• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS DENGAN PENDEKATAN KELUARGA BINAAN DI KLINIK MEDIKA KELUARGA UTAMA SIDOARJO - Repository Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "STUDI KASUS PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS DENGAN PENDEKATAN KELUARGA BINAAN DI KLINIK MEDIKA KELUARGA UTAMA SIDOARJO - Repository Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo. KEPERAWATAN LANSIA DENGAN MASALAH KESEHATAN RHEUMATOID ATRITHIS DI KLINIK KELUARGA UTAMA DESA GAJAH MAGERSARI SIDOARJO”. bukanlah usul orang lain baik seluruhnya maupun sebagian, kecuali dalam bentuk kutipan yang disebutkan sumbernya.

PENUTUP

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum .1 Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Manfaat Studi Kasus

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau kerabat klien, rekam medis perawat, hasil pemeriksaan dan tim kesehatan lainnya. Studi kepustakaan, yaitu studi terhadap buku-buku sumber yang berkaitan dengan judul studi kasus dan permasalahan yang dibahas.

Sistematika Penulisan

Asuhan keperawatan akan menggambarkan masalah yang timbul pada komplikasi Rheumatoid Arthritis dengan melakukan asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, evaluasi.

Konsep Dasar Penyakit

  • Definisi Rheumatoid Arthritis
  • Etiologi Rheumatoid Arthritis
  • Manifestasi Klinis
  • Klasifikasi
  • Patofisiologi
  • Penatalaksanaan
  • Komplikasi

Walaupun diketahui adanya hubungan antara Heat Shock Protein dan sel T pada penderita rheumatoid arthritis, namun mekanisme hubungan tersebut belum diketahui secara jelas. Umumnya diberikan segera setelah diagnosis artritis reumatoid ditegakkan atau bila tidak ada respon terhadap OAINS, meskipun masih dalam status suspek.

Konsep Lansia .1 Pengertian Lansia

  • Batasan-batasan lanjut usia Menurut WHO lansia meliputi
  • Tipe-tipe Lansia
  • Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan .1 Hereditas atau ketuaan genetik
  • Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

Misalnya lansia yang memiliki motivasi rendah untuk melakukan aktivitas akan mempercepat proses penurunan fisik, namun ada juga lansia yang memiliki motivasi tinggi, sehingga penurunan fisik pada lansia membutuhkan waktu yang lebih lama. Perubahan peran lansia harus berdasarkan keinginan sendiri, bukan tekanan dari lingkungan.

Konsep Asuhan Keperawatan .1 Pengkajian .1 Pengkajian

  • Diagnosa keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi keperawatan
  • Pathway

Rheumatoid arthritis yang disebabkan oleh penyakit autoimun seperti arthritis, lupus, ankylosing spondylitis dan psoriatic arthritis adalah sekelompok penyakit yang unsur genetiknya menonjol. Kondisi umum : Penderita rematik Penderita rematik biasanya terlihat lelah, orang lanjut usia biasanya sulit tidur (Aspiani, 2014). B Mandiri, semua fungsi kecuali salah satu fungsi di atas C mandiri, kecuali mencuci dan satu fungsi lainnya.

D Mandiri, kecuali mandi berpakaian dan fungsi lainnya E Mandiri, kecuali mandi berpakaian, ke toilet dan satu fungsi. Mendeskripsikan dan mengetahui hubungan dan peran anggota keluarga dan masyarakat tempat mereka tinggal, bekerja, dan tunawisma serta masalah keuangan. Pola hubungan dan peran Mendeskripsikan dan mengetahui hubungan dan peran anggota keluarga dan masyarakat tempat mereka tinggal, bekerja dan tidak memiliki rumah serta memiliki masalah keuangan.

Belajar melakukan mobilisasi sederhana (misalnya, duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, berpindah dari tempat tidur ke kursi). Praktik keperawatan adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu klien dengan masalah kesehatan yang mereka hadapi menuju kesehatan yang lebih baik, yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994) dalam (Potter & Perry, 2011).

Tabel 2.1 Pengkajian Indeks KATZ
Tabel 2.1 Pengkajian Indeks KATZ

TINJAUAN KASUS

Inspeksi: Bentuk dada simetris, ritme pernapasan teratur, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan, tidak ada alat bantu pernapasan, tidak ada nyeri dada saat bernapas, tidak ada batuk, produksi sputum dan warna sputum - Palpasi: Susunan tulang belakang simetris kanan dan kiri, vokal fremitus , taktik fremitus seimbang kanan dan kiri . Inspeksi : kesadaran gabungan dengan GCS : E : 4 , V : 5 , M : 6 , orientasi baik , tidak kejang , istirahat siang malam tidak ada masalah , terdapat kelainan saraf kranial pada kranial 7 (wajah ), kranial 12 (hipoglossus) isokorik pupil, refleks cahaya normal, dan mengalami pusing - Palpasi: Tidak ada kekakuan leher, tidak ada pengalaman Brudzinsky. Pemeriksaan : Mulut simetris, mukosa bibir lembab, bentuk bibir normal, gigi bersih, kebiasaan gosok gigi 2x1 sehari, tenggorokan normal, kebiasaan buang air besar 2x1 sehari dengan konsistensi lembek, warna tinja agak kecoklatan, bau khas, tempat menggunakan WC/ toilet, yang tidak menggunakan obat pencahar, enema, NGT, lavage lambung.

Palpasi : tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada distensi abdomen, tidak ada asites abdomen, tidak ada kembung, tidak ada nyeri tekan abdomen. Palpasi : tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada distensi abdomen, tidak ada asites abdomen, tidak ada kembung, tidak ada nyeri tekan abdomen. Rentang gerak sendi dan anggota gerak (ROM) klien berkurang (terbatas), ada nyeri dengan nyeri tusuk 6 titik, dirasakan nyeri dari posisi berdiri nyeri sesekali, kekuatan sendi, klien mengatakan kram saat bangun tidur nyeri naik dan punggung, penurunan kekuatan otot kedua kaki 2,2, tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, tidak ada luka, akral hangat, lembab, turgor elastis, CRT < 2 detik, tidak ada edema, kemampuan melakukan ADL parsial klien saat bergerak dan berjalan ke kamar mandi/toilet.

Kemampuan gerak sendi dan anggota gerak (ROM) klien menurun (batas), nyeri pada daerah jari tangan, nyeri dirasakan saat pasien selesai memasak dan berjualan di tokonya, nyeri seperti ditusuk, kedua lutut dan kaki dengan skala 4 datang dan pergi, penurunan kekuatan otot kedua kaki 4,4, tidak ada patah tulang, tidak ada dislokasi, tidak ada luka, akral hangat, lembab, turgor elastis, CRT < 2 detik, tidak ada edema, kemampuan melakukan ADL sebagian klien saat berpindah tempat dan pergi ke kamar mandi/toilet tidak ada masalah. Bentuk mata simetris, konjungtiva tidak anemia, sklera putih, tidak ada oedem pada kelopak mata, tidak ada strabismus, ketajaman penglihatan normal, tidak ada alat bantu penglihatan. Inspeksi: Tidak ada keringat berlebih, polidipsia, polifagia, poliuria, tidak ada luka gangren, tidak ada gambaran luka gangren, tidak ada bercak gangren.

Tabel 3.11 Genogram
Tabel 3.11 Genogram

PEMBAHASAN

Pengkajian

Berdasarkan hasil observasi peneliti antara case review dan literature review tidak terdapat gap karena keduanya mengalami muskuloskeletal disorders. Pada review riwayat alergi tidak ada gap antara klien 1 dan klien 2 karena keduanya mengatakan tidak memiliki riwayat alergi. Pada pemeriksaan kasus 1 dan 2, hasil data klien mengatakan bahwa sebelum sakit nafsu makannya baik (banyak), tetapi saat sakit nafsu makannya cukup (ada penurunan porsi).

Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa terdapat gap antara penelusuran literatur dengan pengkajian kasus 1 dan 2 yang bermakna karena status kesehatan pasien masih baik pada kedua pengkajian kasus tersebut sehingga tidak ada masalah pada saluran pernafasan. sistem . Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus 1 dan 2 yaitu warna urin sedikit kekuningan karena tidak ada penyakit penyerta seperti infeksi dan sebagainya. Kajian kasus klien 1 dan 2 tidak ditemukan data yang menyimpang dari kajian kasus, sehingga tidak ada gap antara penelusuran literatur dengan kajian kasus pada sistem pencernaan.

Pada review klien kasus 1 dan 2 tidak ditemukan data yang menyimpang dari case review, sehingga tidak ada gap antara literature review dan case review dalam sistem observasi. Pada review klien kasus 1 dan 2 tidak ditemukan data yang menyimpang dari case review, sehingga tidak ada gap antara literature review dan review kasus pada sistem endokrin. Dalam perumusan perencanaan antara literature review dan case study biasanya terdapat gap yang cukup besar karena perencanaan case review disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien.

Simpulan

Setelah penulis melakukan observasi dan melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dengan diagnosis medis Rheumatoid Arthritis di Klinik Medika Keluarga Utama Desa Gajah Magersari maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sekaligus saran yang mungkin berguna dalam peningkatan mutu keperawatan. merawat klien dengan diagnosis medis Rheumatoid Arthritis. Sedangkan masalah keperawatan yang ditemui pada klien 2 adalah nyeri akut berhubungan dengan agen fisiologis cedera dan defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan mencari sumber informasi. Pada dasarnya upayanya sama dengan SIKI dengan kerjasama, karena asuhan keperawatan dilakukan di rumah dan di poliklinik dokter keluarga utama.

Saran

Sehubungan dengan kegiatan penyusunan karya tulis ilmiah bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan Sarjana Sidoarjo tahun pelajaran 2021/2022. Bersamaan dengan surat ini, kami mohon kepada Kepala Klinik Media Keluarga Utama, Sidoarjo, untuk mengizinkan mahasiswa kami melakukan pendataan dasar di lokasi tersebut. Judul KTI : Studi Kasus Penerapan Asuhan Keperawatan Geronik pada Pasien Rheumatoid Arthritis dengan Pendekatan Keluarga Asuh di Klinik Keluarga Utama Medika Sidoarjo.

Judul : “Studi Kasus Penerapan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Pasien Rheumatoid Arthritis Dengan Pendekatan Keluarga Asuh Di Klinik Medika Keluarga Utama Sidoarjo”. Tanggal pengambilan studi kasus 28 Desember 2021 Sebelum bertanda tangan di bawah ini, saya mendapat informasi tentang tugas mengambil studi kasus ini dengan jelas di bagan mahasiswa bernama Erfian Heris Ardianto proses pengambilan studi kasus ini dan saya mengerti semua itu dijelaskan. Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini dan saya telah menerima salinan formulir ini.

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya setelah memahami semua yang telah dijelaskan oleh peneliti mengenai proses pelaksanaan studi kasus ini dengan baik. Semua data dan informasi dari saya sebagai peserta hanya akan digunakan untuk keperluan kasus ini. Subtopik: Konseling Rheumatoid Arthritis i Penyuluh: Siswa Kelas III Poltekkes Kerta Cendekia Sidoarjo Sasaran: Ny.S.

Tujuan Khusus

Kegiatan Pembelajaran

Evaluasi

Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit peradangan non-bakteri yang bersifat sistemik, progresif, seringkali kronis, dan simetris mempengaruhi sendi dan jaringan ikat sendi. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi tangan, pergelangan kaki, sendi bahu dan sendi panggul dan biasanya simetris atau bilateral, namun terkadang dapat juga terjadi hanya pada satu sendi yang disebut artritis reumatoid monoartikular (Huda & Kusuma, 2015). Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit peradangan kronis pada persendian yang tidak diketahui penyebabnya dengan gejala seperti kelelahan, malaise, dan kaku di pagi hari.

Rheumatoid arthritis (RA) dapat menyebabkan kerusakan pada persendian dan seringkali menyebabkan morbiditas bahkan dapat menyebabkan kematian yang signifikan (Zairin, 2016B. Sendi yang terkena rheumatoid arthritis dapat menjadi cacat dan akan menghambat aktivitas sehari-hari. Neuropati perifer mempengaruhi saraf paling sering terjadi pada bagian tangan dan kaki, mengakibatkan kesemutan, mati rasa, bahkan sensasi terbakar.

Penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis 1.Penanganan mandiri

Termasuk tanaman herbal yang bisa digunakan sebagai obat rematik. alami, seperti kunyit, bawang putih, kayu manis dan jahe, dalam makanan sehari-hari. 2. Kedokteran. Selain pemberian obat-obatan, dapat dilakukan terapi khusus untuk menjaga kelenturan sendi, sehingga penderita dapat kembali beraktivitas. Operasi ini mengangkat bagian sendi yang rusak dan menggantinya dengan sendi buatan yang terbuat dari logam atau plastik.

Tujuan Umum

Metode Ceramah

Tanda dan gejala Rheumatoid Arthritis

Komplikasi Rheumatoid Arthritis

Penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis 1.Penanganan mandiri

Materi

3. Bernapaslah beberapa kali dengan ritme normal 4. Ulangi pernapasan dalam dengan konsentrasi pikiran 5. Setelah rileks, bernapaslah perlahan.

Gambar

Tabel 2.1 Pengkajian Indeks KATZ
Tabel 2.2  Pengkajian short portable mental status quistioner (SPMSQ)
Tabel 2.3 Pengkajian Bathel indeks.
Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan pada pasien Rhematoid Arthritis
+7

Referensi

Dokumen terkait

STUDI KASUS PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PENDERITA GASTRITIS DENGAN. PENDEKATAN KELUARGA BINAAN DI DESA KEDUNG

Pada diagnosa keperawatan defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi semua perencanaan tindakan keperawatan telah dilakukan seperti mengidentifikasi kesiapan dan

STUDI KASUS PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PENDERITA DISLIPIDEMIA DENGAN PENDEKATAN KELUARGA BINAAN DI DESA SIWALANPANJI KABUPATEN SIDOARJO By SATRIA PRATAMA RAMADHAN

A 21 Juli 2022 11.50 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru

"Pajanan Pestisida Organoklorin Terhadap Diabetes Melitus Tipe-2 Pada Usia Muda: Tinjauan Literatur", PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2021 Crossref digilibadmin.unismuh.ac.id

"Closed Kinetic Chain Exerciseefektif Dalam Meningkatkan Kemampuan Fungsional Pada Osteoartritis Lutut", Jurnal Ilmiah Fisioterapi, 2020 Crossref digilib.ukh.ac.id Internet

35 % SIMILARITY INDEX 1 2 3 4 5 SSTUDI KASUS PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATANN GGERONTIK PADA PENDERITA GASTRITIS DENGANN PPENDEKATAN KELUARGA BINAAN DI DESAA KKEDUNGKENDO CANDI

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Alief Anshari NIM : 19.0224.010 Tempat/Tanggal Lahir : Parepare, 20 Juni 1977 Program Studi : Ekonomi