• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Uptd Pprd Bapenda Provinsi Kaltim Wilayah Kutai Kartanegara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Uptd Pprd Bapenda Provinsi Kaltim Wilayah Kutai Kartanegara"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada UPTD PPRD Bapenda Provinsi Kaltim Wilayah Kutai Kartanegara yang terletak pada, Jl. Robert Wolter Mongisidi, Rampangan kecamatan Tenggarong, kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur kode pos 75511, adalah tempat peneliti melakukan penelitiannya. Ini merupakan salah satu tempat pelayanan di Kota Tenggarong milik pemerintah provinsi Kalimantan Timur. Peneliti memilih UPTD PPRD Bapenda Provinsi Kaltim Wilayah Kutai Kartanegara karena ingin mengetahui gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja dalam menjalankan tugasnya sebagai salah satu pusat pelayanan kota.

B. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Dimana bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel penelitian. Untuk mendapatkan data menggunakan angket/kuesioner yang berisi pertanyaan untuk mendapatkan informasi dari responden.

C. Populasi dan pengambilan sampel 1. Populasi

Menurut Handayani (2020), Populasi adalah keseluruhan dari setiap elemen yang akan diteliti yang memiliki karakteristik yang sama, seperti individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau objek penelitian. Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti adalah karyawan. di UPTD PPRD Bapenda Provinsi Kaltim Wilayah

(2)

Kutai Kartanegara yang berjumlah 35 orang yang berstatus ASN maupun yang NON ASN.

Tabel 3.1 Karyawan UPTD PPRD Bapenda Provinsi Kaltim Wilayah Kutai Kartanegara

Status pegawai Jumlah

Karyawan UPTD PPRD Bapenda Provinsi Kaltim Wilayah Kutai Kartanegara (PNS)

18 Non PNS Karyawan UPTD PPRD Bapenda Provinsi Kaltim

Wilayah Kutai Kartanegara

17

Jumlah 35

Sumber : SDM UPTD PPRD Bapenda Provinsi Kaltim Wilayah Kutai Kartanegara

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dikarenakan populasi kecil, maka pada penelitian ini peneliti mengambil seluruh populasi tersebut untuk dijadikan sampel (Muhyi, 2018).

Jika, jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika, populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya (Arikunto, 2012).

Berdasarkan penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang responden, maka penulis mengambil 100% jumlah populasi yang ada pada UPTD PPRD Bapenda Provinsi Kaltim Wilayah Kutai Kartanegara yaitu sebanyak 35 orang responden. Dengan demikian penggunaan seluruh populasi tanpa harus menarik sampel penelitian sebagai unit observasi disebut sebagai teknik sensus (Arikunto, 2012).

(3)

3. Teknik pengambilan sampel

Sugiyono (2017) menyatakan bahwa teknik sampel yaitu : “Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, Ada beberapa teknik pengambilan sampel yang digunakan, termasuk Probability Sampling dan Non- probability Sampling. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh yang termasuk dalam Non-probability Sampling..

Sugiyono (2017) Sampling jenuh, atau sensus, didefinisikan sebagai teknik penentuan sampel di mana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Biasanya, metode ini digunakan ketika jumlah populasi relatif kecil atau dalam penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil. Dalam istilah lain, sampel jenuh berarti mengambil semua anggota populasi sebagai sampel penelitian.

D. Definisi operasional dan pengukuran variabel

Menurut Sugiyono (2018) definisi operasional dalam variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari objek atau kegiatan yang diamati dan diukur oleh peneliti untuk ditarik kesimpulannya. Definisi operasional variabel pada penelitian ini diantaranya variabel independen yaitu gaya kepemimpinan (X1), lingkungan kerja (X2), dan variabel dependen kinerja karyawan (Y).

1. Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen atau variabel terikat. Menurut Sugiyono (2018) variabel independen adalah variabel-variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).

(4)

2. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya tergantung pada variabel bebas atau variabel yang sedang diobservasi dalam penelitian. Variabel dependen merupakan variabel yang diukur dan diamati untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadapnya. Menurut Sugiyono (2019) variabel dependen disebut juga variabel output, kriteria, dan konsekuen.

Tabel 3.2Variabel dan Indikator

Variabel Definisi Operasional Indikator Gaya

Kepemimpinan (X1)

Gaya kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahannya, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2017).

1. Kemampuan kerjasama

& hubungan yang baik 2. Kemampuan yang

efektivitas

3. Kepemimpinan yang partisipatif

4. Kemampuan dalam mendelegasikan tugas atau waktu

5. Kemampuan dalam mendelegasikan tugas dan wewenang.

(Veitzhel Rivai, 2018) Lingkungan kerja

(X2)

Lingkungan kerja merupakan lingkungan kerja fisik dan sosial yang meliputi kondisi fisik, ruang, tempat, peralatan kerja, jenis pekerjaan, atasan, rekan kerja, bawahan, orang diluar perusahaan, budaya perusahaan, kebijakan dan peraturan- peraturan perusahaan (Tran, 2020).

1. Hubungan rekan kerja setingkat

2. Hubungan atasan dengan karyawan

3. Kerjasama antar karyawan 4. Fasilitas

5. Peralatan kerja yang memadai.

(Siagian, 2014)

(5)

Kinerja

Karyawan (Y)

kinerja yaitu hasil kerja dan perilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas- tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2019).

1. Kualitas (mutu) 2. Kuantitas (Jumlah) 3. Waktu (jangka waktu) 4. Ketepatan waktu

(Kasmir, 2019)

E. Jenis data dan sumber data 1. Jenis Data

Informasi yang disajikan sebagai angka daripada kata-kata linguistik dikenal sebagai data kuantitatif. Uraian luas tentang subjek penelitian, bersama dengan sinopsis pendirian, visi, dan misinya, atau kuesioner yang membahas masalah yang dihadapi disertakan dalam data kualitatif penelitian. metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian kuantitatif deskriptif dalam penelitian ini Penelitian ini dilakukan untuk memahami nilai variabel mandiri, baik itu satu variabel atau lebih (independen), tanpa melakukan perbandingan atau menghubungkannya dengan variabel lain.

(sugiono, 2017).

2. Sumber data a) Data primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018). Sumber data primer berupa hasil observasi

(6)

lapangan dan jawaban responden yang akan diukur dengan menggunakan instrumen penelitian (kuesioner) yang bertujuan untuk mengetahui jawaban responden atas pertanyaan yang diberikan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada UPTD PPRD Bapenda Provinsi Kaltim Wilayah Kutai Kartanegara.

b) Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018). Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku literature, jurnal, artikel, dan data-data yang dibutuhkan peneliti.

F. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara dan menggunakan kuesioner. Wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab (sugiono, 2019). Sedangkan kuesioner adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan serangkaian pertanyaan atau penjelasan tertulis kepada responden (sugiyono, 2019).

G. Teknik analisis data

Proses mencari dan mengikuti informasi secara sistematis dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, mengorganisasikan informasi ke dalam kategori-kategori, menguraikannya ke dalam unit-unit, mensintesiskannya, memadatkannya ke dalam pola-pola, menyeleksi, menyeleksi apa yang penting dan apa yang telah dipelajari, dan menggambar. kesimpulan adalah jalan yang mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Data kuantitatif adalah metode penelitian

(7)

yang didasarkan pada positivis (data konkrit), data penelitian berupa angka-angka yang diukur dengan menggunakan statistik sebagai penguji perhitungan dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. membuat kesimpulan (Sugiyono, 2018).

Sugiyono, (2015), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Pada penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert yang dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.3 Skala Likert

No. Alternatif Jawaban Nilai

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak setuju (TS) 2

5. Sangat tidak setuju (STS) 1 Sumber Sugiyono, 2015

1. Uji kualitas data a) Uji Validitas

Sugiyono, (2018) menyatakan bahwa uji validitas adalah penyetaraan h Data yang dilaporkan oleh peneliti adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu kuesioner benar atau tepat. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu menggambarkan dengan tepat hal yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas pada setiap pertanyaan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi tertentu (misalnya α = 0,05). Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, maka instrumen

(8)

tersebut dianggap valid. Sebaliknya, jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel, maka instrumen dianggap tidak valid.

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yaitu tingkat konsistensi dan kekokohan data atau bukti.

Informasi yang tidak dapat diandalkan tidak bisa diproses lebih lanjut karena mengarah pada kesimpulan yang menyimpang. Suatu alat ukur dikatakan handal apabila pengukurannya memberikan Reliabilitas mengacu pada hasil yang konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas biasanya dilakukan setelah uji validitas dan uji validitas. berupa pernyataan atau pertanyaan. Alpha Cronbach, yang berkisar antara 0,50 hingga 0,60 (sugiono, 2018).

2. Uji Asumsi Klasik a) Uji normalitas

Uji normalitas adalah uji normalitas yang mengukur apakah data berdistribusi normal atau berlainan untuk keperluan statistik. Penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, dimana data dianggap normal jika nilai signifikansi Monte Carlo > 0,05. uji normalitas dan non normalitas dapat digunakan untuk menentukan apakah histogram atau kurva normal memenuhi kriteria (Ghozali, 2017).

b) Uji Multikolinearitas

Menurut (Ghozali, 2016) pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Untuk menemukan ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF). Tolerance

(9)

mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di bawah 10.

c) Uji Heteroskedasitas

Uji ini digunakan untuk mengecek apakah dalam suatu model regresi terjadi variasi yang tidak merata dari residual antara satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variasi ini berbeda, maka disebut sebagai heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mengidentifikasi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi linier berganda adalah dengan memeriksa scatterplot atau nilai prediksi variabel terikat (SRESID) dengan residual error (ZPRED). Jika tidak terdapat pola tertentu dan variasi tidak menyebar secara merata di atas dan di bawah angka nol pada sumbu y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas. Model yang baik adalah yang tidak mengalami heteroskedastisitas. (Ghozali, 2016).

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda ketika peneliti memprediksi bagaimana keadaan variabel dependen akan naik dan turun (kriteria) ketika nilai dua atau lebih variabel independen seperti prediktor berubah (memanipulasi) (Sugiyono, 2017).

Menurut Sugiyono (2017) persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

(10)

𝑌=𝑎+𝑏

1

𝑋

1

+𝑏

2

𝑋

2

+𝜀

Keterangan :

Y = Variabel Kinerja Karyawan 𝑎 = Konstanta

𝑏1 ,2 , = Koefisien regresi variabel independen

𝑋1 = Variabel gaya kepemimpinan

𝑋2 = Variabel lingkungan Kerja 𝜀 = standar error 4. Uji Hipotesis

a) Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji T)

Menurut (Ghozali, 2013) “uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen”. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika uji t statistik signifikan > 0,05 mak H0 diterima dan Hα ditolak 2. Jika uji t statistik siginifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan Hα diterima b) Uji Signifikansi pengaruh simultan (Uji F)

Menurut (Ghozali, 2013) “uji statistik F digunakan untuk mengetahui semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen atau variabel terikat” Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%), dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika uji F statistik signifikan lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Hα ditolak

(11)

2. Jika uji F statistik signifikan lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak Hα diterima c) Uji Determinasi

Menurut Ghozali & Imam, (2016), uji kepastian bertujuan untuk mengukur seberapa besar model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

5. Analisis Koefisien Korelasi

Menurut Sugiyono (2018) korelasi parsial digunakan untuk analisis atau pengujian hipotesis apabila peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel independen dengan dependen, dimana salah satu variabel independennya dikendalikan (dibuat tetap).

Perhitungan korelasi parsial dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

a) Korelasi antara X1 dengan Y apabila X2 tetap

Gambar 3.1 Sumber : Sugiono (2018) b) Korelasi antara X2 dengan Y apabila X1 tetap

Gambar 3. 2 Sumber : Sugiono (2018) 𝑅y𝑥1. 𝑥2 = 𝑟𝑦𝑥1 − 𝑟𝑦𝑥2. 𝑟𝑥1𝑥2

𝑅y𝑥2. 𝑥1 = 𝑟𝑦𝑥2 − 𝑟𝑦𝑥1. 𝑟𝑥1𝑥2

(12)

Keterangan :

𝑅y𝑥1. 𝑥 : Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama- sama dengan variabel Y

𝑟𝑦𝑥 : korelasi Product Moment antara X1 dengan Y 𝑟𝑦𝑥2 : korelasi Product Moment antara X2 dengan Y 𝑟𝑥1𝑥2 : korelasi Product Moment antara X1 dengan X2 r : Koefisien Korelasi

y : Variabel Terikat (Dependen

Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤ r ≤ +1 dimana:

1) Apabila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik sebesar 1 atau sebaliknya.

2) Apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.

3) Apabila r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun sebesar 1 atau sebaliknya.

Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka penulismenggunakan pedoman sebagai berikut:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

(13)

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2018)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sugiyono (2013:13) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

“Dengan demikian metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,