• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh leadership kepala sekolah, kompetensi guru

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh leadership kepala sekolah, kompetensi guru"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU

SMA N 1 RAO KABUPATEN PASAMAN

E-JURNAL

Oleh:

MEILIZA SARLITA 12090070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2017

(2)

HALAMAN PENGS*TffiAN JIJRNAL

i

...

PENGARUHLEADERSHIP KEPALA

ffigW

TilOMPETENSI GURU DAI\I MOTIVASI GI]RU TERHAEATTffi*.TtrrrAS KERJA GURU

SMA N 1 RAO

KABEMffi!$

TASAMAI\

Meiliza Sarlita t2o9oo7o

Pendidikan Ekonomi

Sekolah Tinggi Kegunrm danllmr Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Padang, Ianuai 2017

DisetuJui O*eh:

Pembimhingll

Nama NPM

Program Studi Institusi

I

t, S.P,MN[)

(3)

PENGARUH LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA GURU

SMA N 1 RAO KABUPATEN PASAMAN Oleh :

Meiliza Sarlita1

Sri Wahyuni2, M.Pd, Rian Hidayat3, S.P,MM3 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

STKIP-PGRI Sumatera Barat Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi

STKIP-PGRI Sumatera Barat Email :meilizasarlithagmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh leadership kepala sekolah, kompeensi guru dan motivasi guru terhadap efektivitas kerja guru. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif asosiatif.

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru di SMA N 1 Rao Kabupaten Pasaman. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode Cluster Sampling (berkelompok) maka sampel dalam penelitian sebanyak 66 orang guru. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan analisis induktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama leadership kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja guru. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,614. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung 5,761 > ttabel

sebesar 1,99. Artinya apabila leadership kepala sekolah meningkat sebesar 1%, maka efektivitas kerja guru akan meningkat sebesar 0,614 dalam setiap satuannya. Kedua kompetensi guru berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja guru. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,448. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung3,527> ttabel 1,99. Artinya, apabila kompetensi guru belajar meningkat sebesar 1%, maka efektivitas kerja guru akan meningkat sebesar 0,448 dalam setiap satuannya. Ketiga motivasi guru berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja guru. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,389. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung, 4,165> ttabel sebesar 1,99. Artinya, apabila motivasi guru meningkat sebesar 1%, maka efektivitas kerja guru akan meningkat sebesar 0,389 dalam setiap satuannya.

Keempat leadership kepala sekolah, kompetensi guru dan motivasi guru secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja guru. Dimana diperoleh nilai Fhitung65,589 > Ftabel2,75 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < = 0,05. Hal ini berarti Haditerima dan H0ditolak.

Kata Kunci: Leadership Kepala Sekolah, Kompetensi Guru Dan Motivasi Guru Terhadap Efektivitas Kerja Guru

(4)

ABSTRACT

This aim of this study is to know ang to analyze the influence of headmaster leadership, teachers competence and teachers motivation toward the effectiveness of teachers activity the design that used in this research is descriptive asociativ. The population of this research is all of teacher at SMA N 1 Rao, Pasaman Regency.

Technique of taking the sample by using cluster sampling methode (berkelompok), therefore sample of the research are 66 teachers. Technique analysis data that used is technique analysis descriptive and analysis inductive.

The result of the research show that: first headmaster leadership has significant influence toward the effectiveness of teachers activity. Where showed of coefficient value 0,614. This coeffisient value is significant because the value tcount5,761 > ttabel1,99. It means if headmaster leadership increase bive the effect 1%, so the effectiveness of teacher activity increase 0,614 in every unit second, the teachers competence has significant influence toward the effectiveness of teachers activity. It showed by coefisien value 0.448. This value is significant because value tcount3,527 > ttabel1,99. It means, when the teacher learning competence increase 1%, so the effectiveness of teacher activity increase 0,448 in every unit. Third, teacher motivation has significant influence toward the effectiveness of teacher activity it showed of coefision value 0.389. This value is significant because value tcount 4,165>ttabel increase 0,389 in every unit.

Fourth,leadership of headmaster, teachers competence and teacher motivation have significant inflience toward the effectiveness of teachers activity. Where the got from fcount

65,589>ftabel2,75 with significan standard 0,000< = 0,05. It means Hais accepted and H0is retused.

Keywords: headmaster leadership, teachers competence and teachers motivation toward the effectiveness of teachers activity.

(5)

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek penting dalam membangun bangsa, dengan demikian pendidikan harus mendapatkan perhatian dari semua pihak dalam hal peningkatan mutu dan kualitasnya. salah satunya melalui pembaharuan dan perbaikan kualitas pendidikan, seperti kurikulum, peningkatan kemampuan guru, penyediaan sarana dan prasarana oleh pemerintah.

Pendidikan meliputi

keterampilan, pengetahuan, sikap- sikap, dan nilai-nilai, serta pola-pola perilaku tertentu. Dalam arti luas, pendidikan mencakup setiap proses membentuk pikiran, karakter dan kapasitas psikomotor seseorang. Selain itu pendidikan yang dilaksanakan harus berorientasi pada masa depan dengan memperhatikan tuntutan kemajuan zaman yang ditandai dengan persaingan.

Melihat pentingnya masalah efektivitas kerja guru untuk meningkatkan mutu lulusan, serta mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, maka, kepala sekolah sebagai pimpinan di sekolah perlu memperhatikan efektivitas kerja guru dengan serius. Kepala sekolah hendaknya berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan motivasi dan kemampuan, skil yang dimiliki guru maka akan terciptalah efektivitas kerja yang baik.

efektivitas kerja diartikan sebagai penyelesaian pekerjaan tepat

pada waktu yang ditetapkan, Dari data yang penulis peroleh pada dinas pendidikan Kabupaten Pasaman, diperoleh data SMA Negeri yang ada di Rao Kabupaten Pasaman per kecamatan yaitu, dapat dilihat bahwa tingkat efektivitas kerja guru masih rendah. Dari ke empat SMA yang ada di Rao Kabupaten Pasaman, SMA N 1 Rao yang memiliki efektivitas kerja guru yang bagus. Hal ini terlihat bahwa SMA N 1 Rao memiliki jumlah guru yang melakukan penelitian terbanyak dibandingkan ke tiga SMA Negeri lainnya yang ada di Rao Kabupaten Pasaman, namun pada kenyataannya efektivitas kerja guru di SMA N 1 Rao Kabupaten Pasaman mengalami masalah. Hal ini sesuai dengan observasi yang penulis lakukan di SMA N 1 Rao terlihat bahwa masih banyak guru yang absennya bermasalah, guru yang terlambat dan guru yang tidak mematuhi PBM..

Menjelaskan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh guru SMA Negeri di Rao Kabupaten Pasaman. Hal itu dapat dilihat dalam Tabel sebagai berikut:

Tabel 1 SMA Negeri Yang Ada Di Rao Kabupaten Pasaman

Nama SMA

Kecam

atan Jumlah Guru

Guru yang melakukan penelitian

SMA N 1 Rao

Rao 66

Orang

5 Orang

SMA N 1 Rao Utara

Rao Utara

24 Orang

1 Orang

SMA N 1 Mapat

Mapat

Tunggul 23 Orang

1 Orang

(6)

Tunggul SMA N 1 Mapat Tunggul Selatan

Mapat Tunggul

Selatan

20 Orang

2 Orang

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman,(2016)

Rendahnya efektivitas kerja guru dapat di pengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut (Kunadi, 2012) Faktor kepala sekolah sebagai salah satu yang mempengaruhi efektivitas kinerja yaitu, (1) Kepemimpinan, (2) Kompetensi, (3) Motivasi kerja, (4) Latar belakang pendidikan.

TINJAUAN PUSTAKA a. Efektivitas Kerja

Menurut (H. Siagian, 2005) efektivitas kerja adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan alat atau metode kerja yang digunakan, kemampuan untuk memiliki tujuanyang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan.

Menurut ( Komariyah, A. &

Triatna, 2010) memperinci indikator efektif kerja sebagai berikut :

1) Tujuan sekolah yang dinyatakan dengan jelas dan spesifik.

2) Adanya kerjasama kemitraan antara sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat.

3) Adanya iklim yang positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar.

4) Kemajuan siswa sering dimonitor.

5) Menekankan kepada keberhasilan siswa dalam mencapai keterampilan aktivitas yang esensial.

6) Komitmen yang tinggi dari SDM sekolah terhadap program pendidikan.

b. Leadership ( kepemimpinan ) Kepala Sekolah

Menurut (R. Apriani, 2015) mengatakan “kepemimpinan sebagai keseluruhan proses mempengaruhi, mendorong, mengajak, menggerakkan, dan menuntun orang lain dalam proses kerja agar berpikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Menurut (Mulyasa, 2011) indikator kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai berikut:

1) Menerapkan pendekatan kemampuan partisipatif dalam proses pengambilan keputusan.

2) Membimbing dan mengarahkan guru dalam memecahkan masalah-masalah kerjanya.

3) Menunjukkan sikap dan perilaku teladan yang dapat menjadi panutan bagi guru, peserta didik, dan seluruh warga sekolah.

4) Menunjukkan sikap dan perilaku teladan yang dapat menjadi panutan bagi guru, peserta didik, dan seluruh warga sekolah

5) Melakukan berbagai kunjungan kelas untuk mengamati pembelajaran secara langsung.

6) Memberikan dukungan kepada para guru untuk menegakkan disiplin peserta didik.

c. Kompetensi Guru

Menurut ( Mulyasa, 2009 ) kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara utuh membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

(7)

Menurut (Agung, 2012) terdapat 4 kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru yang juga dapat dijadikan indikator :

1) Kompetensi Kepribadian 2) Kompetensi Pedagogik 3) Kompetensi Profesional 4) Kompetensi Sosial d. Motivasi Guru

Menurut (Wahyudi, 2012), motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya untuk mencapai kepuasan.

Menurut (Siswanto, 2005) indikator motivasi guru yaitu:

1. Penghargaan (Recognition) 2. Tantangan (Challenge)

3. Tanggung jawab (Responsibility) 4. Pengembangan (Development) 5. Keterlibatan ( Involvement) 6. Kesempatan ( Opportunity)

Dengan adanya fakta di lapangan dan teori yang terdapat pada latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik meneliti tentang

“Pengaruh Leadership Kepala Sekolah, Kompetensi Guru Dan Motivasi Guru Terhadap Efektivitas Kerja Guru Sma N 1 Rao Kabupaten Pasaman”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti apa adanya (Arikunto, 2010) Sedangkan penelitian asosiatif adalah penelitian yang menguji ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara satu variabel

dengan variabel yang lainnya (Arikunto, 2010).

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rao Jl. Medan padang Rao kenagarian Tarung-tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman, pada bulan Oktober 2016. Adapun yang menjadi populasi yang akan diteliti adalah seluruh guru di SMA Negeri 1 Rao yang berjumlah 66 orang.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru di SMA Negeri 1 Rao yang berjumlah 66 orang yaitu:

Guru yang telah sertifikasi berjumlah 31 orang dan yang non sertifikasi berjumlah 35 orang.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

metode cluster Sampling

(berkelompok) yaitu, pengambilan sampel yang mengacu pada berkelompok bukan induvidu. Total sampling adalah keseluruhan populasi dijadikan sampel. Maka teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 66 orang.

Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif 2. Analisis Induktif 3. Uji Asumsi Klasik 4. Model Regresi

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun persamaan regresi, yaitu :

Y=α+ b1X1+ b2X2+ b3X3+e Dimana :

Y = efektivitas kerja guru a = Konstanta

X1 = Leadership Kepala Sekolah X2 = Kompetensi Guru

X3 = Motivasi Guru

(8)

b1,b2,b3=Koofesien regresi X1, X2, X3

e =Kesalahan Pengganda (error) Sebelum melakukan penelitian terhadap responden, terlebih dahulu dilakukan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui Validitas dan Reliabilitas.

Untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti melihat nilai Corrected Item-Total Correlation dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 16.0. Menurut (Arikunto, 2010:211) validitas adalah ukuran yang menunjukkan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahan instrumen.

Suatu instrument dinyatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Pernyataan dinyatakan valid jika corrected item total correlation >

0,361. Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2010).Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>

0,70. Untuk mengukur reliabilitas dari suatu instrumen dalam penelitian ini, peneliti melihat nilai Cronbach Alpha dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 16.0 .

Tabel. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Keterangan

Valid Tidak Valid

Y 19 5

X1 14 5

X2 11 2

X3 15 4

Tabel 4.

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Jumlah Item Pernyataan

Cronba ch’s alpha

Nilai Kritis

Kesimp ulan Leadership

Kepala Sekolah (X1)

19 0,839 0,70 Reliabel

Kompetensi

Guru (X2) 13 0,919 0,70 Reliabel

Motivasi

Guru (X2) 19 0,832 0,70 Reliabel

Efektivitas kerja guru (Y)

24 0,935 0,70

Reliabel

Sumber: Olahan Data SPSS (Peneliti), Oktober 2016

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Data mengenai efektivitas kerja guru SMA N 1 Rao. Setelah melakukan penelitian terhadap 66 orang guru mengenai efektivitas kerja guru dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS, maka dapat dideskripsikan variabel efektivitas kerja guru (Y). rata-rata variabel efektivitas kerja guru adalah sebesar 3,98 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 79,66%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel efektivitas kerja guru berada pada kategori cukup.

TCR paling tinggi adalah komitmen yang tinggi dari SDM sekolah terhadap program pendidikan adalah sebesar 4,13 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 82,53%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator komitmen yang tinggi dari SDM sekolah terhadap program pendidikan pada kategori baik.

TCR terendah yaitu adanya kerjasama kemitraan antara sekolah, orang tua dan masyarakat

(9)

adalah sebesar 3,85 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 76,97%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kerjasama kemitraan antara sekolah, orang tua dan masyarakat berada pada kategori cukup .

rata-rata variabel leadership kepala sekolah adalah sebesar 4,00 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 80,08%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel leadership kepala sekolah berada pada kategori baik.

TCR paling tinggi adalah melakukan berbagai kunjungan kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung adalah sebesar 4,17 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator melakukan berbagai kunjungan kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung pada kategori baik. TCR terendah yaitu membimbing dan mengarahkan guru dalam memecahkan masalah- masalah kerja nya adalah sebesar 3,63 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 72,57%.

Hal ini menunjukkan bahwa membimbing dan mengarahkan guru dalam memecahkan masalah- masalah kerja nya berada pada kategori cukup .

Pada variabel kompetensi guru rata-rata variabel kompetensi guru adalah sebesar 4,03 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 80,56%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kompetensi guru berada pada kategori baik. TCR paling tinggi adalah kompetensi profesional yaitu menyiapkan kemampuan dalam memberikan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam adalah sebesar 4,08 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 81,62%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kompetensi profesional yaitu menyiapkan kemampuan dalam memberikan materi pembelajaran secara luas dan mendalam pada kategori baik.

dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar adalah sebesar 3,94 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 78,79%.

Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi sosial yaitu

menyiapkan kemampuan

berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar berada pada kategori cukup .

rata-rata variabel motivasi guru adalah sebesar 3,94 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 78,72%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi guru berada pada kategori cukup.Hasil analisis dapat digambarkan kesimpulan untuk pengujian hipotesis penilaian sebagai berikut. TCR paling tinggi adalah tantangan yaitu menyelesaikan tugas yang sulit tanpa dibantu oleh rekan kerjanya adalah sebesar 4,11 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 82,12%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator tantangan yaitu menyelesaikan tugas yang sulit tanpa dibantu oleh rekan kerjanya berada pada kategori baik. TCR terendah adalah kesempatan yaitu memanfaatkan kesempatan peningkatan karir yang diberikan kepala sekolah adalah sebesar 3,81 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 76,21%. Hal ini

(10)

menunjukkan memanfaatkan kesempatan peningkatan karir yang diberikan kepala sekolah berada pada kategori cukup.

a. Hipotesis 1

Hipotesis pertama diuji dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikan pengaruh antara leadership kepala sekolah (X1) terhadap efektivitas kerja guru (Y). Dari hasil analisis dapat dilihat nilai nilai thitung sebesar 5,761 > ttabel sebesar 1,99 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara leadership kepala sekolah terhadap efektivitas kerja guru.

b. Hipotesis 2

Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara kompetensi guru (X2) efektivitas kerja guru (Y).Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai thitung sebesar 3,528 > ttabel sebesar 1,99 dengan nilai signifikan 0,001 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara kompetensi guru terhadap efektivitas kerja guru .

c. Hipotesis 3

Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi motivasi guru (X3) terhadap efektivitas kerja guru (Y). Dari hasil analisis dilihat bahwa nilai thitung sebesar 4,165 >

ttabel sebesar 1,99 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti Ha

diterima dan H ditolak dengan

demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara motivasi guru terhadap efektivitas kerja guru.

2. Pembahasan:

1. Pengaruh Leadership Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Kerja Guru Di SMA N 1 Rao Kabupaten Pasaman.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa leadership kepala sekolah berpengaruh signifikan dan positif terhadap efektivitas kerja guru di SMA N 1 Rao Kabupaten Pasaman. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,614. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung 5,761 > ttabel 1,99 dengan taraf signifikan sebesar 0,000

< 0,05. Selain itu, berdasarkan analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,760, yang artinya 76,00%

perubahan pada variabel dependen (efektifitas kerja guru) dapat dijelaskan oleh variabel independen, termasuk didalamnya variabel leadership kepala sekolah (X1). Hal ini menunjukkan bahwa leadership kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas kerja guru di SMA N 1 Rao Kabupaten Pasaman. Semakin baik leadership kepala sekolah maka akan semakin tinggi efektivitas kerja guru, begitu juga sebaliknya jika leadership kepala sekolah kurang baik, maka efektivitas kerja guru akan semakin menurun. Secara keseluruhan leadership kepala sekolah berada pada kategori

(11)

sedang yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 80,08%. Hal ini membuktikan bahwa leadership kepala sekolah sudah cukup baik dan dapat mempengaruhi efektivitas kerja guru secara simultan. Leadership kepala sekolah mempengaruhi motivasi guru sebesar 80,08%, sedangkan sisanya 19,02% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam dalam penelitian ini.

Menurut (Supardi, 2013) kepala sekolah memiliki peran sebagai pemimpin, menejer dan pengajar dengan pelaksanaan peran kepemimpinan, manajerial dan pengajaran kepala sekolah yang didukung oleh jenis kepemimpinan

transaksional, atau

transformasional, dan visioner kepala sekolah akan menjadi efektif apabila efektivitas kepemimpinan kepala sekolah akan membawa berpengaruh kepada efektivitas sekolah.

Menurut (Mulyasa, 2011) berbagai perubahan masyarakat, dan krisis multidimensi yang telah lama melanda indonesia menyebabkan sulitnya menemukan sosok pemimpin ideal yang memiliki komitmen tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya hal ini tentu saja perlu penanganan yang serius, karena kepemimpinan pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun sekolah efektif.

Studi mengenai kepemimpinan Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rompas, 2011) yang berjudul Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap peningkatan efektivitas kerja guru-guru di smk

kristen getsemani Manado. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas kerja guru-guru di smk kristen getsemani manado.

2. Pengaruh Kompetnsi Guru Terhadap Efektivitas Kerja Guru Di SMA N 1 Rao Kabupaten Pasaman.

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil, bahwa kompetensi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja guru di SMA N 1 Rao Kabupaten Pasaman. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,448.

Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung 3,528 > ttabel

1,99 dengan taraf signifikan sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini berarti bahwa semakin baik kompetensi guru maka akan semakin tinggi efektivitas kerja guru, begitu juga sebaliknya apabila kompetensi guru tidak baik maka efektivitas kerja guru juga kurang baik.

Secara keseluruhan kompetensi guru berada pada kategori baik yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 80,56%. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan kompetensi guru sudah baik dan dapat mempengaruhi efektivitas kerja guru secara simultan.

Kompetensi guru mempengaruhi efektivitas kerja guru sebesar 80,56%, sedangkan sisanya 19,44% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam dalam penelitian ini. Selain itu, berdasarkan analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R

(12)

Square sebesar 0,760, yang artinya 76,00% perubahan pada variabel dependen (efektivitas kerja guru) dapat dijelaskan oleh variabel independen, termasuk didalamnya variabel kompetensi guru (X2).

Menurut (Apriani, 2009) bahwa tanpa kompetensi antar pribadi atau lingkungan yang aman secara psikologis, organisasi menciptakan landasan bagi ketidak percayaan, konflik antar kelompok, kekakuan, dan sebagainya yang pada gilirannya akan menyebabkan penurunan keberhasilan organisasi dalam memecahkan persoalan.

Sebaliknya, apabila nilai-nilai kemanusiaan atau demokratis ditumbuhkembangkan dalam organisasi, akan berkembang kepercayaan dan hubungan yang tulus di antara orang-orang dan hal ini akan menghasilkan peningkatan kompetensi antar pribadi, kerjasama antar kelompok, keluwesan, dan yang sejenis, serta dapat menimbulkan peningkatan efektivitas kerja.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Apriani, 2009) dengan judul

“Pengaruh Kompetensi, Motivasi, dan Kepemimpinan terhadap Efektivitas Kerja”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa analisis regresi variabel kompetensi (X1),variabel motivasi (X2), variabel kepemimpinan (X3) dan efektivitas pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi (Y), diperoleh hubungan korelasi sangat kuat antara kompetensi, motivasi dan kepemimpinan dengan efektivitas pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi sebesar 0,803.

3. Pengaruh Motivasi Guru Terhadap Efektivitas Kerja Guru Di SMA N 1 Rao Kabupaten Pasaman

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa motivasi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja guru di SMA N 1 Rao Kabupaten Pasaman. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil koefisien sebesar 0,389. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung, 4,165

> ttabel sebesar 1,99 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < 0,05.

Selain itu, berdasarkan analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,760, yang artinya 76,00% perubahan pada variabel dependen (efektivitas kerja guru) dapat dijelaskan oleh variabel independen, termasuk didalamnya variabel motivasi guru (X3). Hal ini berarti bahwa semakin baik motivasi guru maka akan semakin baik pula efektivitas kerja guru, begitu juga sebaliknya apabila motivasi guru kurang baik maka efektivitas kerja guru juga tidak akan baik.

Secara keseluruhan moivasi guru berada pada kategori cukup yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 78,72%. Hal ini membuktikan bahwa motivasi guru sudah cukup baik dan dapat mempengaruhi efektivitas kerja guru secara simultan. Motivasi guru mempengaruhi efektivitas kerja guru sebesar 78,72% sedangkan sisanya 21,28% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Menurut (Rahardjo, 2013) Salah satu faktor yang mempengaruhi tercapai efektivitas kerja adalah

(13)

dengan menumbuhkan motivasi.

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif atau terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut (Mangkunegara, 2002), motivasi adalah “kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Maulana, 2013) dengan judul

“Pengaruh motivasi terhadap efektivitas kerja dosen dalam bidang pendidikan dan pengajaran pada program studi administrasi negara di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas mulawarman’. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja dosen Program Studi Administrasi Negara dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan kepada

permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Leadership kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja guru.

Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,614. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung 5,761 > ttabel sebesar 1,99.

Artinya apabila leadership kepala sekolah meningkat sebesar satu

satuan, maka efektivitas kerja guru 0,614 dalam setiap satuannya.

2. Kompetensi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja guru. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,448. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung3,528 >

ttabel 1,99. Artinya, apabila

kompetensi guru meningkat sebesar satu satuan, maka efektivitas kerja guru akan meningkat sebesar 0,448 dalam setiap satuannya.

3. Motivasi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja guru. Dimana ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 0,389. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung, 4,165 > ttabel sebesar 1,99.

Artinya, apabila motivasi guru meningkat sebesar satu satuan, maka efektivitas kerja guru akan meningkat sebesar 0,389 dalam setiap satuannya.

4. Leadership kepala sekolah, kompetensi guru dan motivasi guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitaskerja guru. Dimana diperoleh nilai Fhitung65,589 > Ftabel 2,75 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti Haditerima dan H0ditolak.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, maka untuk meningkatkan efektivitas kerja guru lebih baik untuk masa yang akan datang penulis menyarankan:

1. Untuk leadership kepala sekolah sebaiknya kepala sekolah memberikan bimbingan dan arahan kepada guru-guru dalam memecahkan masalah-masalah kerjanya dan menunjukkan sikap dan perilaku teladan yang dapat

(14)

menjadi panutan bagi guru, peserta didik, dan seluruh warga sekolah.

2. Untuk kompetensi guru sebaiknya meningkatkan kompetensi sosial yaitu menyiapkan kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi yang baik dengan lingkungan sosial sekitarnya.

3. Untuk motivasi guru sebaiknya meningkatkan penghargaan kepala sekolah memberikan sertifikat kepada guru sebagai pengakuan kepala sekolah atas guru yang aktif dalam bidang pembimbing ekstrakulikuler, meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan cara menghasilkan karya ilmiah sendiri, meningkatkan keterlibatan guru dalam melakukan kegiatan seperi MGMP untuk peningkatan

kemajuan sekolah dan

meningkatkan kesempatan peningkatan karir yang diberikan kepala sekolah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan rujukan dalam melakukan penelitian yang sejenis yang lebih mendalam di masa yang akan datang.

Daftar Pustaka

Agung, I. (2012). Menghasilkan Guru Kompetensi dan Profesional.

jakarta: Bee Media Indonesia.

Apriani, F. (2009). Pengaruh Kompetensi , Motivasi , dan.

Bisnis & Birokasi, Jurnal Ilmu Administrasi Dan Organisasi, 16, 13–17.

Apriani, R. (2015). Peran kepala sekolah dalam meningkatkan Efektivitas kerja guru di sekolah dasar Islam terpadu (sdit) nurul hadi Samarinda. Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu

Politik,Universitas Mulawarman.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. jakarta: Rineka Cipta.

Danim Sudarwan. (2002). Inovasi Pendidikan. bandung: pustaka setia.

Hardjo, R. (2005). Mencari Sosok Pimpinan yang Ideal. Ilmu Administrasi Dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi, 13.

Hasibuan, M. (2007). Manajemen:

Dasar, Pengertian, dan Masalah.

jakarta: Bumi Aksara.

Komariyah, A. & Triatna, C. (2010).

Visio-nary leardership: Menuju sekolah efektif. (Ce-takan k).

bandung: Bumi Aksara.

Kunadi, prasesti. (2012). Pengaruh motivasi kerja dan kompetensi kepala Sekolah terhadap keefektifan kinerja sekolah dasar Di kecamatan sleman. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Mangkunegara, A. (2002). Manajemen Sumber Daya Perusahaan.

bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Maulana, kholik m. (2013). Pengaruh motivasi terhadap efektivitas kerja dosen dalam bidang pendidikan dan pengajaran pada program studi administrasi negara di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas mulawarman.

Fakultas Ilmu Administrasi

Negara, Universitas

Mulawarman.

Mulyasa. (2011). manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah.

jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E. (2009). Manajemen Berbasis Sekolah. bandung:

Remaja Rosdakarya.

(15)

Pasolong, H. (2008). Kepemimpinan Birokras. bandung: Alfabeta.

Rahardjo, K. (2013). Pengaruh motivasi dan disiplin terhadap Efektivitas kerja karyawan.

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Rompas, S. (2011). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap peningkatan efektivitas kerja. . Pendidikan Teknik Mesin FATEK UNIMA.

Siswanto. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia (2nd ed.). jakarta:

Bumi Aksara.

Supardi. (2013). Sekolah Efektif.

Jakarta: Rajawali pers

Wahjosumdjo. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah : Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,.

jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wahyudi, I. (2012). Mengejar Profesionalisme Guru. jakarta:

estasi Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang penulis ajukan adalah ada hubungan positif antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan kompetensi pedagogik guru. Populasi dalam penelitian ini

Variabel penelitian komunikasi Individu guru dengan kepala sekolah (X1), motivasi mengajar (X2), iklim sekolah (X3), dan kepuasan kerja guru (Y). Penelitian ini termasuk

Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan. Ho: Komunikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja kepala sekolah. 2)

Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan. Ho: Komunikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja kepala sekolah. 2)

Berdasarkan analisis, diperoleh pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru sebesar 63,8%, sedangkan

Hubungan antara Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah X1 dan Inovasi X2 secara bersama-sama dengan Efektivitas Kerja Guru Y Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi, kekuatan

Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah X1 dan budaya kerja guru X2 terhadap variabel disiplin kerja guru Y pada SMP Negeri se- Kecamatan Penukal, Kabupaten

Prediksi tingkat pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru menggunakan analisis regresi dengan persamaan ̂ yang