• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemandirian Belajar dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas XI MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Kemandirian Belajar dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas XI MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Pengaruh Kemandirian Belajar dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Ilmu Fikih Kelas XI MA Al-Ishlah Bungkal Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015”. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah terkait pengaruh kemandirian belajar dan gaya belajar terhadap hasil belajar ilmu fiqih di kelas XI MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015. Adakah hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar Fiqih siswa kelas XI MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015?

Apakah kemandirian belajar dan gaya belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar Fiqih siswa kelas XI MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo tahun ajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar Fiqih siswa kelas XI MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui apakah kemandirian belajar dan gaya belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar Fiqih siswa kelas XI MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini mengetahui apakah terdapat pengaruh kemandirian belajar dan gaya belajar terhadap hasil belajar fiqih.

Landasan Teori 1. Hasil Belajar

Mata Pelajaran Fiqih a. Pengertian Fiqih

Makna yang dimaksud adalah upaya Aklijah memahami ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah. Menurut istilah fiqh adalah ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum syariat 'amaliyah, yang hukum-hukumnya bersumber dari dalil-dalil yang terperinci dan merupakan rangkuman dari hukum-hukum syara. Memperbaiki kesalahan, kelemahan akidah siswa, mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

12. Sumber Hukum Islam dan Hukum Taklifi. 13. Prinsip Dasar Istinbaath Dalam Fiqih Islam. 14. Prinsip-prinsip Ushul Fiqih dan Penerapannya.

Kemandirian Belajar

Menurut Haris Mujiman, belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetisi untuk mengatasi suatu permasalahan, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau keterampilan yang dimilikinya. Kozma, Belle dan Williams mendefinisikan pembelajaran mandiri sebagai upaya otomatis seorang individu siswa untuk mencapai kompetensi akademik tertentu. Sedangkan menurut Knowless, kemandirian belajar bukan berarti belajar sendiri, dan dalam belajar mandiri siswa dapat bertanya, berdiskusi atau meminta penjelasan orang lain.

Siswa harus memiliki kreativitas dan inisiatif sendiri serta mampu bekerja secara mandiri dengan mengacu pada bimbingan yang diterimanya. Banyak siswa menggunakan bahan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajarnya dengan cara mereka sendiri di bawah kendali mereka sendiri. Jika jawabannya tidak sepenuhnya positif, dia akan memutuskan untuk tidak mengambil langkah pembelajaran. e) Tahap evaluasi, setelah keputusan belajar (atau tidak belajar) diambil, peserta didik akan melakukan evaluasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mampu mandiri dalam belajar, terlihat dari cara memulai belajar, mengatur waktu dalam belajar mandiri, melakukan pembelajaran dengan cara dan teknik sesuai dengan kemampuan dan sikapnya. . mampu mengenali kekurangannya sendiri. Kemandirian siswa dalam belajar akan terwujud sangat tergantung pada melihat, merasakan dan melakukan kegiatan belajar atau kegiatan belajar sehari-hari siswa tersebut di lingkungan tempat tinggalnya. D. Orang yang sukses dalam belajar dan bekerja, karena selalu mengutamakan kedisiplinan diatas segala tindakan dan perbuatan.

Dalam pembelajaran kita banyak menemukan permasalahan, maka kita akan mencari cara untuk memecahkan permasalahan tersebut. Pemecahan masalah merupakan suatu pemikiran yang langsung ditujukan untuk mencari jalan keluar/jalan keluar dari suatu permasalahan tertentu. 39 Seseorang yang belajar mandiri akan berkonsultasi jika dirinya sendiri tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dan merasa perlu meminta bantuan kepada orang lain. Dalam belajar, siswa tidak bisa lepas dari berbagai hal yang dapat mengantarkannya pada keberhasilan belajar.

Proses belajar mandiri adalah meningkatnya keinginan dan keterampilan siswa dalam proses belajar tanpa bantuan atau mandiri. Belajar mandiri melatih kemandirian siswa agar tidak bergantung pada kehadiran guru.43 Siswa menggunakan seluruh kemampuannya sebagai landasan dalam melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai hasil belajar.

Gaya Belajar

Menurut Nasution, gaya belajar adalah suatu cara yang konsisten yang digunakan siswa untuk menangkap rangsangan atau informasi, cara mengingat, memikirkan dan memecahkan masalah. 46 Menurut Robert E. Slavin, gaya belajar adalah suatu orientasi untuk mendekati tugas-tugas belajar dan informasi untuk diproses dengan cara-cara. cara tertentu.47. Menurut Hamzah Uno, gaya belajar adalah cara belajar siswa yang khas, baik yang berkaitan dengan cara menerima dan mengolah informasi, sikap terhadap informasi, maupun kebiasaan yang berkaitan dengan lingkungan belajar.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar merupakan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk dapat menyerap informasi kemudian mengorganisasikan dan mengolah informasi dalam proses pembelajaran. Individu dengan gaya belajar visual cenderung senang mengikuti arahan, mengamati gambar, dan mengulas peristiwa secara langsung. 50.. a) Ciri-ciri gaya belajar visual. 51. Gaya belajar auditori adalah gaya belajar yang mengandalkan pendengaran untuk dapat memahami dan mengingat.

Di sini penerapan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi lebih efektif. a) Ciri-ciri gaya belajar auditori 54. Siswa dengan gaya belajar ini belajar melalui gerak dan sentuhan 56.. a) Ciri-ciri gaya belajar kinestetik 57. Setelah mengetahui perbedaan-perbedaan gaya belajar, maka tentunya dapat dianalisis gaya belajar yang mana. kecenderungan yang dimilikinya.

Mengetahui kecenderungan gaya belajar yang dimiliki tentunya akan memudahkan proses dan hasil belajar seseorang atau siswa. Setelah mengetahui kecenderungan gaya belajar anak atau siswa, maka akan lebih mudah dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan, menyesuaikan dengan gaya belajar anak atau siswa. Hubungan kemandirian belajar dan gaya belajar dengan hasil belajar Pentingnya kemandirian bagi siswa dapat dilihat dari situasi.

Hubungan Kemandirian Belajar dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Pentingnya kemandirian bagi peserta didik, dapat dilihat dari situasi

Tentunya jika seseorang atau siswa mengetahui kemampuan belajar yang dimilikinya, ia dapat dengan mudah memilih dan memutuskan bagaimana ia ingin belajar nantinya. Siswa belajar dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya, tentunya akan lebih mudah bagi mereka dalam menyerap materi pelajaran. Untuk mencapai strategi yang efektif, seseorang harus mengetahui sejumlah konsep yang akan menuntunnya menemukan strategi belajar yang paling efektif bagi dirinya.

Salah satu jenis strategi pembelajaran yang mampu menciptakan kemandirian adalah strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh Dave Meier. Dave Meier menghadirkan sistem lengkap untuk melibatkan panca indera dan emosi dalam proses pembelajaran yang merupakan cara belajar alami yang dikenal dengan model SAVI yaitu Somatik, Auditori, Visual dan Intelektual. Persiapan Tujuan tahap persiapan adalah membangkitkan minat peserta didik, memberikan perasaan positif terhadap pengalaman belajar yang akan datang dan menempatkannya pada situasi belajar yang optimal.

Pendahuluan Tujuan tahap ini adalah membantu siswa menemukan materi pembelajaran baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indera, dan cocok untuk semua gaya belajar. Pelatihan, tujuan fase ini adalah membantu siswa mengintegrasikan dan memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dengan cara yang berbeda. Kemajuan hasil, tujuan dari fase ini adalah untuk membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan barunya dalam pekerjaan sehingga hasil pembelajaran dapat dipertahankan dan terus berkembang.

Dalam proses pembelajaran diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang baik, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti derajat kemandirian siswa dalam belajar dan gaya belajar siswa. Sedangkan gaya belajar otomatis bergantung pada pembelajar, artinya setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Gaya belajar dapat menentukan hasil belajar seorang anak jika kita memberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya.

Telaah Pustaka

Penelitian saat ini mengkaji kemandirian belajar dan gaya belajar terhadap hasil belajar fiqh yang terdiri dari 3 variabel, teknik pengumpulan data menggunakan angket dan teknik dokumentasi. Kedua, tesis Ima Widya Astuti pada tahun 2011 yang berjudul “Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Kelas VI MIN Lengkong Sukorejo. Dengan kesimpulan, (a) gaya belajar sebagian besar siswa kelas IV MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo Auditori .

Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yaitu pada kategori matematika terdapat 7 responden dengan hasil belajar atau 31,18%, pada kategori sedang 6 responden atau 27,27%, dan pada kategori rendah 9 responden atau 40,90%. c) Tidak terdapat hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa kelas VI Matematika Lengkong Sukorejo Ponorogo tahun pelajaran 2011/2012. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VI MIN Lengkong Sukorejo Ponorogo tahun ajaran 2011/2012. Terdapat persamaan antara penelitian Ima Widya Astuti dengan penelitian saat ini, yaitu penelitian kuantitatif dan mengkaji gaya belajar dengan hasil belajar.

Meski berbeda, penelitian Ima Widya Astuti mengkaji gaya belajar dengan hasil belajar matematika. Penelitian saat ini mengkaji kemandirian belajar dan gaya belajar terhadap hasil belajar Fiqih yang merupakan penelitian regresi kuantitatif dengan 3 variabel, teknik pengumpulan data menggunakan angket dan teknik dokumentasi. Pada gaya belajar dengan tipe auditori ini, hanya 2 orang siswa yang lebih menekankan gaya belajarnya, sedangkan 3 orang siswa lainnya kurang menonjolkan gaya belajarnya.

Siswa yang menggunakan gaya belajar visual lebih mudah memahami materi dengan melakukan hal-hal yang disukainya, seperti mencatat, menggunakan alat bantu belajar, atau menggambar. Dua dari empat siswa ini menekankan gaya belajar tipe kinestetik. Terdapat persamaan antara penelitian Fauline Purnaningtiya dengan penelitian yang ada saat ini, yaitu sama-sama mempelajari gaya belajar siswa.

Kerangka Berpikir

Pengajuan Hipotesis Penelitian

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar fiqh siswa kelas XI MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo. Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar fiqh pada kelas XI MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo Tahun. Ho: Kemandirian belajar dan gaya belajar tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fiqh siswa kelas XI MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo tahun ajaran 2014/2015.

Ha : Kemandirian belajar dan gaya belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fiqih siswa kelas XI MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi matematika dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar matematika