• Tidak ada hasil yang ditemukan

studi kasus penerapan asuhan keperawatan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "studi kasus penerapan asuhan keperawatan"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan umum
  • Tujuan khusus

Manfaat Penelitian

  • manfaat bagi akademi
  • manfaat bagi praktis

Metode Penulisan

  • metode
  • teknik
  • sumber data
  • studi pustaka

Sistematika Penulisan

  • bagian awal
  • bagian inti
  • bagian akhir

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Penyakit

  • Pengertian
  • Klasifikasi
  • Etiologi
  • Manifestasi Klinis
  • Patofisiologi
  • Komplikasi
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Penatalaksanaan
  • WOC

Konsep Lansia

  • Pengertian
  • Batasn umur lansia
  • Kebutuhan hidup lansia
  • Perubahan lansia

Pada lansia dengan diabetes melitus, nyeri, terdapat edema (Sudarta, 2012).Pada umumnya perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia yang terjadi akibat proses penuaan adalah tulang yang kehilangan kepadatannya, menjadi lebih rapuh, persendian mengalami kaku dan nyeri, otot akan mengalami kelemahan sehingga sulit untuk berdiri dan berlari (Muhith, 2016). Nyeri pada hidung yang tidak dialami pada palpasi pada lansia dengan diabetes melitus (Fadila, 2012) Pada umumnya perubahan sistem olfaktorius pada lansia yang terjadi akibat proses penuaan adalah penurunan atau hilangnya sensasi olfaktorius sehingga mengakibatkan dalam penurunan sensitivitas bau pada lansia (Sunaryo et al, 2016).

Konsep Asuha Keperawatan

  • Pengkajian
  • Pemeriksaan diagnostic
  • Kultur dan sensitivitas
  • Analisa data
  • Diagnosa keperawatan
  • Intervensi
  • Implementasi
  • Evaluasi

TINJAUAN KASUS

Keluhan utama Pasien mengatakan kesemutan, kaku dan rasa hangat di kaki kanan dan kiri. Pasien mengatakan suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis, menggunakan sekitar 3 sendok makan gula per hari saat membuat teh manis dan 1 sendok makan untuk campuran masakan. Pasien mengatakan jarang berolahraga, tidak diet gula, dan masih mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula per hari, sekitar 2 sendok makan untuk campuran makanan dan minuman.

Pasien mengatakan bahwa ia memiliki pantangan makan dan minum makanan yang banyak mengandung gula, jeroan, santan, bayam, buncis, kangkung, kol, daun sawi. Pasien mengatakan memiliki pantangan untuk makan dan minum makanan yang tinggi gula, karbohidrat, dan makanan olahan, namun pasien tetap memakannya. Pasien mengkonsumsi air dan teh sekitar 1500 ml/hari Pasien mengatakan makan sesuai jadwal dan tidak suka jajan.

Gambar 3.1 Genogram Ny. E
Gambar 3.1 Genogram Ny. E

Saat ditanya pengertian diabetes melitus, pasien menjawab manis daging akibat pola makan yang tidak terkontrol, saat kembali kaki terasa kencang, upaya pasien untuk menurunkan kadar gula yang tinggi adalah dengan istirahat dan tidak mengkonsumsi jerohan dan santan. , pasien tidak mengetahui tentang komplikasi diabetes melitus. Masih sering kesemutan, pegal linu dan hangat pada kaki kanan dan kiri saat diratakan. Pasien mengatakan lemas dan nyeri kesemutan pada kaki kanan dan kiri, penyebab nyeri setelah bersih-bersih rumah, nyeri seperti ditusuk, nyeri bertambah bila pasien beraktivitas terus menerus dengan skala nyeri 4, nyeri berkurang bila pasien beristirahat.

Ketika ditanya tentang pengertian diabetes melitus, pasien menjawab turun temurun dari orang tua dan keluarga, bila kaki kanan dan kiri berulang kali sering terasa nyeri dan terasa nyeri, untuk mengurangi sensasi dan nyeri pasien mengoleskan minyak kaki kanan dan kirinya, pasien mengetahui komplikasi penyakit diabetes melitus yaitu masalah pada saraf kaki dan jika ada luka di tubuh lama sembuhnya. Pasien mengatakan jarang berolahraga, tidak mengikuti diet gula, dan masih mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula.

Pada tinjauan pustaka ditemukan bahwa pada pemeriksaan lansia dengan diabetes biasanya tidak ditemukan gangguan pernafasan, namun pada penderita diabetes juga dapat terjadi infeksi sistem pernafasan, jika terjadi infeksi maka menyebabkan sesak nafas. bernapas dan batuk. Auskultasi lansia dengan diabetes melitus bunyi jantung normal dan tanpa bunyi jantung tambahan seperti gallop dan irama (Putra, 2019), jantung dan pembuluh darah kehilangan kekenyalannya (Muhit, 2016). Dalam tinjauan pustaka ditemukan bahwa perubahan umum sistem saraf pada lansia yang terjadi akibat proses penuaan adalah kehilangan sensori, anestesi, mengantuk, refleks lambat, kebingungan mental, disorientasi (Sudarta, 2012).

Pada tinjauan pustaka ditemukan bahwa pemeriksaan pada lansia penderita Diabetes Mellitus biasanya terdapat luka yang berwarna kemerahan hingga kehitaman, seringkali pada tungkai bawah. Pada lansia dengan Diabetes Mellitus biasanya muncul kemerahan pada lipatan payudara akibat infeksi dan akan terasa gatal. Palpasi pada lansia dengan Diabetes Mellitus tidak mengalami nyeri pada daerah tragus (Edward, Y, et al. 2018) Pada umumnya perubahan sistem pendengaran pada lansia yang terjadi sebagai akibat dari proses penuaan adalah karena adanya perubahan pada Pendengaran (prebiacusis) gangguan pendengaran pada telinga terutama pada nada/nada, suara bernada tinggi dan suara yang tidak jelas atau sulit dipahami (Udjianti, 2011).

Tabel 3.10 Implementasi keperawatan pada Ny. E  Hari ke 1
Tabel 3.10 Implementasi keperawatan pada Ny. E Hari ke 1

PEMBAHASAN

  • identitas klien
  • riwayat kesehatan
  • riwayat keluarga
  • riwayat nutrisi dan cairan
  • identitas kemampuan
  • pemeriksaan fisik

Palpasi pada lansia dengan Diabetes Mellitus tidak ada nyeri tekan, ictus cordis tidak teraba, CRT <2 detik (dapat terjadi >3 detik dan sianosis). Secara umum perubahan sistem pencernaan pada lansia yang terjadi akibat proses penuaan adalah berkurangnya kepekaan terhadap rasa lapar, gerak peristaltik yang lemah dan biasanya menyebabkan konstipasi (Muhit, 2016) taste buds menurun, rasa lapar berkurang (sensitivitas lapar menurun), hati (liver) menjadi lebih kecil dan tempat penyimpanan berkurang dan aliran darah berkurang (Azizah dan Lilik M, 2011). Pada lansia dengan Diabetes Mellitus tidak terdapat nyeri tekan (Susilowati, 2014) Umumnya perubahan pada sistem payudara pada lansia yang terjadi akibat proses penuaan adalah payudara akan mengecil dan menjadi kempes, kecuali pada wanita gemuk. dimana payudara tetap besar dan menggantung.

Pemeriksaan telinga pada lansia dengan Diabetes Mellitus biasanya akan mengakibatkan gangguan pendengaran, karena pada penderita Diabetes Mellitus dapat merusak saraf vestibulocochlear (Saraf 8) pada organ pendengaran sehingga dapat mengakibatkan gangguan pendengaran. Pemeriksaan hidung dan sinus pada lansia dengan Diabetes Mellitus, hidung tampak simetris, terdapat gangguan penciuman akibat gangguan saraf penciuman (Nervus 1). Palpasi pada lansia dengan Daibetes Melitus tidak ada nyeri tekan (Rohman, 2010) Umumnya perubahan pada mulut dan tenggorokan lansia yang terjadi akibat proses penuaan adalah hilangnya kepekaan.

Pada pemeriksaan kasus ditemukan pemeriksaan sistem endokrin tidak terjadi gondok (pembengkakan kelenjar tiroid), polifagia (banyak makan), polidipsia (banyak minum) dan poliuria (sering buang air kecil). Pada tinjauan pustaka ditemukan diagnosa keperawatan defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan penyerapan nutrisi, sedangkan pada case review tidak ditemukan diagnosa keperawatan defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan penyerapan nutrisi. Pada tinjauan literatur terdapat diagnosa keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis, sedangkan pada case review tidak terdapat diagnosa keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis.

Pada tinjauan pustaka terdapat diagnosa keperawatan manajemen keluarga tidak efektif, sedangkan pada tinjauan kasus tidak ada diagnosa keperawatan manajemen keluarga tidak efektif. Tinjauan literatur menunjukkan bahwa diagnosis keperawatan defisit pengetahuan dikaitkan dengan paparan informasi yang lebih sedikit, sedangkan tinjauan kasus menunjukkan bahwa diagnosis keperawatan defisit pengetahuan dikaitkan dengan paparan informasi yang lebih sedikit. Tinjauan pustaka menemukan bahwa diagnosis keperawatan gangguan integritas kulit dikaitkan dengan perubahan status metabolik, sedangkan tinjauan kasus menemukan bahwa diagnosis risiko gangguan integritas kulit dikaitkan dengan kelembapan.

Pada intervensi case review didapatkan diagnosa keperawatan defisit pada tingkat pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi karena pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya pada saat pasien ditanya tentang penyakitnya. Setelah dilakukan 1x tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan tentang penyakit meningkat dengan kriteria hasil klien mampu menjelaskan pengetahuan tentang penyakit. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat, menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan, menjadwalkan pendidikan kesehatan dengan janji temu, memberikan kesempatan bertanya, menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan, mempromosikan gaya hidup sehat.

Terdapat gap antara literature review dan case review karena pada saat pengkajian ditemukan bahwa klien tidak patuh terhadap makanan yaitu jika klien memasak terlalu manis. Tindakan Keperawatan Menginformasikan program diet yang akan diikuti, menginformasikan manfaat yang akan didapatkan jika program diet diikuti secara teratur, anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat klien selama menjalani program diet.

Oleh karena itu, penulis menarik kesimpulan dan memberikan saran yang mungkin berguna dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien Diabetes Mellitus. PERAWATAN DI NY K DENGAN DIAGNOSTIK MEDIS DIABETES MELITUS DAN GANGREN SINISTRA PEDIS DI RUANG MAWAR PUTIH RUMAH SAKIT SIDOARJO. PERAWATAN KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN LUKA GANGREN DI RSUD DR.

Judul “Studi Kasus Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Pasien Diabetes Mellitus Dengan Pendekatan Keluarga Peduli Di Desa Banjarkemantren Buduran Sidoarjo”. keluarga pendamping memahami Diabetes Mellitus dengan benar Topik Utama: Diet Diabetes Mellitus Subtopik: Diet Diabetes Mellitus Sasaran: Lansia dan Keluarga Angkat.

PENUTUP

E mengatakan dia mengalami kesemutan, kaku dan rasa hangat di kaki kanan dan kirinya, sedangkan Ms. Intervensi keperawatan dengan tingkat pengetahuan kurang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit memiliki tujuan setelah dilakukan satu tindakan keperawatan, tingkat pengetahuan klien meningkat dengan kriteria hasil Klien dapat menjelaskan pengetahuan tentang penyakitnya. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan motivasi hidup bersih dan sehat, menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan, menjadwalkan pendidikan kesehatan dengan janji temu, memberikan kesempatan bertanya, menjelaskan faktor risiko yang dapat pengaruh setan, dapat merangsang perilaku hidup sehat.

Intervensi keperawatan ketidakpatuhan berhubungan dengan pemahaman kurang memiliki tujuan setelah 1x tindakan keperawatan diharapkan kepatuhan klien meningkat dengan kriteria hasil klien mampu menjelaskan kembali tentang pentingnya diet, klien melaporkan mampu mengikuti diet, dapat mendemonstrasikan kepada klien cara membuat menu makan dan membuat rencana makan, mengikuti program perilaku yang baik. Pelaksanaan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk pasien secara aktif melibatkan keluarga dan klien karena banyak tindakan keperawatan yang memerlukan kerjasama antara perawat, klien, dan keluarga klien.

Perawat sebagai tenaga kesehatan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai serta mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan diabetes melitus. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diet pada penderita DM tipe 2 di Kecamatan Sidoarjo Jawa Timur Indonesia. Hubungan jenis kelamin dan usia penderita diabetes dengan penurunan fungsi kognitif di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kecamatan Pringapus.

Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkannya secara aktif. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah. Hiperglikemia adalah efek umum dari diabetes melitus yang tidak terkontrol, yang dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah (WHO, 2018). Komposisi gizi standar untuk penderita diabetes melitus yang dianjurkan oleh Konsensur Perkeni adalah karbohidrat 45-65%, protein 10-20%, lemak 20-25%, kolesterol <300 mg/hari, serat 25 g/hari, garam dan pemanis buatan dapat digunakan hemat.

Pendidikan kesehatan pada penderita diabetes melitus sangat diperlukan karena pengobatan diabetes melitus memerlukan perilaku khusus sepanjang hayat. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit kepada lansia dan keluarga dampingan, diharapkan lansia dan keluarga dampingan dapat memahami nyeri dengan benar.

Gambar

Tabel 2.3 dibawah ini adalah tabel manjemen diet (Putra et al., 2015)  Jenis diet  Energi (kkal)  Protein (g)  Lemak (g)  Karbohidrat (g)
Gambar 2.1 Pathway Diabetes Mellitus  Faktor genetik, infeksi
Tabel  2.5  Hipovolemi  berhubungan  dengan  kegagalan  mekanisme  regulasi
Tabel  2.7  Gangguan  intergritas  kulit  berhubungan  dengan  neuropati  perifer
+7

Referensi

Dokumen terkait

v Nama : Fatmawati NIM : 181110003 Tempat, Tanggal Lahir : Kumai, 03 Juni 1999 Institusi Program Studi : Prodi S1 Keperawatan Menyatakan bahwa Skripsi Penelitian yang berjudul :