PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebaliknya, orang yang tidak mempunyai perilaku inovatif hanya akan bertahan dalam suatu keadaan tanpa ada usaha untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Pentingnya perilaku inovatif harus dikembangkan oleh organisasi kemahasiswaan untuk mencapai tujuan organisasi dan dapat memberikan perubahan signifikan yang bermanfaat bagi organisasi atau bagiannya, sehingga arah organisasi tidak terhambat meski di masa pandemi Covid-19. Anggota organisasi bertahan dalam keadaan sendirian tanpa melakukan perubahan dalam organisasi akibat penerapan ide, guna mengidentifikasi rendahnya perilaku inovatif anggota organisasi dalam menyikapi permasalahan yang terjadi.
Dalam hal ini terdapat permasalahan perilaku inovatif di kalangan anggota Organisasi Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Langkat di masa pandemi Covid-19. Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa perilaku inovatif merupakan hal yang harus ada dalam diri anggota organisasi di masa depan. pandemi Covid-19 saat ini untuk membuat keadaan menjadi lebih baik. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kepribadian proaktif mempunyai korelasi positif yang signifikan terhadap perilaku inovatif pada guru.
Anggota organisasi hanya bertahan dalam situasi tanpa adanya perilaku inovatif dari anggota untuk memecahkan masalah seperti perbaikan yang dapat mengubah dan menguntungkan organisasi atau bagian-bagiannya. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh kepribadian proaktif terhadap perilaku inovatif di kalangan anggota HMI Cabang Langkat pada masa pandemi Covid-19.
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku Inovatif
- Pengertian Perilaku Inovatif
- Aspek Perilaku Inovatif
- Ciri-Ciri Perilaku Inovatif
- Karakter Individu Berperilaku Inovatif
- Faktor-Faktor Perilaku Inovatif
Menurut Zimmerer (2005), perilaku inovatif diartikan sebagai kemampuan menggunakan kreativitas untuk memecahkan masalah dan peluang untuk meningkatkan dan meningkatkan taraf hidup. Wess & Farr (2009) mendefinisikan perilaku inovatif sebagai tujuan menciptakan, memperkenalkan dan menggunakan ide-ide baru dalam kelompok dan organisasi, yang bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja kelompok dan organisasi. Perilaku inovatif mengacu pada kemampuan menghasilkan ide orisinal, menggunakan hasil kerja sebagai ide potensial, dan menggunakan ide baru dalam praktik kerja (Birdi et al. 2016).
Kleysen dan Street (2001) menguraikan aspek-aspek perilaku inovatif dan merangkum dari penelitian sebelumnya kegiatan-kegiatan yang terkait dengan masing-masing aspek sebagai berikut. Faktor ketiga perilaku inovatif lebih menekankan pada upaya menemukan bentuk ide, solusi dan pendapat kemudian dilanjutkan pada tahap pengujian. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menggunakan aspek perilaku inovatif menurut teori yang dikemukakan oleh tiga aspek (Janssen, 2000), yaitu menghasilkan ide (Idea generation), mempromosikan ide (Idea Promotion), mewujudkan ide (Idea realisasi).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri perilaku inovatif terdiri atas; kecenderungan untuk menciptakan ide-ide baru, toleransi terhadap ambiguitas, keinginan untuk menjadi efektif, dan fokus pada inovasi dan prestasi. Terdapat faktor-faktor yang diyakini dapat meningkatkan munculnya perilaku inovatif karyawan. 2009) membagi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku inovatif menjadi dua faktor yaitu. Tekanan persaingan yang semakin meningkat dapat mendorong pegawai untuk bekerja lebih baik dan berdampak positif terhadap munculnya perilaku inovatif.
Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku inovatif menurut Etikariena & Muluk (2014); yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Janssen, Van den Ven dan West merupakan orang-orang yang tipe kepribadiannya adalah orang-orang yang mampu dan berani mengambil resiko dalam perilaku inovatif yang diciptakannya. Harapan yang tinggi dari manajer terhadap karyawannya yang inovatif juga dapat mempengaruhi munculnya perilaku inovatif pada karyawan (Scott & Bruce, dalam Ratnasari Deasi, 2013).
Salah satu hal yang muncul akibat tingginya tuntutan pekerjaan adalah perilaku inovatif (Etikariena & Muluk Iklim psikologis, iklim psikologis menunjukkan bagaimana lingkungan organisasi dipersepsikan dan diinterpretasikan oleh karyawan (Etikariena & Muluk, 2014). Hammond, a .al (2011) menemukan tiga faktor utama yang mempengaruhi perilaku inovatif adalah faktor internal, faktor pekerjaan dan faktor kontekstual Dari beberapa faktor individu yang berhubungan dengan perilaku inovatif sebagaimana disebutkan, peneliti tertarik untuk memahami faktor internal individu secara mendalam, yaitu kepribadian.
Kepribadian Proaktif
- Pengertian Kepribadian Proaktif
- Ciri - Ciri Kepribadian Proaktif
- Aspek Kepribadian Proaktif
- Faktor Kepribadian Proaktif
Kepribadian yang menjadikan aktivitas sebagai salah satu faktor yang dimilikinya adalah kepribadian proaktif. Individu dengan kepribadian proaktif selalu mencari peluang, menunjukkan inisiatif, mengambil tindakan dan bertahan hingga mencapai tujuannya. Kepribadian proaktif sangat penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitif organisasi dalam lingkungan yang berubah dengan cepat saat ini.
Kepribadian proaktif dapat menghasilkan berbagai hasil yang bermanfaat; hasil ini mencakup kinerja tugas yang lebih baik, kreativitas yang lebih tinggi, dan kesuksesan karier (Yang dan Chau, 2016). Individu yang proaktif mengubah lingkungannya dengan terlibat aktif dalam menunjukkan inisiatif, mengidentifikasi peluang, dan bertindak untuk memanfaatkan peluang tersebut, dan relatif tidak dibatasi. Bahkan dalam situasi yang memaksa, individu dengan kepribadian proaktif akan tetap gigih dalam mengubah lingkungannya (Ng. & Feldman, 2013).
Individu dengan kepribadian proaktif juga cenderung menetapkan tujuan yang tinggi, dan untuk mencapainya akan menggunakan seluruh sumber daya yang ada (Lin et al., 2014). Artinya, individu yang proaktif akan melakukan segala cara untuk mempermudah pilihan kariernya. Menurut Fee dkk, (2013) kepribadian proaktif adalah individu yang berinisiatif melakukan perubahan positif dalam lingkungan kerja dengan mengatasi hambatan, memperbaiki arus kondisi atau menciptakan hal-hal baru. Berdasarkan berbagai definisi yang diuraikan mengenai kepribadian proaktif, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepribadian proaktif adalah inisiatif dari dalam diri individu untuk melakukan perubahan.
Kepribadian proaktif adalah sikap mental dan tindakan seseorang yang ditentukan sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh Convey (1995) tentang kepribadian proaktif. Berdasarkan penjelasan di atas, ciri-ciri kepribadian proaktif adalah mempunyai orientasi terhadap perubahan, bertanggung jawab terhadap sikap dan perilaku, serta mempunyai inisiatif. Aspek ini menggambarkan individu yang bertanggung jawab atas ide-idenya sendiri untuk memperbaiki kondisi tempat kerja, baik dengan mengungkapkan ide-ide tersebut kepada orang lain atau dengan mengimplementasikan ide-ide tersebut sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek kepribadian proaktif adalah mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang, menunjukkan inisiatif, mampu mengambil tindakan dan gigih/gigih. Covey & Sean (2001) menguraikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian proaktif, yang berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian proaktif, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian proaktif dapat berasal dari paradigma seseorang (faktor internal) maupun paradigma eksternal (faktor eksternal).
Pengaruh Kepribadian Proaktif Terhadap Perilaku Inovatif Pada Anggota
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kepribadian proaktif merupakan prediktor penting yang dapat memunculkan perilaku inovatif sehingga terdapat hubungan antar variabel tersebut.
Kerangka Konseptual
Hipotesis
METODE PENELITIAN
Tipe Penelitian
Identifikasi Variabel
Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu: . 1) Variabel bebas (x): Kepribadian proaktif. 2) Variabel terikat (y): Perilaku inovatif. Perilaku inovatif adalah munculnya ide-ide baru, pengenalan dan implementasi yang berorientasi pada solusi untuk perubahan yang dapat memberikan manfaat signifikan bagi organisasi atau bagian-bagiannya.
Subjek Penelitian
Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama kepada setiap elemen atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Random sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel apabila dinilai orang yang ditemuinya cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2018).
Metode pengumpulan data
Validitas dan Reliabilitas
Metode Analisis Data
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif (B = 0,446) antara kepribadian proaktif terhadap perilaku inovatif pada anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Langkat dengan koefisien determinasi (r. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku inovatif dipengaruhi berdasarkan kepribadian proaktif sebesar 52,3%.Dari hasil tersebut terlihat bahwa kepribadian proaktif dan perilaku inovatif anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Langkat pada masa pandemi Covid-19 tergolong tinggi. disarankan untuk menjaga perilaku inovatif terhadap organisasi sedemikian rupa sehingga tetap mampu menciptakan dan menerapkan ide-ide inovatif yang memiliki kepemilikan meningkatkan nilai organisasi dengan menciptakan lingkungan organisasi yang tepat, menjaga diskusi rutin, percaya diri dan terbuka terhadap inovasi.
Disarankan agar organisasi tetap menjaga perilaku inovatif anggotanya untuk menjaga eksistensi organisasi meskipun dalam keadaan sulit agar organisasi tidak mengalami kekosongan. Untuk mewujudkan hal tersebut, organisasi dapat berkontribusi dalam pengembangan anggotanya dengan memberikan pelatihan atau wadah yang memungkinkan anggota organisasi memiliki inisiatif dan ide-ide baru, mendukung ide dan inovasi anggota, serta melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi organisasi terkait dalam rangka untuk terus meningkatkan perilaku inovatif kepada anggota. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk mengkaji perilaku inovatif dalam kaitannya dengan faktor lain seperti yang termasuk dalam faktor internal yaitu.
Proactive personality and innovative work behavior: the mediating effects of affective states and creative self-efficacy in teachers. Perceived organizational support and job satisfaction: a moderated mediation model for proactive personality and psychological empowerment. Patterson & Roissard, 2009, Organizational culture and innovative work behavior: A case study of a packaging machine manufacturer, US.
Kepribadian proaktif dan komitmen kerja pada pegawai Pt Pln (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengaruh motivasi kerja dan perilaku inovatif terhadap kinerja pegawai dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi (Studi Kasus pada LKP ALFABANK Semarang). Jika ada kemauan, pasti ada jalan: Peran kepribadian proaktif dalam melawan COVID-19.
8 Saya tidak peduli apa yang mungkin terjadi. Jika saya percaya pada sesuatu, saya akan mewujudkannya. 16 Ketika saya melihat seseorang dalam kesulitan, saya membantu semampu saya. STS: jika “sangat tidak setuju” dengan pernyataan tersebut. TS: jika “sangat tidak setuju” dengan pernyataan tersebut.
Jika saya melihat seseorang dalam kesulitan, saya membantu semampu saya.
Orientasi Kancah Penelitian
Persiapan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Analisis Data dan Hasil Penelitian
- Uji Asumsi
- Analisis Regresi Linear Sederhana
- Hasil Perhitungan Mean Hipotetik dan Mean Empirik
Pembahasan
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
Saran
Jong, D., & Hartog, D., 2007, Individuele innovatie, de verbinding tussen management en innovatief werkgedrag van werknemers, Proefschrift, Faculteit Economie en Bedrijfskunde, Universiteit van Amsterdam.