• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

2.2 Konsep Lansia .1 Pengertian Lansia

2.2.8 Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

Penuaan degeneratif adalah proses yang mempengaruhi perubahan manusia seiring bertambahnya usia, termasuk perubahan kognitif, emosional, sosial, dan seksual selain perubahan fisik (Azizah dan Lilik M, 2011).

2.2.8.1 Perubahan Fisik

1) Sistem Indra pendengaran

Prebiacusis (gangguan pendengaran) disebabkan oleh hilangnya kemampuan pendengaran (daya) di telinga bagian dalam, yang 50% lebih sering terjadi pada orang di atas 60 tahun. Gangguan ini terutama terlihat pada suara atau nada bernada tinggi, suara tidak jelas, dan sulit -untuk-memahami frase.

2) Sistem Integumen

Pada lansia kulit menjadi atrofi, kendur, tidak elastis, kering, dan berkerut pada usia lanjut. Dehidrasi akan menyebabkan kulit menjadi tipis dan berjerawat. Kelenjar sebaceous dan sudoritera menyusut akibat kulit kering, dan pigmentasi coklat yang dikenal sebagai bintik-bintik hati berkembang pada kulit. Seiring waktu, kulit menjadi atrofi, terkulai, tidak elastis, kering, dan berkerut.

Dehidrasi akan menghasilkan kulit yang tipis dan mudah berjerawat. Kelenjar sebaceous dan sudoritera berkurang, menyebabkan kulit mengering dan mengembangkan bintik-bintik hati, yaitu bercak hitam

.3) Sistem Muskuloskeletal

Perubahan terkait usia pada jaringan ikat (kolagen dan elastin), tulang rawan, tulang, otot, dan sendi yang mempengaruhi sistem muskuloskeletal. Kolagen, yang berfungsi sebagai komponen struktural utama kulit, tendon, tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat, berubah menjadi peregangan atipikal.

(1) Kartilago

Jaringan tulang rawan di persendian melunak dan mengalami granulasi, menghasilkan perataan permukaan sendi. Tulang rawan pada persendian menjadi lebih rentan terhadap gesekan karena kemampuan tulang rawan untuk beregenerasi berkurang dan degradasi yang terjadi cenderung bertahap.

(2) Tulang

Berkurangnya kepadatan tulang, yang telah terbukti secara ilmiah sebagai bagian alami dari penuaan, akan menyebabkan osteoporosis, yang kemudian akan menimbulkan rasa tidak nyaman, deformitas, dan patah tulang.

(3) Otot

Perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi, Penurunan jumlah dan ukuran serat otot, serta peningkatan jaringan ikat dan jaringan adiposa, memiliki dampak buruk pada struktur otot seiring bertambahnya usia. d. Sendi Seiring bertambahnya usia, tendon, ligamen, dan fasia yang mengelilingi sendi kehilangan kekenyalannya.

4) Sistem kardiovaskuler

Peningkatan massa jantung dan hipertrofi ventrikel kiri, yang mengurangi peregangan jantung, merupakan perubahan sistem peredaran darah pada usia lanjut. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan jaringan ikat. Penumpukan lipofusin, kategorisasi SA Node, dan konversi jaringan konduksi menjadi jaringan ikat adalah penyebab perubahan ini.

5) Sistem respirasi

Ada perubahan pada jaringan ikat paru-paru seiring bertambahnya usia; kapasitas paru-paru secara keseluruhan dipertahankan, tetapi volume cadangan paru-paru meningkat untuk mengimbangi volume paru-paru yang diperluas, yang menghasilkan lebih sedikit udara yang masuk ke paru-paru. Gangguan gerakan pernapasan dan penurunan kapasitas peregangan toraks adalah hasil dari perubahan pada otot, tulang rawan, dan sendi toraks.

6) Pencernaan dan metabolisme

Perubahan sistem pencernaan termasuk produksi yang lebih rendah sebagai akibat dari penurunan fungsi yang nyata yang disebabkan oleh kehilangan gigi, penurunan persepsi rasa, penurunan rasa lapar (penurunan sensitivitas rasa lapar), hati yang lebih kecil dengan ruang penyimpanan yang lebih sedikit, dan penurunan aliran darah.

7) Sistem perkemihan

Banyak proses yang memburuk, termasuk laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi ginjal.

8) Sistem saraf

Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

9) Sistem reproduksi

Ovarium dan rahim menyusut seiring bertambahnya usia, yang merupakan perubahan dalam sistem reproduksi mereka. Ada atrofi payudara. Meski mengalami penurunan progresif, testis pria masih bisa menghasilkan spermatozoa.

2.2.8.2 Perubahan Kognitif 1) Mengingat ( memori) 2) Skor Intelijen

3) Kapasitas untuk belajar (Learning)

4) Kapasitas untuk memahami (Comprehension) 5) Pemecahan Masalah (Problems Solving) 6) Membuat keputusan

7) Pengetahuan (Kebijaksanaan) 8) Kinerja (Kinerja)

9) Inspirasi 2.2.8.3 Perubahan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental : 1) Modifikasi fisik, terutama pada organ sensorik.

2) Kesejahteraan umum 3) Pendidikan

4) Keturunan (heredity) 5) Lingkungan

6) Masalah dengan panca indera, termasuk kebutaan dan tuli, terjadi.

7) Rasa diri yang berkurang sebagai akibat dari kehilangan posisi.

8) Rentetan kemunduran, khususnya memburuknya hubungan dengan teman dan keluarga.

9) Hilangnya kekokohan dan kekuatan fisik, penyesuaian persepsi diri, dan perubahan serupa lainnya.

2.2.8.4 Perubahan spiritual

Kehidupan mereka semakin diresapi dengan agama atau kepercayaan. Kematangan teologis para lansia semakin meningkat, terlihat dari cara mereka berpikir dan berperilaku sehari-hari.

2.2.8.5 Perubahan Psikososial 1) Kesepian

Terjadi ketika pasangan atau teman dekat meninggal, terutama jika lansia menderita penurunan kesehatan, seperti penyakit fisik, kesulitan mobilitas, atau gangguan sensorik, terutama gangguan pendengaran.

2) Duka cita (Bereavement)

Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh

pada lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatan.

3) Depresi

Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan dan menurunnya kemampuan adaptasi.

4) Gangguan cemas

Dibagi dalam beberapa golongan seperti fobia, panik, gangguan cemas umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif, gangguan-gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.

5) Parafrenia

Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga), lansia sering merasa tetangganya mencuri barang- barangnya atau berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.

6) Sindroma diogenes

Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain- main dengan feses dan urinnya, sering menumpuk barang

dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang kembali.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan

Dokumen terkait