Penelitian ini menguji pengaruh keberadaan komite audit terhadap hubungan positif antara risiko perusahaan dan konservatisme akuntansi. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh terhadap hubungan positif antara risiko perusahaan dan konservatisme akuntansi. Penelitian mengenai hubungan risiko perusahaan dengan konservatisme akuntansi mendorong peneliti untuk menguji ulang dan memasukkan komite audit sebagai variabel moderasi.
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui pengaruh keberadaan komite audit terhadap hubungan positif antara risiko perusahaan dengan konservatisme akuntansi.
Landasan Teori .1 Teori Keagenan
- Konservatisma Akuntansi
 - Teori Akuntansi Positif (Positif Accounting Theory)
 - Sumber-Sumber Konflik Bondholders-Shareholders
 - Risiko Perusahaan
 - Komite Audit
 - Laporan keuangan sebagai informasi pengambilan keputusan keuangan
 
Kedua, manajer secara implisit berkomitmen untuk menggunakan akuntansi konservatif secara konsisten untuk membangun reputasi sebagai perusahaan yang menyajikan laporan keuangan konservatif. Watts (2003) menegaskan bahwa konservatisme akan membatasi manajer dalam memasukkan bias dan gangguan ke dalam laporan keuangan. Komite audit bertugas membantu dewan komisaris dalam memantau proses pelaporan keuangan yang dilakukan manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan (Bradbury et al. 2004).
Almilia (2004): Semakin tinggi rasio utang terhadap total aset, maka semakin besar kemungkinan perusahaan menyajikan laporan keuangan yang cenderung tidak konservatif dan tidak optimis. Salah satu tugas komite audit adalah mengawasi proses pelaporan keuangan perusahaan dan mengadakan pertemuan rutin dengan audit eksternal dan internal untuk memberikan nasihat profesional atas laporan keuangan perusahaan, proses audit, dan pengawasan internal. Hasil tersebut juga mendukung bahwa komite audit menjalankan fungsinya sebagai kelompok profesional yang memberikan nasihat kepada komisaris, khususnya terkait transparansi pelaporan keuangan. Hal ini juga menunjukkan bahwa kehadiran komite audit dapat menjamin pelaporan keuangan yang lebih berkualitas.
Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Konservatisme akuntansi dapat meminimalkan konflik kebijakan dividen antara pemegang saham dan pemegang obligasi, dan semakin tinggi derajat konservatisme maka semakin rendah biaya utang. Tingkat kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi perusahaan terkemuka. Temuan ini mendukung prediksi teori sinyal mengenai pengaruh tingkat kesulitan keuangan terhadap tingkat konservatisme akuntansi.
Mengeksplorasi kualitas laba sebagai variabel mediasi dalam hubungan antara mekanisme tata kelola perusahaan dan nilai perusahaan. Mekanisme tata kelola perusahaan terdiri dari: a) kepemilikan manajemen berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, b) dewan pengawas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dan c) komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kualitas laba bukan merupakan variabel mediasi dalam hubungan antara mekanisme tata kelola perusahaan dan nilai perusahaan.
Empat variabel kontrol yaitu LEV, SDROA, IOS dan SIZE berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. IOS berpengaruh positif terhadap akun diskresioner, sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan IOS dapat menyebabkan penurunan kualitas laba. Kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kualitas laba (discretionary accruals), namun berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Variabel kontrol: Ukuran KAP berpengaruh negatif (positif) terhadap diskresi akrual (kualitas laba) namun tidak berpengaruh terhadap nilai. Leverage dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas laba, namun keduanya berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kerangka Berpikir
Menurut Scott (1997), salah satu faktor yang mendorong manajer melakukan aktivitas manajemen laba adalah kontrak hutang. Sweeney (1994) menemukan bahwa perusahaan secara signifikan meningkatkan laba sehingga rasio utang terhadap ekuitas dan cakupan bunga pada frekuensi tertentu. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kontrak utang menurut Ahmed et.al (2002) akan memasukkan konservatisme dalam dua cara, yaitu: Pertama, pemegang obligasi secara eksplisit dapat mewajibkan penggunaan akuntansi konservatif.
Jadi jika manajer menerapkan akuntansi konservatif maka akan menghasilkan keuntungan dan aset yang dapat membatasi pembayaran dividen kepada pemegang saham. Oleh karena itu, penggunaan akuntansi yang lebih konservatif akan memperkecil kemungkinan pembayaran dividen kepada pemegang saham menjadi terlalu tinggi. Berkenaan dengan pembayaran dividen, karena manajer berada pada posisi yang kurang menguntungkan, manajemen cenderung lebih bersedia menerima risiko dengan lebih mengadopsi konservatisme akuntansi.
Di satu sisi dikatakan bahwa semakin tinggi risiko perusahaan maka laporan keuangan akan disusun oleh manajemen secara konservatif karena adanya tekanan dari pemegang hutang (Ahmed 2002, Widodo 2005 dan Widanaputra 2007). Perbedaan hasil ini mendorong peneliti untuk melakukan pengujian kembali dan memasukkan komite audit sebagai variabel moderasi. Rianingsih (2008), perusahaan yang memiliki komite audit akan memiliki peringkat utang yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki komite audit. 2006) menyatakan bahwa keberadaan komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas laba dan juga nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q.
Rachmawati dan Triatmoko, 2007 menemukan hal sebaliknya yaitu keberadaan komite audit dan komposisi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap diskresi akrual (kualitas laba) dan nilai perusahaan. Ada kemungkinan keberadaan komite audit dan komposisi proksi independen yang tinggi tidak menjadi jaminan kinerja perusahaan akan membaik, sehingga pasar menilai keberadaan komite audit dan komposisi proksi independen tidak menjadi faktor, mempertimbangkan penilaian perusahaan.
Konsep Penelitian
Hipotesis Penelitian
Pengaruh keberadaan komite audit pada hubungan risiko perusahaan dan konservatisma akuntansi
Hasil penelitian Mayangsari dan Wilopo (2002) mendukung hipotesis bahwa semakin tinggi tingkat konservatisme yang diterapkan perusahaan maka semakin tinggi pula nilai pasar perusahaan tersebut. Dalam Widanaputra (2007), langkah-langkah manajemen di atas dapat dijelaskan dengan konsep teori prospek yang menyatakan bahwa seseorang. Penerapan prinsip konservatisme akuntansi dalam kaitannya dengan penerbitan dividen akan menimbulkan konflik antara manajemen dan pemegang saham.
Dengan mewajibkan adanya komite audit pada perusahaan yang go public, diharapkan pengambilan keputusan manajemen diarahkan pada maksimalisasi tata kelola perusahaan yang baik, tidak hanya dari sudut pandang pemegang saham tetapi juga kreditur. Rianingsih (2008), perusahaan yang memiliki komite audit akan memiliki peringkat utang yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki komite audit. Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas laba dan juga nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q.
Rancangan Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data .1 Jenis Data
Sumber Data
Populasi dan Sampel Penelitian
Dari 612 perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan sejak tahun 2005 hingga 2009, terdapat 358 perusahaan yang tidak mencerminkan penerapan akuntansi konservatif, dan sebanyak 16 perusahaan mempunyai aset bersih negatif.
Variabel Penelitian .1 Identifikasi Variabel
Definisi Operasional Variabel .1 Variabel independen
- Variabel dependen
 - Variabel Moderasi
 
Variabel independen dalam penelitian ini adalah risiko perusahaan yang diisi dengan rasio utang terhadap ekuitas mengacu pada pengukuran yang digunakan oleh Tarjo (2003), Holidya Lestari (2004) dan Putri dan Nasir (2006). Struktur modal optimal perusahaan atau “rasio utang optimal” adalah 50%, yaitu struktur modal yang mampu menurunkan rata-rata biaya modal sebesar 12,5%. Risiko keuangan adalah risiko yang timbul akibat ketidakmampuan perusahaan dalam membayar bunga dan angsuran dalam kondisi perekonomian yang memburuk.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi mengacu pada pengukuran yang dilakukan Givoly dan Hayn (2002), Dahlia Sari (2004), A.A.A. Konservatisme diukur dengan melihat selisih laba bersih sebelum pos luar biasa ditambah penyusutan dan arus kas dari aktivitas operasi. Secara khusus penelitian ini menggunakan total akrual tidak termasuk penyusutan (laba bersih sebelum luar biasa ditambah beban penyusutan dikurangi arus kas operasi) yang di deflasi dengan rata-rata aset (Widanaputra, 2007) dengan diberi simbol CONACC.
Laporan laba rugi yang konservatif menunda pengakuan pendapatan yang belum direalisasi dan biaya-biaya yang terjadi pada periode tersebut segera dibebankan pada periode tersebut daripada membentuk cadangan (beban ditangguhkan) di neraca, dalam Sari (2004). Hasil perhitungan CONACC diatas dikalikan -1 sehingga semakin besar konservatisme yang ditunjukkan maka semakin besar nilai CONACC. Komite Audit yang diukur sebagai tolak ukur jumlah anggota komite audit mengacu pada pengukuran yang dilakukan oleh Rustiarini (2009).
Tehnik Pengumpulan Data
Prosedur Penelitian
Teknik Analisis Data .1 Uji Asumís Klasik
Uji Hipotesis Penelitian Uji Interaksi
Statistik Deskriptif
Konservatisme mempunyai nilai mean sebesar 0.073933 dengan standar deviasi risiko bisnis (risk) mempunyai nilai mean sebesar 1.8354 dengan standar deviasi sebesar 1.79774; Komite Audit mempunyai nilai mean sebesar 2,9822 dengan standar deviasi sebesar 0,37754. Berdasarkan Tabel 5.1 terlihat nilai mean dan standar deviasi seluruh variabel secara keseluruhan bernilai positif.
Hasil Uji Asumsi Klasik .1 Uji normalitas
Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Menentukan ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari (1) nilai toleransi dan (2) variance inflasi faktor (VIF). Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 5.2, nilai toleransi variabel independen tidak kurang dari 10% atau 0,1 dan nilai variance inflasi faktor (VIF) semuanya kurang dari 10 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas antar variabel. variabel bebas (independen).
Uji autokorelasi
Uji heteroskedastisitas
Hasil Pengujian Hipotesis
Hal ini menunjukkan bahwa risiko perusahaan berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap konservatisme akuntansi pada tingkat kepercayaan 95 persen. Artinya semakin tinggi risiko perusahaan yang diproksikan dengan hutang maka semakin tinggi pula tingkat konservatisme akuntansi. Hasil pengujian hipotesis pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa variabel interaksi antara variabel RISK dan KOMDIT mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,002 dan tingkat signifikansi sebesar 0,046.
Hasil ini menunjukkan bahwa komite audit mempengaruhi hubungan positif antara risiko perusahaan dan konservatisme akuntansi.
PEMBAHASAN
- Risiko Perusahaan dan Konservatisma Akuntansi
 - Komite Audit dan Konservatisma Akuntansi
 - Risiko Perusahaan, Komite Audit dan Konservatisma Akuntansi
 - Simpulan
 - Saran
 
Penelitian Krishnan dan Visuanathan (2006) menunjukkan bahwa keberadaan dan ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap derajat konservatisme pelaporan keuangan dan latar belakang keahlian komite audit juga berhubungan positif dengan konservatisme. Perbedaan temuan penelitian mengenai hubungan risiko bisnis dan konservatisme akuntansi membuat penulis menggunakan variabel komite audit sebagai variabel yang berinteraksi. Komite audit merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik.
Interaksi antara risiko perusahaan dengan komite audit menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,046 yang berarti komite audit berpengaruh. Oleh karena itu komite audit merupakan variabel moderasi dalam hubungan positif antara risiko perusahaan dan konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa keberadaan komite audit dalam perusahaan dapat mengurangi masalah keagenan.
Komite audit mampu menjalankan fungsinya sebagai profesi pemberi opini kepada komisaris terutama dalam hal transparansi laporan keuangan, sehingga hal ini juga menunjukkan bahwa kehadiran komite audit dapat memberikan laporan keuangan yang lebih berkualitas. Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas laba dan juga nilai perusahaan yang dihitung menggunakan Tobin's Q. BAB VII. Temuan ini menunjukkan bahwa komite audit menjalankan fungsinya sebagai sebuah profesi, memberikan pendapat kepada komisaris, khususnya mengenai transparansi laporan keuangan, mengawasi proses pelaporan keuangan perusahaan, dan mengadakan pertemuan rutin dengan audit eksternal dan internal untuk memberikan pandangan profesional mengenai hal tersebut. laporan keuangan perusahaan, proses audit dan pengendalian internal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi dan dapat diperkuat dengan adanya komite audit. Komite audit sebagai variabel moderasi diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam mengurangi masalah keagenan sehingga dapat menciptakan manajemen perusahaan yang lebih baik.