• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Leverage, Profitabilitas Dan Voluntary Disclosure

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Leverage, Profitabilitas Dan Voluntary Disclosure"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Leverage, Profitabilitas Dan Voluntary Disclosure Terhadap Earnings Response Coefficient (Erc)

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2014-2016) Merlin Mayang Sari1

STIE Widya Gama Lumajang email : [email protected]

Ratna Wijayanti Daniar Paramita2 STIE Widya Gama Lumajang email : [email protected]

Muchamad Taufiq3 STIE Widya Gama Lumajang email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh leverage, profitabilitas dan voluntary disclosure terhadap earnings response coefficient (ERC) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel menerapkan metode purposive sampling sehingga memperoleh sampel terpilih sebesar 51 perusahaan dari 144 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 sampai 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda melalui SPSS 16 dan path analysisyang menganalisis variabel independen berupa leverage, profitabilitas dan variabel intervening yaitu voluntary disclosure dalam mempengaruhi variabel dependen yakni earnings response coefficient (ERC). Hasil penelitian menunjukan bahwa (a) leverage berpengaruh signifikan terhadap voluntary disclosure (b) leverage berpengaruh signifikan terhadap earnings response coefficient (ERC) (c) voluntary disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings response coefficient (ERC) (d) profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap voluntary disclosure (e) profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadapearnings response coefficient (ERC) (f) leverage berpengaruh signifikan terhadap earnings response coefficient(ERC)melalui voluntary disclosure (g) profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap earnings response coefficient (ERC)melalui voluntary disclosure.

Keywords : Leverage, Proitabilitas, Voluntary Disclosure, Earnings Response Coefficient

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of leverage, profitability and voluntary disclosure to earnings response coefficient (ERC) in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

Determination of sample applying purposive sampling method so as to get the selected sample of 51 companies from 144 manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange 2014 to 2016. The research method used is multiple linear regression analysis through SPSS 16 and path analysis that analyze independent variables such as leverage, profitability and intervening variable is voluntary disclosure in influencing the dependent variable that is earnings response coefficient (ERC). The results showed that (a) leverage had significant effect on voluntary disclosure (b) leverage had significant effect to earnings response coefficient (c) voluntary disclosure did not significantly influence earnings response coefficient (d) profitability had no significant effect on voluntary disclosure (e) profitability has no significant effect on earnings response coefficient (ERC) (f) leverage significantly influence earnings response coefficient (ERC) through voluntary disclosure (g) profitability has a significant effect on earnings response coefficient (ERC) through voluntary disclosure.

Keywords : Leverage, Profitability, Voluntary Disclosure, Earnings Response Coefficient

(2)

PENDAHULUAN

Pada era information age saat ini, pasar modal termasuk dalam alternative sumber perolehan dana yang semakin hari semakin dipandang oleh para investor, hal ini berkesinambungan dengan dampak gejolak ekonomi global yang mempengaruhi dunia pasar modal tersebut. Pasar modal yang merupakan wadah bagi pihak perusahaan untuk mengembangkan bisnis yang dijalankannya, dan tempat berinvestasi jangka panjang oleh pihak investor.Peran investor dalam bertransaksi di lingkup pasar modal menjadi akibat dari maraknya perkembangan dunia pasar modal.Dengan demikian perusahaan harus dapat meningkatkan kualitas informasi yang diperoleh seiring dengan perkembangan pasar modal yang sangat melejit tersebut, hal ini dikarenakan para investor memerlukan informasi untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan serta lebih selektif berinvestasi di dalam dunia pasar modal.Dengan adanya informasi yang relevan, maka hal ini dapat berimbas pada perubahan harga sekuritas di dalamnya.Salah satu produk informasi yang diharapkan berkualitas oleh investor yakni laporan keuangan, dimana laporan keuangan ini dapat memberikan informasi yang mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan pada periode tertentu.Melihat betapa pentingnya peranan dari laporan keuangan, maka pihak manajemen wajib untuk melaporkan laporan financial sebagai sarana pertanggungjawaban kepada pihak yang diluar perusahaan yang ingin mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan.

Laporan laba rugi menjadi salah satu bagian laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dan menjadi sumber informasi yang sangat dibutuhkan bagi pihak investor, hal ini dikarenakan kandungan informasi tentang hasil kinerja perusahaan selama periode tertentu berada dalam laporan laba rugi.Indikator keberhasilan atau kegagalan perusahaan menjalankan operasinya ini tercermin dari kandungan informasi laba yang dapat ketahui dari laporan laba rugi tersebut, sehingga sering sekali laporan laba rugi dijadikan dasar bagi investor guna mengambil keputusan.(Jumingan, 2014:4) berpendapat bahwa laporan laba rugi menjelaskan hasil yang didapatkan dari kegiatan transaksi penjualan jasa atau barang maupun biaya-biaya yang disebabkan guna mencapai hasil yang ditargetkan, di lain sisi laporan ini dapat memberikan informasi mengenai kerugian neto atau pendapatan neto yang dihasilkan dalam periode tertentu. Laporan laba rugi dapat dijadikan sumber yang diandalkan bagi investor jika laba yang dihasilkan berkualitas bagus.Pada umumnya, guna meninjau seberapa besar kualitas laba yang dilaporkan perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan metode koefisien respon laba. Koefisien respon laba dapat menunjukan bahwa kualitas laba yang tinggi akan menghasilkan reaksi pasar yang kuat, sebaliknya jika kualitas laba yang didapatkan perusahaan rendah maka reaksi pasar yang ditimbulkan menjadi lemah.Sehingga reaksi pasar mencerminkan kualitas laba yang didapatkan perusahaan.

Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai earnings response coefficient (ERC) pada perusahaan yang terdaftar di BEI, namun masih terdapat hasil yang berbeda disetiap penelitian (research gap), hal ini dapat disebabkan karena perbedaan sifat variabel independen dan variabel dependen maupun variabel intervening yang diteliti sampai perbedaan periode pengamatan dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti mencoba melakukan perbedaan dengan penelitain-penelitian sebelumnya dengan memperluas penelitian dengan menganalisis data selama tiga periode untuk menguji apakah variabel – variabel berpengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC) dalam waktu yang berbeda, perbedaan selanjutnya terletak pada variabel independen yakni leverage, profitabilitas, dan variabel dependen yaitu earnings response coefficient (ERC), sedangkan yang menjadi variabel intervening adalah voluntary disclosure. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin kembali meneliti koefisien respon laba dengan judul : “Pengaruh Leverage, Profitabilitas dan Voluntary Disclosure Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016)”

KAJIAN PUSTAKA Laporan Keuangan

(Heri, 2015:4) berpendapat bahwa laporan keuangan (financial statements) sebagai produk terakhir dari pengikhtisaran data transaksi dan serangkaian tahap pecatatan yang dijalankan oleh seorang akuntan dengan harapan dapat melaporkan setiap data keuangan sehingga terbentuklah laporan keuangan yang telah dihasilkan oleh sebuah entitas. Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan sebuah produk yang menyajikan beberapa informasi keuangan atau akuntansi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan untuk dijadikan sumber informasi dan dasar dari penentuan keputusan bagi pemakainya.

Earnings Response Coefficient (ERC)

Earnings response coefficient (ERC) merupakan koefisien yang didapatkan dari unexpected earnings dengan abnormal returns. Jadi tinggi rendahnya kualitas informasi laba yang direspon oleh pasar dapat digambarkan oleh earnings response coefficient (ERC), dengan kata lain semakin bagus

(3)

kandungan informasi maka semakin tinggi pula nilai koefisien respon laba. Seperti yang dijelaskan oleh (Paramita, 2012) “Kualitas laba dapat diindikasikan sebagai kemampuan informasi laba memberikan respon kepada pasar, dengan kata lain laba yang dilaporkan memiliki kekuatan respon (power of response), kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari tingginya earnings response coefficients (ERC), menunjukkan laba yang dilaporkan berkualitas”.

Leverage

(Halim, 2015:89) berpendapat bahwa leverage adalah dimana keadaan perusahaan diwajibkan menanggung beban tetap seperti bunga maupun penyusutan yang disebabkan dari pengolalahan dana atau aset perusahaan. Menurut (Riyanto, 1993:293)leverage merupakan pemakaian dana untuk pemakaian tersebut setiap entitas wajib membayar biaya tetap dengan menutupinya. Dengan kata lain, rasio leverage merupakan rasio yang dipergunakan untuk menilai seberapa banyak biaya liabilitas yang harus dipertanggungjawabkan perusahaan guna memenuhi aset yang dibutuhkan.

Rasio leverage dapat menunjukkan bagaimana perusahaan mampu mengatasi total utangnya guna mendapatkan laba maupun melunasi utang yang dimiliki perusahaan.

Profitabilitas

(Kasmir, 2016:196) menyatakan pendapatnya mengenai rasio profitabilitas merupakan rasio yang diperuntukan untuk mengetahui seberapa banyak perusahaan mampu memperoleh laba, tingkat efektivitas manajemen atau efisiensi perusahaan dapat dilihat dengan rasio profitabilitas yang bisa dibuktikan dari laba yang diperoleh dalam penjualan dan investasi. Tidak jauh berbeda dengan definisi sebelumnya, (Fahmi, 2012:80) menjelaskan rasio profitabilitas sebagai rasio yang mampu menilai seberapa besar atau kecil tingkat keuntungan yang didapatkan dalam hubungannya penjualan atau investasi sehingga dapat memberikan hasil mengenai efektivitas manajemen. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio ini merupakan rasio yang memperlihatkan tingkat efektivitas manajemen guna mengukur seberapa kuat perusahaan mampu memperoleh laba yang diharapkan di periode tertentu. Jadi jika tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahaan tinggi, hal ini akan mempengaruhi pihak investor untuk berinvestasi guna memperluas usahanya.

Sebaliknya, jika tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahaan rendah, maka menyebabkan pihak investor menarik sahamnya.

Voluntary Disclosure

Penelitian (Herdirinandasari & Asyik, 2016) menjelaskan voluntary disclosure sebagai pengungkapan atau voluntary tambahan yang melebihi pengungkapan wajib yang telah ditetapkan karena dianggap sejalan dengan apa yang diinginkan para pemakai atau pengguna laporan keuangan. Sedangkan (Suwardjono, 2008:583) mendefiniskan pengungkapan tambahan atau sukarela yaitu pengungkapan yang diterbitkan entitas di luar batas yang diwajibkan oleh BAPEPAM.Dari beberapa definisi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa voluntary disclosure merupakan pengungkapan tambahan oleh entitas melebihi kewajiban yang harus diungkapkan guna memberikan informasi tambahan kepada para pihak pemakai laporan tahunan dalam membuat keputusan.Perusahaan yang melakukan voluntary disclosure lebih banyak dipandang mampu memberikan informasi tambahan yang akan digunakan sebagai bahan penilaian dan pertimbangan sehingga mendapatkan respon investor.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian ini memakai rancangan penelitian kuantitatif, yang dimaksut dengan penelitian kuantitatifn secara garis besar merupakan penelitian yang beracuan terhadap sampel atau popilasi yang ditentukan sebelumnya, pengelompokan data memakai alat penelitian, analisis datanya bersifat kuantitatif atau statistik, dengan target yang ingin dicapai menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan data yang didapatkan dari perusahaan manufaktur yang tercantum di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016.

Populasi

Paramita (2015:45) mendefinisikan “Populasi sebagai gabungan dari seluruh elemen yang terbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian.”Dengan demikian, populasi penelitian yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang diterapkan adalah purposive sampling method. Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang tercantum di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016 dengan pertimbangan pada penelitian ini sebagai berikut:

(4)

1. Perusahaan manufaktur yang tercantum di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian.

2. Perusahaan manufaktur yang selama periode pengamatan mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut

3. Perusahaan manufaktur yang mempunyai laba per lembar saham positif selama periode penelitian.

4. Perusahaan manufaktur selama periode penelitian yang memiliki data yang lengkap.

Tabel 1.Proses Penarikan Sampel

No. Keterangan Jumlah Perusahaan

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penilitian

144

2 Tidak mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut dalam periode penelitian

(4)

3 Mengalami kerugian pada saat periode penelitian (62)

4 Data untuk variabel penelitian tidak lengkap (27)

Sampel terpilih 51

Sumber: www.idx.co.id

Berdasarkan kriteria diatas, didapatkan sampel yang sesuai sejumlah 51 perusahaan manufaktur.Jadi jumlah sampel penelitian (n) selama tiga tahun yaitu 51 x 3 = 153.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan teknik dokumentasi.Dalam pengumpulan data ini data diperoleh dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website (www.idx.co.id). Data yang dipakai berupa laporan keuangan yang diambil total hutang, total ekuitas, total laba bersih, total aset, dan laporan tahunan perusahaan yang mengungkapkan pengungkapan sukarela sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, selanjutnya berupa pengambilan data laporan kinerja perusahaan dengan cara mendownload data-data yang sesuai dengan penelitian seperti data harga saham 5 hari sebelum dan sesudah pengumaman (closing prices), data IHSG dari situs dunia investasi serta data eranings per share (EPS)yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia. Kemudian data yang diperoleh akan dilakukan proses evaluasi dengan cara time series analysisis yaitu dengan cara membandingkan laba per lembar saham perusahaan pada setiap periode yang ditentukan.

Definisi Operasional Variabel Variabel Dependen

Earnings Response Coefficient (ERC)

Perhitungan Earnings Response Coefficient (ERC) dilakukan dengan beberapa tahap : 1) Menghitung variabel CAR (Cummulative Abnormal Return ) dengan rumus:

Keterangan :

= abnormal return kumulatif perusahaan i selama periode pengamatan kurang lebih 5 hari dari tanggal publikasi

laporan keuangan. (5 hari sebelum tanggal publikasi dan 5 hari setelah tanggal publikasi laporan keuangan) = abnormal return perusahaan i pada hari t

2) Unexpected Earnings sebagai variabel dependen yang dihitung dengan cara model random walk.

Unexpected Earnings (UE) dapat diartikan sebagai selisih antaralaba akuntansi yang direalisasikan dengan laba dengan laba ekspetasi pasar. Unexpected Earnings (UE) diukur sesuai dengan penelitian Noviyanti (2008) dalam Ratna (2013) :

UEit = (EPSit - EPSit-1) P it-1 Keterangan :

UEit = Unexpected Earnings perusahaan i pada periode t EPSit = Earnings Per Share perusahaan i pada periode t EPSit-1 = Earnings Per Share perusahaan i pada periode t-1 P it-1 = Harga saham sebelumnya

Harga saham perusahaan :

Keterangan :

(5)

SPit : harga saham perusahaan i pada periode t

SPit-1 : harga saham perusahaan i pada periode sebelum t

3) Earnings Response Coefficient (ERC) akan dihitung dari hubungan CAR dan UE setelah dikendalikan Return tahunan.

CARit = α0 + α1UEit + α2UEitSPit + ϵit Keterangan :

CARit = abnormal return kumulatif perusahaan i selama periode pengamatan ± 5 hari dari publikasi laporan keuangan.

UEit = Unexpected Earnings SPit = harga saham perusahaan

Rit = (Pit - Pit - 1) / Pit – 1 Dalam hal ini :

Rit = returns saham perusahaan i pada hari t Pit = harga penutupan saham i pada hari t Pit – 1 = harga penutupan saham i pada hari t-1 Returns pasar harian dihitung sebagai berikut :

Rmt = (IHSGt - IHSGt-1 )/ IHSGt-1 Keterangan :

Rmt = returns pasar harian

IHSGt = indeks harga saham gabungan pada hari t IHSGt = indeks harga saham gabungan pada hari t- Variabel Independen

Leverage

Pengukuran leverage dapat menggunakan rumus perhitungan rasio utang terhadap modal (Debt to Equity Ratio).Debt to equity merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

Adapun rumus debt to equity ratio adalah :

Profitabilitas

Pengukuran profitabilitas dapat menggunakan rumus perhitungan rasio hasil pengembalian atas aset (Return on Assets).Rasio ini menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Berikut rumus perhitungan rasio ROA (Return On Assets) yaitu:

Variabel Intervening

Variabel intervening dalam penelitian ini menggunakan voluntary discosure.Pengukuran voluntary disclosure dapat dihitung melalui indeks pengungkapan (IDX) dengan cara membagi skor total

pengungkapan dengan skor pengungkapan maksimum.

Daftar item yang dikembangkan digunakan untuk mengukur skor pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan dengan cara :

1. Memberikan skor untuk setiap pengungkapan, yaitu skor 1 bagi perusahaan yang mengungkapkan secara umum, skor 2 untuk perusahaan yang mengungkapkan informasi lebih terunci, dan skor 3 bagi perusahaan yang mengungkapkan informasi dengan penjelasan data kuantitatif yang mendukung.

2. Skor yang didapatkan setiap perusahaan dijumlah guna memperoleh skor total pengungkapan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Tabel 2.Hasil Uji Normalitas Data

Model 1 Model 2

Y = VD Y = ERC

0.065 0.603

Sumber :Hasil output SPSS

(6)

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui dari uji kolmogrof – simirnov bahwa kedua model tersebut menunjukan nilai signifikan lebih dari 0,05 maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Tabel 3.Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Model 1

Y = VD

Model 2 Y = ERC

VIF Kesimpulan VIF Kesimpulan

Leverage 1.066 Tidak Terjadi

Multikolinearitas

1.020 Tidak Terjadi Multikolinearitas

Profitabilitas 1.066 Tidak Terjadi

Multikolinearitas

1.021 Tidak Terjadi Multikolinearitas

VD 2.021 Tidak Terjadi

Multikolinearitas Sumber :Hasil output SPSS

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 pada kedua model regresi.Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen pada model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Model 1

Y = VD

Model 2 Y = ERC

Sig Kesimpulan Sig Kesimpulan

Leverage 1.000 Tidak Terjadi

Heteroskedastisitas

1.000 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Profitabilitas 1.000 Tidak Terjadi

Heteroskedastisitas

1.000 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas

VD 1.000 Tidak Terjadi

Heteroskedastisitas Sumber :Hasil output SPSS

Tabel 4 menunjukan bahwa model regresi 1 dengan variabel independen leverage dan profitabilitas terhadap variabel dependen absolut residualnya tidak menunjukan adanya gejala heteroskedastisitas dengan nilai signifikan masing-masing lebih besar dari 0,05. Model regresi 2 dengan variabel independen leverage, profitabilitas dan voluntary disclosure terhadap variabel dependen absolut residualnya tidak menunjukan adanya gejala heteroskedastisitas dengan nilai signifikan masing-masing lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan ke dua model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Tabel 5.Hasil Uji Autokorelasi

Durbin-Watson Kesimpulan

Model 1 1,780 Tidak Terjadi Autokorelasi

Model 2 1,836 Tidak Terjadi Autokorelasi as

Sumber :Hasil output SPSS

Pada tabel 5 model 1 memiliki Durbin Watson 1,780 nilai tersebut lebih tinggi dari batas (du) dan lebih rendah dari 4 – batas atas yaitu 1,7622 < 1,780 < 2.2378.sedangkan model 2 memiliki Durbin Watson 1,836 nilai tersebut lebih tinggi dari batas (du) dan lebih rendah dari 4 – batas atas yaitu 1,7758 < 1,836 < 2.8842. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model 1 maupun model 2 yang akan digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah akurat diantara data dan penelitian untuk setiap taunnya tidak saling berkorelasi.

Analisis Jalur

Tabel 6.Hasil Uji Analisis Jalur

Model Unstandardized

Coeficients

B t. Sig.

Model 1 (constant) Leverage Profitabilitas

0.608 -0.037 0.033

48.773 -2.139 0.793

0.000 0.034 0.429 Model 2

(constant) -0.053 -1.901 0.059

(7)

Leverage Profitabilitas VD

0.019 0.039 0.027

4.778 1.706 0.600

0.000 0.090 0.549 Sumber :Hasil output SPSS

Berdasarkan tabel 6 dapat dibentuk persamaan structural sebagai berikut:

(Model 1)VD =0.608 + (-0.037) LVRG + 0.033 PRFT (Model 2) ERC = -0.053 + 0.019 LVRG + 0.039 PRFT + 0.027 VD Berdasarkan tabel 6 dapat dikemukakan diagram jalur sebagai berikut :

Gambar 1.Analisis Jalur

1. Pengaruh tidak langsung leverage terhadap earningsresponse coefficient melalui voluntary disclosure

VD ( Ha × Hc = -0.037 × 0.027 = 0.000999)

2. Pengaruh tidak langsung profitabilitas terhadap earningsresponse coefficient melalui voluntary disclosure

VD ( Hd × Hc = 0.033 × 0.027 = 0.001287)

Pengaruh mediasi yang ditunjukan oleh perkalian koefisien dapat diketahui signifikasinya dengan diuji menggunakan sobel test sebagai berikut (Ghozali, 2013) :

a. Pengaruh tidak langsung leverage terhadap earningsresponse coefficient melalui voluntary disclosure (SHaHc)

SHaHc = √

= √

= 0.0000021 + 0.00000277 + 0.000005852

= 0.0000035652

Menghitung nilai t statistik atau t hitung pengaruh mediasi dengan rumus berikut ini,

b. Pengaruh tidak langsung profitabilitas terhadap earningsresponse coefficient melalui voluntary disclosure(SHdHc)

SHdHc) = √

= √

= 0.000001286 + 0.000002205 + 0.000003572

= 0.000007063

Menghitung nilai t statistik atau t hitung pengaruh mediasi dengan rumus berikut ini,

LEVERAGE

VOLUNTARY DISCLOSURE

EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT

(ERC) PROFITABILITAS

0.608 -0.053

Ha= - 0.037

Hb = 0.019

Hc= 0.027

Hd=0.033

He= 0.039

(8)

Uji Hipotesis

Tabel 7.Hasil Uji Hipotesis Model Unstandardized Coeficients

B t. Sig.

Model 1 (constant) Leverage Profitabilitas

0.608 -0.037 0.033

48.773 -2.139 0.793

0.000 0.034 0.429 Model 2

(constant) Leverage Profitabilitas VD

-0.053 0.019 0.039 0.027

-1.901 4.778 1.706 0.600

0.059 0.000 0.090 0.549 Sumber :Hasil output SPSS

a. Hipotesis 1 menunjukan nilai sebesar 0.034 (lebih kecil dari 0.05) menjelaskan bahwa leverage memiliki pengaruh positif terhadap voluntary disclosure sehingga dapat disimpulkan H1 diterima dan H0ditolak.

b. Hipotesis 2 menunjukan nilai sebesar 0.000 (lebih kecil dari 0.05) menjelaskan bahwa leverage memiliki pengaruh positif terhadap earnings response coefficient (ERC) sehingga dapat disimpulkan H2 diterima dan H0 ditolak.

c. Hipotesis 3 menunjukan nilai sebesar 0.549 (lebih besar dari 0.05) menjelaskan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC) sehingga dapat disimpulkan H3ditolak dan H0diterima

d. Hipotesis 4 menunjukan nilai sebesar 0.429 (lebih besar dari 0.05) menjelaskan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap voluntary disclosure sehingga dapat disimpulkan H4ditolak dan H0diterima.

e. Hipotesis 5 menunjukan nilai sebesar 0.090 (lebih besar dari 0.05) menjelaskan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC)sehingga dapat disimpulkan H5ditolak dan H0 diterima.

f. Hipotesis 6 menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC) dengan voluntary disclosure sebagai variabel intervening, berdasarkan sobel test sebelumnya dapat dijelaskan bahwa pengujian menunjukan nilai 280.209. nilai tersebut lebih besar dari t tabel dengan nilai sig a = 0.05 atau sebesar 1.96 yang menunjukan bahwa variabel leverage berpengaruh positif terhadap earnings response coefficient (ERC) dengan voluntary disclosure sebagai variabel intervening, sehingga dapat disimpulkan H6 diterima dan H0 ditolak.

g. Hipotesis 7 menyatakan bahwa profitabilitasberpengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC) dengan voluntary disclosure sebagai variabel intervening, berdasarkan sobel test sebelumnya dapat dijelaskan bahwa pengujian menunjukan nilai 182.217. nilai tersebut lebih besar dari t tabel dengan nilai sig a = 0.05 atau sebesar 1.96 yang menunjukan bahwa variabel profitabilitasberpengaruh positif terhadap earnings response coefficient (ERC) dengan voluntary disclosure sebagai variabel intervening, sehingga dapat disimpulkan H7 diterima dan H0 ditolak.

Pembahasan Pengaruh Langsung

Pengaruh leverage terhadap voluntary disclosure

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menunjukan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap voluntary disclosure .hal ini mengartikan bahwa leverage dapat mengakibatkan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan dan terciptanya proses pengambilan keputusan yang baik bagi perusahaan sehingga memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan informasi rinci layaknya pengungkapan sukarela. Peneliti berasumsibahwa besar kecilnya total liabilitas yang dimiliki suatu perusahaan dapat mempengaruhi pengungkapan luas sukarelanya, semakin kecil hutang suatu perusahaan maka berdampak pada luas pengungkapan sukarelanya yang semakin rinci mengungkapannya, sebaliknya semakin besar total liabilitas akan mengakibatkan semakin sedikit atau sekilas dalam mengungkapkan pengungkapan sukarela. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Murwaningsari, 2008) dengan hasil bahwa leverage berpengaruh positif terhadap voluntary disclosure.

Pengaruhleverage terhadap earnings response coefficient (ERC)

(9)

Leverage yang diukur memakai debt to equity ratio terhadap earnings response coefficient (ERC) yang didapatkan dari regresi antara CAR dan UE menghasilkan data bahwa Ha diterima dan H0

ditolak, dengan kata lain Ha terdapat pengaruh signifikan antara leverage dengan earnings response coefficient (ERC). Temuan ini menjelaskan bahwa besar kecilnya total liabilitas yang dimiliki suatu perusahaan dapat mempengaruhi kualitas laba yang dihasilkan. Selain itu, apabila perusahaan memiliki total hutang yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan menghasilkan kualitas laba yang buruk dan dapat mempengaruhi respon pasar yang lemah. Sehingga dapat disimpulkan besar kecilnya total hutang yang dimiliki perusahaan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya earnings response coefficient (ERC). Penelitian sebelumnya yang menghasilkan hasil sama dengan penelitian yang dilakukan ini yakni karya Koriani (2017) dengan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh antara leverage terhadap earnings response coefficient (ERC). Namun penelitian ini tidak sama hasilnya dengan penelitian yang dilakukan Paramita (2012) yang mendapatkan hasil bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC).

Pengaruhvoluntary disclosure terhadap earnings response coefficient (ERC)

Voluntary disclosure yang diukur menggunakan indeks pengungkapan terhadap earnings response coefficient (ERC) yang diperoleh dari regresi antara CAR dan UE menghasilkan temuan tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan antara voluntary disclosure dengan koefisien respon laba.Temuan ini menjelaskan seberapa banyak perusahaan mengungkapkan yang melebihi diwajibkan tidak mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Namun penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya seperti Widiastuti (2004) yang menjelaskan bahwa voluntary disclosure berpengaruh signifikan terhadap koefisien respon laba, atau bisa dikatan bahwa pelaku pasar merespon adanya pengungkapan sukarela yang di ungkapkan di laporan tahunan guna menjalankan dunia bisnis di pasar modal.

Pengaruhprofitabilitasterhadap voluntary disclosure

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menunjukan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh terhadap voluntary disclosure, hal ini diartikan bahwa profitabilitas tidak menjadi satu-satunya kunci investor dalam berinvestasi maka peneliti berpendapat ketika perusahaan mendapatkan profit yang tinggi maka tidak menjamin memperinci luas pengungkapan sukarela sebaliknya, jika profit yang didapatkan perusahaan bernilai rendah tidak menjamin akan mengungkapkan luas pengungkapan sukarela dengan sekilas. Hasil penelitian ini tidak mendukung Firdaus (2017) leverage memiliki pengaruh terhadap voluntary disclosure.

Pengaruhprofitabilitasterhadap earnings response coefficient (ERC)

Temuan dalam penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa profitabilitas menjadi daya tarik bagi investor dalam berinvestasi, tidak signifikannya variabel ini dapat diindikasikan bahwa respon investor tidak mencerminkan dengan laba yang dihasilkan perusahaan, dengan kata lain profitabilitas yang diukur dengan ROA tidak menjadi patokan dalam berinvestasi, respon pasar kurang memandang profitabilitas yang diukur dengan ROA karena di ukuran ini hanya menjelaskan seberapa besar tingkat pengembalian aset terhadap pelaku pasar, dalam hal ini para pelaku pasar lebih memfokuskan disisi lain dalam berinvestasi seperti tingak pengembalian dalam investasi itu sendiri, dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut mengakibatkan nilai profitabilitas yang dihasilkan dari perhitungan ROA tidak mempengaruhi koefisien respon pasar. Penelitian ini mempunyai hasil sama dengan penelitian yang dilakukan Fitri (2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai nilai tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings response coefficient (ERC).

Pengaruh Tidak Langsung

Pengaruhleverage melalui voluntary disclosure terhadap earnings response coefficient (ERC)

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan menunjukan bahwa leverage berpengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC) melalui voluntary disclosure yang memiliki pengaruh tidak langsung, artinya leverage turut mempengaruhi keputusan pihak calon investor yang akan menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut dengan meninjau kualitas laba yang dihasilkan perusahaan, sehingga dengan dua poin tersebut dapat menjadi penunjang kerincian pengungkapan sukarela yang diungkapkan perusahaan. Dengan kata lain, pengaruh leverage terhadap earnings response coefficient (ERC) dipengaruhi oleh tingkat keluasan pengungkapan sukarela yang diuangkapkan perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat hutang rendah akan mendapatkan respon dari investor jika didukung dengan kerincian pengungkapan sukarela perusahaan. Hasil berbeda dari penelitian yang dilakukan Paramita (2012) yang menemukan bahwa leverage melalui voluntary disclosure tidak memiliki pengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC).

Pengaruhprofitabilitas melalui voluntary disclosure terhadap earnings response coefficient (ERC) Terhadap pengujian hipotesis pengaruh profitabilitas melalui voluntary disclosure terhadap earnings response coefficient (ERC) diperoleh hasil yang signifikan, dalam artian profitabilitas turut mempengaruhi tingkat kepercayaan calon investor yang akan menanamkan modalnya kepada

(10)

perusahaan tersebut dengan meninjau kualitas laba yang dihasilkan perusahaan. Selain itu pengaruh profitabilitasterhadap earnings response coefficient (ERC) dipengaruhi oleh tingkat keluasan pengungkapan sukarela yang diuangkapkan perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat laba tinggi akan mendapatkan respon dari investor jika didukung dengan kerincian pengungkapan sukarela perusahaan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Penelitian ini berjudul pengaruh leverage, profitabilitas dan voluntary disclosure terhadap earnings response coefficient pada perusahaan manufaktur yang tercantum di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016 sebanyak 51 perusahaan yang menjadi sampel. Berdasarkan analisis data yang di olah pada aplikasi SPSS versi 16 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Leverage yang diukur menggunakan debt to equity ratio berpengaruh terhadap voluntary disclosureyang didapatkan dari indeks pengungkapan.

2. Leverage yang diukur menggunakan debt to equity ratio berpengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC) yang diukur dari regresi CAR dan UE.

3. Voluntary disclosure yang didapatkan dari indeks pengungkapan tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC) yang diukur dari regresi CAR dan UE.

4. Profitabilitas yang diukur dengan return on asset tidak berpengaruh terhadap voluntary disclosure yang didapatkan dari indeks pengungkapan.

5. Profitabilitas yang diukur dengan return on asset tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC) yang diukur dari regresi CAR dan UE.

6. Leverage melalui voluntary disclosure berpengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC).

7. Profitabilitas melalui voluntary disclosure berpengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC).

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menggunakan skala interval pada data earnings response

coefficient (ERC) guna mengelompokan data sebelum melakukan uji dengan SPSS.

2. Bagi penelitian berikutnya diharapkan dapat mempertimbangkan perbaikan dalam penilaian voluntary disclosure dengan memberikan nilai terperinci untuk item-item informasi yang dilaporkan perusahaan.

3. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menggunakan ukuran berbeda untuk variabel profitabilitas agar mendapat hasil yang bervariasi dari sudut pandang lain.

4. Bagi penelitian berikutnya diharapkan dapatmenambah variabel independen lainnya karena hasil uji koefisien determinasi menunjukan 85,4 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arfan, M., & Antasari, I. (2008). Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba pada Emiten Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Telaah

& Riset Akuntansi, 1(1), 50–64.

Fahmi, I. (2012). Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: CV. Alfabeta.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate. Semarang: Undip.

Ghozali, I., & Chariri, A. (2014). Teori Akuntansi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Halim, A. (2015). Manajemen Keuangan Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Herdirinandasari, S. S., & Asyik, N. F. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Voluntary Disclousure Terhadap Earning Response Coefficient (ERC). Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 5(November), 1–19.

Heri. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS ((Center for Academic Publishing Service).

Hery. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Ikhsan, A. (2008). Akuntansi Lingkungan & Pengungkapan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Indrayani, V. (2014). Pengaruh Profitablitas, Leverage Dan Likuiditas Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Sukarela. Skripsi.

Jumingan. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

(11)

. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kementrian Keuangan RI, BAPEPAM. 2012. Keputusan Nomor : kep-347/bl/2012, tentang penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik.

Koriani, R. D., Sofianty, D., & Fadilah, S. (2017). Pengaruh Leverage , Ukuran Perusahaan dan Risiko Sistematis terhadap Earnings Response Coefficient ( ERC ), 52–59.

Kurniawan, R. (2014). Metode Riset Untuk Ekonomi Dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Mahendra, I. P. Y., & Wirama, D. G. (2017). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan Pada Earnings Response Coefficient (ERC). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 20, 2566–2594.

Mulianti, D., & Ginting, J. (2017). Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Timeliness, dan Struktur Modal Terhadap Earnings Response Coefficient, 5(1), 1–24.

Murwaningsari, E. (2008). Pengujian Simultan Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC). Simposium Nasional Akuntansi, XI.

Paramita, R. W. D. (2012). Pengaruh Leverage , Firm Size Dan Voluntary Disclousure Terhadap Earnings Response Coeffisient (ERC). Jurnal WIGA, 2(2), 103–118. https://doi.org/ISSN: 2088 - 0944

Paramita, Ratna Wijayanti, D.P. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif. STIE WIDYA GAMA : Lumajang Rahmawati. (2016). Teori Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: Graha Mulia.

Reyhan, A., University, R., Zirman, & Nurazlina. (2014). Pengaruh Komite Audit, Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Laba Dan Profitabilitas Terhadap Kualitas Laba, 1(2), 1–17.

Riyanto, B. (1993). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Gadjah Mada.

Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Silfia, Z. (2017). Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Islamic Social Reporting, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Response Coefficient ( ERC ). Jurnal Ekonomi Akuntansi, 3(4), 35–55.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: Alfabeta.

Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., & Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.

Suwardjono. (2008). Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Undang-undang RI Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Widiastuti, H. (2004). Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan terhadap Earnings Response Coefficient ( ERC ). Jurnal Akuntansi Dan Investasi, 5(2), 187–207.

https://idx.co.id

https://www.sahamok.com

Referensi

Dokumen terkait

A Phenomenon of English Content TikTok Videos as A Resource in Learning English Vocabulary Mixed-Methods at SMP Negeri 1 Gunungsari.. The study aims to analyse the phenomenon of