• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Rasio Likuiditas (CR) terhadap Kebijakan Dividen (DPR) Perusahaan Sub Sektor Perdagangan Besar Barang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Rasio Likuiditas (CR) terhadap Kebijakan Dividen (DPR) Perusahaan Sub Sektor Perdagangan Besar Barang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2016

Pengaruh Rasio Likuiditas (CR) terhadap Kebijakan Dividen (DPR) Perusahaan Sub Sektor Perdagangan Besar Barang

Produksi yang terdaftar di BEI

Hamdayani1 Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atau hubungan variabel bebas (X) yaitu Rasio Likuiditas (Current Ratio) terhadap variabel tergantung (Y) yaitu Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) Perusahaan Sub Sektor Perdagangan Besar Barang Produksi yang terdaftar di BEI. Hasil uji t menunjukkan bahwa current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend pay out ratio (DPR) pada perusahaan sub sektor perdagangan besar barang industri yang tercatat di BEI.

Pendahuluan

Setiap perusahaan akan mengalokasikan perolehan labanya pada dua komponen yaitu dividen dan laba ditahan. Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai, sedangkan laba ditahan (retained earning) adalah bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa yang ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali (reinvestment) dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan.

Kebijakan dividen merupakan keputusan yang ditetapkan oleh perusahaan terutama untuk menentukan besarnya laba yang dibagikan dalam bentuk dividen.

Kebijakan dividen mempunyai arti penting bagi perusahaan, karena kebijakan keuangan ini berpengaruh pada sikap atau reaksi investor, dimana jika perusahaan melakukan pemotongan dividen dapat dipandang negatif oleh para investor, karena seringkali dikaitkan dengan kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan.

Selain itu, kebijakan keuangan ini berdampak pada program pendanaan dan anggaran modal perusahaan yang berkaitan dengan sumber pembiayaan (financing) perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pemenuhan kebutuhan dana dari sumber dana intern akan semakin besar dan hal ini akan menjadikan posisi financial dari perusahaan yang bersangkutan semakin kuat karena ketergantungan kepada sumber dana ekstern menjadi semakin kecil.

Disamping itu, kebijakan dividen juga penting karena dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan dimasa yang akan datang. Peningkatan nilai

(2)

besar cenderung akan meningkatkan harga saham, yang berarti meningkatnya nilai perusahaan, tetapi pembayaran dividen yang semakin besar akan mengakibatkan semakin berkurangnya sisa dana yang tersedia untuk investasi dan hal ini akan menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan yang pada akhirnya akan menurunkan harga saham. Berdasarkan hal tersebut nampak bahwa kebijakan dividen menimbulkan dua efek yang saling bertentangan.

Kebijakan dividen melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan saldo labanya. Setiap perusahaan selalu ingin tumbuh, sehingga laba ditahan menjadi sangat berarti bagi pemenuhan kebutuhan dana intern, sementara di pihak lain perusahaan juga ingin tetap dapat membayarkan dividen kepada pemegang saham demi tercapainya peningkatan nilai perusahaan melalui peningkatan harga saham perusahaan. Semakin besar tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin kecil saldo laba yang ditahan dan sebagai akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan. Jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan agar tetap didalam perusahaan, berarti jumlah yang tersedia untuk membayar dividen semakin kecil.

Selain itu, kepentingan kreditur juga dapat mempengaruhi besarnya dividen kas yang dibayarkan. Hutang yang meningkat akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen. Oleh karena itu, manajemen harus memperhatikan kesejahteraan para pemegang saham, selain harus menjaga pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam menentukan kebijakan dividen. Oleh karenanya, dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan juga harus memperhatikan likuiditas perusahaan sebelum membagikan dividen sahamnya.

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, mengelompokkan perusahaan-perusahaan tersebut dalam beberapa sektor sesuai dengan klasifikasi industrinya. Salah satu sektor tersebut adalah sektor perdangangan, jasa dan investasi, dimana di dalamnya terdiri dari bebrapa sub- sektor, salah satunya adalah sub-sektor perdagangan besar barang produksi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tesebut diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apakah rasio likuiditas (current ratio) berpengaruh terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) perusahaan sub sektor perdagangan besar barang produksi yang terdaftar di BEI ?.

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang disebutkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas (current ratio) terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) perusahaan sub sektor perdagangan besar barang produksi yang terdaftar di BEI.

(3)

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dengan bidang kajian yang sama sebagai suatu acuan dan menambah pengetahuan tentang pengaruh rasio likuiditas (current ratio) terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) perusahaan pada umumnya, dan perusahaan sub sektor perdagangan besar barang produksi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi perusahaan pada sub sektor perdagangan besar barang produksi dalam menentukan kebijakan dividen-nya, maupun bagi para investor saham BEI dalam mengambil keputusan investasi saham pada sub sektor perdagangan besar barang produksi di BEI.

Kerangka Dasar Teori Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (2010:17), laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu, laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pijak diluar perusahaan.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:01), laporan keuangan diartikan sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai arus kas atau laporan arus dana), catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Adapun tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.

(4)

Analisis Rasio Keuangan

Menurut Horne dalam Sawir (2003:6) untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan memerlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio.

Pasar Modal

Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan (Fahmi, 2012:55).

Saham

Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham adalah yang pali dikenal di kalangan masyarakat. Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (Widoatmodjo, 2012:55).

Lebih lanjut Pike (1983) dalam Widoatmodjo (2012:55) menyatakan bahwa selembar saham adalah selembar kertas yang menenrangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik (berapapun porsinya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada saham.

Dividen

Basri (1995: 237) menyatakan bahwa dividen adalah pembagian laba yang diperoleh oleh perusahaan emiten. Dividen diputuskan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk menentukan besarnya porsi laba yang akan dibagikan dan yang akan ditahan sebagai retained earning. Besar kecilnya jumlah yang dibagi sebagai dividen dan yang ditahan tergantung pada kondisi perusahaan pada waktu tertentu.

Menurut Baridwan (2000 : 434), dividen adalah pembagian kepada pemegang saham yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki.

Selanjutnya Dyckman, et al. (2001: 439) menjelaskan bahwa dividen merupakan distribusi laba kepada pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit.

Kebijakan Dividen

Menurut Sartono (1998: 369) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa mendatang.

Menurut Riyanto (1995: 265) kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pendapatan (earning) yaitu antara pendapatan untuk dibayarkan kepada

(5)

pemegang saham sebagai dividen dengan yang digunakan dalam perusahaan yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan dalam perusahaan.

Hipotesis

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis mengungkapkan hipotesis sebagai berikut : ”Diduga terdapat pengaruh Rasio Likuiditas (Current Ratio) terhadap Kebijakan Dividen (Dividend Pay Out Ratio) pada perusahaan sub sektor perdagangan besar barang indsustri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

Definisi Konsepsional

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka dapat disampaiakan definisi konsepsional sebagai berikut :

a. Rasio Likuiditas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.

Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan (Hanafi dan Halim, 2007:76).

b. Current Ratio (Rasio Lancar) merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya (Hanafi dan Halim, 2007:76).

c. Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh oleh perusahaan emiten.

Dividen diputuskan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk menentukan besarnya porsi laba yang akan dibagikan dan yang akan ditahan sebagai retained earning. Besar kecilnya jumlah yang dibagi sebagai dividen dan yang ditahan tergantung pada kondisi perusahaan pada waktu tertentu (Basri, 1995:237).

d. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa mendatang (Sartono, 1998 : 369).

e. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Pay out Ratio/DPR) merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa. DPR banyak digunakan dalam penilaian sebagai cara pengestimasian dividen untuk periode yang akan datang sedangkan kebanyakan analis mengestimasikan pertumbuhan dengan menggunakan laba ditahan lebih baik daripada dividen (Hanafi dan Halim, 2007:76).

(6)

Metodologi Penelitian Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menjelaskan keadaan dan karakteristik yang sebenarnya dari objek penelitian berdasarkan informasi yang diperoleh.

Sedangkan penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berkaitan dengan analisis statistik dengan menggunakan data kuantitatif yaitu data yang berbentuk bilangan.

Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diwakili huruf X dan Y, dimana variabel X merupakan variabel bebas berupa likuiditas yang diwakili dengan curent ratio, sedangkan variabel Y merupakan variabel terikat berupa kebijakan dividen yang diwakili dengan dividend payout ratio. Adapun definisi operasional dari variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Current Ratio (X)

Current ratio (CR) menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dibayar dengan menggunakan liabilitas lancar. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Current Ratio = Aset Lancar x100%

Liabilitas Lancar

CR yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai CR dari perusahaan sampel selama tiga tahun, yaitu tahun buku 2011 sampai dengan 2013.

b. Dividend Payout Ratio (Y)

Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan keputusan perusahaan untuk menentukan besarnya laba yang akan dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk deviden. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Dividend Pay Out Ratio = Deviden per Share x100%

Earning per Share

DPR yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai DPR dari perusahaan sampel selama tiga tahun, yaitu tahun buku 2011, 2012, dan 2013.

Populasi dan Sampel

Sesuai dengan obyek penelitian, populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan sub sektor perdagangan besar barang industri yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga tahun 2014, yaitu sebanyak 33 perusahaan.

Dari populasi tersebut, diambil sampel secara purposive sampling berdasarkan kriteria berikut :

a. Perusahaan telah go public sebelum tahun 2008 dan masih tercatat di BEI hingga akhir Desember 2014 sebanyak 33 perusahaan.

b. Perusahaan selalu membagikan dividen tunai setiap tahun atas laporan keuangan tahunan periode tahun buku 2011 sampai dengan 2013, sebanyak 8 perusahaan.

(7)

c. Perusahaan tidak memiliki nilai variabel current ratio dan dividend pay out ratio yang ekstrim yang dikhawatirkan mengganggu hasil analisis berdasarkan perhitungan current ration dan divident pay out ratio, sebanyak 5 perusahaan.

Tabel Populasi dan Sampel

Perusahaan Sub Sektor Perdagangan Besar Barang Produksi Kode

Saham Nama Emiten Tanggal

IPO

Sampel Ya Tidak

AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk, PT 20-Jul-01 √

AKRA AKR Corporindo Tbk, PT 30-Oct-94 √

APII Aritama Prima IndonesiaTbk, PT 30-Oct-13 √

BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk, PT 29-Dec-99 √

CLPI Colorpak Indonesia Tbk, PT 30-Nov-01 √

CNKO Eksploitasi Energi Indonesia Tbk, PT 20-Nov-01 √

DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk, PT 10-Dec-09 √

EPMT Enseval Putera Megatrading Tbk, PT 1-Aug-94 √

FISH FKS Multi Agro Tbk, PT 18-Jan-02 √

GREN Evergreen Invesco Tbk, PT 9-Jul-10 √

HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk, PT 13-Feb-95 √

INTA Intraco Penta Tbk, PT 23-Aug-93 √

INTD Inter Delta Tbk, PT 18-Dec-89 √

ITMA Sumber Energi Andalan Tbk, PT 12-Oct-90 √

ITTG Leo Investmen Tbk, PT 26-Nov-01 √

JKON Jasa konstruksi Manggala Pratama Tbk, PT 4-Dec-07 √

KOBX Kobexindo Tractors Tbk, PT 5-Jul-12 √

KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk, PT 22-Aug-95 √

LTLS Lautan Luas Tbk, PT 21-Jul-97 √

MDRN Modern Internasional Tbk, PT 16-Jul-91 √

MICE Multi Indocitra Tbk, PT 2-Nov-05 √

MPMX Mitra Pinasthika Mustika Tbk, PT 29-May-13 √

OKAS Ancora Indonesia Resources Tbk, PT 29-Mar-06 √ SDPC Millennium Pharmacon International Tbk,

PT 7-May-90 √

SQMI Renuka Coalindo Tbk, PT 15-Jul-04 √

TGKA Tigaraksa Satria Tbk, PT 11-Jul-90 √

TIRA Tira Austenite Tbk, PT 27-Jul-93 √

TMPI Agis Tbk, PT 26-Jan-95 √

TRIL Triwira Insanlestari Tbk, PT 28-Jan-08 √

(8)

UNTR United Tractors Tbk, PT 19-Sep-89 √

WAPO Wahana Pronatural Tbk, PT 22-Jun-01 √

WICO Wicaksana Overseas International Tbk, PT 8-Aug-94 √ Sumber : Data BEI (diolah).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengambilan data sekunder yang didapat dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada perusahaan sub sektor perdagangan besar barang produksi.

Teknik Analisis Data a. Analisis Regresi Linier

Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier sederhana, yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini untuk mengetahui pengaruh likuiditas yang diukur melalui curent ratio selaku variabel bebas (X) terhadap kebijakan dividen yang diukur melalui dividend pay out ratio selaku variabel terikat (Y).

Hubungan tersebut dapat dijelaskan dengan suatu persamaan sebagai berikut (Supranto, 1997:209)

Y = a + bX + e dimana :

Y : Nilai yang diprediksi atau (variabel dependen) X : Nilai variabel prediktor (variabel independen) a : Bilangan konstanta

b : Koefisien regresi, yang mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y

e : Kesalahan pengganggu (kesalahan yang disebabkan adanya pengaruh faktor lain selain X, tetapi tidak dimasukkan ke dalam persamaan

Untuk menghitung b dan a diilakukan dengan metode kuadrat terkecil (least square method) sebagai berikut (Supranto, 1997:209) :

n∑XY-∑X ∑Y b =

n∑X² - (∑X)²

∑Y –b (∑X) a =

b. Koefisien Korelasi Sederhana (r)

Koefisien korelasi sederhana (r) digunakan untuk mengetahui arah dan kuatnya hubungan antara variabel X dengan Y, yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Supranto, 1997:212) :

n

(9)

n∑XY-∑X ∑Y r =

√ [n∑X² - (∑X)²] [n∑Y² - (∑Y)²]

Besarnya nilai r antara -1 sampai dengan 1, dengan interprestasi sebagai berikut :

1) r < 0,50, hubungan X dan Y lemah (+) atau (-)

2) r = 0,50 < 0,75, hubungan X dan Y sedang atau cukup kuat (+) atau (-) 3) r = 0,75 < 0,90, hubungan X dan Y kuat (+) atau (-)

4) r = 0,90 < 1,00, hubungan X dan Y sangat kuat (+) atau (-) 5) r = 1, hubungan X dan Y sempurna (+) atau (-)

6) r = 0, hubungan X dan Y sangat lemah atau tidak berhubungan (+) atau (-) c. Koefisien Determinasi (r²)

Koefisien determinasi (r2) digunakan untuk menilai kecocokan (ketepatan) garis regresi dan mengukur besarnya sumbangan X terhadap variasi atau naik-turunnya Y, yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Supranto, 1997:211) :

[n∑XY-∑X ∑Y]2 r2

[n∑X² - (∑X)²] [n∑Y² - (∑Y)²]

d. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis apakah terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y dilakukan dengan menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut (Supranto, 1977:214) :

r√ n- 2 thitung=

√ 1- r² 1) Hipotesis :

Ho : b = 0, tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y Ha : b≠ 0, terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y 2) Kriteria pengujian :

Jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak, Ha diterima Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima, Ha ditolak

Maka penguji hipotesis di atas, ditetapkan dengan tingkat kepercayaan 95%

atau ɑ = 0.05. Nilai tɑ/2 dapat diperoleh dari tabel t dengan menggunakan nilaiɑ dan dengan derajat kebebasan (db) = n –1.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan Gambaran Umum Perusahaan

Objek perusahaan dalam penelitian ini merupakan perusahaan sub sektor perdagangan besar barang industri yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia, hingga tahun 2014 terdapat 33 perusahan yang termasuk dalam sub sektor tersebut, dengan 5 perusahaan sampel yang terpilih berdasarkan kriteria guna memenuhi kebutuhan

(10)

penelitian. Adapun gambaran singkat 5 perusahaan sampel tersebut sebagai berikut.

PT Colorpak Indonesia Tbk (CLPI)

Perseroan didirikan pada tahun 1988, dan saat ini bergerak di bidang manufaktur tinta cetak, pelapis, perekat dan perdagangan perlengkapan cetak lainnya seperti BOPP Film dan PET Film.

PT Lautan Luas Tbk

Lautan Luas Tbk (LTLS) didirikan tanggal 18 Januari 1951 dengan nama Persekutuan Andil Maskapai Dagang dan Industri Lim Teck Lee dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1951. Kantor pusat LTLS terletak di Gedung Graha Indramas, Jl. AIP II K.S. Tubun Raya No. 77, Jakarta Barat 11410, Indonesia. Pemegang saham mayoritas LTLS adalah PT Caturkarsa Megatunggal, dengan persentase kepemilikan sebesar 56,05%. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LTLS bergerak di bidang perdagangan, perindustrian, agro-bisnis dan penyediaan jasa, pertambangan, pembangunan/kontraktor dan perbengkelan. Kegiatan utama LTLS adalah distribusi bahan kimia serta melakukan penyertaan saham terutama pada perusahaan-perusahaan manufaktur bahan kimia.

PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA)

PT Tigaraksa Satria Tbk didirikan di Jakarta pada tanggal 17 November 1986 di Jakarta. Kegiatan usaha utama perseroan adalah di bidang penjualan dan distribusi barang barang konsumsi berskala nasional. Disamping itu terdapat pula kegiatan usaha lainnya melalui unit usaha dan anak perusahaan.

PT Tunas Ridean Tbk (TURI)

Berawal dari perusahaan keluarga dengan nama Tunas Indonesia Motor yang berdiri pada tahun 1967, kini telah menjadi grup otomotif independen terbesar yang memiliki 124 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahun 1980, grup mengintegrasikan seluruh bisnis unit ke dalam satu perusahaan induk PT Tunas Ridean. Perusahaan ini kemudian mendaftarkan diri di BEI pada tahun 1995. PT Tunas Andalan Pratama dan Jardine Cycle & Carriage Ltd saat ini adalah pemegang saham utama, masing-masing dengan 43,8% dari jumlah saham yang beredar.

Grup Tunas Ridean mengoperasikan jaringan outlet penjualan dan layanan purna jual merek otomotif ternama melalui PT Tunas Ridean Tbk (Tunas Toyota), PT Tunas Mobilindo Perkasa (Tunas Daihatsu dan Tunas Peugeot), PT Tunas Mobilindo Parama (Tunas BMW) dan diler utama sepeda motor Honda untuk wilayah Lampung, PT Tunas Dwipa Matra. PT Tunas Dwipa Matra semakin aktif mengembangkan diler resmi sepeda motor Honda Motor di luar area Lampung di bawah naungan main diler Honda di lokasi tersebut.

PT United Tractors Tbk (UNTR)

PT United Tractors Tbk didirikan pada 13 Oktober 1972 sebagai distributor tunggal alat berat Komatsu di Indonesia. Pada 19 September 1989, perseroan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek

(11)

sebagai pemegang saham mayoritas. Selain menjadi distributor alat berat terkemuka di Indonesia, perseroan juga aktif bergerak di bidang kontraktor penambangan dan bidang pertambangan batu bara. Ketiga segmen usaha ini dikenal dengan sebutan Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan dan Pertambangan.

Hasil Penelitian

Variable Likuiditas (Current Ratio) (X)

Perkembangan current ratio (CR) perusahaan sampel selama tahun 2011 - 2013 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel berikut ini.

Tabel Perkembangan Current Ratio (CR) Perusahaan Sampel Tahun 2011–2013 (dalam persentase)

No Nama Emiten 2011 2012 2013 Rata-rata

1 PT Colorpak Indonesia Tbk 158.27 160.47 153.05 157.26

2 PT Lautan Luas Tbk 103.77 84.13 113.96 100.62

3 PT Tigaraksa Satria Tbk 142.66 139.72 144.48 142.29 4 PT Tunas Ridean Tbk 157.23 145.56 150.14 150.98 5 PT United Tractors Tbk 171.64 194.65 191.02 185.77

Rata-rata 146.71 144.91 150.53 147.38

Sumber : Data BEI (diolah)

Variabel Kebijakan Deviden (Dividend Pay Out Ratio) (Y)

Perkembangan Dividend Pay Out Ratio (DPR) perusahaan sampel selama tahun 2011 -2013 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel berikut ini.

Tabel Perkembangan Dividend Pay Out Ratio (DPR) Perusahaan Sampel Tahun 2011–2013 (dalam persentase)

No Nama Emiten 2011 2012 2013 Rata-

rata 1 PT Colorpak Indonesia Tbk 29.92 33.85 27.43 30.40

2 PT Lautan Luas Tbk 22.24 22.91 56.62 33.92

3 PT Tigaraksa Satria Tbk 53.76 56.98 53.44 54.73

4 PT Tunas Ridean Tbk 24.16 30.55 39.98 31.56

5 PT United Tractors Tbk 51.83 53.57 53.25 52.88

Rata-rata 36.38 39.57 46.14 40.70

Sumber : Data BEI (diolah) Analisis

Persamaan Regresi

Berdasarkan analisis penelitian diatas diperoleh hasil persamaan regresi linier sederhana, hasil koefisien korelasi, pengujian hipotesis koefisien regresi dan hasil pengaruh variabel X yaitu current ratio (CR) terhadap variabel Y yaitu dividend pay out ratio (DPR), pada perusahaan sub sektor perdagangan besar barang industri yang tercatat di BEI yang ditunjukkan dalam perhitungan SPSS sebagai berikut :

(12)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .140 .180 .777 .451

X .181 .120 .386 1.506 .156 1.000 1.000

Berdasarkan hasil SPPS tersebut di atas, maka persamaan regresi yang menghubungkan antara variabel bebas Current Ratio (CR) dengan Dividend Pay Out Ratio (DPR) adalah sbb :

Y = a + bx

DPR = 0,140 + 0, 181 CR

Nilai koefisien regresi b = 0,181 berarti bahwa jika current ratio (CR) pada perusahaan sub sektor perdagangan besar barang industri yang tercatat di BEI mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka dividend pay out ratio (DPR) perusahaan tersebut akan meningkat sebesar 18,1 %.

Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi diperoleh nilai 0,386 dengan demikian hubungan antara variabel current ratio (CR) dengan dividend pay out ratio (DPR) pada perusahaan sub sektor perdagangan besar barang industri yang tercatat di BEI dalam kategori sedang/cukup kuat dengan arah hubungan lemah.

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .386a .149 .083 .1329279 .966

a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y

Untuk menilai ketepatan garis regresi dan mengukur besarnya sumbangan current ratio (CR) terhadap variasi atau naik-turunnya dividend pay out ratio (DPR), dapat dilihat dari koefisien determinasi (r2) yaitu 0,149, artinya sumbangan current ratio (CR) terhadap variasi atau naik-turunnya dividend pay out ratio (DPR) pada perusahaan sub sektor perdagangan besar barang industry sebesar 14,9 %, sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lainnya yang tidak diteliti.

Uji Hipotesis

Berdasarkan Pengujian hipotesis ditetapkan dengan tingkat kepercayaan 95% atau α 0.05, diperoleh thitung 1,506 sedangkan ttabel2,160, sehingga thitung <

(13)

yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara current ratio (CR) terhadap dividend pay out ratio (DPR).

Pembahasan

Berdasarkan analisis penelitian diatas dari 5 perusahaan sampel di BEI yang memiliki tingkat kenaikan laporan keuangan yang sangat drastis di tahun 2011 sampai 2013 bahwa rasio likuiditas (current ratio) terhadap kebijakan deviden (deviden pay out ratio) tidak berpengaruh yang signifikan terhadap deviden pay out ratio (DPR). Hal ini menunjukkan bahwa rasio ini tidak mendukung hipotesis yang dikemukakan, yaitu terdapat pengaruh rasio likuiditas (current ratio) terhadap kebijakan deviden (deviden pay out ratio). Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban- kewajiban jangka pendek. Perusahaan dalam membayar deviden memerlukan aliran kas keluar seehingga harus tersedia likuiditas yang cukup. Pada current ratio terdapat kas sebagai salah satu sumber untuk pembayaran deviden namun besarnya current ratio (CR) tidak hanya dipengaruhi oleh kas saja namun juga oleh beberapa akun seperti piutang dan persediaan. Rasio ini juga lebih mencerminkan kemampuan asset lancar dalam membayar liabilitas jangka pendek bukan pada kemampuan untuk membagikan capital gain atau deviden kas, semakin besar current ratio (CR) maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk melunasi lialibilitas jangka pendek dan sebaliknya semakin kecil current ratio (CR) maka semakin kecil perusahaan untuk melunasi liabilitas jangka pendek. Sehingga hal ini menyebabkan return on equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan deviden.

Penutup

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend pay out ratio (DPR) pada perusahaan sub sektor perdagangan besar barang industri yang tercatat di BEI.

Meskipun current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend pay out ratio (DPR), namun memiliki korelasi yang positif, yaitu semakin tinggi current ratio maka akan semakin tinggi pula dividend pay out ratio(DPR).

Persamaa regresi yang menghubungkan antara current ratio (CR) dan dividend pay out ratio (DPR) adalah DPR = 0,140 + 0, 181CR.

Bagi praktisi khususnya perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan kebijakan dividen dengan berdasarkan pada likuiditas perusahaan.

Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai perusahaan yang kemungkinan memberikan dividend dengan mengamati current ratio perusahaan.

Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan literatur penelitian selanjutnya, dan peneliti selanjutnya dapat menambahkan variable lain yang dapat mempengaruhi variable independen secara signifikan.

(14)

Daftar Pustaka

Ahmad Sandy dan Nur Fadjrih Asyik. 2013. Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Deviden Kas pada Perusahaan Otomotif.

Jurmal Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume 1 Nomer 1, Januari 2013.

Ang, Robert, 1997. Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.

Djarwanto. 2004. Polol-pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE

Darmadji, Tjiptono dan H. M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal Di Indonesia. Edisi 2. Jakarta. Salemba Empat.

Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 1-5, Jilid I, PT Raja Grafindo persada, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1: Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Indrianto, N. Dan B. Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE

Irham Fahmi. 2013. Pengantar Pasar Modal. Cetakan Kedua. Alfabeta. Bandung.

Keown, A. J. 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 2. Jakarta. Salemba Empat.

Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Liberty. Yogyakarta.

Martono dan A. Hardjito. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Ekonosia.

Yogyakarta.

Prof. J. Supranto, M.A. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Cetakan Pertama. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi 3. Yogyakarta.

UPP.AMP YKPN.

Sutrisno. 2001. ”Analisi Faktor-faktor yang mempengaruhi Deviden Payout Ratio”. TEMA, Volume II, Nomor 1, Maret 2001.

Syahrul N., M. Afdi, dan Ardiyos. 2000. Istilah-istilah Akuntansi Keuangan dan Investasi Kamus Lengkap Ekonomi. Citra Harta Prima, Jakarta Indonesia.

Tandelin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama.

BPFE. Yogyakarta.

Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga, Jilid I, Bayumedia. Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah pengetahuan peneliti, kalangan akademisi dan masyarakat di bidang hukum mengenai pergeseran kedudukan Komisi

• Operation of programs by ages - in conjunction with on/off-line education • Promotion of regular employer of interpreter more than 1 by park office • Expansion of Nature Center 2~3 •