• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 2549-6182 (Online)

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI 2015-2017 Rosfianti M. Yadasang1, H. Muhammad Suun2, Fadliah Nasaruddin3

1,2,3) Program Magister Akuntansi, Universitas Muslim Indonesia

1) rosfianti.yadasang@yahoo.co.id

ABSTRACT

Research this aiming to (1) test and analyze influence ownership institutional to avoidance tax; (2) test and analyze influence ownership managerial to avoidance tax; (3) test and analyze influence board commissioner independent to avoidance tax. Data used in research this is data secondary obtained from report finance company that banking listed on the Indonesia Stock Exchange period 2015 -2017.

Technique taking sample conducted with purposive sampling. Total company that banking made into sample as much 10 company so the total sample research are 30. Method the analysis is analysis multiple linear regression. Based on results testing conducted on research this obtained that in a manner partial ownership institutional have influence that significant to avoidance tax with significance at 0.019.

Ownership managerial have influence negative significant to avoidance tax with significance amounting to 0,033, the council commissioner independent have influence positive significant to avoidance tax with significance at 0,000. While in a manner simultaneous ownership institutional, ownership managerial and board commissioner independent take effect significant to avoidance tax with significance amounting to 0.002.

Keywords: ownership institutional, ownership managerial, board commissioner independent and avoidance tax.

History of article Received: 16-05-2019 Reviewed: 18-05-2019 Revised: 20-05-2019 Accepted: 21-05-2019 Published: 30-06-2019

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada tahun 2015 pencapaian

penerimaan dari sektor pajak tercatat Rp 1.060,83 triliun dari target yang ditetapkan

yaitu Rp 1.294,26 triliun. Jumlah tersebut mencapai angka 81,96 % dari target.

Selanjutnya realisasi tahun 2016 mencapai angka Rp 1.105,81 triliun dari target yang ditetapkan yaitu Rp 1.355,20 triliun. Jumlah tersebut baru mencapai 81,60 % dari target yang ditetapkan. Terakhir pada tahun 2017 tercatat realisasi penerimaan pajak mencapai angka Rp 1.147,59 triliun dari target yang ditetapkan Rp 1.283,6 triliun Angka tersebut mencapai 91,0 % dari target. Pemerintah belum mampu merealisasi penerimaan pajak secara maksimal menimbulkan pertanyaan apakah dari sisi wajib pajak terdapat beberapa tindakan agresivitas pajak, atau memang pemungutan yang dilakukan belum mampu berjalan secara maksimal. Penerimaan pajak

harus mampu mencapai tingkat yang maksimal karena hasil penerimaan pajak nantinya akan digunakan untuk pembiayaan negara maupun daerah. Fluktuasi kegiatan perekonomian yang dialami perusahaan kerap tidak mendapatkan toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak yang progresif dan stabil. Pengaruh fluktuasi kegiatan perekonomian tersebut, tentu akan berakibat terhadap pelaporan keuangan perusahaan dan pelaporan. Penghindaran pajak adalah salah satu cara untuk menghindari pajak secara legal yang tidak melanggar peraturan perpajakan[1].

Penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan tidak terlepas dari pimpinan- pimpinan perusahaan selaku pemegang kebijakan atas setiap kegiatan ekonomi. Setiap pimpinan perusahaan memiliki karakter yang berbeda-beda serta tujuan yang berbeda. CEO dapat memengaruhi keputusan penghindaran pajak dengan mengatur “tone at the top

berkaitan dengan kegiatan pembayaran pajak perusahaan[2].

(2)

Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap penghindaran pajak ? 2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap penghindaran pajak ? 3. Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap penghindaran pajak ?

Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian:

1. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap penghindaran pajak!

2. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap penghindaran pajak!

3. Untuk menganalisis pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhadap penghindaran pajak!

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan Manfaat sebagai berikut:

1. Mampu memberikan kontribusi dalam bidang akuntansi terutama bidang perpajakan mengenai karakteristik perusahaan yang melakukan penghindaran pajak.

2. Mampu memberikan masukan kepada pembuat peraturan atau dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak bagi kebijakan perpajakan yang dapat mencegah tindak penghindaran pajak oleh perusahaan.

3. Mampu memberikan kegunaan bagi masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam memilih perusahaan, baik sebagai investor maupun konsumen

4. Mampu memberikan masukan kepada pemegang saham perusahaan untuk mekanisme perusahaan mana yang dapat dipilih untuk memberi stimulus pada manajer agar berpihak pada kepentingan pemegang saham.

5. Mampu memberikan kontribusi sebagai bahan kajian untuk penelitian selanjutnya mengenai perilaku penghindaran pajak perusahaan berikutnya, khususnya di Indonesia.

TINJAUAN LITERATUR

Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pajak merupakan kontribusi wajib bagi perorangan atau badan (perusahaan) yang disetorkan kepada negara. Namun demikian, para pemilik modal memiliki sifat enggan

untuk mengorbankan sebagian laba yang diperoleh dari hasil operasi perusahaan. Para pemilik saham perusahaan juga tidak bisa mengelak sepenuhnya dari kewajiban mereka untuk membayar pajak tetapi hanya dapat mengurangi jumlah pajak yang disetorkan tanpa ada implikasi terjadinya restitusi pajak atau kurang bayar pajak.

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan pihak yang memonitor perusahaan dengan kepemilikan institusi yang besar (lebih dari 50%) mengidentifikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen lebih besar[3]. Institusi dapat berupa perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dana pensiun, dan institut lainnya. Adanya kepemilikan institusional disuatu perusahaan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Pihak institusional yang menguasai saham lebih besar dari pemegang saham lainnya, maka dapat melakukan pengawasan lebih besar terhadap kebijakan manajemen, sehingga manajemen akan menghindari perilaku yang akan merugikan pemegang saham dan melindungi investasi mereka dalam perusahaan.

1. Kepemilikan manajerial

Struktur kepemilikan perusahaan berdasarkan proporsi saham yang dimiliki dikelompokkan menjadi kepemilikan manajerial (manajerial ownership) dan kepemilikan institusional (institutional ownership). Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan..

Menurut beberapa literatur pemisahan antara kepemilikan perusahaan dengan kontrol perusahaan menimbulkan agency problem sebagai akibat dari konflik antara shareholder dan manajer perusahaan[4]. 2. Dewan komisaris independen

Fungsi yang dijalankan dewan komisaris adalah fungsi pengawasan dimana dewan komisaris mengawasi kebijakan yang akan diambil. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebijakan perusahaan akan lebih teruji lagi karena telah melalui pengawasan dewan komisaris. Demikian juga keputusan yang akan diambil perusahaan akan lebih memperhatikan aspek-aspek yang ada seperti aspek hukum

(3)

ISSN: 2549-6182 (Online) yang berlaku, sehingga pengambilan

keputusan perusahaan akan dapat menghasilkan keputusan yang lebih rendah risiko.

Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran Pajak

Hubungan keagenan merupakan hubungan kontraktual satu orang atau lebih (principal) melibatkan orang lain (agent) untuk bertindak atas nama mereka dimana termasuk mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada para agen[4]. Dalam hubungan keagenan juga tidak selamanya agen bertindak sesuai kepentingan principal. Dengan demikian, principal perlu mengeluarkan insentif yang diberikan kepada agent agar mereka dapat membatasi perbedaan kepentingan perusahaan yang kepemilikan sahamnya lebih besar dimiliki oleh institusi perusahaan lain maupun pemerintah, maka kinerja manajemen untuk dapat memperoleh laba yang diinginkan akan cenderung diawasi oleh investor institusi tersebut. Hal tersebut mendorong manajemen untuk dapat meminimalkan nilai pajak yang terutang oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Shafer dan Simmons[8] menemukan bahwa kepemilikan institusional memainkan peran penting dalam memantau, mendisiplinkan dan mempengaruhi manajer dalam manajemen pajak. Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh kepemilikan institusional terhadap penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap tax avoidance[3].

Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Penghindaran Pajak

Agency theory menyatakan bahwa manajer dalam mengelola perusahaan mempunyai tanggung jawab yang besar.

Manajer harus dapat mengoptimalkan profit perusahaan, yang nantinya akan dilaporkan kepada pemilik perusahaan. Dengan adanya tanggung jawab yang besar, tentu manajer menginginkan imbalan yang besar juga.

Dengan demikian dalam perusahaan terdapat dua kepentingan yang berbeda yaitu kepentingan untuk mengoptimalkan profit bagi pemilik perusahaan (principle) dan kepentingan untuk mendapatkan imbalan yang besar bagi manajer (agent). Penelitian yang dilakukan oleh Pramudito dan Sari[5], menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial

berpengaruh negatif signifikan terhadap tax avoidance.

Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen Terhadap Penghindaran Pajak Hubungan keagenan, pemilik saham sebagai principal menginginkan agar manajer sebagai agent bertindak sesuai dengan kepentingan principal. Principal menginginkan agent untuk meningkatkan kinerja dan melakukan efisiensi biaya, termasuk biaya pajak yang timbul dari jumlah pertambahan kekayaan yang dimiliki principal. Dengan demikian, keberadaan komisaris independen ini dapat menghambat kepentingan pemilik saham karena komisaris independen yang memiliki fungsi pengawasan dan diasumsikan tidak terpengaruh dengan kepentingan pemilik saham akan sebisa mungkin meminimalkan tindakan efisiensi biaya pajak atau penghindaran pajak. Dengan adanya dewan komisaris independen diharapkan dapat terjadi keseimbangan antara manajemen perusahaan dan para stakeholder dalam perusahaan.

Berbagai pemahaman mengenai corporate governance berkembang berdasarkan pada agency theory dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan dengan baik, untuk memastikan bahwa manajer (agent) melakukan pengelolaan perusahaan dengan penuh kepatuhan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance[6].

Rumusan Hipotesis

H1: kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak.

H2: kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak.

H3: dewan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak.

Praktik penghindaran pajak perusahaan dapat dipengaruhi oleh kepemilikan instituional, kepemilikan manajerial, dan dewan komisaris independen. Teori agensi merupakan hubungan keagenan sebagai kontral kerja sama (nexus of contract) di mana satu atau lebih principal (pemimpin) menggunakan orang lain (agen) untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Disini, principal adalah mereka yang memegang

(4)

saham, pemilik, dan investor. Sedangkan, agen adalah orang yang ditunjuk oleh principal sebagai manajer untuk melaksanakan tugas yang diberikan dan pelaksanaannya dapat mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan. berdasarkan pada teori agensi yang menjelaskan hubungan antara manajer dengan pemilik, dimana yang sudah disebutkan pada penjelasan sebelumnya, dimana agen memiliki tanggung jawab moral pada principal untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat, dan sebagai imbalannya agen akan memperoleh kompensasi yang sesuai dengan kontrak yang sudah ditandatangani sebelumnya, sehingga para manajer akan berusaha sekuat tenaga, bahkan memanfaatkan cara yang ada namun aman agar dapat memaksimalkan keuntungan . Salah satu caranya adalah dengan melakukan praktik penghindaran pajak.

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan, maka terbentuklah kerangka konseptual dari penelitian ini. Dalam kerangka penelitian dijelaskan atau digambarkan bagaimana hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini adalah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan proporsi dewan komisaris independen Variabel dependen pada penelitian ini adalah penghindaran pajak.

Berikut ini adalah model penelitian yang digambarkan dalam penelitian ini:

Gambar 1. Model Penelitian

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kuantitatif dengan melakukan studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) khususnya perusahaan perbankan selama tahun 2015- 2017.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2017.

Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 40 perusahaan perbankan akan tetapi yang memenuhi kriteria hanya 10 perusahaan perbankan dengan total data sebanyak 30 selama 3 tahun.

Teknik Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subjek peneliti, sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif. Berikut adalah kriteria-kriteria pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dalam penelitian ini:

1. Perusahaan perbankan Umum yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama tahun pengamatan, yakni dari tahun 2015 sampai 2017.

2. Perusahaan memiliki kelengkapan data mengenai variabel yang akan diteliti tersedia dalam laporan keuangan tahunan perbankan yang diterbitkan pada sejak tahun 2015-2017.

3. Perusahaan perbankan umum yang memiliki laba.

4. Perusahaan perbankan umum yang menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang pelaporan.

Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan tahunan dan laporan keuangan semua perusahaan Perbankkan tahun 2015-2017 yang terdaftar di BEI dan dapat diakses dari www.idx.co.id atau dari situs masing-masing perusahaan. Data penelitian ini juga termasuk data panel karena berasal dari objek yang berbeda-beda dan secara runtun waktu.

Teknik Pengumpulan Data

Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh atau dicatat pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan Kepemilikan Institusional

(X1)

Institusional Kepemilikan Manajerial

(X2)

Proporsi Dewan Komisaris Independen (X3)

Penghindaran Pajak (Y)

(5)

ISSN: 2549-6182 (Online) yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dari

penelitian ini mengambil dari:

1. Buku-buku yang berhubungan dengan manajemen perpajakan

2. Jurnal-jurnal, tesis dan bahan dari internet yang berhubungan dengan perpajakan.

3. Data yang dipublikasikan di BEI dari tahun 2015-2017 dan annual report yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda untuk menguji hipotesis, mengikuti Ngadiman dan Puspitasari[3], dengan model penelitian sebagai berikut:

CETRi,t = α + β1INSTi,t + β2MANAJi,t + β3DKIi,t + ε

Keterangan:

CETR = penghindaran pajak α = konstanta

β1INST = kepemilikan institusional β2MANAJ = kepemilikan manajerial β3DKI = dewan komisaris

ε = error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka tahap berikut adalah melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, berikut disajikan tabel 1 yang merupakan hasil uji regresi linear berganda sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 11.967 3.662 3.268 .003

Kepemilikan Institusional

.079 .031 .408 2.509 .019

Kepemilikan Manajerial

-.361 .161 -.487 -2.249 .033

Dewan Komisaris

2.326 .565 .940 4.114 .000

a. Dependent Variable: Penghindaran Pajak

Sumber: data diolah (2019).

Pembahasan

Pengaruh kepemilikan institusional terhadap penghindaran pajak

Tabel 1 menunjukkan bahwa kepemilikan institusional memiliki tingkat signifikan sebesar 0,019 yaitu lebih kecil dari 0,05. Nilai t yang bernilai +2,509 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat positif terhadap variabel dependen. Hal ini berarti H1 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya variasi tax avoidance ditentukan oleh variabel kepemilikan institusional.

Dengan melihat hasil penelitian ini, maka dapat di katakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh dalam terciptanya penghidaran pajak yang tinggi. Karena para investor dalam menginestasikan dananya dalam suatu perusahaan menginginkan laba yang tinggi, sehingga para manajer dalam perushaan berusaha meminimalisirkan pelaporan pajaknya dan meningkatkan laba.

Dengan adanya kepemilikan institusional menyebabkan perilaku manajer lebih terkontrol dengan baik oleh pihak pemegang saham eksternal.

Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap penghindaran pajak

Tabel 1 menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial memiliki tingkat signifikan sebesar 0,033 yaitu lebih kecil dari 0,005. Nilai t yang bernilai -2,249 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat negatif terhadap variabel dependen Hal ini berarti H2 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak.

Semakin besar kepemilikan manajerial yang harus ditanggung perusahaan maka akan semakin menurun penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan.

Dengan melihat hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap penghindaran

(6)

pajak. karena apabila manajer memiliki saham yang besar pada suatu perusahaan maka akan mengurangi perilaku manajemen dalam mementingkan diri sendiri, sehingga pihak manajemen cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan yang akan berdampak langsung pada dirinya selaku pemegang saham. Adanya kepemilikan manajerial dalam perusahaan memberikan dampak yang baik, terhadap kelangsungan hidup perusahaan karena manajer akan menggunakan tingkat kehati hatian yang tinggi dalam mengambil keputrusan.

Pengaruh dewan komisaris independen terhadap penghindaran pajak

Tabel 1 menunjukkan bahwa dewan komisaris memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari 0,05. Nilai t yang bernilai +4,114 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat positif terhadap variabel dependen. Hal ini berarti H3 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak. Temuan ini memiliki arti bahwa semakin besar persentase variabel dewan komisaris independen dapat digunakan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian dalam sebuah perusahaan oleh direksi dan manajemen, sehingga keberadaan mereka tidak hanya formalitas belaka[9].

Dengan melihat hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh terhadap penghindaran pajak, karena dalam suatu perusahan dewan komisaris merupakan pihak penengah antara inestor dan manajer, sehingga perusahaan yang memiliki dewan komisaris cenderung memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Dewan komisaris berfungsi untuk mengontrol tindakan yang dilakukan oleh manajer dan inestor.sehingga adanya dewan komisaris independen dalam suatu perusahaan dapat meminimalisirkan terjdinya kecurangan- kecurangan pada perusahaan.

PENUTUP

Simpulan

Simpulan dari penelitian mengenai pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan dewan komisaris independen terhadap penghindaran pajak pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengambil data dari tahun 2015-2017 sebagai berikut:

1. Kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan tahun 2015- 2017.

2. Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan tahun 2015- 2017.

3. Dewan komisaris independen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan tahun 2015- 2017.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi investor, jika ingin berinvestasi berupaya untuk mendapatkan informasi yang sedini mungkin agar tidak terjadi informasi asimetris dalam pengambilan keputusan investasi.

2. Bagi perusahaan, sebaiknya memberikan keterbukaaan informasi tentang laporan keuangannya agar para investor dapat mengakses dengan mudah informasi yang dibutuhkan dan agar tidak menimbulkan kerugian bagi pihak investor dan perusahaan sendiri.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini hanya menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, diharapkan untuk dapat menggunakan perusahaan dengan sektor yang berbeda.

(7)

ISSN: 2549-6182 (Online) DAFTAR PUSTAKA

[1] Dyreng. 2010. The Effects of Executives on Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review American Accounting Association.

85 (4): 1163–1189.

[2] Jensen, M.C., & Meckling, W.H. 1976.

Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial and Economics. 3: 305-360.

[3] Maharani, G.A.C., & Suardana, K.A. 2014.

Corporate governance, profitabilitas, karakteristik eksekutif, tax avoidance E- jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9 (2): 525-539.

[4] Mahulae, E.E., Pratomo, D., & Nurbaiti, A.

2016. Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit terhadap tax avoidance. e-Proceeding of Management. 3 (2): 16-26.

[5] Ngadiman, & Puspitasari, K. 2015.

Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan. Jurnal

Akuntansi. 18 (3).

http://journal.tarumanagara.ac.id. Diakses pada tanggal 20 September 2018.

[6] Pramudito, B.W., & Sari, M.M.R. 2015.

Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan Komisaris terhadap Tax Avoidance.

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 13 (3): 705-722.

[7] Eksandy, A. 2017. Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit dan Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 1 (1): 1-20.

[8] Shafer, W.E., & Simmons, R.S. 2008.

Social Responsibility, Machiavellianism and Tax Avoidance: A Study of Hong Kong Tax Professionals. Accounting, Auditing, and Accountability Journal. 21 (5): 695-720.

[9] Annisa, N.A., & Kurniasih, L. 2012.

Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi dan Auditing. 8 (2): 95-189.

Referensi

Dokumen terkait

pengelolaan administrasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, penerapan dan penegakan Perda dan Peraturan Bupati,

SIMPULAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pengaruh komite audit, dewan komisaris independen, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan studi