profitabilitas (ROA)

ROA merupakan variabel independen yang digunakan untuk mengetahui profitabilitas bank pada periode tertentu yang diukur menggunakan rasio untuk menunjukan seberapa besar kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan.

Berdasrkan tabel 4.2. diketahui bahwa dari 98 observasi sampel, nilai rata-rata (mean) pada ROA dari seluruh sampel Bank Umum yang terdaftar di BEI adalah sebesar 0.049800, kemudian median untuk variabel ROA sendiri adalah sebesar 0.013799.

Hasil ini menunjukan bahwa nilai rata-rata (mean) lebih besar daripada nilai median yang berarti bahwa rata-rata bank memiliki ROA yang lebih banyak dibandingkan dengan bank lainnya. Sementara itu, nilai standar deviasi untuk ROA adalah 0.164455 atau lebih besar dari nilai rata-rata (mean) yang menunjukan bahwa ROA memiliki sebaran variabel yang besar (pergerakan naik/turunnya besar).

Berdasarkan hasil tabel 4.2, nilai maksimum untuk ROA sebesar 0.878883338 yang terjadi pada Bank Mandiri (BMRI) pada tahun 2013, sedangkan untuk nilai minimum terjadi pada Bank Negara Indonesia (BBNI) tahun 2014 dengan nilai sebesar 0.002599631. Nilai maksimum menunjukan bahwa tersebut memiliki deteksi ROA terbesar dibandingkan dengan bank yang lainnya selama periode penelitian, sedangkan

Pengaruh Karakter Eksekutif..., Abimanyu Miraj Saputro, Ak.-IBS, 2018

62

nilai minimum menunjukan bahwa bank tersebut memiliki deteksi ROA terkecil dibandingkan dengan bank-bank lainnya selama periode penelitian.

Dokumen terkait