• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP RESIKO JATUH PADA PASIEN POST STROKE NON HEMORAGIK DI POLI SARAF RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP RESIKO JATUH PADA PASIEN POST STROKE NON HEMORAGIK DI POLI SARAF RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

Judul proposal: Pengaruh latihan range of motion (ROM) terhadap risiko jatuh pada pasien pasca stroke non hemoragik di Poliklinik Neurologi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Lampiran 5 Izin studi sementara dari STIKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun ke RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Lampiran 7 Izin penelitian dari STIKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun ke RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

Latar Belakang

Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat kemampuan menggerakkan sendi secara normal dan penuh untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot, latihan Range Of Motion (ROM) secara dini dapat meningkatkan kekuatan otot dan mencegah terjadinya kecacatan permanen. . (Yunitasari, 2017). Pemberian latihan Range Of Motion (ROM) sejak dini dapat meningkatkan kekuatan otot karena dapat merangsang pergerakan otot yang terlibat, akan terjadi peningkatan kekuatan otot, hilangnya pasien hemiparesis akan mengakibatkan kecacatan permanen (Angriani, jika tidak segera ditangani). ) 2018). Range Of Motion (ROM) dilakukan pada pasien pasca stroke non hemoragik dengan tujuan untuk mengurangi resiko jatuh akibat stroke.

Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Unit Neurologi RS Imanuddin Pangkalan Bun melalui observasi, diketahui bahwa pada tahun 2021 terdapat 94 pasien hemiparesis pasca stroke yang melakukan senam Range Of Motion setiap bulannya. Latihan range of motion (ROM) di ruang neurologi rumah sakit oleh perawat dilakukan secara pasif atau aktif dan risiko jatuh pasien dipantau. Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Range of Motion (ROM).

Tujuan

Sedangkan stroke iskemik adalah stroke yang terjadi akibat adanya gumpalan atau sumbatan pada pembuluh darah (Arya, 2011). Trombosis dapat terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menyebabkan edema dan kongesti di sekitarnya. Hipertensi juga dapat menyebabkan aterosklerosis dan penyempitan diameter pembuluh darah sehingga mengganggu aliran darah ke jaringan otak.

Risiko jatuh pada pasien stroke 1. Pengertian risiko jatuh

The Centers for Disease Control and Prevention (2017) mengklasifikasikan faktor risiko menjadi dua kategori, yaitu faktor risiko intrinsik dan faktor risiko ekstrinsik sebagai berikut. Pengobatan pasien stroke tidak hanya terfokus pada pengobatan medis atau medis konvensional, tetapi telah berkembang menjadi pengobatan alternatif komplementer (Tarigana, 2016). Terapi alternatif pelengkap yang sering digunakan oleh pasien stroke adalah terapi tubuh, terapi berbasis biologis dan sistem medis alternatif.

Konsep latihan ROM (Range Of Motion) 1. Pengertian ROM (Range Of Motion)

Latihan rentang gerak sejak dini dapat meningkatkan kekuatan otot dan mencegah kecacatan permanen (Potter dan Perry, 2017). Range of motion (ROM) dilakukan secara perlahan dan hati-hati agar tidak membuat pasien lelah. Range of motion (ROM) untuk 5 pasien setiap pagi dan sore dengan waktu 15-20 menit untuk 1 kali perawatan.

Tabel 2.2 Range Of Motion Pada Leher
Tabel 2.2 Range Of Motion Pada Leher

Kerangka Konsep

Hipotesis

Waktu dan lokasi penelitian 1. Waktu penelitian

Desain penelitian

Kerangka Kerja

Populasi penelitian ini adalah pasien non hemoragik pasca stroke dalam 1 tahun terakhir yang berjumlah 94 pasien di Poliklinik Neurologi RS Imanuddin Pangkalan Bun. Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan berbagai cara yang jelas dan lengkap, yang dianggap mewakili sebagian dari populasi (Sugiyono, 2016). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien stroke non hemoragik yang berjumlah 40 pasien karena tidak memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Penelitian ini menggunakan rumus Slovin untuk mencari jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. Penelitian ini menggunakan non-probability sampling yaitu pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling sehingga tidak semua sampel mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara purposive (Sugiyono, 2016). A.

Variabel independen adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi oleh peneliti untuk berdampak pada variabel dependen. Pengertian variabel dependen menurut Sugiyono (2016), bahwa variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang diakibatkan karena adanya variabel independen.

Definisi Operasional

Pengumpulan data

Instrumen penelitian

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan beberapa langkah untuk mendapatkan data yang valid, agar tidak terjadi kendala pada saat menganalisis data. Penyuntingan (editing data) penyuntingan adalah proses pengecekan kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Langkah-langkah dalam editing adalah memeriksa apakah semua pertanyaan sudah lengkap, memeriksa apakah jawaban kuesioner cukup jelas, memeriksa jawaban yang relevan dengan pertanyaan, memeriksa apakah jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban. ke pertanyaan lain.

Jika jawabannya tidak lengkap, dilakukan pencarian data untuk melengkapi jawaban, hal ini dilakukan, jika memungkinkan, untuk pengambilan. Setelah diperoleh hasil penskoran jawaban, persentase jawaban yang dicapai dijumlahkan (Nursalam, 2016), yaitu: . Dari hasil persentase didapatkan hasil risiko jatuh adalah: a) risiko tinggi jika total hasil yang diperoleh > 50 b) risiko rendah jika total hasil yang diperoleh 25-50 c) tidak berisiko jika total hasil yang diperoleh adalah 0-24 d. Menurut Notoatmodjo (2012), analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik variabel penelitian dengan menyajikan distribusi frekuensi.

Dalam penelitian ini distribusi frekuensi akan menggambarkan jumlah dan persentase dari setiap variabel yang ditemukan. Variabel yang diteliti adalah variabel bebas dan variabel terikat yaitu pengaruh latihan Range Of Motion (ROM) terhadap risiko jatuh pada pasien pasca stroke non hemoragik. Pada penelitian ini data tidak berdistribusi normal, sehingga digunakan analisis non parametrik dengan uji Wilcoxon.

Analisis menggunakan SPSS pada program Windows menunjukkan hasil uji Wilcoxon, diperoleh hasil p-value = 0,004 < α 0,005, sehingga disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh Latihan Range of Motion (ROM) terhadap risiko jatuh pada pasien non hemoragik pasca stroke di klinik bedah saraf RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

Etika Penelitian

Informasi yang akan diberikan oleh responden adalah miliknya sendiri, namun karena peneliti membutuhkan informasi tersebut maka kerahasiaan informasi tersebut harus dijamin oleh peneliti. Nama responden tidak perlu dicantumkan, cukup dengan memberikan kode responden dengan inisial nama atau nomor kode responden (Notoatmodjo, 2012). Bab ini akan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 18 Juli 2022 dengan kelompok kontrol sebanyak 20 responden dan kelompok intervensi sebanyak 20 responden, membahas tentang “Pengaruh Latihan Range of Motion (ROM) Terhadap Risiko Jatuh. infark hemoragik di Rumah Sakit Sultan Imanuddin "Bun Base".

Hasil penelitian

Hasil analisis univariat

Hasil analisis bivariat

Sedangkan pada kelompok intervensi risiko jatuh awalnya bukan risiko 0 setelah itu ada 5, risiko rendah menurun dari 14 menjadi 12 dan risiko tinggi meningkat dari 7 menjadi 3. Hasil uji Wilcoxon p-value = 0,004 < = 0,005 sehingga disimpulkan H1 diterima H0 ditolak yaitu ada pengaruh intervensi latihan Range Of Motion (ROM) terhadap resiko jatuh pasca -pasien stroke di Klinik Neurologi RS Sultan Imanuddin.

Pembahasan

Risiko jatuh pada pasien pasca stroke non hemoragik setelah diberikan latihan Range of Motion pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko jatuh pada pasien stroke non hemoragik setelah diberikan perlakuan latihan Range Of Motion (ROM) pada kelompok intervensi sebagian besar responden berada pada kategori risiko rendah sebanyak 12 responden (60,0%). Range of motion (ROM) merupakan teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal dalam program intervensi terapeutik (Marlina, 2017).

Latihan Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat keunggulan kemampuan menggerakkan sendi secara normal dan penuh untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Marlina, 2017). Terapi diperlukan segera untuk mengurangi kerusakan serebral lanjut, salah satu program rehabilitasi yang dapat diberikan pada pasien stroke adalah dengan memberikan mobilisasi sendi dengan latihan Range Of Motion (ROM). Pengaruh intervensi latihan Range of Motion (ROM) terhadap risiko jatuh pada pasien pasca stroke di Klinik Neurologi RS Sultan Imanuddin.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p = 0,004 < = 0,005, sehingga disimpulkan H1 diterima dan H0 ditolak yaitu ada pengaruh intervensi pelatihan Range Of Motion (ROM) terhadap risiko penurunan pasien pasca stroke di Klinik Neurologi RS Sultan Imanuddin. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terkait yang menunjukkan pengaruh latihan Range Of Motion terhadap kekuatan otot pada pasien stroke. Salah satu bentuk latihan rehabilitasi yang dinilai cukup efektif untuk mencegah kecacatan pada pasien stroke adalah latihan Range Of Motion (ROM) (Anggriani, 2018).

Latihan Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat keunggulan kemampuan menggerakkan sendi secara normal dan penuh untuk meningkatkan massa dan tonus otot (Rusdyanto, 2016).

Keterbatasan penelitian

Data umum dan data khusus a. Karakteristik kelompok kontrol

PENGARUH LATIHAN GERAKAN TERHADAP RESIKO TERJATUH PADA PASIEN STROKE NON-HEMORRHAGIC DI POLI NEUROLOGI RUMAH SAKIT SULTAN IMANUDDIN Pangkalan BUN. Salah satu akibat stroke adalah kelemahan pada bagian tubuh yang terkena, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan masalah berjalan karena masalah pada kekuatan otot, keseimbangan dan koordinasi motorik Tujuan: Mengetahui pengaruh intervensi latihan range of motion (ROM) terhadap kemungkinan terjadinya jatuh pada pasien pasca stroke, poliklinik neurologi RS Sultan Imanuddin. Hasil: Intervensi latihan Range of Motion (ROM) diamati dapat menurunkan kejadian jatuh pada pasien pasca stroke di Klinik Neurologi RS Sultan Imanuel, menurut hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,004 < = 0,05.

Simpulan: Latihan yang meningkatkan range of motion (ROM) dapat menurunkan risiko jatuh pada pasien nonhemoragik pasca stroke. Untuk membandingkan mereka yang mendapatkan perawatan Range Of Motion dengan mereka yang tidak, penelitian ini menggunakan baseline control group (ROM). Mengetahui pengaruh latihan Range Of Motion (ROM) terhadap risiko jatuh pada pasien non hemoragik pasca stroke merupakan tujuan dari penelitian ini.

Sebelum pengobatan, pasien non-hemoragik berisiko jatuh setelah stroke.Latihan rentang gerak dilakukan oleh kelompok intervensi dan kontrol. Risiko jatuh pada pasien pasca stroke non-hemoragik yang berpartisipasi dalam latihan rentang gerak pada kelompok intervensi versus kelompok kontrol. Latihan mobilisasi sendi dengan Salah satu metode rehabilitasi yang tersedia untuk korban stroke adalah Range of Motion (ROM).

Hasil uji Wilcoxon menunjukkan intervensi latihan Range Of Motion (ROM) terhadap risiko jatuh pada pasien pasca stroke di Klinik Neurologi RS Sultan Imanuddin berhasil dengan nilai p 0,004 dan 0,005. Pasien stroke nonhemoragik berisiko jatuh sebelum melakukan latihan rentang gerak (ROM), dengan sebagian besar respons termasuk dalam kategori risiko rendah. Ada kemungkinan bahwa pasien stroke nonhemoragik akan jatuh setelah melakukan latihan rentang gerak (ROM), pada beberapa orang.

SARAN

Hubungan peran keluarga dalam pencegahan resiko jatuh di Desa Dadap Kecamatan Kosambi Tangerang Banten. Penggunaan ROM (Range of Motion) dalam asuhan keperawatan pasien pasca stroke dengan gangguan mobilitas fisik di RSUD Wates Kulon Progo (Disertasi Doktor, poltekkes kemenkes, Yogyakarta). Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) (2017), (Faktor Risiko Jatuh, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Pusat Nasional Pencegahan dan Pengendalian Cedera, Mencegah Kecelakaan, Kematian, dan Cedera pada Lansia.

Pengaruh range of motion (ROM) terhadap kekuatan otot dan range of motion pada pasien pasca pengobatan stroke di RSUD Dr.

Gambar

Tabel 2.1 Skala Jatuh Morse Menurut  (Morse Fall Scale, MFS)
Tabel 2.3 Range Of Motion Pada Bahu
Tabel 2.2 Range Of Motion Pada Leher
Tabel 2.7 Range Of Motion Pada pada Jari-jari tangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terlihat pada tabel 5 menunjukkan bahwa pasien stroke non hemoragik berdasarkan jenis pembiayaan di RSUD Pandan Arang