• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh kompos naturdec dan pupuk kandang kambing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh kompos naturdec dan pupuk kandang kambing"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPOS NATURDEC DAN PUPUK KANDANG KAMBING SEBAGAI MEDIA TANAM SISTEM MICROGREEN TERHADAP

PERTUMBUHAN ALFALFA (Medicago sativa L.)

SKRIPSI

Oleh:

SITI SULEHAH (21701061078)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2021

(2)

PENGARUH KOMPOS NATURDEC DAN PUPUK KANDANG KAMBING SEBAGAI MEDIA TANAM SISTEM MICROGREEN

TERHADAP PERTUMBUHAN ALFALFA (Medicago sativa L.)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjanan Biologi (S-1)

Jurusan Biologi Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang

Oleh:

Siti Sulehah NPM. 21701061078

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2021

(3)

ABSTRAK

Siti Sulehah (NPM. 21701061078) Pengaruh Kompos Naturdec dan Pupuk Kandang Kambing Sebagai Media Tanam System Microgreen Terhadap Pertumbuhan Alfalfa (Medicago sativa L.)

Dosen Pembimbing 1 : Ir. H. Saimul Laili, M.Si Dosen Pembimbing 2 : Ir. Tintrim Rahayu, M.Si.

Pengomposan adalah proses daur ulang sampah organik. Pupuk merupakan suatu bahan yang diperlukan tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara dapat mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman. Tanaman alfalfa (Medicago sativa L.) mulai dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan protein nabati sebagai pakan ternak. Selain itu tanaman alfalfa banyak digunakan untuk bahan minuman suplemen kesehatan atau toga kerena memiliki kandungan klorofil yang tinggi.

Tanaman alfalfa memiliki akar panjang yaitu 4,5 meter, membutuhkan drainase yang baik, dengan pH tanah 6,5 atau lebih, Memiliki daun satu tangkai (petiol) dan berdaun tiga (trifoliat), dengan panjang daun 5-15 mm. Microgreens adalah tanaman herbal atau sayuran hijau yang dapat dipanen sangat muda setelah usia 7- 14 hari masa semai ketika daun kotiledon baru muncul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos, pupuk kompos yang dicampur dengan pupuk kandang kambing sebagai media tanam system microgreen dapat mempercepat pertumbuhan alfalfa (Medicago sativa L.). Metode penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL).

Dengan konsentrasi media tanam mulai dari 80 gr, 90 gr, 100 gr dengan 9 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar, bobot basah dan bobot kering, dan faktor abiotik. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis Uji F kemudian jika terdapat beda nyata maka di uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Naturdec pada pupuk kompos berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman dengan nilai rata-rata 11,628 cm, jumlah daun14 cm, luas daun 4,214 cm, panjang akar 25,428 cm dan bobot basah 4,97 gr, bobot kering 0,39 gr.

Kata kunci: Kompos, Alfalfa (Medicago sativa L.), microgreens.

(4)

ABSTRACT

Siti Sulehah (NPM. 21701061078) Effect of Naturdec Compost and Goat Manure as Microgreen System Planting Media on Alfalfa (Medicago sativa L.) Growth

Advisor 1: Ir. H. Saimul Laili, M. Si Advisor 2: Ir. Tintrim Rahayu, M.Si.

Composting is the process of recycling organic waste. Fertilizer is a material needed by plants to meet nutrient needs that can affect the growth of a plant. Alfalfa (Medicago sativa L.) has begun to be cultivated to meet the needs of vegetable protein as animal feed. In addition, the alfalfa plant is widely used for health supplement drinks or toga because it has a high chlorophyll content. Alfalfa plants have long roots of 4.5 meters, require good drainage, with a soil pH of 6.5 or more, Have one leaf stalk (petiol) and three leaves (trifoliate), with a leaf length of 5-15 mm. Microgreens are herbs or green vegetables that can be harvested very young after 7-14 days of seedling when new cotyledon leaves appear. This study aims to determine the effect of compost, compost mixed with goat manure as a planting medium for the microgreen system to determine the growth of alfalfa (Medicago sativa L.). The research method was carried out experimentally using a completely randomized design (CRD). With a concentration of planting media ranging from 80 gr, 90 gr, 100 gr with 9 replications. Parameters observed included plant height, number of leaves, leaf area, root length, wet weight and dry weight, and abiotic factors. The research data were analyzed using the F test analysis then if there was a significant difference then the 5% BNT test was used. The results showed that the addition of Naturdec to compost had an effect on increasing plant growth such as plant height with an average value of 11,628 cm, number of leaves 14 cm, leaf area 4.214 cm, root length 25,428 cm and wet weight 4.97 gr, dry weight 0, 39 grams.

Keywords: Compost, Alfalfa (Medicago sativa L.), microgreens.

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang letaknya berada di garis khatulistiwa dan menjadi negara ke pulauan terbesar di dunia dengan kekayaan flora dan faunanya. Berbagai varietas tanaman dapat dibudidayakan dengan baik.

Di Indonesia tanaman alfalfa baru pertama kali dibudidayakan pada tahun 1996 di daerah Boyolali kemudian menyebar ke BPTU-Baturaden pada tahun 2004-2005 dan diikuti oleh daerah Ciawi yang mulai dibudidayakan pada tahun 2007 (Sajimin dkk, 2011). Di Indonesia budidaya tanaman alfalfa masih sangat lambat karena tidak adanya penyediaan biji alfalfa, biji alfalfa yang dihasilkan dan akan ditumbuhkan di Indonesia tidak mempunyai embrio hal ini, mengakibatkan biji alfalfa tidak bisa dikecambahkan sehingga untuk membudidayakan tanaman alfalfa masih diimpro dari Cina, Amerika Serikat dan Arab (Rahmayati dan Sitanggang, 2006)

Tanaman alfalfa merupakan komoditas keempat dalam sektor pertanian yang paling banyak dibudidayakan di Amerika Serikat setelah jagung, kedelai, dan gandum (Sarnac et all, 2006). Negara-negara yang memiliki iklim sedang dapat memproduksi tanaman alfalfa hingga 80 ton/ha bahan segar dan 20 ton/ha pada bahan kering (Marcovic et all, 2007). Selain itu tanaman alfalfa banyak digunakan untuk bahan minuman suplemen kesehatan kerena memiliki kandungan klorofil yang tinggi (Stocmal dkk 2001). Menurut penelitian Subantoro dkk., (2007) menyatakan bahwa daun tanaman alfalfa mempunyai kandungan klorofil empat kali lipat dibandingkan dengan tanaman lainnya.

Tanaman alfalfa merupakan tanaman yang berasal dari subtropis, hidup liar dan dibudidayakan oleh negara-negara Asia. Tanaman alfalfa hidup di daerah yang mempunyai dreinase yang baik, tidak tahan terhadap kelembapan yang tinggi dan dengan ph 6,5 selain itu kesuburan tanah juga sangat mempengaruhi kualitas alfalfa dalam pertumbuhan tanaman (Agricultural Experiment Station and Cooperative Extension Servise 1998). Untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan budidaya

(6)

2 tanaman alfalfa, dengan menggunakan sistem microgreen pada berbagai media tanam. Selain itu microgreens juga dapat ditanam di media tanah maupun secara hidroponik dengan pencahayaan yang tinggi untuk membantu pertumbuhan secara efisiens (Xiao, 2014). Microgreens mempunyai kelebihan sebagai sayuran hijau atau tanaman herbal yang dibuat untuk memudahkan masyarakat menanam sayuran atau tanaman herbal dikota, dapat dipanen pada umur tanaman masih muda setelah usia 7-21 hari masa semai ketika daun kotiledon baru muncul sehingga kandungan nutrisinya sangat tinggi, hasil penelitian dari Xiao dkk (2012). Beberapa laporan menyatakan adanya perubahan kandungan poliamina selama proses perkembangan biji legum pada system microgreens yang melibatkan kecambah alfalfa, kecambah selada, semanggi dan kacang hijau (Shalaby, 2000).

Sistem microgreen tidak hanya dugunakan untuk perkecambahan sayuran saja namun, dapat juga digunakan pada berbagai spesies tanaman seperti sayuran, tumbuhan perdu, tumbuhan aromatic dan tumbuhan liar (Francesco dan pietro, 2015). Sedangkan kecambah adalah perkecambahan yang dibentuk oleh pucuk dan akar bersamaan, berasal dari biji yang dikecambahkan sebagaian di ruangan yang tidak terkena sinar matahri maupun didalam air, pada siklus produksi hanya membutuhkan waktu beberpa hari saja (Francesco dan pietro, 2015).

Perlakuan pemberian pupuk dimaksudkan agar dapat terpeliharanya petumbuhan tanaman menjadi optimal. Karena pupuk merupakan suatu bahan yang diperlukan tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara, baik pupuk yang besifat organik maupun an-organik. Bahan organik sendiri adalah sumber yang mempunyai kandungan unsur hara makro dan unsur hara mikro yang lengkap.

Pemberian Naturdec pada kompos digunakan untuk meningkatkan aktifitas penguraian bahan-bahan organik menambah unsur hara pada kandungan kompos dan mudah untuk diaplikasikan. Pupuk kompos berasal dari sampah organik seperti ranting, daun basah dan kering yang dapat didaur ulang. Sedangkan pengomposan adalah proses daur ulang sampah organik dengan memecah senyawa komplek menjadi senyawa yang sederhana yang dibantu oleh mikroorganisme (Wardi, 2011). Pupuk kandang kambing merupakan salah satu pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing. Keunggulan pupuk kandang kambing jauh lebih unggul kandungan unsurnya dari pada pupuk hewani lainya.

(7)

3 1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengaruh pupuk kompos Naturdec sebagai media tanam system microgreen dapat mempercepat pertumbuhan tanaman alfalfa (Medicagi sativa L.)?

2. Apakah pengaruh pupuk kompos Naturdec yang dicampur dengan pupuk kandang kambing sebagai media tanam system microgreen dapat mempercepat pertumbuhan tanaman alfalfa (Medicago sativa L.)?

3. Apakah pengaruh media tanam terhadap kandungan klorofil pada pertumbuhan tanaman Alfalfa (Medicago sativa L.)?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos Naturdec sebagai media tanam system microgreen terhadap pertumbuhan tanaman alfalfa (Medicago sativa L.).

2. Untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos Naturdec yang dicampur pupuk kandang kambing sebagai media tanam system microgreen terhadap pertumbuhan tanaman alfalfa (Medicago sativa L.).

3. Untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap kandungan klorofil pada pertumbuhan tanaman Alfalfa (Medicago sativa L.)

1.4. Hipotesis

Ho diterima dan H1 ditolak maka ada pengaruh perbedaan perlakuan untuk mempercepat pertumbuhan menggunakan pupuk organic (pupuk kompos dan pupuk kompos dicampur dengan pupuk kandang kambing) sebagai media tanam dengan sistem microgreen pada tanaman alfalfa (Medicago sativa L.).

1.5. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Pupuk kompos naturdec diambil dari TPST Mulyoagung Bersatu.

2. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun (cm), panjang akar (cm), bobot basah dan bobot kering tanaman

(8)

4 (gram) serta faktor abiotik (pH tanah, suhu udara, lelembapan udara, intensitas cahaya).

3. Panen dilakukan pada umur 21 hari setelah tanam.

4. Bibit alfalfa yang digunakan didapat dari toko pertanian

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai informasi mengenai pengaruh perbedaan perlakuan untuk mempercepat pertumbuhan menggunakan pupuk organik sebagai media tanam dengan system microgreen pada tanaman alfalfa (Medicago sativa L.). Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah mengenai alternative untuk mengembangkan kombinasi perlakuan terbaik untuk menghasilkan pertumbuhan alfalfa (Medicago sativa L.) dan dapat menjadi referensi pengembangan microgreen dalam menunjang ketahanan pangan masyarakat kota.

(9)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Pemberian Naturdec dan Pupuk Kandang Kambing pada Kompos Sebagai Media Tanam Sistem Microgreens Terhadap Pertumbuhan Tanaman Alfalfa (Medicago sativa L.) dapat disimpulkan bahwa:

1. Penambahan naturdec pada pupuk kompos memberikan pengaruh nyata untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktifas tanaman alfalfa (Medicago sativa L.) terutama pada tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, bobot basah dan kering tanaman, namun pada system microgreen tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman.

2. Penambahan pupuk kandang kambing yang dicampur dengan pupuk kompos tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman alfalfa (Medicago sativa L.), pada penelitian hanya 2 perlakuan yang berkecambah pada umur 4-5 HST dan sebagin perlakuan benih yang disebar berjamur lalu membusuk dan mati.

3. Pengaruh pupuk kompos terhadap kandungan klorofil memberikan pengaruh yang nyata, pada total konsentrasi 80 gr yaitu 60,8438 Mg/ 1 gr, klorofil total pada konsentrasi 90 gr yaitu sebesar 75,4295 Mg/ 1 gr, dan dan klorofil total pada konsentrasi 100 gr yaitu 72,659 Mg/ 1 gr.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian ini, peneliti berharap supaya penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. Peneliti juga berharap pada penelitian selanjutnya untuk dapat mengembangkan dan membudidayakan tanaman alfalfa menggunakan pupuk kompos naturdec dan pupuk kandang kambing agar tanaman alfalfa dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti farmakologi dan ekonomi.

(10)

70

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Ghoffar M. (2004). Tafsir Ibnu Katsir, Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’I Agriculture Experimental Station and Cooperativr Extension Service. 1998. Alfalfa

Production Handbook. Kansas State University, Manhattan, Kansas.

Ai, N. S. dan Y. Banyo. 2011. Indikator Kekurangan Air pada Tanaman Dengan Konsentrasi Klorofil Daun. Jurnal Ilmiah Sains. 11: 166-171.

AL-Naeem, M. A. 2008. Influence of Water Stress on Water use Efficiency and dry-hay Production of Alfalfa in Alabsa, Saudi Arabia. International Journal of Soil Science. Academi Journal Inc. 3 (3): 119-126.

http://docdrive.com/pdfs/academicjournals/ijss/2008/119.126.pdf. (23 Febuari 2011).

Ashigh, j., m. Craig and L. Lauriault. 2009. Managing Weeds in Alfalfa. Guide A-

325. N. M. State University. Mexico.

http://www.westernag.ca/mnov/resources/thesis/ubc. (24 Febuari 2011).

Bagg, J. 2003. Cutting Management of Alfalfa. Government of Ontario, Canada.

Cambardella, C. and Elliott, E. 1992 Particulate Soil Organic-Matter Changes across a Grassland Cultivation Sequence. Soil Science Society of America Journal, 56, 777-783.

Campbell A., ZL, Xia, PR, Jackson, VC, Baligar. 1993. Analisis paralel toleransi terhadap aluminium di alfalfa. Euphytica, 3 (72): 157-162.

Chapple, C., M. Ladisch, dan R. Melian. 2007. Melonggarkan Cengkraman Lignin Produksi BIOFeul. Nat.Biotechnol.25: 746-748.

Clarce LM, JH. Dilworth, AR. Glenn. 1993. Kelangsungan Rhizobium meliloti WSM419 dalam Efek Kultur Laboratorium Kombinasi Kejutan pH dan Tekanan Substrat karbon. Biokimia Biol Tanah, 25: 1289-1291.

https://doi.org/10.2298/GENSR1903907L.

(11)

71 Darni, Joyeti.2016. Pengaruh Pemberian extrak Daun Alfalfa (Medicago sativa L.) terhadap Profil Lipid dan Kadar Malondialdehida Tikus Hiperkolesterolmia. Vol. 13, No. 2. Retrieved from Jurnal Gizi Klinik Indonesia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Djuarnani, N., Kristian dan Setiawan, B. S. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos.

Cetakan 1. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Edwards, C.A. 2004. Interactions Among Organic Matter, Earthworms, and Microorganism In Promoting Plant Growth Soil Organic Matterin Suistanable Agrure. CRC Press. New York. Hlm 328-329.

Freeyer, B. 2004. Biological Nitrogen Fixation of Different Legume Species under Water Stress. University of Natural resources and AppliedLife Sciences Institute og Organic Farming. Gregor Mandel Strasse 33.

Vienna, Austria.

Garner C. F. and. Randolph, N. M. 1997. Insects Attcking Forage Crops. Texas Agricultural Extension Service. The Texas A & M University System.

http://insects.tamu.eduextension/bulletin/b.975. (23 januari 2011).

Grewal, HS, R., Williams (2003): Pengapuran dan kultivar mempengaruhi pertumbuhan akar, bintil, rasio daun terhadap batang, hasil rumputan, dan komposisi unsur alfalfa pada tanah asam. J. Nutrisi Tanaman, 26 (8): 1683-1696.

Gunam Wayan, I.B., L.P. Wrasiati, I MD. Mahaputra Wijaya, IW. Arnata dan I W.G. Sedana Yoga. Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos Dengan Bantuan Mikroorganisme Di Desa Sibetan Karangasem. Teknologi Industri Pertanian – Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Penelitian dilakukan tahun 2007.

Habibi, Lafran. 2008. Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Rumah Tangga.

Cetakan 1. Bandung. Penerbit titian ilmu.

(12)

72 Hoy, D. M., K. J. Moonere, J. R. George and E. C. Brummer. 2002. Alfalfa Yield and Quality as Influenced by Establishment Method. Argon. J. 94: 65- 71.

ILDIS, 2005. Alfalfa. (6 April 2006).

Islam, M. Z.; Park, B.J.; Kang, H. M.; Lee, Y. T. 2020. Influence of selenium Biofortification on the Bioactive Compounds and Antioxidant Activityof wheat Microgreens Extract. Food Chem. 309, 125763.

Isroi. 2008. Kompos. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Bogor.

Kaiser, C. and Ernst. M. 2018. Microgreens. CDC-CP-104. Lexington, KY: Center for Crop Diversification, University of Kentucky College of Agriculture, Food and Enviroment. Available:

http://www.uky.edu/ccd/sites/www.uky.edu.ccd/files/microgreens.pdf

Kusmita, Lia,dkk. 2014. Uji Efek Antiinflansi Fraksi Etil Asetat Exstrak Alfalfa (Medicgo sativa L.) pada Tikus Putih Jantan yang Diinduksi Karagenin.

STIFAR “Yayasan Farmasi” Semarang.

Kyriacou, M. C.; El-Nakhel, C.; Granziani G.; Pannico, A.; Seteriou, G. A.;

Gordano, M.; Ritieni, A.; De Pascale, S.; Rouphael, Y. 2019. Functional Quality in NovelFood Sources: Genotypic Variation in the Nutritive and Phytomhemical Composition of Thiteen Microgreens Species. Food Chem. 277, 107-118

Lacefield GD, RM Henning, dan M Collins. 2011. Alfalfa the Queen of Forge Corpd. Cooperative Extention Service. University Kentucky. Diunduh 26 Januari 2013 dari http://www.ca.uky.edu/agc/pubs/agr/agr76.pdf.

Lamb Jo Ann F. S., C. C. Sheaffer and D.A. Samac. 2003. Population Density and Harvest Maturity Effects on Leaf and steam Yield in Alfalfa. Agronomi J. 95: 635-641.

Landers, K. L., Z. R. Howard, C. L. Woodward, S. G. Brikhold dan S. C. Ricke.

2005. Potential of Alfalfa as an Alternative Molt Unduction Diet for Laying Hens: Egg Qulity and Consumer Acceptability. Bioresource

(13)

73

Techology. Elserver. 96: 907-911.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov.pubmed/15627561. (12 Maret 2011)

Loynochan, T. 2005. Nitrogen Fixation by Forage Legume. Department of Agronomy. Iowa State University. Ames, 6 p.

Lucas R, HE Kirschner, dan BL Corley. 2006. The Benefits of Alfalfa. Diunduh 23 Febuari 2013 dari http://www.pjstory.com/Alfalfa.htm.

Mannetje, L. dan R. M. Jones. 2000. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara. Bogor:

PT Balai Pustaka.

Marcovic J, Z Radovic, D Luigic, dan Sokolovic. 2007. The Effect of Development Stage on Chemical Composition of Alfalfa Leaf and Steam. Biotech in animal Husbandary. 23(5-6): 383-388.

Mardaningsih, F., M. A. M. Andriani, dan Kawiji. 2012. Pengaruh Konsentrasi Etanol dan Suhu Spray Dryer Terh adap Karakteristik Bubuk Klorofil Daun Alfalfa (Medicago sativa L.) dengan Menggunakan binder Maltodestrin. JurnalTeknosains Pangan.

Marino, L and K. Berardo. 2005. Alfalfa Forage Production under Different Phoshorus Supply Stategies. Better crops. 89(4) Argentina.

http://www.ipni.net/ppiiweb/bcrops.nsp/swebindex. Pp. 22-25 (24 Febuari 2011)

Michaud, R., WF Lehman, dan MD Rumbaugh. 1988. World Distribution and Historical Development. p. 25-91. In Alfalfa and Alfalfa Improvement.

Agron. Monogr. 29. ASA, CSSA, SSSA, Madison, WI. National Agricultural Statistics Service. On-time resource:

www.nass.usda.2008.

Mir SA, Shah MA, Mir MM. 2017. Microgreens: production, shelf life, and bioactive components. Crit Rev Food Sci 57:2730 –2736.

https://doi.org/10.1080/10408398.2016.1144557.

Muhklis dan Fauzi. 2003. Pergerakan Unsur Hara Nitrogen Dalam Tanah. Sumatra Utara. USU Press.

(14)

74 Noor, F. K. B. M. 2010. Pengaruh Pemberian Klorofil dari Tanaman Alfalfa (Medicago sativa L.) terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Putih (Rattus novergicus) Strain Wistar. Fakultas Kedokteran Sebelas Maret Surakarta. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/21376/Pengaruh- Pemberian-Klorofil-Tanaman-Alfalfa-Medicago-Sativa-Terhadap- Kada-Kolesterol-Total-Tikus-Putih-Rattus-Norvegicus-Strain-Wistar.

Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta, 237.

Parman S dan S Harnina. 2008. Pertumbuhan, Kandungan Klorofil, dan Serat Kasar pada Defoliasi pertama (Medicago sativa L.) Akibat Pemupukan Mikorisa. Buletin Anatomi dan fisiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro. 16 (2): 1-10.

Parnata, A. S. 2004. Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Manfaatnya. Bandung.

Aromedia Pustaka.

Peretty, P and S. Horne. 2007. Alfalfa (Medicago sativa L.). Natures Field 23 (6):

1. http://www.treelite.com/NF/2007/07/PetHealth.pdf. 3 Juli 2008.

Pinto E, Almeida AA, Aguiar AA, Ferreira IMPLVO. 2015. Comparison between the mineral profile and nitrate content of microgreens and mature lettuces. J Food Compost Anal 37:38 – 43.

https://www.doi.org/10.1016/j.jfca.2014.06.018.

Purwantari, N. D., Sajimin dan Fitrah Tunnisa.2009. Eksplorasi Senyawa Fitoestrogen di dalam Tanaman Pakan Ternak dan Pengembangannya Terhadap Produksi Ternak. Laporan Sinergi Penelitian dan Pengembangan Bidang Pertanian (Sinta). Balitnak, Puslitbangnak dan Badan Litbang. 23 hlm.

Radovic, J., D. Sokolovic dan J. Markovic. 2009. Alfalfa-Most Important Perennial Forage Legume in Animal Husbandry, Belgrade-Zenum. 25(5-6):

465-475.

(15)

75 Rahmayanti, E dan M. Sitanggang. 2006. Taklukan Penyakit dengan Klorofil

Alfalfa. Jakarta. PT Agromedium Pustaka.

Rao, N. S.S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Terjemahan H. Susilo. Jakarta. Universitas Indonesia Press, 353 hlm.

.

Renan, Subantoro. Sri Wahyuningsih. Rossi Prabowo. 2006. Pengarih GA3, Kompos, Pupuk Organic Cair, dan TPS Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Serta Kuantitas Benih Alflfa Tropika (Medicago sativa L.), Jurnal Mediagro Faperta Universitas Wahid Haysim Semarang, Semarang.

Russelle. M. 2004. The Environmental Impact of N₂ Fixation by Alfalfa. Proc

National Alfalfa Symposium. San Diego.

http://alfalfa.uedavis.edu.STEINBECK,j.(ED). Alfalfa from Wikipedia. The Free Encyclopedia. California.

(http://en.wikipedia.org/wiki/alfalfa) (31 Januari 2011).

Sajimin dan N. D. Purwantari. 2011. Tanaman Alfalfa Sebagai Komoditas Harapan Pakan Ternak: Pengaruh Serangan Hama terhadap Produktifitas Hijauan pada Pemotongan Pertama. Makalah Disampaikan pada Acara Seminar Nasional Perhimpunan Etnomologi Indonesia, 16-17 Febuari 2011. Universitas Padjajaran, Bandung. 11 p.

Samac, D. A., H.-J. G. Jung, and J. F. S. Lamb. 2006. Developmentof Alfalfa (Medicago sativa L.) as a Feedstock for Productionof Ethanol and Other Bioproduct. p. 79-98. In S. L. Minter(ed). AlcoholicFeuls.CRC Press, Boca Raton, FL.

Schneider, N., Grau, C. hudelson, B. dan Gibbs, A. 2008. Ras Aphanomyces di Alfalfa. Fokus pada Forage Vol. 10, No. 7.

Setyorini, D. 2003. Persyaratan mutu pupuk organik untuk menunjang budidaya pertanian organik. Disampaikan pada Seminar Sehari Penggunaan Pupuk Organik. BPTP DI Yogyakarta.

(16)

76 Setyanti, Y. H. S. Anwar, dan W. Slamet. 2013. Karakeristrik Fotosintetik dan Serapan Fosfor Hijauan Alfalfa (Medicago sativa L.) pada Tinggi Pemotongan dan Pemupukan Nitrogen yang Berbeda. Animal Agriculture Journal. Semarang. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Vol. 2. No. 1 p 86-96.

Shalaby, A. R. 2000. Changes in Biogenic Amines in Mature and Germinating LegumeSeeds and their Behavior during Cooking. Food Nahrung, 44, 23-27.

Silahooy, C. 2012. Efek Dolomit dam SP-36 Terhadap Bintil Akar, Serapan N dan Hasil Kacang Tanah pada Tanah Kambisol. Agrologia 1:91-98.

Simamora, Suhut, dan Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. Jakarta.

AgroMedia Pustaka.

Simanungkalit. R. D. M., Didi Ardi Suriandikarta, Rasti Saraswati, Diah Setyorini, dan Wiwik Hartatik. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

SNI 19-7030-2004. Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik.

http://inswa.or.id/wp- content/uploads/2012/07/Spesifikasi-kompos- SNI.pdf. Diakses pada 27 Desember 2017.

Smith, D. H, K. G. Beck, F.B Pears and W. M. Brown. 2006. Alfalfa: Production and Management. No. 703. Colorado State University Cooperative Extension Colorado.

Sutedjo MM, AG Kartasapoetra, dan Sastroatmodjo S. 1991. Mikrobiologi Tanah.

Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.

Stocmal A, S Piacente, C Pizza, F De Riccardi, R Leitz dan W Oleszek. 2001.

Alfalfa (Medicago sativa L.) Flavonoids. 1. Pigenin and Luteolin Glycosides from aerial Parts. Journal Agric Food Chem. 49 (2): 7-53.

Subantoro, R. 2009. Mengenal Karakter Tanaman Alfalfa (Medicago sativa L.).

Staf Pengajar Fakultas Pertanian Unwahas. Anggota Pengembangan

(17)

77 Pertanian Nahdatul Ulama (LP2NU) Jawa Tengah. Vol 5. No 2, 2009:

Hal 50-62.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Stevovic, V., D., DuroUROvic, D., Đukic, B., Lazarevic, D., Tomic. 2010. Respon alfalfa terhadap pH tanah rendah dan pengapuran. XII Simposium Internasional tentang Tanaman Pakan Republik Serbia, Bioteknologi dalam Peternakan, Buku 2, 26: 261-268

Tan, K. H. 1993. Enveromental siol Science. Marcel Dekker. Inc, New York.

Treadwell D.D., Hochmuth R., Landrum L., Laughlin W., 2010. Microgreens: A new specialty crop. University of Florida, IFAS, EDIS publ. HS1164.

https://edis.ifas.ufl.edu/hs1164. Accessed 7 Jul 2015. United States Department of Agriculture (USDA), 2014. Specialty greens pack a

nutritional punch. AgResearch Magazine.

http://agresearchmag.ars.usda.gov/2014/jan/greens. Accessed 7 Jul 2015

Tompodung, H. M. 2009. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Jurnal Ilmiah Adiwida 4(2):12-17.

USDA. 20011. Germplasm Resources Information Network (GRIN). United State Department Of Agriculture Research Service,Bellsville Area.

http://www.ars.grin-gov/cgi-bin/npgs/htm/taxon.pl. (27 Febuari 2011).

Von Uexkull, HR, E., Mutert (1995): Exstent global, pembangunan dan dampak ekonomi dari tanah masam. Dalam „Interaksi tanah tanaman pada pH rendah: prinsip dan pengelolaan“. Eds: Date RA, Grundan NJ, Rayment GE, Probert ME, Kluwer: Dordrecht, Belanda: 1-19.

Wardi IW. 2011. Pengolahan Sampah Berbasis Sosial Budaya. Jurnal Bumi Lestari.

Vol 11.

(18)

78 Widyati-Slamet, Sumarsono, S. Anwar dan D.W. Widjajanto. 2014. Pertumbuhan Generatif Alfalfa (Medicago sativa L.) Mutan Tropis, Respon Terhadap Pemupukan Fosfat (Hasil Mutasi Induksi EMS). Fakultas Perternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Pastura Vol. 3 No.

2: 61-64.

Worc. 2005. The Prombel with Genetic ModifiedOrganism (GMO) Alfalfa, Grassroot Leadership and Action. Diunduh 24 Febuari 2013 dari http://www.worldingo.com/ma/enwiki/en/Alfalfa.

Xiao ZL, Lester GE, Park E, Saftner RA, Luo YG, Wang Q. 2015. Evaluation and correlation of sensory attributes and chemical compositions of emerging fresh produce: microgreens. Postharvest Biol Technol 110:

140 –148. https://doi.org/10.1016/j.postharvbio.2015.07.021.

Yardiminci, N., H Eryigit and I. Erdal. 2007. Effect of Alfalfa Mosaic Virus (AMV) on the Content of same Marco and Micronutrients in Alfalfa. J. Culture Collection 5: 90-93.

Yuwono N. W., Afandie.R. 2002. IlmuKesuburan Tanah. Kanisius.Yogyakarta. 84 hal.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan pupuk kompos limbah kandang kambing, phonska maupun kombinasinya memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap semua

Hasil penelitian perlakuan pupuk kandang kambing dan pupuk KCl secara umum tidak terjadi pengaruh yang berbeda nyata pada parameter pertumbuhan dan hasil tanaman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dosis pupuk kandang kambing yang diberikan pada dosis 40 ton/ha meningkatkan seluruh variabel pengamatan; (2) Aplikasi pupuk hayati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dosis pupuk kandang kambing yang diberikan pada dosis 40 ton/ha meningkatkan seluruh variabel pengamatan; (2) Aplikasi pupuk hayati

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang kambing (K) dan pupuk NPK Phonska (P) berbeda sangat nyata, sedangkan interaksinya (KxP) berbeda

Gambar 1 Pengaruh dosis pupuk kandang kambing pada tinggi tanaman Pak Coy Pengaruh dosis pupuk kandang kambing terhadap jumlah daun tanaman umur 4 Mst, menunjukan pengaruh sangat nyata

Penulis melaksanakan penelitian pada bulan November 2019 sampai Februari 2020 dengan judul skripsi “Pengaruh Takaran Pupuk Kandang Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang dosis pupuk kandang kotoran kambing yang baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah Allium