• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. PLN (Persero) UPT MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. PLN (Persero) UPT MAKASSAR "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

102 MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. 102 MACAKKA. Vol. 02, No.03, September 2021, pp 102-107

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. PLN (Persero) UPT MAKASSAR

Dzul Ikhsan Nur M.1, Rahmawati Umar 2, Nurhani 3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1dzulikhzan0102@gmail.com, 2rahmawatiumar67@gmail.com, 3nurhani.ypup@gmail.com

ABSTRACT

This research aimed to find out if: 1) emotional intelligence affects employee’s performance, 2) Work stress affect employee’s performance, 3) Emotional intelligence and works stress had effect on work performance simultaneously. Technique sampling was saturated sampling. The total population was 58 respondents. Technique of data analysis was descriptive analysis and multiple regression analysis. This research found that: 1). Emotional intelligence had positive and significant on employees’ performance at PT. PLN (Persero) UPT Makassar. 2). Work stress had negative and significant effect on employee’s performance.3). Emotional intelligence and stress work had positive and negative effect simultaneously on employees’ performance at PT. PLN (Persero) UPT of Makassar city.

Keywords: Emotional intelligence, Work stress and Work performance.

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia yang unggul bukan hanya seseorang yang mempunyai keilmuan (IQ) saja tetapi sumber daya manusia yang unggul juga seseorang yang memiliki kemampuan menyikapi setiap kondisi yang dihadapi sehingga mampu memberikan yang terbaik bagi perusahaan yang mampu mewujudkan eksistensi bagi perusahaan.

Sudah tidak dapat di pungkiri bahwa kesuksesan dan keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual saja tetapi keberhasilan dan kesuksesan atau kinerja seseorang juga di pengaruhi oleh kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat besar.

Kecerdasan emosional bukanlah muncul dari pemikiran intelek yang jernih, tetapi dari pekerjaan hati manusia. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting sebagai penggerak dinamika perusahaan. Setiap manusia ingin berprestasi dalam segala hal, terutama dalam bidang pekerjaan. kesuksesan dalam bekerja tidak hanya didukung dari kemampuan intelektual saja, namun juga didukung oleh kemampuan mengelola emosi yang menunjukkan baik tidaknya cara berinteraksi kepada orang lain.

Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas suatu

program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi perusahaan yang dituang melalui perencanaan strategis suatu perusahaan. Kinerja dapat diketahui atau di ukur jika individu atau sekelompok pegawai telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang sangat penting dan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga keberadaannya harus diperhatikan, dikelola dan ditingkatkan kualitasnya.

Fenomena yang ditemukan yakni kecerdasan emosional bisa dikatakan sangat kurang dan masih perlu di kembangkan, begitupun stres kerja masih sering terjadi terhadap pegawai, oleh karena itu kecerdasan emosional ini sangat di perlukan untuk sukses dalam bekerja dan menghasilkan kinerja yang menonjol dalam pekerjaan, serta dapat menanggulangi stres/stres kerja yang terjadi pada pegawai.

Oleh karena itu tujuan melakukan penelitian mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan stres kerja terhadap kinerja pegawai, agar menciptakan lingkungan kerja yang sehat antara pegawai dan atasan, serta meningkatkan sumber daya manusia yang unggul. Keberhasilan seorang pemimpin dengan gaya kecerdasan emosional yang dimiliki akan menunjang terbentuknya suatu gaya kecerdasan emosional yang efektif.

(2)

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin membawa pengaruh besar terhadap kelangsungan kegiatan dan perkembangan perusahaan. Gaya kecerdasan emosional adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan mengacu pada berbagai uraian yang telah disebutkan, maka judul dari penelitian ini adalah: ”Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. PLN (Persero) UPT Makassar.

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT.PLN (Persero) UPT Makassar, 2) Apakah stres kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT. PLN (Persero) UPT Makassar, 3) Apakah kecerdasan emosional dan stres kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT. PLN (Persero) UPT Kota Makassar.

Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai pada PT. PLN (Persero) UPT Makassar, 2) Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai pada PT. PLN (Persero) UPT Makassar, 3) Untuk mengetahui secara simultan pengaruh perilaku kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai pada PT.

Bumi Sarana Beton kota Makassar.

TINJAUAN LITERATUR

Geloman dalam Rauf (2019) berpendapat “Kecerdasan emosi atau emotional inteligence merujuk pada kekampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain. Goleman dalam Rauf (2019) ”Mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kekampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan”.

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Tohardi dalam (Sutrisno, 2017).

Menurut Robbins & Timothy dalam Riesvi et al (2020) Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta mengolah petunjuk-petunjuk dan informasi emosional.Menurut Goleman dalam Riesvi et

al (2020), kecerdasan emosional adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur (evolusi), dan emosi juga sebagai perasaan dan juga fikiran-fikiran khas, suatu keadaan biologis dan psikologi serta serangkaian kecendrungan untuk bertindak. Sedangkan menurut Agustian dalam Riesvi et al (2020), “kecerdasan emosional mengatakan bahwa orang yang memiliki kecerdasan otak saja (IQ) atau orang yang memiliki gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia kerja atau lebih buruk lagi tersingkir diakibatkan rendahnya kecerdasan emosi dan hati mereka. Dan menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kunci utama kecerdasan seseorang.

Menurut Goleman dalam Rauf (2019) kecerdasan emosional menentukan potensi kita untuk mempelajari keterampilan-keterampilan praktis yang didasarkan pada lima indikator : 1. Kesadaran diri, mengetahui apa yang kita

rasakan suatu saat dan menggunakannya untuk mengambil keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realitas atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

2. Pengaturan diri, mengenai emosi kita sedemikian hingga berdampak positif terhadap pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menundak kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih kembali dari stres emosi.

3. Motivasi, menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

4. Empati, merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif mereka menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam- macam orang.

5. Keterampilan sosial, menangani emosi dengan baik ketika hubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berintraksi dengan lancar perselisihan dan untuk bekerja sama

dan bekerja dalam tim.

(3)

104 MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. 104 MACAKKA. Vol. 02, No.03, September 2021, pp 102-107

Menurut Suwanto & Priansa, dalam Tahir (2018), stres kerja adalah suatu kondisi dimana terdapat satu atau beberapa faktor di tempat kerja dimana mereka berinteraksi satu dengan yang lain timbul perasaan yang mengganggu kondisi fisiologi dan perilaku.

Menurut Triatna, dalam Tahir (2018), stres adalah suatu keadaan dimana kondisi fisik dan/atau pesikisnya terkena gangguan baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya sehingga mengakibatkan ketegangan dan menyebabkan munculnya perilaku tidak biasa (yang dikategorikan menyimpang) baik fisik, sosial maupun pesikis.

Menurut Sarooj & Maad, dalam Budiyono (2016), ada tiga klasifikasi penyebab stres kerja:

1. Organizational stressor, yang secara langsung terkait dengan lingkungan kerja dan fungsi secara langsung dengan pekerjaan.

2. Life events, yang tidak dipengaruhi oleh aspek organisasi tetapi lebih didominasi dari peristiwa kehidupan individu.

3. Individual stressor, terkait dengan karakteristik yang dimiliki masing-masing individu dalam memandang lingkungannya.

Kinerja dapat didefinisikan sebagai prestasi yang dicapai oleh pegawai melalui proses yang benar dalam melaksanakan tugasnya dalam periode tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan (Rahmad dkk, 2018).

Mangkunegara dalam Uha (2018) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang di berikannya atau pelaksanaan pekerjaan baik yang bersifat fisik maupun nonfisik (mental dan nonmental).

Kinerja merupakan konstruksi multidimensional mencakup banyak faktor mempengaruhinya yang bersumber dari internal maupun eksternal individu. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja secara umum Uha (2018) yaitu:

1. Faktor individual

Faktor personal meliputi pengetahuan, keterampilan, kemampuan kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.

2. Faktor tim

Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan satu tim, kepercayaan terhadap sesama, kekompakan dan keeratan anggota.

3. Faktor kecerdasan emosional

Faktor kecerdasan emosional meliputi kualitas seorang pemimpin dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan bagi para kariawannya.

4. Faktor sistem

Faktor sistem meliputi fasilitas kerja atau insfrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi.

5. Faktor situasional

Faktor situasional atau konsteksional meliputi stres dan dinamika lingkungan internal dan eksternal.

Penelitian yang dapat mendukung penelitian ini, pertama penelitian yang dilakukan oleh Asadi (2017), dengan judul penelitian “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Kota Malang.

Dengan hasil penelitian yaitu Penelitian ini menunjukkan kecerdasan emosional (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, begitupun stres kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Rusdiawan Rauf, Andi Dorawati, dan Hardianti dengan judul penelitian “.Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja pegawai Pada PT. Semen Tonasa Kebupaten Pangkep. Dengan hasil penelitian yaitu Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada bagian depertemen sumber daya manusia PT.

Semen Tonasa.

Hasil analisis membuktikan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, begitu juga stres kerja terbukti berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja.

Rumusan Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 :Perilaku kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT. PLN (Persero) UPT Makassar

H2 :Stres kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT. PLN (Persero) UPT Makassar

H3 :Secara simultan kecerdasan emosional dan stres kerja

(4)

berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT. PLN (Persero) UPT Makassar.

Gambar 1. Model Penelitian Gambar 1. Model Penelitian

H1

H3

H2

Sumber: Ikhsan (2021).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di PT. PLN (Persero) UPT Makassar, mengenai data yang diperoleh dalam bentuk angka, dari yang diperoleh dari kuesioner yang didistribusikan terkait dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini menggunakan tipe data primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan distribusi kuesioner, dan skala likert.

Penelitian ini dilakukan di PT. PLN (Persero) UPT Makassar yang berlokasi di Jl.

Gunung Latimojong No.21 Gaddong, Kec.

Bontoala, kota Makassar, Sulawesi selatan.

Penelitian ini dilakukan kurang lebih sekitar dua bulan.

Dalam Penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah : data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data yaitu : data primer dan data sekunder.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai kantor pusat PT.

PLN (Persero) UPT Makassar yang berjumlah 58 pegawai. sampel dalam penelitian ini adalah 58 pegawai. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) observasi, 2) kuesioner.

Variabel dalam penelitian ini adalah 1) variabel bebas (kerecrdasan emosional dan stres kerja), 2) variabel terikat (kinerja Pegawai).

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

B Std.

Error

1

(Constant) 20.837 7.948 Kecerdasan

emosional .382 .099 Stres kerja -.405 .169 a. Dependent Variable: kinerja pegawai Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan hasil olah data, maka dapat disusun hasil analisis regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = a+bx1+bx2+e

Y = 20.837 + (0.382) X1 + (-0.405) X2 Dari persamaan regresi linear berganda, dapat diinterprestasikan beberapa hal antara lain : a. Nilai Konstanta sebesar 20.837 ini

menunjukkan bahwa kinerja pegawai akan tetap konstanta jika tidak ada pengaruh dari variabel kecerdasan emosional dan stres kerja.

b. Variabel kecerdasan emsoiona (X1) memiliki koefisien regresi sebesar 0.382 yang berarti kecerdasan emosional (X1) berpengaruh Positif terhadap kinerja pegawai (Y).

c. Variabel stres kerja (X2) memiliki koefisien regresi sebesar -0.405 yang berarti stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai (Y).

Tabel 2. Hasil Uji Parsial (Uji-T)

Variabel kecerdasan emosional (X1) nilai thitung ( 3.875 ) ≥ ttabel (2.004), atau sig 0.000 ≤ 0.05 yang berarti variabel kecerdasan

Model T Sig.

(Constant) 2.622 .011

Kecerdasan

emosional 3.875 .000

Stres kerja -2.396 .020

Model T Sig.

1

(Constant) 2.622 .011

Kecerdasan

emosional 3.875 .000

Stres kerja -2.396 .020 a. Dependent Variable: kinerja pegawai

Sumber : data primer diolah (2021).

Stres Kerja (X2)

Kinerja Pegawai

(Y) Kecerdasan

Emosional (X1)

(5)

106 MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. MACAKKA Journal. 106 MACAKKA. Vol. 02, No.03, September 2021, pp 102-107

emosional berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) .

Variabel stres kerja (X2) thitung (2.396) >

ttabel (2.004), atau sig 0.020 < 0.05 yang berarti variabel stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y).

Tabel 3. Hasil Uji Simultan (Uji-F) ANOVAa

Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

1 Reg ress ion

279.784 2 139.89 2

13.9

71 .000b Res

idua l

550.699 55 10.013 Tot

al 830.483 57

a. Dependent Variable: kinerja pegawai b.Predictors: (Constant), kecerdasan emosional, stres kerja.

Sumber : data primer diolah (2021).

Nilai Fhitung = 13.971 dan nilai Ftabel = 3.165 serta nilai sig = 0.000, maka dapat disimpulkan nilai Fhitung ≥ Ftabel (13.971 ≥ 3.165 ) atau nilai sig ≤ 0.05 (0.000 ≤ 0.05) hal ini berarti bahwa secara simultan (bersama – sama) variabel independen (X1 dan X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Tabel 4. Model Summary

Mode

l R R

Square Adjus

ted R Squar

e

Std. Error of the Estimate 1 .580a .337 .312 3.164 a.Predictors:(Constantkecerdasan emsoional, stres kerja.

Sumber : data primer diolah (2021).

Nilai R2 sebesar 0,337. Yang berarti pengaruh kecerdasan emosional (X1) dan stres kerja (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) sebesar 33.7%, sedangkan pengaruh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini adalah sebesar 66.3 %.

Berdasarkan hasil uji hipotesis terbukti bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Perilaku kepemimpinan (X1) t-

hitung (2.875) ≥ t- tabel (2.004) serta nilai sig (0.000 ≤ 0.05 ). Hal ini berdasarkan teori menurut teori Agustian dalam Riesvi et al (2020), “kecerdasan emosional mengatakan bahwa orang yang memiliki kecerdasan otak saja (IQ) atau orang yang memiliki gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia kerja atau lebih buruk lagi tersingkir diakibatkan rendahnya kecerdasan emosi dan hati mereka.

Dan menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kunci utama kecerdasan seseorang.

Dengan kata lain bahwa semakin baik kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang maka semakin meningkatnya kinerja pegawai di PT PLN (Persero) UPT Makassar Kota Makassar, dan pegawai dapat bekerja sama dengan baik dengan atasannya sehingga pegawai bisa mempertanggung jawabkan setiap pekerjaan yang diberikan dan dapat menghasilkan kualitas pekerjaan yang memuaskan.

Dari hasil uji hipotesis terbukti bahwa stres kerja berpengaruh negaif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini dibuktikan dengan uji- t stres kerja(X2) thitung (2.396) ≥ T tabel (2.004) dengan nilai sig (0.020 ≤ 0.05).

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian sebelumnya oleh Asadi, dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai begitu juga stres kerja terbukti berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai. Dalam hal ini menunjukkan semakin rendah stres kerja terhadap kinerja pegawai maka semakin baik kinerja perusahaan dengan memiliki komitmen terhadap suatu pekerjaan akan mengembangkan loyalitas dan kesetiaan terhadap perusahaan.

Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis ketiga menunjukkan berpengaruh dan signifikan dikarenakan Fhitung (13.971) ≥ Ftabel( 3.165) dengan nilai signifikan sebesar 0.000 ≤ 0.05. maka dapat dikatakan bahwa perilaku kecerdasan emosional dan stres kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan secara bersama – sama terhadap kinerja pegawai. Hal ini sesuai teori Hennry Simamora dalam (Mangkunegara) yang menyatakan kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya kemampuan dan keahlian,attitude/sikap, kepribadian, kecerdasan emosional, budaya organisasi dan lain – lain.

(6)

PENUTUP

Hasil penelitian membuktikan bahwa:

1) Berdasarkan analisis secara parsial (Uji- t ), ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa variabel independen, yaitu kecerdasan emosional (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) pada PT. PLN (Persero) UPT Makassar. Maka dinyatakan hipotesis pertama diterima. 2) Berdasarkan analisis regresi secara parsial (Uji- t), ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa variabel independen, yaitu stres kerja (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja pegawai (Y) PT. PLN (Persero) UPT Makassar. Maka dinyatakan hipotesis kedua diterima . 3. Berdasarkan analisis secara simultan (Uji- F ), ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa variabel dependen, yaitu kecerdasan emosional (X1) dan stres kerja (X2) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT. PLN (Persero) UPT Makassar. Maka dinyatakan hipotesis ketiga diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Asadi. (2017). Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Stres Kerja Terhadap Kinerja.Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi 4 (01) : 6.

Diakses pada tanggal 15 agustus 2020

melalui website

:https://45.32.120.76/index.php/refrensi/

article/view/556

Budiyono, R. (2016). Pengaruh tipe Kecerdasan emosional Terhadap Kinerja Dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Mediasi. Jurnal STIE Semarang. 8 (03):

142. Diakses pada tanggal 20 agustus 2020 melalui website : http://jurnal3.stiesemarang.ac.id/index.p hp/jurnal/article/view/55

Darodjat, T, A. (2015). Manajemen Personalia.

Cetakan Kesatu. Bandung : PT Rafika Aditama.

Edison, E; Anwar, Y; & Komariyah, I. (2017).

Manajemen Sumber Daya Manusia.

Cetakan kedua. Bandung: Alfabeta.

Hasibuan, M,S,P (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan kedua puluh satu. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Khairizah, A; Noor, I; & Suprapto, A. (2015).

Pengaruh Gaya Kecerdasan emosional

Terhadap Kinerja Pegawai. 3 (07) : 1268-1272. Diakses pada tanggal 12 agustus 2020 melalui website : http://administrasipublik.studentjournal.

ub.ac.id/index.php/jap/article/view/950/

464

Mangkunegara, A, P (2017). Evaluasi Kinerja Sdm. Cetakan Ketujuh. Bandung : PT Rafika Aditama.

Priyanto, P & Haryono S. (2020). Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja, Lingkungan Kerja Terhadap Intensi Ternover.Jurnal Manajemen Dewantara. 4 (01) : 45.

Diakses pada tanggal 14 agustus. 2020

melalui website :

https://jurnal.ustjogja.ac.idindex.php/ma najemendewantara/article/view/7672 Riesvi, A; lie, D; Evendi, & Sherly.(2020).

Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Manajemen dan Keuangan. 2 (02): 242. Diakses pada tanggal 1 September 2020 melalui website:

https://sultanist.ac.id/index.php/sultanist /article/view/176.

Rauf R, ; Dorowati A, & Herdianti .(2020).

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal of Manajemen & Business. 2 (02) : 245.

Diakses pada tanggal 23 agustus 2020

melalui website :

https://journal.stieamkop.ac.id/index.ph p/seiko/article/view/652

Rachman, T. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan kesatu. Bogor: Ghalia Indonesia.

Suhermayanti, (2018). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Meningkatkan Kompetensi, Kinerja dan Produktivitas Kerja..

Cetakan Kedua. Bandung : PT Rafika Aditama.

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Cetakan Kedua puluh Lima. Bandung : Alfabeta

Sutrisno, E. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan kesembilan. Jakarta:

Kencana.

Uha, N, I. (2017). Budaya Organisasi Kecerdasan emosional dan Kinerja . Cetakan pertama. Depok : Kencana.

Wibowo, (2019). Manajemen Dari Fungsi Dasar Ke Inovasi.. Cetakan pertama. Depok : PT. Rajagrafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

Variabel-variabel yang bisa digunakan untuk mengetahui pengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi terdapat banyak, namun dalam penelitian ini hanya menggunakan Kecerdasan Emosional,