• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI PADA LANSIA DI POSBINDU TERATAI 2 WILAYAH KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI PADA LANSIA DI POSBINDU TERATAI 2 WILAYAH KERJA "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI PADA LANSIA DI POSBINDU TERATAI 2 WILAYAH KERJA

UPTD PUSKESMAS PAMANUKAN SUBANG

Najdah Zakiyyatun Nisa1, Supriadi2, Asri Handayani Solihin3

1STIKes Dharma Husada Bandung

2 Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

3 STIKes Dharma Husada Bandung Email : najidahbunga@gmail.com

ABSTRAK

Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi yang ditandai dengan pembengkakan sendi, warna kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak, untuk mengurangi nyeri sendi diperlukan terapi salah satunya adalah senam lansia. Prevelensi penyakit sendi di Indonesia sangat tinggi sebesar 30,35%.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian senam lansia terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia di Posbindu Teratai 2 wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pamanukan Subang. Metode: penelitian dengan menggunakan pre-eksperimen dengan perancangan one grup pre test post test design dengan populasi pada penelitian ini adalah 80 lansia dengan sampel 44 responden dengan menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan skala nyeri. Hasil uji statisktik non parametrik Wilcoxon menunjukan ada pengaruh antara senam lansia terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia di Posbindu Teratai 2 setelah di lakukan pre test dan post test, dengan p value = 0.001. Saran pada penelitian ini diharapkan kepada lansia agar mengikuti senam lansia dengan teratur dan pihak UPTD Puskesmas bisa melaksanakan program senam lansia dengan secara teratur.

Kata Kunci : Nyeri sendi, senam lansia, lansia

PENDAHULUAN

Lanjut usia ( lansia ) yaitu seorang yang telah memasuki uisa 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok pada manusia yang telah masuk ke tahap akhir dari fase kehidupanya.

Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut dengan Aging Process atau biasa disebut itu dengan sebutan penuaan (WHO 2022). Proses penuaan adalah siklus di dalam hidup yang ditandai dengan turunnya berbagai fungsi organ pada tubuh seseorang, yang menyebabkan tubuh makin rentan oleh berbagai penyakit yang dapat mengancam atau kehilangan nyawa. Kondisi yang terjadi biasanya akan berpengaruh pada kemunduran aspek fisik maupun psikologis lansia (Ibrahim et al., 2022).

Data Susenas maret 2022 memperlihatkan sebanyak 10,48 % penduduk adalah lansia

dengan nilai rasio ketergantungan lansia sebesar 16,09 %. Lansia perempuan lebih banyak daripada laki-laki ( 51,81 % berbanding 48,19

% ). Di Jawa Barat sendiri jumlah lansia mencapai angka 4,94 juta jiwa, di kabupaten Subang lansia dengan usia 60-64 tahun sebanyak 66,632 jiwa dengan kategori laki-laki 34,247 jiwa dan perempuan 32,385 jiwa sedangkan pada usia > 65 tahun 119.085 jiwa dengan kategori laki-laki 55.555 dan perempuan 63. 529 jiwa ( Dinkes Subang, 2018 ).

Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi yang ditandai dengan pembengkakan sendi, warna kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak. Pada keadaan ini lansia sangat terganggu, apabila lebih dari satu sendi yang terserang hingga menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari (Handono, 2013).

(2)

2 Berdasarkan data dari RISKESDAS 2018, prevalensi penyakit sendi di Indonesia tercatat sekitar 7,3%, secara umum prevalensi penyakit sendi di Indonesia sangat tinggi sebesar 30,35%, pada usia 45-54 prevalensinya sebesar 46,3%, usia 55-64 sebesar 56,4%, usia 65-74 sebesar 62.9% dan usia lebih dari 75 tahun sebesar 65,4 (Setiohadi dkk., 2006). Prevalensi penyakit sendi di Jawa Barat berada diurutan ke-6 di Indonesia yaitu sebesar 8,86% dan jika dilihat dari karakteristik tertinggi pada usia >75 tahun (22,48%). Penderita lebih banyak dari perempuan (10,21%), sedangkan laki-laki (7,53%).

Nyeri pada persendian menjadi masalah kesehatan yang biasa banyak di jumpai pada lansia. Nyeri sendi merupakan masalah utama yang terjadi pada lansia yang ditandai oleh pengeroposan kartilago articular (sendi). Nyeri sendi yang paling banyak dijumpai yakni pada sendi-sendi penahan berat tubuh seperti panggul, lutut dan kaki. Menurut data WHO 2020 jumlah lansia dengan penderita nyeri sendi mengalami kenaikan dengan jumlah penderita nyeri sendi 1370 (33,35%).

Sedangkan Indonesia merupakan negara terbesar ke-2 di dunia.

Pengobatan nyeri sendi pada lansia dapat dilakukan dengan cara farmakologi dan non- farmakologi. Terapi farmakologi sebagai penurun nyeri pada lansia biasanya dengan pemberian obat analgesik seperti obat anti inflamasinon steroid (OAINS). Pengobatan dengan non farmakologi yaitu perawatan tanpa penggunaan pengobatan medis, menurut Budiarjo (2005) dalam Kusnanto (2007), salah satu olahraga yang baik untuk keseimbangan tubuh lansia adalah olahraga yang memadukan gerak dengan pelatihan kekuatan otot serta kelenturan. Berdasarkan pedoman tersebut, salah satu aktivitas fisik yang patut untuk direkomendasikan pada lansia untuk melatih keseimbangan tubuhnya adalah senam lansia.

Senam lansia adalah serangkaian gerak nada teratur, melibatkan semua otot dan persendian, mudah dilakukan (Atikah, 2010; Suarti, 2009).

Senam ini terdiri atas gerakan yang melibatkan pergerakan pada hampir semua otot tubuh, memiliki unsur rekreasi, serta teknis pelaksanaannya fleksibel yaitu dapat dilakukan di ruang terbuka maupun tertutup. Selain itu, secara fisiologis beberapa gerakan senam lansia

melibatkan bagian tungkai, lengan, dan batang tubuh akan meningkatkan kontraksi otot yang berdampak pada peningkatan kekuatan otot sebagai efektor membantu dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Latihan fisik ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mencegah morbiditas akibat gangguan keseimbangan dan jatuh (Setiati, 2006;

Sherwood, 2001; Depkes RI, 2005).

Penelitian terdahulu antara pengaruh senam lansia terhadap nyeri sendi berpedoman pada peneliti Febriati Astuti, Eva Marvia, dan Sri Nurjanah Wulandari dalam judul pengaruh senam lansia terhadap perubahan nyeri sendi pada lansia penelitian ini menunjukan bahwa hasil uji statistik diperoleh hasil p-value = 0,000 lebih kecil dari nilai signifikan 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada pengaruh perubahan nyeri sendi sebelum senam lansia dengan sesudah senam lansia ( Astuti, Eva Marvia, dan Sri Nurjanah Wulandari, 2020 Berdasarkan hasil pendahuluan peneliti telah melakukan wawancara secara langsung pada tanggal 23 mei 2023 yang dilakukan di Posbindu Teratai 2 desa Sarimukti dengan mendatangi rumah lansia. Jumlah populasi lansia dari usia 60-70 tahun terdapat 80 lansia.

Peneliti melakukan wawancara terhadap 10 lansia, hasil wawancara pada lansia didapatkan lansia mengatakan belum pernah ada kegiatan senam lansia untuk menurunkan nyeri sendi.

Lansia juga mengatakan sebagian besar tidak tahu jika senam lansia dapat menurunkan nyeri sendi.

METODE

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah Pre-Ekperimental dengan rancangan one-group pretest-posttes artinya design diawali dengan pretest dan setelah pemberian intervensi diadakan pengukuran kembali (post-test) dengan pendekatan waktu prospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang ada di posbindu Teratai 2 Desa Sarimukti, Pamanukan sebanyak 80 lansia. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purvosive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 44 lansia.

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pengukuran skala nyeri dengan alat ukur

(3)

3 Numeric Rating Scale dan lembar observasi yang dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan senam lansia. Pengumpulan data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan jenis kelamin responden dengan jumlah terbesar yaitu perempuan sebanyak 41 orang (93,2 %) dan usia responden dengan jumlah terbesar yaitu usia 60 tahun sebanyak 14 orang (31,8 %

Tabel 4.2

Nyeri Sendi Sebelum Dilakukan Senam Lansia Skala

Nyeri f % Max Min Mean SD

Tidak

Nyeri 0 0

Nyeri

Ringan 22 50 8 2 4,02 1,874

Nyeri

Sedang 16 36,3 Nyeri

Berat 6 13,6

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa sebelum dilakukan senam lansia didapatkan hasil rata-rata 4,02, nilai maximum 8, dan nilai minumum 2 dengan skala nyeri terbanyak adalah nyeri ringan 22 (50%).

Tabel 4.3

Nyeri Sesudah Senam Lansia Skala

Nyeri

f % Max Min Mean SD

Tidak Nyeri

0 0

Nyeri Ringan

33 75 6 1 2,59 1,484

Nyeri Sedang

11 25

Nyeri Berat

0 0

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa sebelum dilakukan senam lansia didapatkan hasil rata-rata 2,59, nilai maximum 6, dan nilai minumum 1 dengan skala nyeri terbanyak adalah nyeri ringan 33 (75%).

Tabel 4.4

Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukan hasil uji non parametrik wilcoxon diketahui p-value 0,001 <

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara senam lansia terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia di No. Karakteristik

Responden

Frequency (f)

Persentase (%)

1. Jenis Kelamin : Laki-Laki

Perempuan 3

41 6,8

93,2

Total 44 100

2. Usia : 60 Tahun 61 Tahun 62 Tahun 63 Tahun 64 Tahun 65 Tahun 67 Tahun 68 Tahun 69 Tahun 70 Tahun 73 tahun 80 Tahun

14 3 7 5 2 4 2 1 2 2 1 1

31,8 6,8 15,9 11,4 4,5 9,1 4,5 2,3 4,5 4,5 2,3 2,3

Total 44 100

(4)

4 posbindu teratai 2 wilayah kerja uptd puskesmas pamanukan.

PEMBAHASAN

1. Nyeri Sendi Sebelum Dilakukan Senam Lansia Pada Lansia

Berdasarkan hasil penelitian nyeri yang dirasakan oleh lansia, sebelum dilakukan senam lansia didapatkan rata-rata skala nyeri sendi yaitu 4,02 standart deviasi sebelum 1,874 dengan nilai maximum tertinggi 8 dan nilai minimum terendah adalah 2 dengan jumlah responden 44 orang. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa skor nyeri tertinggi adalah skala 8 sedangkan skor skala nyeri terendah adalah skala 2. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arnetta Syafridahlia (2022) dengan judul pengaruh senam tera terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia sebelum dilakukan senam skala nyeri tertinggi adalah 8 sedangkan nilai terendah 3 dengan rata-rata 5,06.

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun pontensial (Wiarto, 2017). Sendi adalah adalah tempat dimana dua tulang atau lebih membentuk persendian. Sendi memungkinkan fleksibilitas dan gerakan rangka serta memfasilitasi pelekatan di antara tulang (Nurachmah, 2011). Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi yang ditandai dengan pembengkakan sendi, warna kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak. Keletihan dapat meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping lansia (Andarmoyo, 2013).

Pada keadaan ini lansia sangat terganggu, apabila lebih dari satu sendi yang terserang. Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada lansia. Kebanyakan lansia hanya menganggap nyeri yang dirasakan sebagai proses menua. Perbedaan perkembangan antara kelompok usia lansia dan anak-anak dapat mempengaruhi bagaimana mereka bereaksi terhadap nyeri (Andarmoyo, 2013)

Menurut asumsi peneliti bahwa dari hasil penelitian yang sudah dilakukan didapatkan bahwa sebanyak 22 orang dengan skala nyeri berada pada rentang 1- 3 atau nyeri ringan, 16 orang dengan rentang nyeri 4-6 atau nyeri sedang dan 6 orang dengan rentang nyeri 7-10 atau mengalami nyeri berat. Berdasarkan data tersebut menunjukkan mayoritas lansia mengalami nyeri pada skala nyeri sedang.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena lansia mengalami nyeri pada saat melakukan aktifitas sehari-hari, sehingga dengan diberikan senam lansia pada responden yang mengalami nyeri sendi akan mudah untuk digerakkan yang bertujuan untuk menurunkan tingkat nyeri sendi pada lansia.

2. Nyeri Sendi Sesudah Dilakukan Senam Lansia Pada Lansia

Berdasarkan hasil penelitian nyeri yang dirasakan oleh lansia, sebelum dilakukan senam lansia didapatkan rata-rata skala nyeri sendi yaitu 2,59 standart deviasi sesudah 1,484 dengan nilai maximum tertinggi 6 dan nilai minimum terendah adalah 1 dengan jumlah responden 44 orang. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa skor nyeri tertinggi adalah skala 6 sedangkan skor skala nyeri terendah adalah skala 1. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arnetta Syafridahlia (2022) dengan judul pengaruh senam tera terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia sebelum dilakukan senam skala nyeri tertinggi adalah 6 sedangkan nilai terendah 2 dengan rata-rata 3,44.

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun pontensial (Wiarto, 2017). Sendi adalah adalah tempat dimana dua tulang atau lebih membentuk persendian. Sendi memungkinkan fleksibilitas dan gerakan rangka serta memfasilitasi pelekatan di antara tulang (Nurachmah, 2011). Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi yang ditandai dengan pembengkakan sendi, warna kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak. Pada keadaan ini lansia sangat terganggu, apabila lebih dari satu sendi yang terserang.

(5)

5 Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia dalam bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap kemampuan fisik lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh (Widianti

& Atikah, 2010). Oleh karena itu senam lansia sangat membantu lansia untuk mereganggkan sendi-sendi yang kaku jika dilakukan dengan teratur.

3. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia

Setelah menganilisi hasil intervensi sebelum dan sesudah selanjutnya peneliti melakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, sehingga peneliti bisa menentukan uji statistik parametrik atau uji statistik non parametrik. Setelah dilakukan uji normalitas dan mendapatkan distribusi data tidak normal maka peneliti menggunakan uji statistik non parametrik yakni uji Wilcoxon. Hasil uji normalitas terhadap pengaruh senam lansia pada lansia sebelum diberikan intervensi pada kelompok eksperimen menunjukkan angka signifikan 0,001 (p<0,05) dan sesudah diberikan intervensi menunjukkan angka signifikan 0,001 (p<0,05) maka dapat diartikan sampel pada penelitian ini berdistribusi tidak nomal. Maka dari itu penelitian ini dapat melanjutkan dengan pengolahan data dengan menggunakan uji wilxocon.

Pada penelitian ini uji wilxocon dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh senam lansia terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia di posbindu teratai 2 uptd puskesmas pamanukan subang. Hasil perhitungan uji Wilcoxon didapatkan data jika nilai Asymp.Sig (<0,05) maka “Hipotesis Diterima” dan jika nilai Asymp.Sig (>0,05) maka “Hipotesis Ditolak”. Dapat diketahui bahwa p-value uji wilxocon lebih kecil dari (0,05) yaitu bernilai 0,001 sehingga

dapat disimpulkan bahwa “Hipotesis Diterima” artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh senam lansia terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia di posbindu teratai 2 uptd puskesmas pamanukan subang.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahman, Irfan Hi A (2022) bahwa terjadi penurunan skala nyeri yang signifikan sebelum diberikan senam lansia dengan sesudah senam lansia. Dengan Hasil uji statistik minggu pertama diperoleh p-value (p = 0,083) (p > 0,05) yang artinya tidak ada pengaruh senam lansia terhadap penurunan skala nyeri responden. Namun tiga minggu berikutnya berturut-turut, pada minggu kedua diperoleh p-value (p = 0,007), minggu ketiga dan keempat (p = 0,000). Menurut asumsi peneliti bahwa dari hasil penelitian yang sudah dilakukan senam lansia berpengaruh terhadap penurunan sendi, berdasarkan data yang sudah diteliti pemberian senam lansia sebelum dan sesudah menunjukan perubaham skala nyeri yang signifikan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Nyeri sendi Pada Lansia di Posbindu Teratai 2 Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pamanukan Subang, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :

1. Rata-rata skor nyeri sendi sebelum diberikan intervensi senam lansia pada lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pamanukan Subang dengan kategori terbanyak yaitu nyeri ringan 22 (50%) dengan rata-rata 4,02

2. Rata-rata skor nyeri sendi sesudah diberikan intervensi senam lansia pada lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pamanukan Subang dengan kategori terbanyak yaitu nyeri ringan 33 (75%) dengan rata-rata 2,59

3. Adanya pengaruh senam lansia terhadap nyeri sendi pada lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

(6)

6 Pamanukan Subang dengan p- value 0,001

DAFTAR PUSTAKA

Aerobik, P. P. S., Bagi, S. K., & di Kabupaten Kendal, I. S. (2020). Jurnal Pengabdian Olahraga di Masyarakat.

Aisyah, S. (2017). Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non Farmakologi. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2(1), 2017.

Astuti, F. (2020). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Perubahan Nyeri Sendi Pada Lansia di Balai Sosial Lanjut Usia (BSLU) Mandalika Mataram. Prima:

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 6(1).

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.

(2018). Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. In Bps (Issue 43, p.

7272595).

Elfira, E. (2020). Diagnosis Nyeri Sendi Dengan Terapi Komplementer Dan Electromyography Berbasis Arduino UNO. Deepublish.

Faradillah, F., Nawangsari, H., & Rosyidah, I.

Pengaruh Senam Yoga Terhadap Tingkat Nyeri Rheumatoid Arthritis Pada Lansia

Handayani, 2020. (2018). Metodologi penelitian. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2020, 10–27

KBBI. (2016). Keluarga.

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entrikel uarga .diperoleh 8 juli 2019

Lase, Asrianti. ( 2021 ). Hubungan Senam Lansia Dengan Penurunan Nyeri Rheumatoid Arthrtis Pada Lansia Di UPT PS Lanjut Usia Binjai-Dinsos Provinsi Sumatera Utara. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan.

Manangkot, M. V., Sukawana, I. W., & Witarsa, I. M. S. (2016). Pengaruh senam lansia terhadap keseimbangan tubuh pada lansia di lingkungan Dajan Bingin

Sading. J Keperawatan Community of Publishing Nursing, 4(1), 24-7.

Mirawati, D. (2021). Perbedaan pengaruh pemberian senam osteoporosis dan senam yoga terhadap keluhan nyeri lutut pada lansia di posyandu lansia senja bahagia rw xxv Jebres, Surakarta.

Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi, 5(1), 21-32.

Notoatmodjo , S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Prof. Dr. Sugiyono, (2013). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.

Alfabeta Bandung

Putri, D. E. (2021). Hubungan fungsi kognitif dengan kualitas hidup lansia. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(4), 1147-1152.

Prastiwi, B. K. (2023). Pkm Senam Lansia Kelompok Wanita Tani Puspitasari Sampangan. Jurnal Pengabdian Olahraga Di Masyarakat, Universitas PGRI Semarang

Rahman, I. H. A. (2013). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi Pada Lansia di Kelurahan Tammua Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling Makassar Sulawesi Selatan (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

Rusmiati. ( 2020 ). Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Kabupaten Magetan. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Sari Desy Indah, ( 2017 ). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Gout Arthritis Di UPT PSTW jombang. STIKES Insan Cendekia Medika Jombang.

Sugiyono (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabet

Supriadi, I. (2020). Metodologi Riset Akutansi.

Depublish Publisher

Shalahuddin, I., Pebrianti, S., Eriyani, T., Platini, H., & Nurrahmawati, D. (2023).

Efektivitas Aktivitas Fisik terhadap

(7)

7 Penurunan Nyeri pada Lansia dengan Rheumatoid Arthritis. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 13(3), 895-908.

Taufandas, M., Rosa, E. M., & Afandi, M.

(2018). Pengaruh range of motion untuk menurunkan nyeri sendi pada lansia dengan osteoartritis di wilayah puskesmas godean i sleman Yogyakarta. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 6(1), 36-45.

Transyah, C. H., & Rahma, D. (2020).

Systematic Review: Pengaruh Senam Rematik Terhadap Skala Nyeri Lansia Dengan Rheumatoid Arthritis. Jurnal Amanah Kesehatan, 2(2), 64-74.

Utomo, A. S., Pujiastuti, N., & Rahmawati, E.

(2023). Metode Cepat Penyembuhan Nyeri Sendi. Penerbit P4I.\

Vitani, R. A. I. (2019). Tinjauan Literatur: Alat Ukur Nyeri Untuk Pasien Dewasa Literature Review: Pain Assessment Tool To Adults Patients. Jurnal

Manajemen Asuhan

Keperawatan, 3(1), 1-7.

Warsito, B. E. (2012). Pemberian intervensi senam lansia pada lansia dengan nyeri lutut. Jurnal Keperawatan Diponegoro, 1(1), 60-65.

Wulandari, N., Surahmi, F., & Widiyanto, B.

(2022). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Gout Arthritis Dengan Fokus Studi Penurunan Nyeri Sendi Menggunakan Air Rebusan Daun Salam Di Wilayah Kerja Puskesmas Dempet Kab Demak.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang menunjukkan bahwa Senam Rematik efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pada lansia terdapat pada penelitian lain yang dilakukan oleh Hasanah et al., 2023 menunjukkan bahwa

Finish the sentence by typing the correct numbers in the boxes.. There are tens and