• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LIMBAH TIMAH (tin slag) SEBAGAI BAHAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH LIMBAH TIMAH (tin slag) SEBAGAI BAHAN "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

E-ISSN 2443-1532

This work is licensed under a Creative Commons Attribution – ShareAlike 4.0 International License.

PENGARUH LIMBAH TIMAH (tin slag) SEBAGAI BAHAN

PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON K-250

Andrian Wahyu Prayogi1, Zulkifli Lubis2, Universitas Islam Lamongan,

[email protected]1, [email protected]2 ABSTRAK

Pentingnya penelitian dalam mengurangi jumlah limbah timah yang dihasilkan dari proses peleburan timah yang sudah tidak dapat diolah lagi dan mengurangi jumlah penumpukan limbah yang berada di Desa Warukulon maka perlu adanya inovasi – inovasi untuk mengunakannya sebagai bahan dalam campuran pembuatan beton, yaitu dengan menjadikan limbah timah (tin slag) sebagai bahan pengganti agregat kasar dalam campuran pembuatan beton. Perancangaan beton mengunakan metode penelitian job mix design yang memenuhi kriteria perancangan yang berlaku SNI 03 - 2834 - 2000. Dalam proses perancangannya Kuat tekan yang direncanakan adalah K-250 (20,75 Mpa). Dengan mengunakan limbah limbah sebagai bahan pengganti parsial agregat kasar dengan variasi sebesar 0%, 5%, 10%, dan 15%

dengan masing – masing varian dibuat 3 sempel benda uji sehingga total ada 12 benda uji dari semua varian. Dari hasil pengujian kuat tekan rata- rata pada penambahan limbah timah pada variasi 0% dihasilkan nilai kuat tekan 21,36 Mpa, untuk varian 5% dihasilkan nilai kuat tekan 17,96 Mpa, untuk varian 10% dihasilkan nilai kuat tekan 22,59 Mpa, dan untuk varian 15%

dihasilkan nilai kuat tekan 23,47 Mpa.

Kata kunci: Beton, Kuat Tekan, Limbah Timah (tin slag) 1. PENDAHULUAN

Seiring dengan pertumbuhan hidup yang semakin meningkat mengakibatkan tingginya kebutuhan tempat tinggal. Dengan meningkatnya bahan bangunan, maka persediaan bahan- bahannya pun akan semakin terbatas(Van Gobel, 2019). Salah satu alternatife yang digunakan untuk mengatasi peningkatan kebutuhan bahan bangunan adalah dengan cara meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal yang ada dilingkungan sekitar kita contohnya dengan mengunakan limbah peleburan timah. (Firdaus Rudy, 2014)Dalam proses pengolahanya timah mempunyai limbah yang berupa material yang tersisa dari proses pengolahan peleburan yang disebut beleran timah (tin sleg). Beleran timah (tin sleg) mempuyai bentuk yang tajam kasar dan kubikal. Tin slag merupakan bahan yang banyak tertimbun dan cenderung menjadi limbah karena pemanfaatanya masih relative kecil dan belum maksimal.(Hashim et al., 2018) Ditinjau dari segi ekonomisnya, pemanfaatan limbah ini sebagai bahan campuran beton, sangat mudah didapat dalam jumlah besar dan pemanfaatanya belum bisa dikelola secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif untuk memperoleh hasil dengan proses yang lebih mudah dan sederhana. Salah satu jalan adalah dengan mendaur ulang dari limbah timah (tin sleg) yang sudah tidak terpakai. Hal ini juga memiliki keunggulan karena disamping dapat memenuhi kebutuhan dengan proses produksi yang lebih mudah tetapi juga dapat mengurangi penimbunan material dari limbah timah (tin slag).(Yusuff et al., 2018) Sehingga diperlukan adanya kajian untuk pemanfaatan limbah timah (tin slag) sebagai bahan subsitusi agregat kasar dalam pembuatan campuran beton. Dari uraian diatas maka dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penambahan limbah timah sebagai bahan subsitusi agregat kasar terhadap kuat tekan beton K-250.

(2)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton

Beton merupakan sesuatu yang dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimia sejumlah material pembentuknya.(Hasriyani et al., 2014) DPU-LPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan bahan tambahan bila diperlukan atau tanpa bahan tambahan (admixture atau additive) yang membentuk massa padat (SNI 03-2847-2013).(Ticoalu, Priscillia Engelin Ester Pangouw & Dapas, 2015)

2.2 Semen

Semen adalah bahan perekat atau bahan pengikat matrial yang bisa merekatkan bahan – bahan lain seperti batu bata dan batu koral hingga bisa membentuk suatu bangunan. Sedangkan dalam pengertian secara umum semen diartiakan sebagai bahan perekat yang memiliki sifat mampu mengikat bahan – bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat.(Wibowo

& Prasetyo, 2019) 2.3 Agregat

Agregat merupakann butira yang memiliki bentuk tajam, kasar dan terkandung dalam beton mencapai dengan 70 % - 75 % dari volume beton yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau adukan campuran beton. Agregat harus mencapai bergradasi sedemikian rupa sehingga keseluruh massa beton dapat berfungsi sebagai satu kesatuan yang utuh, homogen.(Chandra & Firdaus, 2020)

2.4 Air

Air diperlukan dalam adukan proses campuran beton untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memudahan dalam proses pekerjaan pembuatan beton, dan dalam campuran beton air tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau yang lainya, air digunakan sebagai pelumas yang dapat memudahkan proses pencapuran bahan satu dengan lainya sehingga mudah dalam proses mudah dikerjakan dan dipadatkan.(Kartadipura, 2013) 2.5 Limbah Timah

Limbah Timah (tin sleg) adalah limbah yang tersisa dari proses peleburan pembuatan timah yang sudah tidak dapat diolah lagi dan cenderung menjadi limbah karena pemanfaatanya yang belum maksimal, untuk mengurangi jumlah penumpukan limbah timah yang berada di Desa Warukulon maka perlu adanya inovasi – inovasi untuk mengunakannya sebagai bahan dalam campuran pembuatan beton, yaitu dengan menjadikan limbah timah (tin slag) sebagai bahan pengganti agregat kasar dalam campuran pembuatan beton.

Gambar 1: Limbah Timah (tin sleg)

(3)

3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penyelesaian perancangan Tugas Akhir yang akan kami laksanakan yaitu dengan menggunakan metode percobaan (metode experiment), (Hidayat, 2014)yaitu suatu metode dengan melakukan pemeriksaan atau percobaan secara uji fisik terhadap suatu bahan dalam agaregat kasar, yang mana akan dilakukan untuk mendapatkan perolehan akan pemahaman yang lebih baik mengenai sifat beton yang mana menggunakan pengganti agregat kasar yaitu dengan bahan limbah timah (tin slag).

3.1 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian harus diteliti terlebih dahulu. Hal ini untuk memberikan jaminan material yang akan digunakan pada penelitian ini mempunyai kualitas yang disyaratkan. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Air yang digunakan diambil dari Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan.

2. Semen yang digunakan pada penelitian ini semen portland jenis I dengan merk Semen Gresik, produksi Gresik Jawa Timur.

3. Agregat halus (pasir) dari toko matrial daerah Lamongan 4. Agregat kasar (kerikil) dari toko matrial daerah Lamongan.

5. Agregat kasar peleburan dari limbah timah diperoleh dari proses pembuatan timah yang berada di Desa Warukulon, setelahnya limbah timah dipecah-pecah hinga menyerupai agregat kasar.

4. HASIL PENGUJIAN 4.1 Hasil Pengujian Bahan 4.1.1 Semen

Hasil uji semen yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Islam Lamongan (UNISLA) sebagai berikut :

1. Hasil pengujian konsentrasi semen memenuhi syarat standart (ASTM C 187-86),(ASTM, 2015) dengan penurunan 10 mm dengan air 67 cc. untuk mengetahui kondisi standart kebasahan pasta. Hasil konsentrasi sama dengan semua pengujian karena rumus dari percobaan konsentrasi diabil dari

Konsentrasi Normal = Berat Air x 100.

2. Pengujian waktu pengikat dalam pengerasan semen normal tampa campuran membutuhkan waktu normal 245 menit untuk waktu standart, hasil ini mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh semen selama terjadinya proses pengikatan.(Hastono & Syamsudin, 2018)

3. Dari percobaan pengujian berat jenis semen diperoleh nilai rata – rata 2,67 gr. Menurut ketentuan SNI 15-2531-1991 berat jenis semen yakni antara 3,00 – 3,20 t/m3. Jadi berat jenis semen tersebut tidak memenuhi standart ketentuan yang ditetapkan.(Nugraha et al., 2021)

4.1.2 Agregat Halus

Hasil uji agregat halus yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Islam Lamongan (UNISLA) sebagai berikut :

1. Diketahui kelembapan pasir rata – rata adalah 0,06%. Nilai ini lebih besar dari ketentuan ASTM C 566 – 89 yang diperbolehkan kelembapan pasir sebesar <0.1%, maka agregat halus tersebut memenuhi syarat standart mutu ASTM C 566 – 89(ASTM International, 2004b) 2. Pengujian berat jenis agregat halus diperbolehkan nilai rata – rata dari dua pengujian yaitu

2,7 gr//dm3 . Berdasarkan standart ASTM C 128 - 78 berat jenis pasir yang disyaratkan

(4)

adalah yang berbeda dalam batasan antara 2,4 – 2,7 gr/dm3. Jadi pasir diatas memenuhi standart ASTM C 128 - 78.(Statements et al., 2003)

3. Dari hasil uji kadar air resapan agregat halus maka diperoleh nilai rata - rata dari dua percobaan yaitu 0,03%. Nilai ini lebih besar dari ketetuan ASTM C 566 – 89 yang diperoleh kelembapan pasir sebesar <0,1%. Maka dapat dikatakan bahwa agregat halus tersebut memenuhi persyaratan.(ASTM, 2004b)

4. Hasil nilai rata – rata dari hasil pengujian berat volume pasir kondisi biasa, dengan rojokan, dengan ketukan yakni 1,62 gr/lt. Menurut ASTM C 127 – 8893 nilai yang diizinkan yakni 1,40 – 1,90 gr/lt. Jadi pengujian berat voleme pasir memenuhi standart persyaratan.

5. Hasil data dari saringan pengujian analisis saringan agregat halus diperoleh nilai FM = 3,19% , nilai ini memenuhi syarat mutu SK SNI S 04 1989 F yaitu 1,5 – 3,8%. Sehingga gradasi agregat halus ini berada di zona 2.(Nasional, 1989)

4.1.3 Agregat Kasar

Hasil uji agregat kasar yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Islam Lamongan (UNISLA) sebagai berikut :

1. Dari hasil pengujian kelembapan agregat kasar diperoleh nilai kelembapan kerikil rata – rata

= 2,91%. Karena tidak ada dalam standart mutu (ASTM C 566-89), maka kelembapan yang diperoleh dapat digunakan dalam mix design.

2. Dari pengujian berat jenis agregat kasar diketahui nilai berat jenis kerikil rata – rata = 2,65 gr. Berdasarkan mutu standart persyaratan pengujian berat jenis kerikil (ASTM C 127-88- 93) diperbolehkan nilai 2.2 gr – 2.7 gr. Jadi batu kerikil diatas memenuhu standart untuk digunakan.(ASTM, 2004a)

3. Dari hasil pengujian air resapan agregat kasar diperoleh nilai air resapan kerikil rata - rata = 2,91%. Berdasarkan mutu standart persyaratan pengujian air resapan kerikil (ASTM C 127- 8893) diperbolehkan nilai 1 – 4%. Jadi batu kerikil memenuhi syarat untuk digunakan.

4. Dari hasil pengujian berat volume agregat kasar diperoleh nilai berat rata – rata volume agregat kasar dari percobaan dengan kondisi basah, dengan rojokan, dengan ketukan yaitu 1,45 kg. syarat volume standart batu pecah menurut (ASTM C 127 88-93) antara 1.4 – 1.7.

jadi berat volume agregat dalam percobaan di atas memenuhi standart mutu.

5. Dari hasil pengujian analisis ayakan agregat kasar dapat diambil kesimpulan data saringan pengujian analisi ayakan agregat kasar diperoleh nilai FM = 3,33%, nilai kurang memenuhi standart mutu (ASTM C 33 – 98) yaitu 6 – 7%. Sehingga gradasi agregat kasar ini cenderung pipi/tidak kasar.(ASTM International, 2010)

4.1.4 Limbah Timah

Hasil uji limbah timah yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Islam Lamongan (UNISLA) sebagai berikut :

1. Dari hasil pengujian kelembapan limbah timah diperoleh nilai kelembapan rata – rata = 4,34%. Karena tidak ada dalam standart mutu (ASTM C 566 - 89), maka kelembapan dapat digunakan dalam mix design.

2. Dari hasil pengujian berat jenis limbah timah diketahui nilai berat jenis kerikil rata – rata = 2,7 gr. Berdasarkan mutu standart persyaratan pengujian berat jenis kerikil (ASTM C 127- 88-93) diperoleh nilai 2.2 gr – 2.7 gr. Jadi limbah timah diatas memenuhi syarat untuk digunakan.

3. Dari pengujian air resapan limbah timah diperoleh nilai air resapan rata – rata = 2,07%.

Berdasarkan mutu standart peryaratan pengujian air resapan kerikil (ASTM C 127-8893) diperbolehkan nilai 1 – 4%. Jadi batu limbah timah diatas memenuhi syarat untuk digunakan.(ASTM C127, 2004)

(5)

4. Dari pengujian berat volume limbah timah diperoleh nilai berat rata – rata volume dari percobaan kondisi baisa, dengan rojokan, dengan ketentuan yaitu 1,74 kg. syarat standart volume batu pecah menurut (ASTM C 127 88-93) atara 1.4 – 1.7. Jadi berat volume Jadi limbah timah dalam percobaan diatas memenuhi standar mutu.(ASTM International, 2004a)(ASTM International, 2004c)

5. Dari pengujian analisis ayakan limbah timah dapat diambil kesimpulan data saringan analisis ayakan diperoleh nilai FM = 4,92%, nilai ini kurang memenuhi syarat mutu (ASTM C 33 – 98) yaitu 6 – 7 %. Sehingga gradasi limbah timah ini cenderung pipih/tidak kasar.

4.2 Perhitungan Bahan Campuran Beton

Tabel 1: Pencampuran Beton Tiap 1 Silinder Varian Semen

(kg) Limbah Timah

(kg)

Pasir

(kg) Kerikil

(kg) Air (liter)

0% 2,29 0 3,85 5,55 1,09

5% 2,29 0,28 3,85 5,27 1,09 10% 2,29 0,55 3,85 4,99 1,09 15% 2,29 0,83 3,85 4,71 1,09 4.3 Pengujian Slump Tes

Tabel 2: Hasil Cek Slump

No Perbandingan Campuran Slump (cm)

1. Normal 12

2. Limbah Timah 5% 14

3. Limbah Timah 10% 12

4. Limbah Timah 15% 14

4.4 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

Pengujian ini dilakukan saat umur beton silinder mencapai umur 7 hari dan dikorelasikan menjadi 28 hari, pengujian dilakukan dengan bantuan mesin kuat tekan (hidrolis). Pengujian dilakukan terhadap beton kering yang mewakili setiap varian campuran beton, dan terlebih dahulu memulai atau mendahulukan dari benda uji normal lalu dilanjut untuk varian beton, bentuk benda uji ini berbentuk silinder.

Tabel 3: Hasil Uji Kuat Tekan Beton Umur 7 Hari

Varian Campur Bahan an Tambah

Ukuran

(cm) Luas

Penampang (cm)

Umur

(hari) Berat

(kg) Volume Cilinder Beton

(m)

BJ Beton

(kg/m) Tekanan Hancur

(kg)

Hasil Uji Tekan

sb'I (kg/cm)

Teganga n hancur

7 hari (Mpa)

Rata - rata

0% F 15-30 176.625 7 12.8 0.0053 2415.09 30000 235.507 14.15

14.31

0% F 15-30 176.625 7 12.5 0.0053 2358.49 30000 253.507 14.15

0% F 15-30 176.625 7 13 0.0053 2452.83 31000 261.955 14.62

5% F 15-30 176.625 7 12.8 0.0053 2415.09 20000 198.851 11.11

12.03

5% F 15-30 176.625 7 13 0.0053 2452.83 25000 211.254 11.79

5% F 15-30 176.625 7 12.6 0.0053 2337.66 28000 236.597 13.21

10% F 15-30 176.625 7 13 0.0053 2452.83 32000 270.403 15.09

14.93

10% F 15-30 176.625 7 13 0.0053 2452.83 31000 261.955 14.62

10% F 15-30 176.625 7 13 0.0053 2452.83 32000 270.403 15.09

(6)

15% F 15-30 176.625 7 13.2 0.0053 2490.56 35000 295.761 16.51

15% F 15-30 176.625 7 13.2 0.0053 2490.56 33000 278.851 15.56

Tabel 4: Hasil Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari

Varian Campur Bahan an Tambah

Ukuran

(cm) Luas

Penampang (cm)

Umur

(hari) Berat

(kg) Volume Cilinder Beton

(m)

BJ Beton

(kg/m) Tekanan Hancur

(kg)

Hasil Uji Tekan

sb'I (kg/cm)

Teganga n hancur

28 hari (Mpa)

Rata - rata

0% F 15-30 176.625 7 12.8 0.0053 2415.09 30000 253.507 21.126

21.36

0% F 15-30 176.625 7 12.5 0.0053 2358.49 30000 253.507 21.126

0% F 15-30 176.625 7 13 0.0053 2452.83 31000 261.955 21.83

5% F 15-30 176.625 7 12.8 0.0053 2415.09 20000 198.851 16.571

17.96

5% F 15-30 176.625 7 13 0.0053 2452.83 25000 211.254 17.604

5% F 15-30 176.625 7 12.6 0.0053 2337.66 28000 236.597 19.716

10% F 15-30 176.625 7 13 0.0053 2452.83 32000 270.403 22.534

22.59

10% F 15-30 176.625 7 13 0.0053 2452.83 31000 261.955 21.83

10% F 15-30 176.625 7 13 0.0053 2452.83 32000 270.403 22.534

15% F 15-30 176.625 7 13.2 0.0053 2490.56 32000 270.403 22.543

23.47

15% F 15-30 176.625 7 13.2 0.0053 2490.56 35000 295.761 24.647

15% F 15-30 176.625 7 13.2 0.0053 2490.56 33000 278.851 23.238

Gambar 2: Grafik Data Kuat Tekan Umur 7 Dan 28 Hari

Dari hasil gambar 1 diketahui nilai kuat tekan umur 7 – 28 hari yang sudah dikorelasikan, umur 7 hari beton dengan campuran 0% mendapatkan nilai 14,31 mpa, 5% mendapatkan nilai 12,03 mpa, 10% mendapatkan nilai 14,97 mpa, dan 15% mendapatkan nilai 15,72 mpa.

Beton dengan umur korelasi 28 hari beton dengan campuran 0% mendapatkan nilai 21,36 mpa, 5% mendapatkan nilai 17,96 mpa, 10% mendapatkan nilai 22,59 mpa, dan 15%

mendapatkan nilai 23,47 mpa. Jadi untuk beton campuran limbah timah mengalami peningkatan pada Beton dengan umur korelasi 28 hari pada varian campuran beton 10% dan 15%, sedangkan pada varian 5% mengalami penurunan dari standar mutu beton k – 250 yaitu 20.75 Mpa.

14.31

12.03 14.93 15.72

21.36

17.96

22.59 23.47

B 0% B 5% B 10% B 15%

GRAFIK KUAT TEKAN (7-28 HARI)

7 hari 28 hari

(7)

5. KESIMPULAN

Di atas dapat di simpulkan bahwa nilai kuat tekan desain campuran menunjukan hasil rata- rata relatif rendah pada umur 7 hari, akan tetapi mengalami peningkatan di prosentase campuran limbah timah 10% dan 15% pada umur 28 hari yang memiliki nilai kuat tekan sebesar 22,59 Mpa untuk 10% dan 23,47 Mpa untuk 15%, untuk beton normal didapat nilai kuat tekan sebesar 21,36 Mpa sedangkan untuk prosentase campuran limbah timah 5%

menggalami penurunan sebesar 17,96 Mpa. Sedangkan untuk nilai slump beton dengan subsitusi limbah timah diperoleh nilai dari beton normal sebesar 12 cm, dari 5% campuran limbah timah didapat nilai 14 cm, campuran 10% didapat nilai 12 cm, dan campuran 15%

didapatkan nilai 14 cm. Jadi dapat disimpulkan bahwa campuran pada limbah timah (tin slag) terhadap beton dapat disarankan karena terjadi kenaikan di prosentase varian 10% dan 15%.

DAFTAR PUSTAKA

ASTM. (2004a). ASTM C127-15, Standard Test Method for Density, Relative Density (Specific Gravity), and Absorption of Coarse Aggregate. Annual Book of ASTM Standards.

ASTM. (2004b). C-566-97: Standard Test Method for Total Evaporable Moisture Content of Aggregate by Drying (Método de prueba estandarizado por secado para el contenido de humedad total evaporable de agregados). Annual Book of ASTM Standards.

ASTM. (2015). Relating to Metallic Coated Steel Products. Astm.

ASTM C127. (2004). Standard Test Method for Density, Relative Density (Specific Gravity), and Absorption of Coarse Aggregate. In Annual Book of ASTM Standards.

ASTM International. (2004a). ASTM C128-01, Standard Test Method for Density, Relative Density (Specific Gravity), and Absorption of Coarse Aggregate. Annual Book of ASTM Standards.

ASTM International. (2004b). ASTM C566-97: Standard Test Method for Total Evaporable Moisture Content of Aggregate by Drying, ASTM C566-97. In Annual Book of ASTM Standards.

ASTM International. (2004c). C128-04 Standard Test Method for Density , Relative Density ( Specific Gravity ), and Absorption. Annual Book of ASTM Standards.

ASTM International. (2010). ASTM C 33-03. Standard Specification for Concrete Aggregates.

United States : American Standard Testing and Material.

Chandra, D., & Firdaus. (2020). PENGARUH KONDISI MATERIAL DENGAN AKTIVATOR POTASSIUM PADA BETON GEOPOLYMER DARI LIMBAH B3 FLY ASH BATUBARA TERHADAP KUAT TEKAN. JURNAL REKAYASA.

https://doi.org/10.37037/jrftsp.v9i2.41

Firdaus Rudy, O. K. (2014). Penggunaan Limbah Peleburan Timah (Tin Slag) Sebagai Agregat Kasar Pada Campuran Hot Rolled Sheet- Wearing Course Untuk Perkerasan Jalan Raya.

FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil).

Hashim, M. J., Mansor, I., Ismail, M. P., Sani, S., Azmi, A., Sayuti, S., Ibrahim, M. Z., Anuar, A. A., & Abdul Rahim, A. A. (2018). Preliminary study of tin slag concrete mixture. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering. https://doi.org/10.1088/1757- 899X/298/1/012014

Hasriyani, N., Staf, A., Jurusan, P., Sipil, T., Hijau, K., Tridharma, B., Kendari, A., Sugiyarto, T., & Staf, S. (2014). Penggunaan Pecahan Botol Kaca Sebagai Agregat Kasar Pada Campuran Beton. Jurnal Stabilita.

Hastono, B., & Syamsudin, R. (2018). Perbandingan Ketahanan Gempa SNI 03-1726-2002 &

SNI 03-1726-2012 Pada Perencanaan Bangunan Gedung Di Kota Aceh. Ge-STRAM:

Jurnal Perencanaan Dan Rekayasa Sipil. https://doi.org/10.25139/jprs.v1i1.799

(8)

ASTM. JURNALAPTEK.

Kartadipura, R. H. (2013). Analisis Pemilihan Material Beton Dan Material Baja Sebagai Alternatif Material Pengganti Kayu Ulin. Jurnal Teknik Sipil.

Nasional, B. S. (1989). SK SNI S-04-1989-F: Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, Bahan Bangunan Bukan Logam. Jakarta: BSN.

Nugraha, M. A., Daryati, D., & Anisah, A. (2021). PEMANFAATAN ABU BONGGOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN TAMBAH SEMEN PADA PEMBUATAN BATA

RINGAN JENIS CLC. Menara: Jurnal Teknik Sipil.

https://doi.org/10.21009/jmenara.v16i1.16991

Statements, B., Size, T., Aggregate, C., Conshohocken, W., & Method, S. T. (2003). Astm C- 128. Annual Book of ASTM Standards.

Ticoalu, Priscillia Engelin Ester Pangouw, J. D., & Dapas, S. O. (2015). Studi Komparasi Perhitungan Struktur Bangunan dengan Menggunakan SNI 03-2847-2013. Jurnal Sipil Statik.

Van Gobel, F. M. (2019). NILAI KUAT TEKAN BETON PADA SLUMP BETON TERTENTU. RADIAL – JuRnal PerADaban SaIns, RekayAsa Dan TeknoLogi Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo.

Wibowo, T., & Prasetyo, C. P. (2019). Quality Control Mutu Beton dan Kualitas Material pada Pondasi Stone Crusher dalam pembuatan konstruksi , baik untuk kontruksi bangunan gedung. Quality Control Mutu Beton Dan Kualitas Material Pada Pondasi Stone Crusher (Studi Kasus : PT. Waskita Beton Precast, Tbk Plant Bojonegara, Serang – Banten).

Yusuff, M. F. M., Hassan, S. A., Omar, B., Zakaria, K., & Zaharuddin, M. F. A. (2018). Particle size effect on optimal mixture ratio of tin slag polymer concrete under compression.

Journal of Built Environment, Technology and Engineering.

© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0/).

Referensi

Dokumen terkait

Obyek dari penelitian ini adalah kuat tekan silinder beton dan kuat lentur balok beton bertulang menggunakan pecahan keramik sebagai pengganti sebagian agregat kasar dan bv

Nilai kuat tarik belah beton slag yang lebih tinggi dari pada beton normal menunjukan daya lekat pasta semen dengan agregat tinggi.. Pada beton slag , pasta semen

Bertitik tolak dari studi eksperimental yang telah dilakukan sebelumnya tentang penggunaan cangkang kelapa sawit sebagai pengganti agregat kasar terhadap kuat tekan

“ Kajian Kuat Tekan Beton dengan Perbandingan Volume dan Perbandingan Berat untuk Produksi Beton Massa Menggunakan.. Agregat Kasar Batu

Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh uji kuat tekan pada beton normal dengan menggunakan agregat limbah AMP (asphal mixing plant) pada bahan pengganti agregat kasar

Ardana Dika Anggara. PENGARUH TERAK BAJA PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL DENGAN METODE CAMPURAN PERBANDINGAN 1:2:3 DITINJAU BERDASARKAN UMUR

Sebagai Bahan Pengganti Agregat Kasar Terhadap Kuat Tekan, Absorbsi Dan Berat Isi Beton Dengan Metode Perbandingan 1 : 1,5 : 2,5 (Suplemen Bahan Ajar Mata Kuliah

Pengaruh penggunaan laterit dan limbah ban sebagai pengganti agregat kasar sangat berpengaruh pada kuat tekan beton karena dapat dilihat dari hasil penelitian ini semakin bertambahnya