• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi Guru BK terhadap Layanan Bimbingan Kelompok

N/A
N/A
Ferdi Syah

Academic year: 2025

Membagikan "Pengaruh Kompetensi Guru BK terhadap Layanan Bimbingan Kelompok"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI GURU BK TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Seminar BK

SKRIPSI

Di Susun Oleh:

Nama : Ferdi Firmansyah Npm : 22011589

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) BUDIDAYA BINJAI

T.A 2025

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kegiatan yang tidak dapat lepas dalam diri manusia.

Dalam proses pendidikan, manusia berkembang dan bertumbuh. Maka dari itu, generasi suatu bangsa dapat maju apabila masyarakatnya memiliki pendidikan yang tersedia. Karena proses pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan ilmu pengetahuan, dan kemampuan sikap seseorang. Dengan demikian, peningkatan mutu pendidikan perlu dipahami sebagai suatu hal yang penting agar seseorang mendapatkan kualitas pendidikan yang baik dan berkualitas Naibaho, (2023). Pendidikan dengan pendidik adalah dua hal yang tidak dapat terpisahkan karena memiliki keterikatan yang erat. Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaanya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT, dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk social dan sebagai makhluk individu yang mandiri (Nata dalam Baidlawie, 2018) .

Selain guru di kelas, Guru BK memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan, Guru BK sebagai representasi pendidik jelas memiliki rasional yang kuat untuk menyampaikan pendidikan karakter pada peserta didik artinya dipundak guru BK pendidikan karakter menjadi salah satu tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling (Yanti 2015).

(3)

Terkait pendidikan karakter di sekolah guru BK mempunyai tugas yang cukup penting yaitu harus dapat memfasilitasi pengembangan dan penumbuhan karakter serta tanpa mengabaikan penguasaan hard skill lebih lanjut yang diperlukan dalam perjalanan hidup serta dalam mempersiapkan karier

Salah satu bentuk layanan yang diberikan oleh guru BK dalam rangka membantu peserta didik mengembangkan diri dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi adalah layanan bimbingan kelompok. Layanan ini merupakan bagian dari layanan dasar dalam bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangannya, membentuk sikap positif terhadap diri sendiri dan lingkungan sosial, serta membangun keterampilan sosial dan pemahaman diri melalui interaksi dalam kelompok. Bimbingan kelompok adalah proses pengarahan yang dilakukan oleh seorang pembimbing (fasilitator) di dalam lingkup kelompok dalam satu waktu (Fadilah, 2019).

Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan dalam situasi kelompok dari konselor kepada klien dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan yaitu perubahan pada diri klien baik itu dalam bentuk pandangan, sikap, sifat, maupun keterampilan yang lebih memungkinkan siswa untuk mewujudkan diri secara lebih optimal dengan tetap memperhatikan potensi yang dimilikinya (Alam 2021). Ketika pelayanan Bimbingan Konseling meningkat akan berdampak pada kondisi belajar mengajar yang positif serta meningkatkan prestasi siswa. Sebagaimana keberhasilan dalam proses pendidikan bisa dilihat dari berbagai prestasi yang diraih oleh siswa selama menjalani pendidikan baik dari internal sekolah maupun eksternal sekolah (Kasenda, 2023)

(4)

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMK Negeri 1 Tanjung Pura, layanan bimbingan kelompok telah menjadi bagian dari program rutin yang diselenggarakan oleh guru BK. Namun, dalam pelaksanaannya masih ditemukan beberapa fenomena yang menunjukkan bahwa layanan ini belum sepenuhnya berjalan optimal. Beberapa siswa mengaku kurang aktif saat mengikuti sesi kelompok, merasa isi layanan kurang relevan dengan kebutuhan mereka, atau merasa dinamika kelompok tidak berjalan efektif. Selain itu, terdapat perbedaan dalam pendekatan dan kualitas pelaksanaan layanan antara satu guru BK dengan guru BK lainnya. Kondisi ini memunculkan dugaan bahwa tingkat kompetensi guru BK memiliki pengaruh terhadap efektivitas layanan bimbingan kelompok yang diberikan. Kompetensi yang dimaksud mencakup pemahaman terhadap prinsip-prinsip bimbingan kelompok, keterampilan komunikasi dan fasilitasi, kemampuan merancang kegiatan kelompok yang sesuai, serta penguasaan teknik-teknik konseling kelompok yang tepat. Jika kompetensi guru BK belum optimal, maka besar kemungkinan layanan yang diberikan juga tidak mencapai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa terdapat permasalahan terkait kompetensi guru bk sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yg berjudul

“Pengaruh Kompetensi Guru Bk Terhadap Layanan Bimbingan Kelompok Di Smk N 1 Tajungpura

.

B. Idetifikasi Masalah

1. Kurangnya kompetensi guru BK dalam menyesuaikan layanan dengan kebutuhan siswa.

2. Layanan bimbingan konseling belum sepenuhnya efektif.

3. Kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan konseling.

(5)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan masalah pada penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh kompetensi guru BK terhadap layanan bimbingan konseling kelompok di SMK N 1 Tanjang pura?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk

“Mengetahui pengaruh kompetensi guru BK terhadap layanan bimbingan konseling kelompok”.

E. Manfaat Penelitian

1. Memberikan kontribusi pada pengembangan kompetensi guru BK.

2. Meningkatkan efektivitas layanan bimbingan konseling di SMK N 1 Tanjung Pura.

3. Memberikan informasi yang berguna bagi sekolah dan pemerintah dalam pengembangan program bimbingan konseling.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

a. Komptensi guru bk

1. Pengertian Kompetensi

Kompetensi berasal dari kata “competency” diartikan sebagai kecakapan dan kemampuan. Menurut Stephen Robbin bahwa kompetensi adalah kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini ditentukan oleh dua faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Menurut (Abdul Majid, 2019) kompetensi itu merupakan seperangkat tindakan inteligensi penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.

Menurut Spencer mengemukakan bahwa ada lima karakteristik kompetensi yang menonjol dari seorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dan superior dalam suatu pekerjaan atau situasi yaitu:

a. Motif

yaitu sesuatu yang orang fikirkan, diinginkan, dan menyebabkan sesuatu.

Sebagai contoh, orang yang bermotivasi dengan prestasi akan mengatasi segala hambatan untuk mencapai tujuan, dan bertanggung jawab melaksanakannya.

b. Sifat

yaitu karakteristik fisik tanggapa konsisten terhadap situasi atau informasi. Contoh penglihatan yang baik adalah kompetensi sifat fisik bagi

(7)

seorang pilot. Begitu halnya dengan control diri emosional dan inisiatif adalah lebih kompleks dalam merespon situasi secara konsisten. Kompetensi sifat inipun sangat melaksanakan tugas.

c. dibutuhkan dalam memecahkan masalah dan Konsep diri,

yaitu sikap, nilai, dan image diri seseorang. Contohnya kepercayaan diri.

Kepercayaan atau keyakinan seseorang agar dia menjadi efektif dalam semua situasi adalah bagian dari konsep diri.

d. Pengetahuan

yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu.

Contohnya, pengetahuan ahli bedah terhadap urat saraf dalam tubuh manusia.

e. Keterampilan

yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental. Contoh kemampuan fisik adalah keterampilan programmer komputer untuk menyusun data secara beraturan. Sedangkan kemampuan berfikir analitis dan konseptual adalah berkaitan dengan kemampuan mental atau kognitif seseorang.

Berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan nilai-nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, berperasaan, dan bertindak dalam suatu tugas pokok dan fungsinya. Untuk mencapai standar mutu dalam unjuk kinerja atau hasil kerja nyata.

2. Pengertian guru bk

(8)

Guru Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu pendidik yang memberikan layanan konseling kepada peserta didik untuk membantumenyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik. Hal ini sesuai dengan SKB Mendikbud dan Kepala BAKN No 0433/P/1993 dan No 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Pasal 1 ayat 4 dan ayat 10 (Prayitno, 2001:8) bahwa: Guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling adalah membuat rencana pelayanan bimbingan dan konseling.

Dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier.Berdasarkan undang-undang tersebut di atas, maka dapat diartikan guru Bimbingan dan Konseling merupakan tenaga pendidik profesional yang memberikan pelayanan konseling kepada peserta didik dalam satuan pendidikan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.Layanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan karena setiap peserta didik di sekolah memiliki permasalahan, baik masalah pribadi maupun masalah dalam belajarnya, dan setiap masalah yang dihadapi masing-masing peserta didik berbeda. Guru Bimbingan dan Konseling berperan mengendalikan dan melaksanakan berbagai layanan Bimbingan dan Konseling yang berfungsi membantu peserta didik dalam mengatasi permasalahan yang dihadapinya, berhubungan dengan Pendidikan dan pengajaran dan membantu individu untuk mencapai kesejahteraan.

3. Pengertian kompetensi guru bk

(9)

Menurut Masruroh (2009) Kompetensi lebih kepada pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai lalu diaktualisasikan dalam melaksanakan tugas profesional. Guru BK adalah seorang pendidik yang memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana (S- 1) bidang Bimbingan dan Konseling dan juga memiliki kompetensi bidang Bimbingan Konseling, sedangkan Konselor merupakan seorang pendidik profesional dengan kualifikasi akademik minimal S-1 Bimbingan dan Konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Konselor (PPK). Kompetensi guru bimbingan dan konseling ada 4 yaitu

1. kemampuan kepribadian 2. kemampuan sosial

3. kemampuan profesional dan 4. kemampuan pedagogik

Kemampuan sosial, kemampuan profesional, kemampuan kepribadian, dan kemampuan pedagogik sudah terlaksana karena BK terus mengajarkan terbaik untuk siswa di Smk Negeri 1 Tajung pura tersebut. Adapun tujuan kompetensi guru bimbingan dan konseling setelah dilaksanakannya di sekolah tersebut yaitu supaya dia sadar bahwa siapa dirinya sendiri yang sebenarnya baik dari segi pemikiran maupun dari segi status keluarga, ekonomi dan lain-lain itu adalah salah satu sasaran guru bimbingan dan sekolah. Setelah guru bimbingan dan konseling mengadakan atau mengarahkan kompetensi atau kemampuannya masing-masing kepada siswa, ada perubahan yang mana tujuan guru bimbingan dan konseling tersebut yaitu membina supaya memiliki kepribadian yang baik dan akhlak yang baik (Hidayah & Lubis, 2023). Kompetensi guru Bimbingan Konseling yang baik akan sejalan dengan layanan Bimbingan Konseling.

(10)

Ketika pelayanan Bimbingan Konseling meningkat akan berdampak pada kondisi belajar mengajar yang positif serta meningkatkan prestasi siswa. Sebagaimana keberhasilan dalam proses pendidikan bisa dilihat dari berbagai prestasi yang diraih oleh siswa selama menjalani pendidikan baik dari internal sekolah maupun eksternal sekolah (Rondonuwu dkk., 2023).

Berdasarkan Pembahasan tersebut sangat jelas bahwa untuk menjadi seorang Guru BK profesional, seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi. Adapun standar kualifikasi akademik Guru BK dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal adalah Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan berpendidikan profesi konselor. Sedangkan kompetensi guru BK mencakup kompetensi akademik dan kompetensi profesional.

1. Kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah (scientific basic) dan kiat (arts) pelaksanaan layanan profesional bimbingan dan konseling. Sedangkan kompetensi profesional merupakan penguasaan kiat penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang memandirikan, yang ditumbuhkan serta diasah melalui latihan menerapkan kompetensi akademik yang telah diperoleh melalui pendidikan akademik yang telah disebutkan, melalui latihan yang relatif lama serta beragam situasinya dalam konteks otentik di lapangan yang dikemas sebagai Pendidikan Profesional Konselor, dibawah penyeliaan konselor senior yang bertindak sebagai pembimbing atau mentor. Kompetensi akademik dan profesional di atas secara terintegrasi membangun keutuhan kompetensi pedagogik, pribadi, sosial, profesional.

4. Aspek-Aspek kopetensi guru bk

Guru Bimbingan dan Konseling (BK) harus memiliki empat kompetensi utama, yaitu:

(11)

1. Pedagogik – Mampu merancang dan melaksanakan layanan BK yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

2. Kepribadian – Memiliki integritas, tanggung jawab, dan menjadi teladan yang baik.

3. Sosial – Mampu berkomunikasi efektif dan membangun hubungan baik dengan berbagai pihak.

4. Profesional – Menguasai teori dan praktik BK serta menjunjung tinggi kode etik profesi.

Keempat aspek ini penting untuk mendukung peran guru BK dalam membantu perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karier peserta didik secara optimal.

b. Layanan Bimbingan Kelompok

1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Menurut Prayitno (2012:309) layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama- sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling yang dapat memberi kontribusi pada peserta didik yang berkaitan dengan percaya diri peserta didik.

(12)

Menurut Sulaiman (2008:309) layanan bimbingan kelompok di sekolah merupakan pemberian informasi kepada kelompok peserta didik untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok adalah upaya pemberian bantuan dan infomasi yang diberikan oleh orang yang ahli kepada sejumlah peserta didik (dua orang atau lebih) dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan tertentu yang berguna bagi kehidupan peserta didik.

8 PENGERTIAN SIMPULKAN

2. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok

Anggota kelompok Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam proses kehidupan kelompok. Tanpa anggota tidaklah mungkin ada kelompok.

Kegiatan ataupun kehidupan kelompok itu sebagian besar didasarkan atas peranan para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud. Tanpa keikutsertaan aktif para anggota kelompok, dan bahkan lebih dari itu. Dalam batas-batas tertentu suatu kelompok dapat melakukan kegiatan tanpa kehadiran pemimpin kelompok. Secara ringkas peranan anggota kelompok sangatlah menentukan.b.Pemimpin Kelompok Pemimpin kelompok adalah orang yang mampu menciptakan suasana sehingga para anggota kelompok dapat belajar bagaimana mengatasi masalah-masalah mereka sendiri. Menurut Tohirin (2008:22) bahwa pimpinan kelompok adalah guru pembimbing yang terlatih dan berwenang menyelenggerakan praktik konseling profesional.Pimpinan kelompok diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok diantara semua peserta seintensif mungkin yang mengarah pada penyampaian tujuan bimbingan kelompok yang ingin dicapai.

3. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

(13)

Tujuan layanan bimbingan kelompok terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan khusus :

a. Tujuan umum

Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu murid-murid yang menjalani masalah melalui prosedur kelompok (Tohirin, 2008:17). Melalui layanan bimbingan kelompokdiharapkan hal-hal yang mengganggu atau menghimpit perasaan dapat diungkapkan,diringankan melalui berbagai cara,pikiran yang buntu atau beku dicairkan dan dinamikkan melalui masukkan dan tanggapan baru, persepsi yang menyimpang atausempitdiluruskan dan diperluas melalui pencairan pikiran, sikap yang tidak efektifkalu perlu diganti dengan yang baru yang lebih efektif.

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus bimbingan kelompok adalah untuk mendorong pengembangan perasaan,pikiran,persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif,sempit dan tidak efektif, sehingga terwujudnya peningkatan kemampuan berkomunikasi yang bersifat verbal maupun non verbal para siswa.

4. Tahap-Tahap Layanan bimbingan Kelompok

Adapun berbagai tahap layanan bimbingan kelompok yaitu sebagai berikut : a. Tahap Pembentukan

Tahap ini tahap pengenalan dan pelibatan dari anggota ke dalam kelompok dengan bertujuan agar anggota memahami maksud bimbingan kelompok. Tahap ini merupakan pelibatan diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan kelompok. Pada tahap ini, umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga

(14)

mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin di capai baik oleh masing- masing, sebagian,maupun seluruh anggota.

b. Tahap peralihan

Tahap ini tahap transisi atau tahap peralihan dari tahap pembukuannya ke tahap kegiatan. Dalam menjelaskan kegiatan apa yang akan dilaksanakan pemimpin kelompok dapat menegaskan jenis kegiatan beberapa kelompok tugas atau bebas, Setelah jelas kegiatan apa yang harus dilakukan maka tidak akan muncul keraguan atau belum siapnya anggota dalam melaksanakan kegiatan yang diperoleh setiap anggota kelompok.

c. Tahap kegiatan

Tahap ini merupakan tahap inti dari kegiatan bimbngan kelompok dengan suasana yang ingin dicapai, yaitu terbatasnya secara tuntas permasalahan yang dihadapi oleh anggota kelompok dan terciptanya suasana untuk mengembangkan diri anggota kelompok, baik yang menyangkut pengembangan kemampuan berkomunikasi maupun menyangkut pemecahan masalah yang dikemukakan oleh kelompok.

d. Tahap Pengakhiran

Kegiatan suatu kelompok tidak dapat berlangsung terus-menerus tanpa berhenti.

Setelah kegiatan kelompok memuncak pada tahap ketiga, kegiatan kelompok ini kemudian menurun dan selanjutnya kelompok akan mengakhiri kegiatannya pada saat yang dianggap tepat.

B. Kerangka Konseptual

Kompetensi guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional yang harus dimiliki oleh seorang konselor untuk melaksanakan tugasnya dalam membantu peserta didik mengatasi

(15)

masalah dan mengembangkan potensi secara optimal. Kompetensi ini mencakup empat ranah utama: pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling yang dapat memberi kontribusi pada peserta didik yang berkaitan dengan percaya diri peserta didik.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang nantinya akan di buktikan akan kebenarannya dalam pembahsan analisis. Adapun yang di ajukan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :

1. Ha : Ada pengaruh kompetensi guru bk terhadap layanan bimbingan kelompok di Smk Negeri 1 Tanjung Pura

2. Ho : Tidak ada pengaruh kompetensi guru bk terhadap layanan bimbingan kelompok di Smk Negeri 1 Tanjung Pura

variabel x komponen guru bk

variabel y layanan bimbingan

kelompok

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK N1 TANJUNG PURA tersebut beralamat di kecamatan tanjung pura, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Peneliti memilih lokasi tersebut karena masalah dalam penelitian ini relevan atau terjadi di lokasi tersebut.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan Mei pada tahun 2025. Berikut uraiannya:

Tabel 3.1 Rencana Waktu Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2025 Jan Feb Mar April mei

1 Pengajuan Judul 

2 Penyusunan Proposal  

3 Bimbingan Proposal  

4 Seminar Proposal 5 Penelitian

6 Analisis Data 7 Menyusun Laporan

(17)

8 Bimbingan Skripsi 9 Sidang Skripsi

A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2018: 174) populasi adalah wilayah generalisasi yang t erdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanny a. Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja kelas XI di Madrasah Aliyah Swasta Ubudiyah Pangkalan Brandan.

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No Nama Kelas Jumlah Siswa

1 XI-A 30

2 XI-B 28

Jumlah Total Siswa 58

Sumber: TU. SMK N1 TANJUNG PURA 2. Sampel

Total Sampling

Menurut Sugiyono (2018: 175) sampel adalah bagian dari karakteristik yan g dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, tenaga dan waktu, maka penelitian da pat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Penentuan sampel menggunakan teknik random sampling dengan menggunakan rumus slovin

(18)

(Yusuf, 2017:170). Berdasarkan hasil perhitungan maka jumlah sampel dalam pen elitian ini sebanyak 56 remaja. Berikut perhitungannya:

n= N

1+N e2 = 58

1+65(5 %)2 = 58

1+0,16 = 50 Keterangan:

n = besaran sampel N = besaran populasi

e2 = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel (5%) B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah upaya dalam menyelidiki masalah, masalah yang ada merupakan dasar yang digunakan oleh peneliti dalam mengambil data. Kemudian menentukan variabel dan diukur dengan angka guna analisa sesuai dengan prosedur dari statistik yang berlaku.

Jenis penelitian kuantitatif merupakan investigasi sistematis mengenai sebuah fenomena dengan mengumpulkan data yang dapat diukur menggunakan teknik statistik, matematika, atau komputasi (Priadana dan Sunarsi, 2021: 24). Dalam penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan hasil Pengaruh kopetemsi guru bk terhadap layanan bimbingan kelompok

C. Variabel Penelitian

Sugiyono (2018: 60) menyatakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi dan dit arik kesimpulannya. Variabel penelitian merupakan suatu atribut dalam penelitian ya ng menjadi objek untuk diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan. Variabel dalam p enelitian ini, yaitu:

1. Variabel X (Bebas) = Komponen Guru BK

(19)

2. Variabel Y (Terikat) = Layanan Bimbingan Kelompok

D. Variabel Penelitian

Prosedur penelitian merupakan serangkaian langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2018: 25) langkah-langkah penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan Masalah

Langkah awal dalam melakukan proses penelitian kuantitatif yaitu merumuskan dan mendefinisikan masalah. Dalam hal ini, masalah yang diangkat harus dirumuskan dengan jelas. Supaya masalah ditemukan dengan baik, maka memerlukan fakta-fakta empiris.

2. Studi Pustaka

Langkah ini merupakan tahapan untuk mencari acuan teori. Adanya penguasaan teori dengan mengkaji berbagai literatur relevan merupakan langkah selanjutnya dalam melakukan penelitian kuantitatif.

3. Pengajuan Hipotesis

Formulasikan hipotesis (pernyataan/dugaan semantara). Di mana, masalah yang dirumuskan perlu relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis bisa didapatkan dari penelusuran referensi teoritis. Selain itu, cara menentukan hipotesis yaitu dengan mengkaji hasil penelitian sebelumnya.

4. Menentukan Metode

Langkah ini dilakukan sebagai penyederhanaan atau strategi, untuk bisa membayangkan kemungkinan yang terjadi setelah terdapat hipotesis atau asumsi.

Dalam menguji hipotesis, peneliti perlu metode penelitian yang sesuai.

(20)

5. Menyusun Instrumen Penelitian

Langkah pada penelitian kuantitatif selanjutnya yaitu peneliti merancang instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk pengumpulan data, seperti angket, wawancara/pedoman observasi. Selain itu, peneliti juga perlu melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Tujuannya agar hasilnya bisa tepat dan layak untuk mengukur variabel penelitian.

6. Mengumpulkan dan Menganalisis Data

Data penelitian perlu dikumpulkan, dengan menggunakan metode yang sesuai dengan metode pengambilan sampel yang digunakan. Data penelitian dengan instrumen yang valid dan reliabel. Selanjutnya, data tersebut diolah dan dianalisis. Hal itu dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik yang relevan dari tujuan penelitian.

7. Menarik Kesimpulan

Setelah data berhasil diolah dan dianalisis, maka informasi didapatkan untuk membuat kesimpulan. Melalui kesimpulan, rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan akan terjawab dan bisa dibuktikan kebenarannya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Secara umum teknik pengumpulan data yang dapat digunakan peneliti dalam penelitian kuantitatif adalah dengan menggunakan kuesioner atau angket (Yusuf, 2017: 199). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan angket tertutup untuk mengumpulkan data yang diperlukan, yaitu mengenai komponen guru bk dan layanan bimbingan kelompok. Dalam kuesioner atau angket tertutup, alternatif jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. Responden atau subjek penelitian hanya

(21)

memilih dari alternatif yang telah disediakan (Yusuf, 2017: 202). Angket yang telah disusun oleh peneliti akan disebarkan kepada sampel penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian pada dasarnya adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen penelitian ini menggunakan angket skala likert komponen guru bk dan layanan bimbingan kelompok.

(22)
(23)

DAFTAR PUSTAKA

Fadilah, S. N. (2019). Layanan bimbingan kelompok dalam membentuk sikap jujur melalui pembiasaan. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan Konseling Islam3(2), 167.

Marpaung, F. N., Nadeak, B., & Naibaho, L. (2023). Teknik Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK)5(1), 3761-3772.

Raida, S., Husen, M., & Martunis, M. (2018). Layanan konseling dalam proses rehabilitasi narkoba di Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Aceh. JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling3(4).

Risal, H. G., & Alam, F. A. (2021). Upaya meningkatkan hubungan sosial antar teman sebaya melalui layanan bimbingan kelompok di sekolah. Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi1(1), 1-10.

SB, B. T. E., & Baidlawie, M. H. (2018). Pendidik dalam perspektif pendidikan islam. Al- Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan5(1), 652-671.

Yanti, I. (2015). Pengaruh Respon Siswa Dan Peran Guru Bk Terhadap Pendidikan Karakter Pada Kelas X Di Madrasyah Aliyah 3 Banjarmasin. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur1, 24-33.

Gambar

Tabel 3.1 Rencana Waktu Penelitian
Tabel 3.2 Populasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Berapa besar pengaruh kemampuan profesional guru BK terhadap layanan bimbingan?; (2)

“ Menurut saya peranan guru BK itu sudah dilaksanakan, tetapi belum terlalu sempurna termasuk dalam pelaksanaan dalam layanan bimbingan kelompok yang berkaitan

(c) Guru BK memanfaatkan fasilitas yang ada semaksimal mungkin walaupun dalam keadaan keterbatasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan kelompok tentang

(c) Guru BK memanfaatkan fasilitas yang ada semaksimal mungkin walaupun dalam keadaan keterbatasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan kelompok tentang

Berdasarkan hasil analisis data, layanan yang diberikan guru BK dalam pelaksanaan kolaborasi dengan wali kelas adalah layanan konseling individual, bimbingan

iii PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SELF MANAGEMENT TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH REMAJA DI DESA BANJARREJO 38B BATANGHARI LAMPUNG TIMUR SKRIPSI Diajukan Sebagai

Program Studi : Bimbingan dan Konseling Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Persiapan Memasuki Dunia Kerja Peserta Didik SMK Kartikatama

Jurnal ini membahas profil kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam pelayanan kelompok di SMA Sumatra Barat, dilihat dari berbagai fase