Pengaruh kompleksitas operasional perusahaan, ukuran KAP dan dewan komisaris independen terhadap backlog laporan audit (pada perusahaan subsektor pengangkutan tepat waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak kompleksitas operasional perusahaan, ukuran KAP dan dewan komisaris independen terhadap backlog laporan audit.Dalam penelitian tersebut penulis akan menguji pengaruh kompleksitas bisnis perusahaan, ukuran KAP dan dewan pengawas independen pada tumpukan laporan audit.
Indonesia Banking School (2013), Atmojo & Darsono (2017) dan Ohiokha & Idialu (2017) yang menyatakan kompleksitas operasional perusahaan tidak berpengaruh terhadap lag laporan audit. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Susianto (2017), Panjaitan dkk (2013) dan Suginam (2016) yang menyatakan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Atmojo & Darsono (2017) dan Sidharta & Dwirandra (2017) yang menyatakan bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap backlog laporan audit.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penulis hanya fokus pada perusahaan subsektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periode pelaporan keuangan yang digunakan hanya satu tahun, dan penulis hanya fokus membahas mengenai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Bursa Efek Indonesia (BEI). kompleksitas kegiatan perusahaan, besar kecilnya KAP dan dewan pengawas independen. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang audit khususnya mengenai pengaruh kompleksitas operasional perusahaan, besar kecilnya KAP dan dewan pengawas independen terhadap keterlambatan laporan audit, serta dapat menambah wawasan dalam bidang audit. memberikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perumusan Masalah
Pembatasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka
- Teori Agensi
- Laporan Keuangan
- Auditing
- Audit Report Lag
- Kompleksitas Operasi Perusahaan
- Ukuran KAP
- Dewan Komisaris Independen
Penelitian Terdahulu
Pengembangan Hipotesis
- Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan
- Pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Report
- Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap
Kerangka Pemikiran
METODOLOGI PENELITIAN
Objek Penelitian
Dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan auditan yang diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia.
Desain Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, data yang dipublikasikan dalam statistik dan jurnal lain, serta informasi yang tersedia dari sumber yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan di dalam organisasi atau di luar organisasi, yang kesemuanya berguna bagi peneliti (Sekaran & Bougie, 2010). Peneliti menggunakan data laporan keuangan tahunan perusahaan subsektor transportasi yang diaudit tahun 2014-2017. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan subsektor transportasi yang terdaftar di BEI selama tahun 2014-2017.
Menurut Sekaran & Bougie (2010), purposive sampling adalah desain pengambilan sampel di mana informasi yang diperlukan dikumpulkan dari suatu sasaran atau kelompok orang tertentu atas dasar rasional tertentu. Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan auditan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014-2017.
Operasionalisasi Variabel
- Variabel Dependen
- Variabel Independen
Indonesia Banking School Diukur menggunakan variabel dummy dimana kode 1 untuk KAP Big4 dan kode 0 untuk KAP non Big4. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014, komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik dan memenuhi persyaratan sebagai komisaris independen. Dewan independen adalah persentase perbandingan antara jumlah direktur di luar perusahaan (direktur independen) dengan jumlah seluruh anggota dewan perusahaan (Sidharta & Nurdina, 2017).
Besar kecilnya KAP terbagi menjadi KAP Big4 dan Non-Big4 yang tercermin dari tingkat pendapatan, jumlah mitra dan jumlah tenaga ahli yang dimiliki KAP (Arens dkk, 2017). Diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana kode 1 untuk KAP Big4 dan kode 0 untuk KAP non Big4. Komisaris independen adalah anggota dewan pengawas yang berasal dari luar emiten atau perusahaan tercatat dan memenuhi persyaratan sebagai komisaris independen (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014).
Model Penelitian
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
- Analisis Regresi Data Panel
- Uji Chow
- Uji Hausman
- Statistik Deskriptif
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Multikolinearitas
- Uji Autokorelasi
- Uji Heteroskedastisitas
Jika nilai random intersep lebih kecil dari α (5%), maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan model fixed effect lebih baik digunakan dibandingkan model random effect. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengilustrasikan data yang dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud menarik kesimpulan umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014). Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel independen, jika koefisien korelasinya rendah (<0,8) maka tidak terjadi multikolinearitas.
Autokorelasi adalah hubungan antara residu suatu observasi dengan residu observasi lainnya, yang lebih mudah terjadi pada data deret waktu (Winarno, 2011). Tujuan utama dari uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah terdapat hubungan/korelasi antara variabel residual dengan variabel dependen (Gujarati, 2010). Pada uji White, jika nilai probabilitas Obs*R-Squared lebih besar dari α (5%), maka dapat disimpulkan data tidak mengalami heteroskedastisitas.
Teknik Pengujian Hipotesis
- Uji t
- Uji Koefisien Determinasi
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyani & Budiartha (2014), Dewi & Suputra (2017) dan Rosalina & Kurnia (2017) yang menyatakan bahwa kompleksitas operasional perusahaan berpengaruh positif terhadap keterlambatan laporan audit. . Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harahap dkk (2015) dan Ratnasari & Yennisa (2017) yang menyatakan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit report delay. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bemby dkk (2013) dan Kuslihaniati & Hermanto (2016) yang menyatakan bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap keterlambatan laporan audit.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai dampak kompleksitas operasional perusahaan, ukuran KAP dan dewan pengawas independen terhadap backlog laporan audit. Sekolah Perbankan Indonesia Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa variabel kompleksitas operasional perusahaan yang diproksi dengan jumlah anak perusahaan yang dimiliki berpengaruh positif terhadap lag laporan audit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kompleksitas operasional perusahaan, ukuran KAP dan dewan komisaris independen terhadap backlog laporan audit pada perusahaan subsektor transportasi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2017.
Variabel kompleksitas operasional perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report delay pada perusahaan subsektor transportasi tahun 2014-2017. Variabel ukuran KAP tidak berpengaruh negatif terhadap audit report backlog pada perusahaan subsektor transportasi tahun 2014-2017. Variabel dewan komisaris independen tidak berpengaruh negatif terhadap audit report delay pada perusahaan subsektor transportasi tahun 2014-2017.
Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasional perusahaan dan reputasi KAP terhadap audit report delay pada perusahaan manufaktur. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Delay Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh Ukuran KAP, Return On Asset dan Loan to Deposit Ratio terhadap Audit Report Delay.
PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan subsektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017 yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Pemilihan outlier dilakukan dengan melihat plot pada menu residu di software Eviews 9.
Analisis dan Pembahasan Penelitian
- Statistik Deskriptif
- Penentuan Model Regresi Data Panel
- Hasil Uji Asumsi Klasik
- Hasil Regresi Data Panel
- Hasil Uji Hipotesis
Sedangkan nilai standar deviasi ARL sebesar 6.946411, dimana nilai tersebut lebih kecil dari nilai rata-rata (mean) yang berarti variabel ARL mempunyai sebaran dan deviasi data yang kecil. Variabel independen pertama dalam penelitian ini adalah kompleksitas operasional usaha (COMPLEK) yang diukur dengan jumlah anak perusahaan yang dimiliki. Berdasarkan Tabel 4.2, variabel COMPLEX mempunyai nilai mean sebesar 8.947368 dan nilai median sebesar 6.
Variabel independen kedua dalam penelitian ini adalah ukuran KAP (KAP) yang diukur menggunakan variabel dummy dimana kode 1 untuk KAP Big4 dan kode 0 untuk KAP non Big4. Sedangkan nilai standar deviasi variabel KAP sebesar 0,485582, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai rata-rata (mean value), sehingga variabel KAP mempunyai sebaran dan deviasi data yang besar. Kemudian nilai maksimum sebesar 0,666667 dimiliki oleh PT Buana Listya Tama Tbk pada tahun 2017 dan PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk.
Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai probabilitas cross-sectional chi-square sebesar 0,0000 nilai tersebut lebih kecil dari α (5%), yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga model yang digunakan adalah model efek tetap. Berdasarkan tabel diatas terlihat nilai probabilitas random intersep sebesar 0,3295 nilai tersebut lebih besar dari α (5%) yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak sehingga model yang digunakan adalah random effect model. Berdasarkan tabel 4.4 diatas terlihat bahwa tidak ada variabel yang mempunyai nilai lebih dari 0,8 (Gujarati, 2010), sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya multikolinearitas antar variabel independen.
Berdasarkan tabel 4.6 diatas terlihat nilai probabilitas Obs*R-squared sebesar 0.0959 dimana nilai tersebut lebih besar dari α (5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan heteroskedastisitas pada penelitian ini. Koefisien regresi KAP sebesar -3.912066 menunjukkan bahwa ARL akan mengalami penurunan sebesar 3.912066 setiap kenaikan satu satuan KAP dan sebaliknya. Koefisien regresi DKI sebesar -9.697781 menunjukkan bahwa ARL akan mengalami penurunan sebesar 9.697781 setiap kenaikan satu satuan DKI dan sebaliknya.
Nilai tersebut dapat diartikan sedemikian rupa sehingga variabel independen yaitu kompleksitas operasional usaha (KOMPLEK), ukuran KAP (KAP) dan dewan independen auditor (DKI) dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap kinerja auditor. laporan. lag (ARL) hanya sebesar 7,2323%.
Analisis Hasil
Tugas Indonesia Banking School adalah menyelenggarakan audit dengan kualitas yang baik, karena besar kecilnya KAP tidak hanya didasarkan pada nama besar saja, namun juga ditentukan oleh kualitas audit yang dihasilkan, salah satunya adalah ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan. . Artinya besar atau kecilnya rasio komisaris independen tidak mempengaruhi keakuratan perusahaan dalam menyajikan laporan keuangannya.
Implikasi Manajerial
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,0158 atau dibawah tingkat signifikansi 0,05 dengan nilai koefisien sebesar 0,298188. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0.0830 atau diatas tingkat signifikansi 0.05 dengan nilai koefisien sebesar -3.912066. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,2636 atau diatas tingkat signifikansi 0,05 dengan nilai koefisien sebesar -9.697781.
Keterbatasan dan Saran
Pengaruh faktor audit delay pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Perubahan Manajemen terhadap Audit Report Delay pada Perusahaan Perbankan. Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) dan Audit Delay: Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2011.
Pengaruh kompleksitas operasional, kontinjensi, pergantian auditor terhadap audit report backlog dengan spesialisasi auditor sebagai moderasi. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay (pada perusahaan real estate yang terdaftar di BEI). Pengaruh GCG, Opini Auditor dan Auditor Internal terhadap Audit Delay pada Perusahaan Telekomunikasi di BEI.
Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Audit Delay pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya di Bursa Efek Indonesia. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Sektor Perdagangan Jasa Dan Investasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh wajib penerapan IFRS, jenis industri, kerugian, anak perusahaan, ukuran KAP, ukuran perusahaan, opini audit dan ukuran komite audit terhadap keterlambatan laporan audit (Studi Empiris pada